• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

F. Kriteria Evaluasi

Evaluasi program merupakan cara untuk mengetahui keberhasilan dari suatu program, untuk mengetahui keberhasilan tersebut diperlukan adanya suatu kriteria. Menurut Arikunto dan Jabar (2009: 30), kriteria merupakan patokan, atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur, sehingga dapat menjadi tingkat keterlaksanaan program.

Mengapa di dalam suatu evaluasi program perlu adanya kriteria dijelaskan Arikunto dan Jabar (2009:32) sebagai berikut

1. Dengan adanya kriteria atau tolak ukur, evaluator dapat lebih mantap dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena adanya patokan yang diikuti.

2. Kriteria atau tolak ukur Kriteria atau tolok ukur yang sudah dibuat dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan, jika ada pihak yang ingin menelusuri lebih jauh atau ingin mengkaji ulang.

3. Kriteria atau tolok ukur digunakan untuk mengekang masuknya unsur subjektif yang ada pada diri evaluator. Dengan adanya kriteria maka dalam melakukan evaluasi, evaluator dituntun oleh kriteria, mengikuti butir demi butir, tidak mendasarkan diri atas pendapat pribadi (yang mungkin sekali “dikotori” oleh seleranya).

4. Dengan adanya kriteria atau tolok ukur maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik evaluator yang berbeda pula. Misalnya evaluator sedang dalam kondisi badan yang masih segar atau dalam keadaan lelah hasilnya akan sama.

36

5. Kriteria atau tolok ukur memberikan arahan kepada evaluator apabila banyaknya evaluator lebih dari satu orang. Kriteria atau tolok ukur yang baik akan ditafsirkan sama oleh siapa saja yang menggunakannya.

Lebih lanjut lagi, Arikunto dan Jabar (2009: 32-34) menyebutkan apa saja yang menjadi dasar pembuatan kriteria, yaitu : 1) Sumber yang pertama dapat berupa peraturan atau ketentuan yang berlaku. 2) Sumber yang kedua dapat berupa buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan. 3) Sumber yang ketiga jika tidak terdapat peraturan dan juga petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan program yang akan dievaluasi, kriteria dapat disusun berdasarkan teori-teori yang didapat dari buku-buku ilmiah. 4) Sumber yang keempat, jika tidak ditemukannya sumber pertama, kedua dan ketiga, kriteria dapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan. 5) sumber yang kelima, jika tidak ditemukannya acuan yang dapat dijadikan kriteria, kriteria dapat disusun dari bantuan orang yang mempunya kemampuan ahli pada bidang yang sedang dievaluasi atau disebut juga expert judgment. 6) Sumber yang keenam, jika tidak juga ditemukannya orang yang ahli dalam bidang tersebut, penyusun dapat menentukan kriteria bersama dengan anggota tim atau beberapa orang yang mempunyai wawasan akan bidang tersebut. 7) Sumber yang ketujuh, jika tidak juga ditemukan acuan, maka jalan terakhir adapah penyusun dapat melakukan pemikirannya sendiri.

Dalam penyusunan kriteri evaluasi program boarding school MAN 4 Jakarta ini. Kriteria evaluasi yang digunakan teori-teori yang didapat dari buku-buku ilmiah yaitu Indikator Mutu dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, Perangkat Instrumen pemetaan Mutu Pendidikan Dasar dan Mengah Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan, terutama PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan standar, adapun kriteria yang disusun adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Kriteria Evaluasi

