• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert ini merupakan skala yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Sugiyono (2009: 135) mengatakan dalam skala Likert ini setiap nomor itemnya memiliki 5. Dalam hal ini skala Likert dimodifikasi menjadi 4 kemungkinan jawaban, yaitu Selalu (SL) dengan skor 4, sering (SR) dengan skor 3, Kadang-kadang (KK) dengan skor 2, dan Tidak Pernah (TP) dengan skor 1. Jadi, masing-masing item akan diskor sesuai dengan skala penilaiannya dan di dalam analisis datanya akan diperoleh nilai maksimum untuk setiap item pernyataan adalah 4 poin dan nilai minimumnya adalah 1 poin. Berikut ini adalah skor alternative jawaban setiap itemnya:

Tabel 1:

Skor alternatif jawaban variabel pendidikan kepangudiluhuran

Item favorable 4 3 2 1

Dalam penelitian ini, instrument bersifat tertutup. Artinya, jawaban untuk masing-masing pernyataan yang telah disediakan pada kolom jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang dilihat dan dialaminya.

a. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 2:

Kisi-kisi Instrumen aspek pengetahuan dan penghayatan pendidikan kepangudiluhuran dalam bentuk kuesioner

Aspek Indikator No Item

1. Percaya kepada Tuhan.

Menjelaskan arti sikap percaya kepada Tuhan melalui Kitab Suci

Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken sebagai jalan menuju keselamatan Kristiani.

Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken.

Sikap-sikap yang bukan menjadi teladan dari Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.

1

2

13

14

2. Rendah Hati. Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam melayani dari Br. Bernardus Hoecken.

Menjelaskan pandangan Kristiani tentang sikap rendah hati dalam melayani

3

berdasarkan Kitab Suci.

 Meneladan sikap kerendahan hati Maria 15 3. Semangat dan

Keteguhan hati.

Menjelaskan arti penyerahan diri.

Sikap yang bukan merupakan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.

Meneladan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken 5 16 17 4. Kebijaksanaan dan berpengetahuan .

Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan dan berpengetahuan Br. Bernardus Hoecken dengan menjadi pribadi pendoa.

Menjelaskan makna doa dalam kehidupan sehari-hari.

Tindakan yang bertentangan dengan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam

kehidupan Br.Bernardus Hoecken.

Meneladan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan Br.Bernardus Hoecken. 6 7 18 19 5. Sikap Bijaksana.

Menjelaskan sikap bijaksana Maria yang reflektif.

Meneladan Mgr. Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken dalam bersikap bijaksana melalui usaha mereka menjadi

8

insan pembelajar.

6. Sikap Saleh.  Menjelaskan bahwa doa memiliki fungsi sosial.

9

7. Teladan Baik.  Meneladan Br.Bernardus Hoecken dalam mengampuni sesama.

21

8. Lembut Hati.  Menjelaskan sikap lembut hati menurut Kitab Suci.

10

9. Tabah Hati.  Mampu menjelaskan bahwa setiap pribadi itu unik menurut Kitab Suci

11

10.Mencintai para Bruder.

 Siswa mampu menemukan nilai-nilai keutamaan Bruder FIC yang sudah dihidupi oleh sekolahnya.

 Meneladan Br. Bernardus Hoecken dan Mgr. Ludovicus Rutten dalam mencintai

sesamanya.

12

22

Tabel.3:

Kisi-kisi Instrumen Aspek Proses pendidikan kepangudiluhuran.

Aspek Indikator No.Item

itas guru belajarnya

 Guru dapat menjalin relasi dengan siswa

 Guru mampu mengelola kelas

 Guru memiliki pengetahuan tentang kepangudiluhuran, dan menguasai materi tersebut.

24 25 26

12.Materi  Materi bervariasi atau tetap.

 Materi relevan dengan tujuan

 Materi yang digunakan menarik

27 28 29 13.Tujuan  Memberikan kesaksian tentang Kristus dalam

hidup

 Mampu mengungkapkan iman dalam doa dan liturgi

30

31

14.Proses  Siswa dapat mengikuti proses dengan mudah

 Tahap-tahap/langkah-langkah mudah dipahami siswa

32 33

15.Sarana  Sarana yang digunakan sesuai dengan tujuan materi dan situasi

34

16.Suasana kelas

 Suasana belajar menyenangkan, adanya saling pengertian dalam kelas.

 Terciptanya interaksi antara guru dan siswa dan diantara siswa.

