• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi program boarding school MAN 4 Jakarta dari aspek process

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

C. Evaluasi Program Boarding school MAN 4 Jakarta

3. Evaluasi program boarding school MAN 4 Jakarta dari aspek process

Evaluasi proses pada dasarnya adalah pemeriksaan berkelanjutan terhadap implementasi rencana yang disertai dengan dokumentasi proses. Dengan dilakukannya pemeriksaan tersebut dapat menjadi acuan mengenai kesesuaian dari rencana yang telah ditentukan terhadap yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diketahui apakah rencana awal dapat diteruskan atau dimodifikasi (Stuflebeam, 2003: 47).

Pelaksanaan evaluasi aspek proses pada program boarding school MAN 4 Jakarta jika didasarkan kepada Standar Nasional Pendidikan No. 19 Tahun 2005, dapat dibagi kedalam tiga standar yaitu Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Adapun yang penulis temui di lapangan sebagai berikut.

75

Kurikulum keasramaan disusun untuk menunjang tumbuhnya ruh keagamaan peserta didik. Kurikulum tersebut meliputi: pembinaan akidah, syariah, intelektual dan sosial guna mencapai akhlakul karimah peserta didik. Untuk lebih menjamin perkembangan peserta didik dalam menjalani kehidupan berasrama, diperlukan pendampingan. Pendampingan tersebut dilakukan oleh pembina asrama.

Standar kompetensi pembinaan asrama:

Terwujudnya peserta didik menjadi insan yang cinta Qur’an, cerdas, terampil, berbudaya dan berprestasi serta berakhlakul karimah.

Indikator:

Peserta didik yang tinggal di asrama diharapkan mampu:

1) Memahami nilai-nilai Al-Qur’an, hadis dan keilmuan Islam lainnya sebagai bekal hidup.

2) Memiliki pemahaman islam uang moderat, kuat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3) Menerapkan nilai-nilai Islam dalam amalan dan muamalah kehidupan sehari-hari.

4) Memahami keteladanan akhlak Rasulullah SAW dan para sahabat. 5) Memiliki keunggulan dalam bidang akademik dan ilmu pengetahuan

lainnya.

6) Melakukan komunikasi dalam bahasa asing.

7) Menjadi lulusan uang mandiri, mampu mengembangkan diri dan berkompetensi di era global.

b. Sistem Kurikulum

Secara umum kurikulum keasramaan merupakan kurikulum terintegrasi sehingga kurikulumnya meliputi pembelajaran siang dan malam hari.

Tabel 4.8. Struktur Kurikulum Boarding school MAN 4 Jakarta

N0 MATA PELAJARAN Kelas Jam

X XI XII 1 Kajian Keagamaan 1. Muroja’ah/ Tahfidz 14 14 14 42 2. Tamyiz 2 4 4 12 3. Muhadatsah 2 2 2 6 4. Bulughul Marom 2 4 4 12 5. Riyadusholihin 2 2 2 6 6. Akidah 2 2 2 6 7. Fathul Qarib 2 2 2 6 8. Tafsir 2 2 2 6

76

9. Nahwul Wadih 2 2 2 6

10. Qisosul Anbiya 2 2 2 6

11. Bahasa Arab 2 2 2 6

12. Muhadharoh 2 2 2 6

2 Tutorial Mata Pelajaran

1. Bahasa Inggris 2 2 2 6

2. Matematika (Semua Jurusan) 4 4 4 12

3. Biologi/ Sosiologi/ Bahasa dan Sastra Asing

4 4 4 12

4. Fisika/ Ekonomi/ … 4 4 4 12

5. Kimia/ Geografi/ … 4 4 4 12

Sumber : dokumentasi MAN 4 Jakarta

Kurikulum disusun berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa boarding school. Baik pada materi keagamaan dan materi umum yang ditujukan untuk pendalaman bagi para siswa boarding school.

c. Proses Pendidikan Boarding school

Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari rangkaian kegiatan mendidik, membina, serta memberikan bimbingan terhadap peserta didik. Hal ini dapat terlaksana dengan baik jika pengelola lembaga pendidikan menjalankan prinsip manajemen khususnya dalam proses kegiatan pembelajaran peserta didik. Prinsip manajemen inilah yang harus diterapkan setiap penyelenggara pendidikan baik formal maupun nonformal. Untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas, setidaknya pengelola lembaga melakukan beberapa hal yaitu perencanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi kegiatan serta hasil pembelajaran. Upaya menjalankan proses pembelajaran tersebut juga telah dilaksanakan pengelola boarding school MAN 4 Jakarta.