No Aspek/komponen yang dianalisis Indikator yang dievaluasi

1 Context (Konteks)

a) Latar belakang program

boarding school

1) Ada Latar belakang pendirian

boarding school

2) Ada Tujuan dari didirikannya

boarding school

3) Adanya landasan hukum pendirian

boarding school dari pemerintah

2 Input (Masukan)

a) Seleksi peserta didik khusus

boarding school

1) Adanya seleksi khusus untuk peserta didik yang berasrama dengan menggunakan kriteria tes yang berbeda dengan peserta didik reguler b) Pendidik yang bertugas di

boarding school

1) Kompetensi Kepala madrasah sesuai dengan ketentuan

2) Kompetensi Guru sesuai dengan ketentuan

c) Tenaga Kependidikan yang bertugas di boarding school

1) Kompetensi Tenaga kependidikan sesuai dengan ketentuan

37

sesuai ketentuan

3) Kompetensi Pustakwan sesuai ketentuan

d) Pembiayaan boarding school 1) Adanya layanan subsidi silang yang

diberikan sekolah

2) Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik

e) Sarana Prasarana boarding

school

1) Kapasitas daya tampung boarding

school memadai

2) Memilki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak

3 Process (Proses)

a) Kurikulum boarding school

1) Merumuskan kurikulum sesuai kompetensi lulusan

b) Proses Pembelajaran pada

boarding school

1) Merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan

2) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat

3) Adanya pengawasan oleh kepala madrasah pada proses pembelajaran 4) Terlaksanakannya penilaian otentik

dilakukan dalam proses pembelajaran c) Penilaian pada KBM di

boarding school

1) Adanya penilaian pada aspek sikap 2) Adanya penilaian pada aspek

pengetahuan

3) Adanya penilaian pada aspek keterampilan

4 Product (Produk)

a) Lulusan boarding school

1) Lulus Ujian Nasional 100% 2) Adanya laporan hasil ujian mata

kajian boarding school 3) Adanya hasil Penilaian sikap 4) Meningkatnya jumlah kelulusan di

perguruan tinggi

Dari tabel kriteria di atas, pada aspek Context (konteks) yang memiliki komponen latar belakang program boarding terdiri dari tiga indikator. Pada aspek

Input (masukan) pada komponen seleksi peserta didik khusus boarding school,

sebanyak satu indikator, pada komponen pendidik yang bertugas di boarding school memiliki dua indikator, pada komponen tenaga kependidikan memiliki tiga indikator, pada komponen pembiayaan boarding school memiliki dua indikator, pada komponen sarana prasarana memiliki dua indikator, sehingga total pada aspek Input memiliki sepuluh indikator.

Sementara pada aspek Process (proses) untuk komponen kurikulum boarding

school memiliki satu indikator, untuk komponen proses pembelajaran pada boarding school memiliki empat indikator, dan untuk komponen penilaian pada KBM di

38

boarding school memiliki tiga indikator, sehingga jumlah keseluruhan indikator pada

aspek Process (proses) sebanyak delapan indikator. Dan pada aspek yang terakhir yaitu Product (produk), pada komponen lulusan boarding school memiliki empat indikator.

Menurut Arikunto dan Jabbar Arikunto dan Jabar (2009: 34-36) kriteria merupakan tingkatan atas gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai dan kriteria itu sendiri terdiri dari dua macam kriteria, yaitu kriteria kuantitatir dan kriteria kualitatif. Lebih lanjut Arikunto dan Jabbar menyebutkan kriteria kualitatif dibedakan menjadi kriteria kualitatif tanpa tertimbangan dan kriteria kualitatif dengan pertimbangan.

Pada penelitian ini kriteria kualitatif yang digunakan yaitu kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, sehingga peneliti hanya menghitung banyaknya indikator yang terpenuhi pada setiap komponen. Predikat keberhasilan evaluasi didapat dari banyaknya indikator yang terpenuhi, adapun pedoman penilaian untuk indikator yang dievaluasi adalah sebagai berikut:

1. Predikat Baik Sekali, jika nilai pada setiap aspek mencapai 81-100 2. Predikat Baik, jika nilai pada setiap aspek mencapai 61-80

3. Predikat Cukup, jika nilai pada setiap aspek mencapai 41-60 4. Predikat Kurang, jika nilai pada setiap aspek mencapai 21-40 5. Predikat Kurang Sekali, jika nilai pada setiap aspek mencapai < 21

39