• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Penyebab Tindak Pidana Penistaan Agama

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

C. Faktor-Faktor Penyebab Tindak Pidana Penistaan Agama

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai perlu ada aturan perundang-undangan yang lebih tegas terkait aliran-aliran sesat di Indonesia. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan, aturan yang ada saat ini, seperti soal penistaan agama, dirasa sudah kurang memadai terbukti pemerintah seringkali terkesan bingung dan ragu menyikapi aliran sesat yang muncul dan marak belakangan ini. Oleh karena itu, Untuk keselamatan bangsa ke depan, maka perlu ada modifikasi aturan perundangan terkait aliran sesat tersebut.40

Menurut KH Hasyim Muzadi, kelonggaran yang muncul sejak reformasi bergulir, juga memberi peran pada maraknya kemunculan aliran sesat. Data menyebutkan sejak 2001 hingga 2007, sedikitnya ada 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia, 50 aliran di antaranya tumbuh subur di Jawa Barat. Menurut KH Hasyim Muzadi, kalau dulu ada preventive action, kalau dinilai berpotensi membuat kekacauan, ditangkap dulu sebelum terjadi sesuatu, kalau sekarang tidak bisa karena turannya terlalu longgar. Tidak adanya hukum yang cukup tegas tentang aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran agama itu membuat aparat berwenang kehilangan pegangan

40

PBNU : Perlu Ada Aturan Yang Tegas Terkait dengan Aliran Sesat, diakses dari situs : http://www.antara.co.id/arc/2007 /10/31.

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

sehingga kerap tampak ragu-ragu menentukan sikap bila muncul sebuah aliran yang berpotensi meresahkan masyarakat.

Fenomena aliran sesat, bukanlah persoalan kebebasan dalam bingkai hak asasi manusia (HAM) sebagaimana dikampanyekan sebagian kalangan. Mengaku nabi itu bukan hak asasi manusia, tapi hak ketuhanan. Harus dibedakan antara hak asasi manusia dan hak ketuhanan. Hak asasi tidaklah bebas nilai. Hak tersebut, tetaplah harus dalam bingkai norma, etika dan agama.

Dewasa ini banyak sekali muncul aliran-aliran sesat, seperti Qiyadah Al-Islamiyah, Ahmadiyah dan sebagainya. Seperti aliran Al-Qiayadah Al-Islamiyah telah difatwa sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kapolri Jenderal Polisi Sutanto menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mencari dan menangkap tokoh-tokoh penebar aliran al-Qiyadah al-Islamiyah. Aliran ini dipimpin oleh Ahmad Mushaddeq alias Haji Salam, yang memproklamirkan diri sebagai Rasul setelah bertapa di Gunung Bunder Bogor 40 hari 40 malam, menjadi salah satu tokoh paling disorot dalam beberapa waktu belakangan ini. Aliran ini telah menyebar di beberapa daerah seperti Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Batam. Selain telah dinyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai ajaran sesat dan terlarang, instruksi tersebut dikeluarkan Kapolri karena keberadaan aliran al-Qiyadah al-Islamiyah dinilai telah meresahkan dan mengganggu ketenteraman masyarakat. Melalui keputusan nomor 04 tertanggal 3 Oktober 2007, MUI telah menetapkan bahwa aliran al-Qiyadah al-Islamiyah adalah sesat dan orang-orang yang mengikutinya telah keluar dari Islam (murtad). Dalam keterangannya di kantor MUI masjid Istiqlal, KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa al-Qiyadah telah terbukti

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

mengingkari ajaran pokok Nabi Muhammad serta menodai dan mencemari ajaran agama Islam.41

Ada dua kesalahan fatal, di samping yang lain, yang dilakukan Qiyadah al-Islamiyah sehingga pantas dinyatakan sesat. Pertama, pengakuan pemimpinnya (Ahmad Mushaddeq) bahwa dia adalah rasul Allah sesudah Nabi Muhammad. Dia diutus untuk menyempurnakan ajaran Muhammad sebagaimana Muhammad menyempurnakan ajaran Musa dan Isa. Bentuk nyata dari pengakuan di atas adalah diperkenalkannya ‘syahadat’ baru, yaitu asyahadu anla Ilaha illa-Allah, wa asyahadu

anna Masih al-Mau’ud rasul-Allah (saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan

saya bersaksi bahwa Masih al-Mau’ud [Ahmad Mushaddeq] adalah Rasul Allah). Terlihat jelas di situ bahwa sang pemimpin menggantikan posisi abi Muhammad. 42

