• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTP Masyarakat Terhadap Upaya Perbaikan Lingkungan Perumahan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP masyarakat terhadap upaya perbaikan kualitas lingkungan di Perumahan Dosen IKIP RW 02 dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda.Tabel hasil analisis regresi linear berganda dapat di lihat pada Lampiran 10. Hasil uji keandalan menunjukkan bahwa adjusted R2 yang didapatkan sebesar 89,17% yang diinterpretasikan bahwa sebesar 88,17% keragaman WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada pada model, sedangkan 11,83% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Persamaan regresi yang dihasilkan dari Lampiran 10 adalah sebagai berikut:

WTP = -11,374 + 0,643 PDDKN – 1,536 JTK + 0,200 PDRT – 0,014 LMT + 3,283 STT + 0,016 LSRM + 2,649 JTRM + 0,154 KTB

Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 88,632 dengan nilai probability

0,000 < α 5% menunjukkan variabel-variabel bebas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden. Hasil uji T pada masing-masing variabel tabel dapat dilihat pada Tabel 32 (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10).

Tabel 32. Hasil analisis regresi linear berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. VIF

JRM 2.649438 1.727173 1.533974 0.1287 2.456 JTK -1.536702* 0.530894 -2.894555 0.0048 1.321 KTB 0.154676** 0.017402 8.888416 0.0000 1.397 LMT -0.014301 0.088027 -0.162464 0.8713 1.182 LRM 0.016694 0.021877 0.763105 0.4475 1.848 PDDK 0.643869* 0.260335 2.473234 0.0154 2.474 PDRT 0.200474** 0.016281 12.31329 0.0000 1.901 STT 3.283529* 1.641199 2.000689 0.0486 2.175 C -11.37450 4.667501 -2.436957 0.0169

R-squared 0.891832 Mean dependent var. 26.73684

Adjusted R-squared 0.881770 S.D. dependent var 14.8890 S.E. of regression 5.119553 Akaike info criterion 6.193955 Sum squared resid 2254.045 Schwarz criterion 6.435902 Log likelihood -285.2129 Hannan-Quinn criter. 6.291720 F-statistic 88.63270 Durbin-Watson stat 1.576151 Prob(F-statistic) 0.000000

Keterangan:

** : nyata pada taraf α1% * : nyata pada taraf α5%

1. Pengaruh pendidikan (PDDKN) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,015) < α 5% artinya pendidikan berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 0,643869 artinya setiap kenaikan lama pendidikan satu tahun maka akan meningkatkan WTP sebesar Rp0,643869. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena tingkat pendidikan cenderung mempengaruhi pola pikir seseorang untuk mendapatkan suatu kondisi lingkungan yang lebih baik dan nyaman.

2. Pengaruh jumlah tanggungan keluarga (JTK) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,0048) < α 5% artinya jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien yang

diperoleh sebesar -1,536702 artinya setiap kenaikan jumlah tanggungan satu orang maka akan menurunkan nilai WTP sebesar Rp1,56702. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena keluarga yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang tinggi cenderung memiliki pengeluaran rumah yang tinggi pula, sehingga nilai WTP yang dibayarkan masyarakat cenderung rendah.

3. Pengaruh pendapatan rumah tangga (PDRT) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,000) < α 5% artinya pendapatan berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 0,200474 artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp100.000 maka akan meningkatkan WTP sebesar Rp20.047,4. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena tingkat pendapatan keluarga yang tinggi mengindikasikan kemampuan finansial rumah tangga.

4. Pengaruh lama tinggal (LMT) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,871) > α 5% artinya lama tinggal tidak berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar -0,014301 artinya setiap kenaikan lama tinggal satu tahun maka akan menurunkan WTP sebesar Rp0,014301. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis, karena berdasarkan hasil survei di lapang masyarakat merasa bahwa upaya perawatan tanggul tidak berdampak langsung pada perbaikan lingkungan perumahan, sehingga masyarakat cenderung membayar rendah untuk perawatan tanggul.