Pertama, perencanaan pembelajaran dilakukan pengelola boarding school MAN 4 Jakarta melalui beberapa tahapan yakni 1) membuat rencana

kegiatan pembelajaran, hal ini dilakukan oleh tim yang telah dibentuk, 2) melaporkan hasil rencana kegiatan yang sudah dibuat kepada pimpinan lembaga, 3) rapat penentuan hasil perencanaan kegiatan pembelajaran secara bersama antara pimpinan, pembina dan dewan guru untuk disepakati dan ditetapkan sebagai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada

boarding school MAN 4 Jakarta.

Kedua, pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

77

disusun pada awal tahun ajaran. Pelaksanaan kegiata pembelajaran pada

boarding school MAN 4 Jakarta menekankan pada kegiatan pendalaman

materi di madrasah dengan menggunakan waktu belajar sehabis shalat isya’. Kegiatan boarding school dilakukan secara terjadwal yang mencakup kegiatan pembelajaran mata pelajaran sekolah, pengajian diniyah (kitab), ekstrakulikuler, dan kegiatan pembiasaan. Secara terperinci pelaksanaan kegiatan pembelajaran terangkum pada jadwal harian asrama (boarding

school) MAN 4 Jakarta.

Tabel 4.9. Jadwal Kegiatan Harian Boarding school MAN 4 Jakarta

No. Hari Waktu Kegiatan

1. Senin –

Jum’at

04.00 – 04.30 Shalat Tahajjud/Muroja’ah

04.30 – 05.00 Persiapan Shalat Subuh Berjama’ah

05.00 – 06.00 Setoran hafalan al-Qur’an, pengajian

kitab, atau dzikir (khusus jum’at subuh)

06.00 – 07.00 Merapikan kamar, sarapan dan

persiapan sekolah

07.00 – 07.15 Apel pagi

07.15 – 11.45 KBM (Madrasah Formal)

11.45 – 12.30 Istirahat, Shalat dzuhur, dan makan

siang

12.30 – 15.30 KBM (Madrasah Formal)

15.30 – 16.00 Shalat Ashar

16.00 – 17.00 Merapikan asrama, mencuci, mandi,

dan makan sore

17.00 – 17.30 Persiapan shalat maghrib

17.30 – 19.30 Shalat maghrib, kajian kitab (diniyah),

shalat isya’