Selain aliran al-Qiyadah al-Islamiyah, muncul juga aliran sesat lain, yaitu aliran ahmadiyah. Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta menerbitkan sebuah buku berjudul “Ahmadiyah Menodai Islam” memerinci kesesatan dan niat jahat ahmadiyah. Aliran sesat yang didirikan oleh seorang Qodiyan yang mengaku dirinya

Kedua, al-Qiyadah al-Islamiyah menggugurkan kewajiban ibadah-ibadah utama

dalam Islam. Dikatakan bahwa shalat lima waktu sehari semalam, puasa di bulan Ramdhan dan menunaikan ibadah haji tidaklah wajib. Mereka berdalih bahwa perkembangan umat Islam Indonesia saat ini baru berada pada fase awal. Karena itu, sebagaimana yang berlaku pada fase awal di masa Nabi, semua ibadah di atas tidaklah diwajibkan kepada umat Islam sampai berdirinya Khilafah Islamiyah. Adapun ibadah yang wajib dilakukan umat Islam adalah shalat tahajud pada malam hari.

41

Melepas Jerat Aliran Sesat, diakses dari situs :

http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=4969_0_3_30_M14 42

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

nabi bernama Mirza Ghulam Ahmad pada tanggal 23 Maret 1889 di sebuah kota bernama Ludhiana di Punjab, India. Negeri ini oleh orang-orang ahmadiyah disebut “Darul Bai’at”. Mereka meyakini sesudah Nabi Muhammad SAW akan ada nabi-nabi lain yang tidak membawa syariat baru, dan hal ini akan berlangsung hingga hari kiamat. Dengan pemahaman ini mereka ingin melegalkan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi baru. Karena itu, bagi mereka nabi dan rasul yang wajib diimani tidak lagi 25 orang orang, tapi 26 orang. Tidak cukup mengaku nabi, Mirza juga mengaku menerima wahyu. Wahyu itu ditulis dalam kitab suci yang disebut “Tadzkirah”. Kitab ini berisi potongan-potongan ayat Al-Quran yang dimaknai sesuai keinginan nabi palsu. Selain itu, Mirza juga membuat ayat-ayat sendiri yang mirip dengan ayat Al-Quran. Tadzkirah menempati posisi yang sama dengan Al-Quran pada jamaah mereka. Sehingga kitab suci yang wajib diimani bertambah satu, selain Zabur, Taurat, Injil dan Al-Quran.43

43

Ahmadiyah Jahat dan Sesat, Tabloid Surat Islam, Edisi 36, tanggal 18-31 Januari 2008 M/9 –

22 Muharram 1429 H.

Kajian yang dilakukan oleh LPPI menemukakan pada halaman 43-53 kitab itu ada 101 ayat Al-Quran yang dibajak, halaman 363-374 ada 161 ayat, halaman 374-388 ada 208 ayat. Dia meramu sendiri ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat buatannya sendiri, bahkan tanpa menyebut sumber ayat tersebut. Sebagai contoh, dalam buku Haqidatul Wahyu yang ditulis Mirza Ghulam Ahmad bahwa dalam surat Al-Anfal (8) ayat 16:”…dan bukan kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang

melempar…” disambung dengan surat Ar-Rahman (55) ayat 1-2 : “Tuhan Yang Maha

Pemurah (1) yang mengajarkan Al-Quran (2). Padahal ayat itu memiliki latar belakang (asbabun nuzul) yang berbeda. Banyak lagi ayat lain yang semodel dengan ini.

