• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Penelitian Terdahulu

Hasiani et al (2013) melakukan penelitian mengenai Analisis Kesediaan Membayar (WTP) dalam Upaya Pengelolaan Obyek Wisata Taman Alun Kapuas Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini memiliki lima tujuan, yaitu (1) mengidentifikasi kondisi lingkungan sekitar Taman Alun Kapuas, (2) mengidentifikasi karakteristik pengunjung terhadap kondisi lingkungan obyek wisata Taman Alun Kapuas, (3) menganalisis faktor-faktor kesediaan pengunjung membayar dalam upaya pengelolaan obyek wisata Taman Alun Kapuas, (4) mengestimasi besarnya nilai WTP yang diberikan oleh pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Taman Alun Kapuas, dan (5) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP pengunjung dalam upaya pengelolaan obyek wisata Taman Alun Kapuas.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistic dalam mengalisis faktor-faktor kesediaan pengunjung untuk membayar sedangkan metode CVM (Contingent Valuation Method) digunakan untuk mengestimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh pengunjung dan metode regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi besar kesediaan membayar pengunjung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 84% responden bersedia membayar dalam upaya pengelolaan lingkungan obyek wisata Taman Alun Kapuas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar responden dalam upaya pengelolaan lingkungan obyek wisata Taman Alun Kapuas antara lain pendapatan dan pengetahuan. Nilai rata-rata WTP responden adalah sebesar Rp3.360,00 per orang. Faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden yaitu usia.

Berina (2011) melakukan penelitian mengenai Strategi dan Biaya Adaptasi Masyarakat Teluk Jakarta terhadap Dampak Banjir Rob Akibat Perubahan Iklim. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menginterpretasikan persepsi masyarakat mengenai perubahan iklim dan dampak banjir rob; (2) mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam mengantisipasi dampak banjir rob; (3)

mengestimasi besar biaya adaptasi yang ditanggung masyarakat akibat banjir rob; (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besar biaya adaptasi masyarakat terhadap dampak banjir rob; dan (5) mengkaji program dan rencana program pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kotamadya Jakarta Utara untuk mengatasi banjir rob di wilayah Kelurahan Penjaringan dan kesesuainnya dengan harapan masyarakat. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, averting behavior method, dan analisis regresi linear berganda. Proses interpretasi persepsi masyarakat, identifikasi strategi adaptasi, dan kajian program menggunakan metode analisis deskriptif. Sementara itu, biaya adaptasi diperoleh melalui pendekatan averting behavior method, dan analisis faktor yang mempengaruhi biaya adaptasi menggunakan regresi linear berganda dengan model double log.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar masyarakat Keluarahan Penjaringan belum memahami istilah perubahan iklim. Saat banjir terjadi, masyarakat lebih memilih untuk menetap di rumah dibandingkan mengungsi ke tempat lain. Hal ini menimbulkan biaya yang harus ditanggung masyarakat untuk beradaptasi. Biaya adaptasi total yang harus ditanggung masyarakat Kelurahan Penjaringan adalah sebesar Rp50.775.927,44. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar biaya adaptasi tersebut yaitu pendapatan rumah tangga, jarak rumah ke laut, dan status kepemilikan rumah. Masyarakat berpendapat bahwa fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah kurang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Pemerintah telah menyiapkan beberapa program terkait dengan antisipasi banjir rob dan penurunan lahan, yaitu reklamasi pantai dan Giant Sea Wall sepanjang garis pantai Jakarta Utara.

Ahaliati (2013) melakukan penelitian mengenai Kerugian Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat; (2) mengestimasi besarnya kerugian yang ditanggung masyarakat pasca banjir; dan (3) mengidentifikasi upaya pemerintah untuk meminimalisir dampak banjir luapan sungai.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan metode valuasi ekonomi.Berdasarkan perhitungan, total kerugian ekonomi yang

ditanggung masyarakat akibat banjir sebesar Rp2.735.879.506. Sementara itu, upaya program pemerintah kedepannya masih berupa usulan program meminimalisir dampak banjir seperti boor file atau tiang pancang yang idealnya mengikuti Garis Sempadan Sungai (GSS) yang secara teknis masih disesuaikan dengan masing-masing kontur tanah dan kondisi badan sungai serta menambah daya tamping Kali Bekasi sebsar 689 m3/detik di bantaran sungai.

Han et al. (2009) melakukan estimasi WTP untuk konservasi lingkungan pada studi kasus Cagar Alam Kanas di Xinjiang, China. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi WTP masyarakat untuk konservasi lingkungan dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTP. Hasil dari penelitian akan membantu pembuat kebijakan dan pengelola lokasi di China untuk memperhatikan tambahan yang berarti untuk meningkatkan status keuangan cagar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 81% responden menyatakan bahwa penting untuk menjaga keaslian dari lingkungan di Kanas, yang berarti responden memiliki pandangan yang baik terhadap Cagar Alam Kanas dan mendukung perlindungan lingkungan. Responden bersedia membayar bid di US$20, US$50, US$100 yang paling banyak dipilih. Sekitar 27% tidak bersedia membayar. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP adalah pandangan dan perlakuan terhadap Cagar Alam Kanas, sedangkan jenis kelamin, umur, pendapatan, dan lokasi asal tidak berpengaruh nyata.

Breffle et al. (1997) melakukan penelitian tentang analisis WTP masyarakat sekitar untuk melestarikan lahan yang belum dikembangkan yang menyediakan ruang terbuka, pemandangan alam, dan sebagai habitat satwa liar pada properti Cunningham di Boulder, Colorado. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya kesediaan membayar responden untuk menjaga dan melestarikan seluruh lahan yang belum dikembangkan di Boulder. Hasil estimasi WTP terbaik dari seluruh rumah tangga adalah sebesar US$774.000. Berdasarkan model yang telah diestimasi, isu ikatan lingkungan dapat meningkatkan pajak properti rumah tangga satu waktu sebesar US$192. Median WTP akan melewati jumlah tersebut dan meningkat hingga US$493.000, karena lebih banyak responden yang daerah asalnya jauh dari lahan properti tersebut dan WTP menurun karena adanya pengaruh jarak tempat tinggal, maka dana dapat ditingkatkan dengan

mengusulkan variasi pajak yang bergantung jarak tempat tinggal. Pendapatan juga berpengaruh nyata terhadap WTP, maka isu ikatan lingkungan akan meningkat jika rumah tangga dengan pendapatan menengah ke bawah dimasukkan ke dalam pengecualian.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hasiani et al (2013), Berina (2011), Ahaliati (2013), Han et al (2009), dan Breffle et al (1997). Penelitian sebelumnya membahas mengenai banjir rob dan teknis penanggulangan banjir rob. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ahaliati (2013) hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi penelitian di mana kedua penelitian ini mengambil lokasi perumahan di wilayah Bekasi serta kedua penelitian ini juga mengestimasi kerugian akibat banjir di perumahan. Namun terdapat perbedaan antarapenelitian yang dilakukan oleh Ahaliati dengan penelitian yang akan dilakukan penulis di mana penulis tidak hanya mengestimasi kerugian pasca banjir, tetapi juga mengestimasi kesediaan membayar masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan perumahan untuk meminimalisir kerugian akibat banjir.