19.30 – 21.00 Belajar mata pelajaran sekolah /

pendalaman materi 21.00 – 04.00 Istirahat malam

2. Sabtu 04.00 – 04.30 Shalat Tahajjud/Muroja’ah

04.30 – 06.00 Shalat Subuh Berjama’ah dan Belajar

78

06.00 – 07.00 Merapikan kamar, sarapan dan

persiapan sekolah

07.00 – 08.00 Bersih-bersih lingkungan, shalat duha,

dan ekstra pencak silat

08.00 – 12.00 Kegiatan ekskul di sekolah, pramuka,

dana tau berkebun

12.00 – 13.00 Shalat dzuhur, Tadarus qur’an dan

makan siang

13.00 – 15.00 Istirahat

15.00 – 17.30 Shalat Ashar, free time

17.30 – 18.15 Merapikan asrama, mencuci, mandi,

makan sore, dan shalat maghrib

18.15 – 19.00 Kajian kitab (diniyah), atau Tilawah

19.00 – 19.30 Shalat isya’ berjama’ah

19.30 – 21.00 Belajar mata pelajaran sekolah atau

pendalaman materi 21.00 – 04.00 Istirahat malam

3. Ahad 04.00 – 04.30 Shalat Tahajjud dan Murojaah tahfidz

04.30 – 05.30 Shalat subuh berjama’ah dan

pembinaan Bahasa inggris

05.30 – 06.00 Merapikan kamar

06.00 – 08.00 Olah raga (ketangkasan) dan Sarapan

08.00 – 14.00 Kegiatan pilihan

1. Berenang, menembak untuk semester ganjil

2. Memanah dan berkuda untuk semester genap

Shalat dhuhur berjama’ah

14.00 – 15.00 Istirahat (di asrama)

15.00 – 17.30 Shalat ashar, free time, dan makan

79

17.30 – 20.30 Kegiatan di masjid meliputi :

1. Shalat maghrib berjama’ah 2. Kajian kitab (Diniyah) 3. Shalat Isya’ berjama’ah 4. Muhadharah (Pembelajaran ceramah)

20.30 – 21.00 Snack malam

21.00 – 04.00 Istirahat/ tidur malam

Sumber: Dokumentasi MAN 4 Jakarta

Program boarding school pada MAN 4 Jakarta dilaksanakan dengan mengoptimalkan program kegiatan peningkatan kompetensi peserta didik. Program kegiatan yang dilakukan menjadi salah satu strategi yang ditempuh pengelola boarding school dalam menghasilkan lulusan yang kompeten. Diantara strategi peningkatan kompetensi peserta didik antara lain tahsin qur’an, tahfidz qur’an, peningkatan kemampuan berbahasa asing, pembiasaan ibadah, penanaman kepribadian muslim, dan meningkatkan skill peserta didik dalam aspek non akademik.

Beragam Strategi peningkatan kompetensi peserta didik pada program

boarding school MAN 4 Jakarta merupakan sebuah jawaban dari kebutuhan

kompetensi yang sangat diperlukan pada era milenia saat ini, khususnya dalam kegiatan sosial keagamaan di lingkungan masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya muslim.

1) Program Tahsin dan Tahfidz al-Qur’an

Program tahsin al-qur’an merupakan upaya pengelola boarding

school dalam menghasilkan lulusan peserta didik yang memiliki bacaan

al-qur’an yang baik sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Pengelola menyadari bahwa bacaan al-qur’an yang baik dan benar merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi peserta didik sebagai bekal dalam melaksanakan tugas pengabdian dilingkungan masyarakat.

Rauf dan Azizi (2003:8) menyebutkan bahwa tahsin adalah suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk memperbagus, memperbaiki, memantapkan bacaan Al- Qur’an agar sesuai haq dan mustahaqnya. Tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Qur’an yang menitikberatkan pada makhroj (tempat keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui talaqqi (bertemu langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) berhadapan langsung dengan guru atau syaikh yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.

80

Selain program tahsin al-qur’an, pengelola boarding school MAN 4 Jakarta juga membekali peserta didik dengan kemampuan menghafal al-qur’an meskipun tidak sampai 30 juz. Tahfidz qur’an pada program

boarding school Man 4 Jakarta saat ini hanya menargetkan peserta

didik hafal juz 30 sebagai pemenuhan kebutuhan standar di masyarakat. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa siswa yang mampu menghafalkan lebih dari satu juz yang ditargetkan. Kedua program peningkatan kemampuan dalam bidang al-Qur’an ini dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan jum’at di asrama. Untuk tahsin dilaksanakan pada malam hari yakni bakda shalat maghrib, sedangkan program tahfidz dilaksanakan bakda shalat subuh.

2) Peningkatan Bahasa Asing

Program unggulan yang dilaksanakan pada boarding school MAN 4 Jakarta adalah peningkatan kemampuan peserta didik dalam berbahasa asing. Saat ini Bahasa asing sudah menjadi sebuah kebutuhan baru khususnya dalam arena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Peningkatan kemampuan berbahasa asing yang sedang dilakukan pada boarding school MAN 4 Jakarta baru sebatas pada dua Bahasa yakni Bahasa arab dan Bahasa inggris.