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

Selain itu, jemaat ahmadiyah juga menganggap bahwa Rasulullah mempunyai wakil agung. Padahal ajaran ini tidak pernah ada dalam Islam. Kemudian, ahmadiyah mengajarkan paham reinkarnasi yang menyebut bahwa Mirza Ghulam Ahmad merupakan reinkarnasi (penjelmaan) dari Nabi Muhammad SAW. Ajaran ini tidak pernah ada dalam Islam. Selanjutnya, kalangan ahmadiyah mempunyai tempat suci sendiri untuk melaksanakan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qodiyan di India. Mereka mengatakan, “alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji akbar ke Qodiyan. Haji ke Mekkah tanpa haji ke Qodiyan adalah haji yang kering lagi kasar. Dan selama hidupnya Mirza tidak pernah pergi haji ke Mekkah. Aliran ahmadiyah juga memiliki perhitungan kalender yang berbeda dengan kalangan umat Islam lainnya. Nama bulannya adalah suluh, tabligh, aman, syahadah, hijrah, ihsan, wafa, zuhur, tabuk, ikha’, nubuwah, dan fatah. Sedangkan tahunnya menggunakan apa yang disebut sebagai Hijri Syamsi (HS). Saat ini masuk tahun 1387 HS.44

Berkenaan dengan hal itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta pengikut aliran sesat untuk dirangkul dan diajak kembali kepada Islam. Beliau Selanjutnya dalam pandangan ahmadiyah, orang di luar mereka adalah kafir dan wanita ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki di luar ahmadiyah. Mereka juga mengeluarkan “sertifikat kuburan surga” yang memungkinkan anggota ahmadiyah yang mati bisa dikuburkan di Rabwah, Pakistan, tentu dengan membayar sejumlah uang. Daerah ini dianggap tempat suci. Sertifikat itu juga dilengkapi pernyataan wasiat yang isinya menyerahkan setengah harta kekayaan orang yang mati tersebut kepada ahmadiyah.

44

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

menyatakan bahwa jangan sampai ada penghakiman secara sepihak dan tindakan kekerasan. Mareka harus dirangkul agar kembali ke jalan yang benar. Pernyataan ini harus dipahami secara baik oleh umat Islam. Kekerasan yang sejauh ini dilakukan terhadap para pengikut al-Qiyadah telah menimbulkan dua kemungkinan. Yang pertama, keimanan para pengikut itu semakin kuat. Hal ini disebabkan pandangan bahwa kebenaran senantiasa memerlukan pengorbanan. Apalagi dalam sejarah dakwah Rasulullah Saw, penindasan dan pengucilan adalah sesuatu yang kerap terjadi. Artinya sejarah itu bisa dijadikan inspirasi dan teladan oleh mereka dengan menganalogikan apa yang mereka alami sekarang sama dengan di masa Rasul. 45

Selanjutnya menurut beliau bahwa munculnya aliran-aliran sesat seperti al-Qiyadah al-Islamiyah dan al-Quran Suci, merupakan dampak dari era kebebasan yang tidak terbatas serta dakwah Islamiyah yang tidak komprehensif. Akibatnya banyak masyarakat awam yang mudah terjebak dengan aliran-aliran sesat yang seringkali mengatasnamakan Islam. Padahal, Din menegaskan, Islam menghargai perbedaan selama perbedaan tersebut seputar persoalan-persoalan yang khilafiah. Perbedaan yang menyangkut hal-hal bersifat cabang atau disebut khilafiah, ada toleransi. Tapi kalau sudah menyentuh dasar keyakinan, tidak ada toleransi. Pada dasarnya Indonesia menghargai kebebasan beragama. Namun bukan berarti kebebasan itu bisa dipakai seenaknya. Bukan berarti bisa mencederai. Apalagi secara sengaja merusak ajaran yang sudah baku. Agama manapun tidak akan setuju.46

Umat Islam di Indonesia, mungkin akan bertanya mengapa banyak sekali muncul aliran-aliran sesat di Indonesia. Sedangkan di Timur Tengah misalnya, isu-isu

45

Fenoma Aliran Sesat dan Makna Kebebasan Beragama, Diakses dari situs :

