• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 MENGENAL LEBIH DEKAT KAUM PEMULUNG

A. Pengertian Pemulung

Shalih berpendapat pemulung adalah orang yang memungut, mengambil, mengumpulkan dan mencari sampah baik perorangan atau kelompok.

Menurut Permatasari dan Rahdriawan dan Kementerian Sosial Republik Indonesia mengemukakan pemulung adalah golongan sosial yang mempunyai usaha seperti mengumpulkan dan memungut barang bekas.91 Pemulung adalah suatu bentuk aktivitas yang mengumpulkan berbagai bahan bekas yang masih bisa dimanfaatkan dari lokasi pembuangan sampah sebagai awal proses penyaluran ke tempat produksi daur ulang. Aktivitas memulung sampah terbagi ke dalam tiga klasifikasi diantaranya: agen, pengepul dan pemulung.92 Pemulung mengumpulkan dan memproses sampah di jalan-jalan, sungai-sungai, bak-bak sampah dan lokasi pembuangan akhir sebagai komoditas pasar.93 Pemulung adalah orang yang pekerjaannya memulung yakni orang yang mencari nafkah dengan mencari dan memungut dan mendayagunakan barang-barang bekas untuk dijualnya kepada para

91 Sarah Hafiza & Marty Mawarpury, Kesejahteraan Subjektif pada Pemulung:

Tinjauan Sosiodemografi. Gajah Mada Journal of Psychology Volume 5 no.2, 140.

92 Indra Taufik, Persepsi Masyarakat terhadap Pemulung di Pemukiman TPA Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu. eJournal Sosiologi Vol. 1 No.4, 88.

93 Mudiyono, Dimensi-dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat.

(Yogyakarta: APMD Pres), 135.

BAB

4

pengusaha yang akan mengelolanya Kembali menjadi barang komiditi baru. 94 Wurdjinem berpendapat bahwa memulung merupakan suatu aktivitas dalam mengumpulkan bahan-bahan bekas dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk proses penyalurannya ke tempat-tempat daur ulang. Aktivitas daur ulang dapat terbagi dalam tiga klasifikasi diantaranya agen, pengepul, dan pemulung. 95 Kehidupan pemulung memperlihatkan adanya semangat dan kreativitas dalam bekerja dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan juga mengurangi kemiskinan.

Melihat dari sisi konseptual, pemulung merupakan kelompok orang yang berada pada lapisan ekonomi dan budaya yang paling bawah dalam statifigasi masyarakat kota. Hal ini ditandai dengan banyaknya pemulung yang tidak mempunyai tempat tinggal yang memadai, hanya memiliki penghasilan kecil.

Pemulung berjasa serta tidak dapat dianggap remeh dalam penyelamatan lingkungan hidup.96 Pekerjaan sebagai pemulung memang dapat memberikan dampak positif tetapi juga dampak negative untuk dirinya sendiri sebagai pemulung tetapi juga bagi orang lain. Pengaruh positif yang terasa dalam bekerja sebagai pemulung adalah mendapatkan pekerjaan yang baik tanpa melakukan perilaku yang menyimpang ataupun melanggar serta biasa mendapatkan penghasilan. Pekerjaan pemulung memberi manfaat bagi lingkungan sekitar yaitu dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di kota dan sekalian mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya. 97 Pemulung menjadi pelaku penting dengan peran yang sangat positif di dalam sector manajemen sampah di negara berkembang.

Menurut Ahmed dan Ali, jenis-jenis sector informal dalam pengelolaan dan pengolahan sampah:

1. membeli sampah di sumber, 2. mengambil sampah dari sumber, 3. Pemulung di jalan,

4. Petugas pengangkut sampah, 5. Pemulung di TPS,

6. Petugas di TPS,

94 Lingga Sudiro, Pemulung Anak-anak yang masih Sekolah. (Studi: Fungsi Keluarga pada Keluarga Pemulung Anak-anak di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Ganet Tanjung Pinang). Tanjung Pinang: Universitas Maritim Raja), 80.