Peningkatan kemampuan dalam berbahasa arab dilaksanakan melalui pembinaan pada hari sabtu bakda subuh, dimana siswa wajib menambah perbendaharaan kata Bahasa arab. Adapun penerapannya dilakukan setiap saat dengan sistem penjadwalan hari. Sedangkan pembinaan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dilaksanakan pada hari Ahad dengan waktu yang sama yakni bakda shalat subuh.

3) Pembiasaan Ibadah

Program boarding school sejatinya merupakan program

pendidikan berpola asrama yang tidak berbeda jauh dengan pendidikan pesantren di Indonesia. Boarding school sebagai pendidikan formal berpola asrama juga melaksanakan beberapa kegiatan non formal yang dilaksanakan di pesantren. Selain memberikan tempat tinggal bagi peserta didik di asrama, boarding school juga melaksanakan program peningkatan kompetensi peserta didik, baik pada aspek akademik, nonakademik, sosial, maupun pada aspek kepribadian peserta didik. Peningkatan kompetensi kepribadian peserta didik dilakukan melalui pembiaaan ibadah peserta didik.

Annahlawi (1996:62) menuturkan bahwa pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim, baik melalui pelaksanaan shalat, pengaturan pola makan tahunan melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim yang bertanggungjawab melalui zakat, pengaturan atau penghidupan integritas seluruh ummat Islam dalam ikatan perasaan sosial melalui haji. Pengaturan hidup

81

seorang muslim akan terlaksana dengan baik manakala hal itu ditanamkan dan dibiasakan sejak dini dengan pola pembiasaan.

Pembiasaan akan membentuk suatu karakter, sehingga nantinya ibadah yang dibiasakan akan dapat dilakukan secara terus menerus tanpa adanya rasa keterpaksaan. Pembiasaan merupakan sebuah cara yang dapat digunakan pendidik untuk melakukan suatu kegiatan yang baik secara berulang-ulang, sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang sulit ditinggalkan dan akan terus terbawa hingga di hari tua. Dengan demikian pembiasan ibadah terhadap peserta didik merupakan sebuah proses dalam membentuk karakter peserta didik untuk dapat menyatakan bakti kepada Allah swt yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya yang nantinya akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

Pelaksanaan program boarding school pada MAN 4 Jakarta juga sangat mengedepankan terlaksananya kegiatan peserta didik yang mampu menjadikan peserta didik menjadi lebih bertaqwa terhadap Allah swt. Beragam kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan keinginan tersebut, di antaranya adalah pembiasaan ibadah wajib maupun ibadah sunnah rutinitas muslim. Adapun kegiatan ibadah yang dibiasakan dilaksanakan pada boarding school MAN 4 adalah shalat wajib berjama’ah dan beberapa kegiatan sunnah yang dilakukan berjama’ah seperti dzikir. Pembiasaan ibadah tersebut telah terjadwal sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan dipantau pembimbing serta guru atau ustadz di asrama (Mukhlis, 25 Maret 2019).

Tabel 4. 10. Kegiatan Pembiasaan Ibadah

Sumber: Mukhlis, 25 Maret 2019

Pembiasaan ibadah pada boarding school MAN 4 Jakarta menjadi salah satu upaya dalam menanamkan nilai-nilai religiusitas terhadap peserta didik. Kepatuhan dalam menjalankan ibadah menjadi sebuah kewajiban bagi setiap muslim, karena disadari maupun tidak kepatuhan dalam beribadah berdampak pada pola kehidupan seseorang, misalnya ketepatan waktu dalam menjalankan ibadah membentuk kepribadian disiplin. Menyadari pentingnya menanamkan nilai-nilai kepatuhan

No. Kegiatan Ibadah Waktu Pelaksanaan

1. Shalat wajib 5 Waktu Sesuai Waktu shalat

2. Shalat Sunnah Rawatib Sebelum atau sesudah shalat wajib

3. Shalat Tahajjud 03.45 WIB setiap hari

4. Dzikir Setiap Jum’at bakda subuh dan

82

dalam menjalankan ibadah tersebut, pengelola mewajidkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembiasaan yang telah dirumuskan pengelola khususnya dalam melaksanakan ibadah.