46

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

aliran sesat nyaris tidak pernah terdengar. Al-Qiyadah Al-Islamiyah, Ahmadiyah dan berbagai aliran sesat lainnya hanya fenomena gunung es (iceberg) saja. Di dasar lautan, ratusan ajaran menyimpang dari aqidah yang lurus telah banyak malang melintang. Menurut koordinator Aliansi Ummat Islam (ALUMI), Hedi Muhammad, dari hasil penyelidikan ALUMI diketahui, aliran sesat yang mengatasnamakan Islam telah muncul di Indonesia sejak tahun 1980-an. Sampai 2006, jumlahnya telah mencapai 250 aliran.47

Angka 250 aliran sesat sepanjang 26 tahun menunjukkan secara telanjang bahwa begitu mudahnya sebuah aliran sesat lahir dan punya pengikut. Kalau rakyat ini sudah terbina, mustahil mereka jadi pengikut. Umat Islam seharusnya miris dan khawatir, berapa persen sebenarnya dari 200 juta muslim Indonesia ini yang aktif mengerjakan shalat lima waktu, bisa membaca Al-Qurantau yang puasa penuh di bulan Ramadhan. Sebab banyak bisa disaksikan pada saat shalat Jumat, begitu banyak

Untuk menjawab hal tersebut itu, setidaknya ada beberapa faktor penting yang wajib dicermati bersama, yaitu :

1. Kegagalan Pembinaan Agama

Semua ormas dan orsospol Islam harus mengakui bahwa mereka boleh dibilang masih gagal dalam membina aqidah umat. Pembinaan yang serius boleh jadi belum berhasil sepenuhnya. Di tataran akar rumput harus diakui bahwa umat ini masih belum mendapat sentuhan tarbiyah dan pembinaan. Fenomena maraknya pengajian dan ceramah baru menyentuh lapis terluar. Sedangkan akar rumput rakyat yang terselip di sana-sini, luput dari sentuhan pembinaan.

47

Ahmad Sarwat, Aliran-Aliran Sesat di Indonesia, diakses dari situs :

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

kendaraan yang berseliweran di jalan raya. Dan yang jelas, pada saat adzan Maghrib berkumandang, berapa banyak orang yang turun dari mobil keluar dari kemacetan sekedar untuk melakukan shalat Maghrib. Berapa besar kapasitas tempat shalat di mal-mal Jakarta untuk bisa menampung ribuan pengunjung. Jadi kalau ALUMI mengatakan ada 250 aliran sesat, mungkin masuk akal, sebab yang tidak shalat Maghrib dan sibuk meeting di mal pun termasuk aliran sesat juga, karena tidak shalat wajib. Padahal shalat bagian dari rukun Islam.

Kondisi ini dapat dikatakan muncul akibat kurangnya perhatian tokoh agama pada umatnya. Ketika orang-orang yang dianggap sebagai panutan umat terkesan hanya sibuk mengurusi kepentingan diri sendiri, golongan maupun menceburkan diri kedalam ranah politik, maka wajar bila sebagian dari umat yang tergolong awam mencari pegangan lain. Kalangan awam ini, pada prinsipnya, tidak mempersoalkan apakah ajaran baru yang mereka peroleh menyimpang dari norma-norma akidah. Yang mereka butuhkan adalah untaian kalimat sejuk dan perhatian dari orang yang dianggap sebagai panutan. 48

Menurut Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, munculnya aliran-aliran sesat seperti al-Qiyadah al-Islamiyah dan al-Quran Suci, merupakan dampak dari era kebebasan yang tidak terbatas serta dakwah Islamiyah yang tidak komprehensif. Akibatnya banyak masyarakat awam yang mudah terjebak dengan aliran-aliran sesat yang seringkali mengatasnamakan Islam. Padahal, Islam menghargai perbedaan selama perbedaan tersebut seputar persoalan-persoalan yang khilafiah. Perbedaan yang

48

AH. Mahally, Pemicu Timbulnya Aliran Sesat, diakses dari situs Republika online, tanggal 9 November 2007.