95 Indra Taufik, Persepsi Masyarakat Pemulung di Pemukiman TPA Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda , (Univerisitas Mulawarman), 56.

97 Sarah Hafiza & Marty Mawarpury, Kesejahteraan Subjektif pada Pemulung:

Tinjauan Sosiodemografi. Gajah Mada Journal of Psychology Volume 5 no.2, 140

7. Pengepul sampah dan 8. Pemulung di TPA.98

Akan tetapi, pekerjaan sebagai pemulung mempunyai sisi negative pula yaitu, selalu mendapatkan stigma dari masyarakat. Pemulung juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit dikarenakan tempat kerja dan tempat tinggal yang kotor sehingga menjadi sarang penyakit.99 Apabila melihat tempat pemulung bekerja memang sangatlah tidak memenuhi standar kesehatan oleh karena lingkungan terkesan kumuh.100

Pemulung sampah biasanya menempati kelompok masyarakat yang memiliki subkultur tersendiri yakni kultur yang mencerminkan budaya atau kebiasaan hidup sebagai golongan masyarakat miskin. 101 Menurut Oliver dan Candra,

“Mereka rela berkorban untuk direndahkan martabatnya tanpa mempunyai pamrih untuk menggugatnya. Mereka rela diberi persepsi negative sebagai maling tanpa punya pamrih untuk melakukan pemberontakan. Mereka juga merelakan dirinya dipanggang terik matahari demi memenuhi tuntutan perut anak keluarganya”102

Pekerjaan pemulung biasanya tidak diberikan upah harian ataupun bulanan. Penghasilan pemulung dihitung berdasarkan pada jumlah dan bentuk berat barang bekas yang telah mereka kumpulkan. Melihat dari sarana pekerjaan pemulung tampaklah sangat sederhana yakni hanya bermodalkan karung plastic dan gancu untuk menyungkit sampah atau barang bekas. Sebagai manusia, pemulung memiliki keinginan kehidupan yang sejahtera, karena dengan kehidupan yang sejahtera dapat terhindar dari penyakit sosial seperti kemiskinan, tunawisma. Proses mencapai kehidupan yang sejahtera, setiap manusia akan berupaya dengan bekerja keras untuk menopang perekonomian keluarga, meskipun hanya bekerja sebagai pemungut sampah dan barang-barang bekas dan mengais barang bekas dari

98

99 Sarah Hafiza & Marty Mawarpury, Kesejahteraan Subjektif pada Pemulung:

Tinjauan Sosiodemografi. Gajah Mada Journal of Psychology Volume 5 no.2, 140

100 Indra Taufik, Persepsi Masyarakat terhadap Pemulung di Pemukiman TPA Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu. 88

101 Susianingsih, Kajian Geografis Kegiatan Pemulung Jalanan di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Skripsi (Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya, 2010), 15

102 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 65

tumpukan-tumpukan sampah serta berkeliaran ke rumah-rumah warga. Hal ini diupayakan untuk memenuhi perekonomian keluarga. 103

Pemulung merupakan sebuah pekerjaan meskipun keberadaannya kurang disenangi oleh Sebagian besar masyarakat. Pekerjaan pemulung berisiko cukup besar karena tempat kerja yang rawan dan berbahaya dan tidak ada perlindungan kerja yang maksimal.

Dilihat dari kehidupan sosial, para pemulung umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial pemulung secara horizontal (hubungan dengan sesama pemulung) terlihat cukup baik.

Mereka saling tolong menolong antar sesamanya. Jika diantara mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan pada rekan seprofesi.

Jaringan sosial pemulung secara vertical dalam artian hubungan dengan kelompok atas dan bawah, terlihat cukup baik pula. Kelompok bawah (pemulung) membutuhkan kelompok atas (bos kecil atau agen) yang menjadi

“penampung”. Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas, kelompok atas pun memiliki kepentingan pada kelompok bawah karena agen membeli barang-barang bekas yang dikumpulkan oleh para pemulung. 104

Dokumen terkait