4) Penanaman Kepribadian Muslim

Kepribadian muslim merupakan sebuah karakteristik sikap seorang muslim dalam melakukan aktifitasnya. Sikap yang baik tentu menjadikan seorang muslim tersebut patut disebut muslim. Seorang muslim secara tidak langsung tertuntut memiliki karakteristik yang mencerminkan kemuliaan Islam itu sendiri. Namun karakteristik muslim sejati saat ini tergerus dengan kemajuan era millennia yang lebih cenderung mengabaikan kebaikan dalam bersikap, berucap dan bertindak. Cerminan perilaku yang buruk saat ini seolah-olah menjadi pemandangan yang cukup biasa di kalangan masyarakat, cara berucap yang sedikit kasar, bersikap tanpa memedulikan kemanfaatan orang lain, hingga bertindak dengan sesuka hati yang terkadang menimbulkan ekses negative bagi lingkungan sekitarnya.

Berbagai kejadian sosial tidak sedikit mencerminkan nilai-nilai yang kurang baik khususnya dalam dunia pendidikan, seperti kasus

kenakalan di kalangan pelajar (tawuran, tindakan asusila,

penganiayaan, penyalahgunaan narkoba) hingga berbagai kasus kriminal di kalangan orang dewasa (korupsi, pembunuhan, perampokan, tindakan asusila, penipuan). Hal ini memaksa penyelenggara pendidikan untuk kembali mengajarkan nilai-nilai karakter yang baik sedini mungkin dengan penerapan pendidikan karakter secara maksimal.

Pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan menjadi ujung tombak bagi terwujudnya generasi bangsa yang berkarakter mulia. Pendidikan karakter tentu wajib mengajarkan nilai budi pekerti yang luhur, kesantunan, dan religiusitas yang nantinya dapat dijunjung tinggi serta menjadi budaya bangsa Indonesia yang saat ini telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu menurut Lickona, dalam Gunawan (2012: 23) pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk tingkah laku seseorang menjadi lebih baik dan terwujud dalam perilaku sehari-hari

Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Berkowitz dan Bier (2005: 7), pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai universal.

83

Menyadari perihal tersebut, keberadaan boarding school MAN 4 Jakarta juga membawa sebuah misi pembentukan karakter yang baik bagi semua peserta didiknya. Penanaman karakter terhadap siswa tentu sudah dilakukan di lingkungan sekolah pada saat berlangsungnya kegiatan pendidikan formal, namun upaya tersebut tentu tidak cukup bagi MAN 4 Jakarta meraih hasil yang maksimal. oleh karenanya, pendidikan karakter diwujudnyatakan pada program boarding school MAN 4 Jakarta yang langsung dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari di asrama.

Nilai karakter yang sedang dan terus dimaksimalkan dalam pelaksanaannya terhadap peserta didik boarding school MAN 4 Jakarta saat ini masih dalam beberapa sikap di antaranya nilai sopan santun, disiplin, tanggung jawab, peduli terhadap sesama manusia, hidup bersih dan rapih. Karakter yang diupayakan tersebut juga menjadi bahan laporan terhadap orang tua/wali murid pada saat pelaksanaan penilaian akhir semester peserta didik boarding school yang diselenggarakan pengelola boarding school MAN 4 Jakarta (Mukhlis, 25 Maret 2019).

Gambar 4.6. Nilai Kepribadian Peserta Didik Boarding school (Sumber: Ismail, 25 Maret 2019)

5) Pembelajaran Kitab Kuning

Peningkatan kompetensi peserta didik pada boarding school MAN 4 Jakarta juga dilakukan melalui pembelajaran kitab kuning, meskipun sebenarnya kitab kuning merupakan salah satu ciri khas pendidikan pesantren. Kitab kuning merupakan symbol tradisi keislaman di Indonesia yang hingga kini masih dipertahankan eksistensinya di

berbagai pondok pesantren khususnya pesantren tradisional.