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

menyangkut hal-hal bersifat cabang atau disebut khilafiah, ada toleransi. Tapi kalau sudah menyentuh dasar keyakinan, tidak ada toleransi.49

Di Indonesia, MUI menetapkan fawa sesat ahmadiyah sejak tahun 1980. Fatwa MUI tahun 2005 menegaskan kembali fatwa itu, bahwa aliran ahmadiyah adalah aliran

2. Lemahnya Penegakan Hukum (Law Enforcement)

Peraturan perundang-undangan di Indonesia sebenarnya juga sudah mengatur mengenai tindak pidana penistaan agama, tetapi tidak diketahui penyebab yang pasti mengapa peraturan tersebut kurang efektif. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama yang selama ini dijadikan dasar hukum, selain KUHP, upaya penindakan aliran-aliran sesat hanya memuat rumusan sanksi pidana penjara selama-lamanya lima tahun. Di dalam Pasal 1 UU No. 1/PNPS/1965 dinyatakan bahwa :

“Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan dan mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari pokok-pokok ajaran agama itu”.

Keberadaan ahmadiyah, suatu contoh yang dapat diberikan betapa tidak tidak jalannya peraturan perundang-undangan di Indonesia khususnya tentang tindak pidana penistaan agama ini. Status ahmadiyah sejak tahun 1974 sudah selesai dengan dikeluarkannya fatwa sesat terhadap aliran ini oleh MUI dan fatwa ini juga menjadi keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang kemudian dieksekusi secara efektif di puluhan negara anggotanya.

49

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

sesat dan mnyesatkan, serta orang Islam yang mengikutinya adalah murtad. MUI juga meminta agar Pemerintah segera melarang penyebaran paham ahmadiyah di seluruh Indonesia dan membekukan organisasinya. Kemudian rapat Tim Pakem Pusat tanggal 12 Mei 2005 merumuskan rekomendasi pelanggaran ahmadiyah tersebut untuk disampaikan pada Presiden RI.50

Bahkan Presiden RI pun, dalam hal ini, menyatakan tunduk pada MUI. Dengan tegas, Menteri Agama Prof. Maftuh Basyuni mengatakan bahwa persoalan ahmadiyah sudah terang benderang. Sesuai pendapat hukum Islam di tataran nasional maupun internasional, ahmadiyah adalah aliran di luar Islam. Ia boleh eksis, selama membuat agama baru di luar Islam.

Rapat Tim Pakem Pusat tanggal 18 Januari 2005 yang dihadiri oleh seluruh anggota yang dikoordinir oleh Jaksa Agung Muda Inteligen di Kejaksaan Agung RI, sepakat menyatakan bahwa aliran ahmadiyah Qodiyan maupun ahmadiyah Labore dilarang di seluruh Indonesia dan membekukan organisasinya.

51

Dalam serangkaian dialog yang difasilitasi Balitbang Departemen Agama, tokoh ahmadiyah memang menerima sejumah butir tentang keyakinan Islam yang benar. Tapi ahmadiyah tetap bersikukuh mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai Rasul Allah. Padahal itulah masalah pokoknya.52

50

Dendam Kesumat Membonceng Ahmadiyah, Suara Islam, Edisi 36 tanggal 18-31 Januari 2008

M/9 – 22 Muharram 1429 H, hal. 4. 51

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin pun menyatakan hal yang sama.

52

Ibid.

Kejaksaan Agung, sampai hari ini seperti tak bergigi mengeksekusi ahmadiyah. Padahal, menurut UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama Pasal 1, Pasal 2 ayat (1) dan

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

(2), Jaksa Agunglah yang berwenang mengeksekusi pelarangan dan pembubaran aliran sesat semacam ahmadiyah.53

Kelompok liberal dan sekuler semakin gencar mengkampanyekan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah memfatwakan beberapa aliran sesat, seperti al-Qiyadah al-Islamiyah, ahmadiyah dan sebagainya. Menurut mereka, fatwa MUI tentang aliran sesat terhadap jamaah ahmadiyah merupakan pelanggaran HAM, kebebasan dalam memeluk keyakinan dan ajaran tertentu. Selanjutnya fatwa MUI tersebut dianggap telah mengecam pluralisme dan berpotensi memicu kekerasan dan tindak in-toleransi. Dengan fatwa ini massa merasa memiliki legitimasi untuk

Ketidaktegasan aparat penegak hukum dimanfaatkan kaum liberal untuk mencoba menuntaskan balas dendam terhadap MUI. Kasus kekerasan di Kuningan dipakai untuk meneriakkan lagi bahwa fatwa MUI menyebabkan kerusuhan massa. Dan untuk itu mereka menuntut agar MUI dibubarkan saja.