35

36

 Evaluasi menyeluruh

 Evaluasi obyektif

 Evaluasi sesuai dengan tujuan

38 39 40

Tabel. 4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Aspek & Indikator

 Menunjukkan pemahamanan siswa tentang Pelajaran Kepangudiluhuran.

 Pengalaman menghayati nilai-nilai kepangudiluhuran.

 Pengalaman siswa dalam mengikuti pelajaran kepangudiluhuran.

b. Pengembangan Instrumen

1) Uji coba terpakai

Uji coba instrument ini berbentuk uji coba terpakai. Artinya peneliti hanya satu kali menyebarkan instrumen kepada responden untuk dipakai dalam mengumpulkan data penelitian. Hal ini digunakan agar data yang masuk benar-benar murni karena pertama kali dipakai dan supaya tidak terjadi rekayasa dalam pengambilan datanya. Butir instrumen yang sudah diisi oleh responden selanjutnya akan diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Lalu butir instrumen yang tingkat validitasnya sangat rendah akan dibuang. Kemudian akan dianalisis data untuk mendeskripsikan pendidikan kepangudilhuran dengan menggunakan butir instrumen yang diangap valid.

2) Uji Validitas Insrtumen

Setelah data terkumpul, penulis sebelumnya akan memasukkan data sesuai dengan aspek-aspeknya, lalu mulai menguji tingkat validitas data yang sudah didapat. Alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi uji validitas. Arikunto dalam Riduwan (2010: 97) menjelaskan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahan suatu alat ukur. Jika instrumen dinyatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, agar gambaran dan kesimpulan hasil penelitian ini tidak keliru nantinya, penulis akan menguji validitas instrumen yang telah dipakai.

Dalam uji coba terpakai menggunakan validitas butir dengan taraf signifikansi 0,05 dengan N 163 orang. Dari 40 butir soal yang diuji, terdapat 5 buitir soal yang tidak valid, sedangkan 35 butir soal valid. Maka 35 butir soal ini yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

Tabel 5. Hasil uji validitas.

No item Taraf signifikansi (0,05) Keterangan

1 0,000 Valid 2 0,026 Valid 3 0,000 Valid 4 0,000 Valid 5 0,000 Valid 6 0,013 Valid

7 0.634 Tidak Valid 8 0,000 Valid 9 0,000 Valid 10 0,000 Valid 11 0,000 Valid 12 0,000 Valid 13 0,188 Tidak Valid 14 0,701 Tidak Valid 15 0,000 Valid 16 0,000 Valid 17 0,004 Valid 18 0,068 Tidak Valid 19 0,802 Tidak Valid 20 0,000 Valid 21 0,019 Valid 22 0,000 Valid 23 0,000 Valid 24 0,000 Valid 25 0,000 Valid 26 0,000 Valid 27 0,000 Valid 28 0,000 Valid

29 0,000 Valid 30 0,000 Valid 31 0,000 Valid 32 0,000 Valid 33 0,000 Valid 34 0,000 Valid 35 0,000 Valid 36 0,000 Valid 37 0,000 Valid 38 0,000 Valid 39 0,000 Valid 40 0,000 Valid

Maka butir yang memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0, 216 dianggap valid dan layak digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi

Product Moment berbantuan Microsoft Excel.

Tabel 6. Rumus manual uji Validitas

Keterangan:

XY : hasil perkalian antara variabel x dengan y X : jumlah nilai setiap item

Y : jumlah nilai konstan N : jumlah subyek penelitian

Hasil validitas butir pada keseluruhan aspek yang diuji dari 35 butir soal. Semua butir soal nilainya lebih dari 0,216. Dengan demikian semua soal dinyatakan valid dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

3) Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Riduwan (2010: 213), uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat kehandalan alat pengumpul data. Sugiyono (2014: 268), Instrumen yang reliabilitas adalah instrumen yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran reliabilitas dari penelitian ini akan dilakukan dengan cara satu kali pengukuran guna mencari reliabilitas internal dari setiap item instrumen.

Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Jika koefisien semakin mendekati 1,00 maka reliabilitas hasil pengukurannya sangat tinggi. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik formula

Alpha dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows. Tabel 7. Rumus manual uji Reliabilitas

reliabilitas alpha Si = varian responden untuk item 1 K = jumlah item

St = jumlah varian skor total

Hasil pengujian reliabilitas melalui program SPSS 19.0 for windows dapat di lihat dri tabel berikut ini.

Tabel 8. Reliability Statistics Cronbach’s

Alpha N of Items

0,810 35

Dari hasil analisis terhadap 35 butir item instrumen yang valid, diketahui nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,810 yang berarti reliabilitas soal tinggi.

Dokumen terkait