5. Pengaruh status tempat tinggal (STT) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0.048) < α 5% artinya status tempat tinggal berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 3,283529 artinya beda rata-rata WTP antara orang dengan status tempat tinggal milik sendiri dengan kontrak sebesar Rp3,283529. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena berdasarkan hasil survei di lapang, responden dengan status tempat tinggal milik sendiri akan merasa lebih memiliki dan peduli akan lingkungan tempat tinggalnya. 6. Pengaruh luas rumah (LSRM) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,447) > α 5% artinya luas rumah tidak berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 0,016694 artinya setiap kenaikan luas rumah satu m2 maka akan meningkatkan WTP sebesar Rp0,016694. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena berdasarkan hasil survei di lapang luas rumah responden mengindikasikan banyak terdapat perabotan rumah

tangga di dalam rumah, sehingga apabila terjadi banjir kerugian yang dialami akan besar. Oleh karena itu jumlah WTP yang bersedia diberikan juga tinggi dengan harapan dapat meminimalisir kerugian tersebut.

7. Pengaruh jumlah tingkat rumah (JTRM) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,128) > α 5% artinya jumlah tingkat rumah tidak berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 2,649438 artinya beda rata-rata WTP antara orang yang tidak memiliki rumah bertingkat dengan orang yang memiliki rumah bertingkat sebesar Rp2,6494438. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena berdasarkan hasil survei di lapang masyarakat yang tidak memiliki rumah bertingkat, ketika terhadi banjir mereka tidak dapat mengamankan perabotan rumah tangga yang dimilikinya sehingga kerugian pun besar. Oleh karena itu jumlah WTP yang bersedia diberikan juga tinggi dengan harapan dapat meminimalisir kerugian yang dialami.

8. Pengaruh ketinggian banjir (KTB) terhadap WTP

Hasil uji t menunjukkan nilai probability (0,000) < α 5% artinya ketinggian banjir berpengaruh nyata terhadap WTP. Nilai koefisien sebesar 0,154676 artinya setiap kenaikan ketinggian banjir satu cm maka akan meningkatkan WTP sebesar Rp0,154676. Hal ini sesuai dengan hipotesis, karena semakin tinggi ketinggian banjir yang masuk ke dalam rumah, maka kerugian yang dialami akan semakin besar. Oleh karena itu jumlah WTP yang bersedia diberikan juga tinggi dengan harapan dapat meminimalisir kerugian tersebut.

Pengujian ekonometrika terhadap model dilakukan dengan uji asumsi klasik. Pada penelitian ini model regresi linear berganda sudah memenuhi uji asumsi klasik tersebut. Adapun hasil dari masing-masing uji adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Pada Lampiran 11a, berdasarkan hasil uji Jaque-Bera diperoleh p-value

sebesar 0,630454 > α 5% yang artinya asumsi residual menyebar normal terpenuhi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam model dilakukan dengan uji White yang dapat dilihat dalam Tabel pada Lampiran 11b. Lampiran 11b, menunjukkan

bahwa p-value yang dihasilkan sebesar 0,8104 > α 5% yang artinya asumsi homoskedastisitas terpenuhi.

3.Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dalam model dapat dilihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tabel hasil analisis regresi linear berganda pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki VIF < 10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi pelanggaran multikolinearitas pada model.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam model dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Nilai DW yang didapatkan adalah 1,58. Menurut Firdaus (2004) apabila nilai statistik DW berada pada selang 1,55 sampai 2,46 maka tidak terjadi autokorelasi. Autokorelasi juga dapat dilihat dengan uji Breusch Godfrey yang dapat dilihat pada Lampiran 11c. Pada Lampiran 11c menunjukkan bahwa p-value yang dihasilkan adalah sebesar 0,1011 > α 5% maka asumsi tidak ada autokorelasi

terpenuhi.

5.6 Kebijakan Pengelolaan Perawatan Tanggul untuk Meminimalisir