• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Evaluasi Pendidikan

A. Evaluasi Pendidikan

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI, 1996:272). Sedangkan Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (1997: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah

proses penentuan kuantitas suatu objek dengan memebandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur.

Penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standart tertentu. Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Penilaian Pendidikan

Penilaian pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (1997: 3) adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melampaui pengajaran sudah mencapai tujuan. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan

sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolah ini disebut transformasi. Jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut:

1) Input

Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon siswa itu dinilai dulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.

2) Output

Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian.

3) Transformasi

Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan

transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada.

Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain: 1) Guru dan personal lainnya

2) Bahan pelajaran

3) Metode mengajar dan sistem evaluasi 4) Sarana penunjang

5) Sistem administrasi.

Umpan balik (feed back) adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan untuk memperbaiki input maupun transformasi.

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran

a. Fungsi evaluasi

Fungsi evaluasi pembelajaran menurut Sugiyono (2006: 12) sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain untuk memberi informasi. Imformasi-informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk:

1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.

2) Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya.

3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.

4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.

5) Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.

6) Membuat kebijaksanaan dan keputusan. 7) Menilai hasil yang dicapai para pelajar. 8) Menilai kurikulum.

9) Memperbaiki materi dan program pendidikan.

b. Tujuan evaluasi

Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Serta menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.

c. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :

1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan

2) Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya. 3) Mengetahui kemajuan belajar siswa

4) Mengetahui potensi yang dimiliki siswa 5) Mengetahui hasil belajar siswa

6) Mengadakan seleksi

7) Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa 8) Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa 9) Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan 10) Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa 11) Memberikan motivasi belajar

12) Mengetahui efektifitas mengajar guru 13) Mengetahui efisiensi mengajar guru

14) Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran

4. Obiek dan Subiek Evaluasi

a. Obiek Evaluasi

Obiek atau sasaran penilaian menurut Suharsimi Arikunto (1997: 18) adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai

menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dalam penulisan ini proses dan hasil pendidikan kepangudiluhuran yang diukur.

b. Subiek Evaluasi

Subiek evaluasi dalam penulisan ini adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

5. Alat-alat Evaluasi

a. Teknik Non Tes

Yang tergolong teknik non tes adalah: 1) Skala bertingkat (rating scale)

2) Kuesioner (questionair) 3) Daftar cocok (check-list) 4) Wawancara (interview) 5) Pengamatan (observation) 6) Riwayat hidup

b. Teknik Tes

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Dalam bukunya

mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid

atau kelompok murid”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non tes. Teknik non tes yang dipilih yaitu:

1) Kuesioner (questionair) tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 1997: 25). 2) Wawancara (interview). Wawancara atau intervieu adalah suatu metode atau

cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subiek evaluasi (Suharsimi Arikunto, 1997: 27). Wawancara dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.

Dokumen terkait