Pembelajaran kitab kuning pada boarding school MAN 4 Jakarta bukan tanpa alasan, menurut Ismail (20 Maret 2019) pembelajaran kitab kuning dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan yang lebih terhadap peserta didik dalam mengkaji sekaligus mendalami keilmuan

Sopan Santun

Disiplin

Peduli

Bersih

Rapih

84

Islam melalui kitab-kitab berbahasa arab. Hal ini juga dimaksudkan untuk menambah pengetahuan arti kosa kata Bahasa arab, sehingga program pengembangan Bahasa asing khususnya Bahasa arab dapat terlaksana dengan baik.

Selain menambah pengetahuan arti kosa kata, pembelajaran kitab kuning dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan pemahaman keislaman yang memadai dengan merujuk kepada kitab-kitab para ulama. Pembelajaran kitab-kitab kuning juga diharapkan mampu menjaga kelestarian budaya atau tradisi kepesantrenan di Indonesia yang kini mungkin mulai tergerus dengan sistem pendidikan modern. Pembelajaran kitab kuning dilaksanakan bakda shalat subuh berjama’ah dengan pengkajian salah satu kitab yang telah ditentukan pengelola lembaga dengan sistem kajian yang dipimpin seorang ustadz.

6) Meningkatkan Skill Peserta Didik

Peningkatan kompetensi peserta didik juga dilakukan melalui kegiatan-kegiatan nonakademik yang mampu membekali dan mengembangkan keahlian peserta didik dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Kompetensi pada peserta didik pada aspek non akademik meliputi beberapa keahlian peserta didik yang berhubungan dengan keterampilan dan pembentukan sikap atau karakter. Output berkarakter terbentuk bila lembaga penyelenggara pendidikan mampu memberikan ruang dan waktu yang cukup dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan karakter.

Pembentukan karakter yang mumpuni berpengaruh pada keterampilan peserta didik dalam melakukan aktivitasnya. Misalnya, karakter berani menyampaikan kebaikan kepada orang lain muncul jika nilai-nilai kebenaran telah diajarkan dengan baik, karakter percaya diri muncul jika peserta didik diberikan pembinaan dan bekal yang memadai untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri misalnya dalam berpakaian atau berpenampilan ataupun pola hidup bersih dan rapih.

Pembelajaran terhadap peserta didik dalam mengupayakan terbentuknya karakter yang baik disertai keterampilan yang memadai dilakukan boarding school MAN 4 Jakarta melalui beberapa kegiatan ekstrakulikuler, di antaranya kegiatan muhadrah (pembelajaran ceramah), seni membaca al-Qur’an (tilawah), keterampilan berenang, keterampilan panahan, dan beberapa jenis keterampilan lain yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari hasil wawancara kepada orang tua dan siswa didapatkan informasi bahwa kegiatan ekstrakulikuler untuk siswa boarding school belum dilaksanakan secara maksimal, dari tiga (3) jenis ekstrakulikuler yang direncanakan yaitu berenang, memanah dan berkuda, ternyata kegiatan berkuda belum sama sekali dilaksanakan, sementara menurut

85

wali murid, dalam anggaran pembiayaan sudah termasuk tiga kegiatan tersebut.

d. Standar Penilaian

Penilaian dalam kegiatan pendidikan merupakan satu kesatuan dari rangkaian pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Bahkan, penilaian hasil pendidikan selain dilaksanakan di sekolah juga dilaksanakan di beberapa lembaga pendidikan lainnya seperti pesantren, lembaga kursus, dan lembaga pendidikan non formal lainnya. Standar penilaian yang digunakan pada boarding school MAN 4 Jakarta mengacu pada kurikulum pembelajaran yang telah dilaksanakannya.