3. Munculnya Pembela Aliran Sesat

Aliran sesat yang sudah banyak ini semakin subur ketika kelompok liberalis ikut-ikutan membela. Alasan yang paling banyak adalah alasan kebebasan memilih agama dan kebebasan untuk menafsirkan ajaran agama adalah merupakan hak asasi yang tidak boleh dilanggar.

53

Badan Koordinasi Pengawas Aliran dan Kepercayaan (Bakorpakem) sempat menyatakan tidak akan melilbatkan MUI dalam rapat penentuan nasib ahmadiyah. Alasannya, agar rapat itu dapat dilakukan dengan lebih objektif, namun rapat tersebut juga masih diundur-undur, harian Republika, edisi 31 Desember 2007.

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

melakukan aksi kekerasan terhadap jamaah ahmadiyah.Untuk itu, MUI harus bertanggung jawab dan harus dilaporkan ke pengadilan.54

Tudingan miring terhadap fatwa MUI ini juga datang dari Dawam Rahardjo. Mantan Rektor Unisma Bekasi ini menganggap Keputusan Munas MUI No. 05/Kep/munas /MUI/1980 tentang fatwa yang menetapkan ahmadiyah sebagai jamaah di luar Islam, sesat dan menyesatkan serta menjadi sumber tetoris. Fatwa MUI tersebut menjadi pemicu tindak kekerasan umat Islam terhadap jamaah ahmadiyah.55

Demikian beberapa faktor-faktor yang menyebabkan munculnya aliran-aliran sesat di Indonesia. Selain, faktor-faktor di atas, aliran-aliran sesat itu bisa jadi muncul sebagai grand design pihak asing untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. 4. Media Tidak Berpihak kepada Umat Islam

Umat Islam hari ini tidak punya media. Itu realita yang tidak ada seorang pun yang bisa menyanggahnya. Umat Islam tidak punya televisi, tidak punya kantor berita, tidak punya jaringan pers nasional apalagi dunia.

Maka munculnya aliran sesat di media, pada akhirnya mengarahkan agar umat jangan sampai terlibat, yang terjadi justru pembelaan kalangan pers kepada aliran-aliran itu. Salah satu televisi swasta nasional malah membuat sebuah liputan yang menggambarkan bagaimana anarkisme dilakukan oleh umat Islam, membakar dan meruntuhkan sebuah markas aliran sesat sambil meneriakkan lafadz Allahu akbar. Dalam hal ini melihat adegan seperti ini dapat menimbulkan penafsiran dan mendudukkan umat Islam sebagai penjahat.

54

Poros Penjajah : Liberal – Kristen – Ahmadiyah, Suara Islam, Edisi 36 tanggal 18-31 Januari

2008 M/9-22 Muharram 1429 H, hal. 6. 55

Gus Dur pun menolak pelarangan ahmadiyah dengan mengatakan bahwa Indonesia bukan negara Islam, dimana yang berlaku adalah ukuran-ukuran nasional bukan ukuran-ukuran Islam.

Ismuhadi : Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia, 2008. USU Repository © 2009

Jika data statistik yang dijadikan patokan, maka Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim tersbesar di dunia. Ada semacam kekhawatiran bahwa peradaban Islam diprediksikan akan kembali berjaya seperti di masa Dinasti Abbasiyyah (750 M – 1258 M). Kiblatnya tidak lagi di kawasan Timur Tengah, tetapi Benua Asia dengan Indonesia sebagai titik sentralnya. Tentu saja banyak pihak yang sekarang merasa paling bergengsi peradabannya (the most civilized nations) resah jika Islam di Indonesia suatu saat menggeser kejayaan mereka.56

Selanjutnya, boleh jadi para penggagas aliran sesat ini muncul hanya untuk mencari popularitas dan keuntungan pribadi. Sejak era reformasi bergulir dan rezim