Penilaian pada program boarding school MAN 4 Jakarta meliputi beberapa aspek, pertama, penilaian materi pokok pembelajaran yang meliputi mata pelajaran kajian, bacaan shalat, membaca al-Qur’an, dan hafalan surat-surat dalam al-Qur’an. Kedua, penilaian materi tambahan yang meliputi muhadharah diniyah (ceramah agama), seni tilawatil qur’an, dan seni kaligrafi. Ketiga, penilaian aktifitas harian yang meliputi pelaksanaan shalat wajib maupun sunnah, puasa (wajib dan sunnah), tutorial belajar sore dan malam, dan senam pagi (olah raga). Contoh format penilaian sebagaimana tabel dibawah ini.

86

Gambar 4.7. Laporan Hasil Belajar Boarding school Sumber: waka kurikulum MAN 4 Jakarta

Tabel 4.11. Laporan Hasil Belajar Boarding school MAN 4 Jakarta

NO BAHAN AJAR NILAI DESKRIPSI

MATERI POKOK

1. Bacaan Sholat

a. Dzikir dan Wirid b. Doa

87 2. Membaca Alqur’an a. Makhorijul Huruf b. Ilmu Tajwid 3. Hafalan Surat-surat a. Surat Al-Kahfi b. Juz 29 MATERI TAMBAHAN 1. Muhadhoroh Diniyah 2. Seni Tilawatil Qur’an 3. Seni Kaligrafi Arab

AKTIVITAS HARIAN 1. Sholat a. Sholat Fardhu b. Sholat Sunah 2. Puasa a. Puasa Ramadhan b. Puasa Sunah

3. Tutorial Belajar Sore dan

Malam 4. Senam Pagi

Sumber: Dokumentasi MAN 4 Jakarta

Penilaian hasil belajar pada program boarding tersebut mengacu pada kegiatan semi formal yang tidak jauh berbeda dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Namun, dalam pelaksanaannya penilaian pada program boarding dilakukan dengan sistem yang lebih dinamis dan tidak bersifat resmi sebagaimana penilaian pada sekolah formal.

Selain melakukan penilaian pada beberapa aspek diatas, pengelola

boarding juga melakukan penilaian dan melaporkan hasil kegiatan peserta

didik pada aspek kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan pengelola

boarding school. Kegiatan ekstrakulikuler meliputi dua aspek kegiatan,

yaitu 1) aspek keterampilan yang mencakup keterampilan memanah (panahan), berenang, dan menembak. 2) aspek perilaku atau kepribadian, yakni penilaian terhadap sikap dan perilaku sehari-hari peserta didik yang meliputi sikap sopan santun, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan pola

88 hidup bersih serta rapih.

Tabel 4.12. Laporan Kegiatan Ekstrakulikuler Peserta Didik Boarding

school MAN 4 Jakarta

NO EKSTRAKURIKULER NILAI DESKRIPSI KEGIATAN MINGGUAN 1. Memanah 2. Berenang 3. Menembak KEGIATAN MINGGUAN 1. Sopan Santun 2. Disiplin 3. Tanggung Jawab 4. Kepedulian 5. Kebersihan dan Kerapihan

Sumber: Dokumentasi MAN 4 Jakarta

Menurut Stuflebeam (2003: 47), evaluasi proses dilakukan untuk memberikan masukan bagi pengelola mengenai kesesuain antara rencana yang sudah dibuat dan pelaksanaannya di lapangan. Sehingga ditengah proses yang sedang berjalan, selalu dapat terkontrol, apabila terjadi penyimpangan atau terjadi ketidak efiseinan, maka rencana dapat dimodifikasi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan awal yang ingin dicapai.

Standar isi menurut Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 terdiri dari tingkat kompetensi kompetensi inti sesuai deengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, program boarding MAN 4 Jakarta, sudah memiliki kurikulum tersendiri yang diterapkan dalam pendidikan di boarding. Di mana kurikulum keasramaan secara khusus disusun untuk pendidikan di boarding school MAN 4 Jakarta, yang mengacu kepada visi

boarding yaitu terwujudnya pendidikan islami unggul dalam prestasi.

Standar proses menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, standar