• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT

Faktor-faktor tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam program SE-KBRT yang terdiri dari faktor sikap, faktor kemauan, faktor kemampuan, faktor kebutuhan, faktor peluang, dan faktor manfaat akan dilihat kontribusinya terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam program apakah memberikan kontribusi yang tinggi, sedang atau rendah. Besaran kontribusi faktor-faktor partisipasi masyarakat dalam program, jumlah dan persentase masyarakat atau responden mengenai tingkat kontribusi yang bisa diberikan oleh faktor-faktor tersebut dalam partisipasi masyarkat dalam PSE-KBRT, dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah dan persentase responden dalam PSE-KBRT dan besaran kontribusi faktor-faktor partisipasi masyarakat.

Faktor-faktor Tinggi Kontribusi dalam partisipasi Sedang Rendah Total

n % n % n % n % Sikap 11 16.92 37 56.92 17 26.15 65 100 Kemauan 12 18.46 42 64.62 11 16.92 65 100 Kemampuan 12 18.46 44 67.69 9 13.85 65 100 Kebutuhan 12 18.46 40 61.54 13 20.00 65 100 Peluang 13 20.00 34 52.31 18 27.69 65 100 Manfaat 12 18.46 39 60.00 14 21.54 65 100

Tabel 9. Menunjukkan bahwa: Pertama. Faktor sikap, faktor sikap merupakan hal-hal yang berkaitan dengan sikap masyarakat terhadap keberadaan program. Semakin baik sikap masyarakat terhadap program maka semakin tinggi pula pengaruh faktor sikap terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT. Faktor sikap memiliki kontribusi sedang terhadap partisipasi masyarakat dalam program. Terdapat 56,92% (37 orang dari 65 orang) responden memiliki kontribusi sikap yang sedang terhadap program. Hal ini disebabkan oleh masih ada sebagian masyarakat yang masih ragu dengan perkembangan PSE- KBRT dan masih banyak yang tidak senang terhadap program dan berharap untuk tidak melanjutkannya. Meskipun di sisi lain ada masyarakat yang senang, mendukung, dan tidak setujuh jikan program tersebut dihilangkan. Kedua. Faktor kemauan, faktor kemauan merupakan faktor penting dalam mengsukseskan sebuah program. Faktor ini berkaitan dengan keinginan, untuk ikut dalam program,

65 baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring atau evaluasi maupun pemanfaatan hasil program. Tingginya kemauan masyarakat terhadap program akan semakin tinggi kontribusi faktor kemauan terhadap partisipasi masyarakat dalam program.

Faktor kemauan mempunyai kontribusi sedang terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT yaitu sebanyak 64,62% renponden mengungkapkan bahwa tingkat kontribusi kemauan terhadap program tergolong dalam kategori sedang. Hal tersebut disebabkan oleh kemauan yang tinggi dari masyarakat untuk terlibat dalam program tidak didukung oleh peluang, kemampuan dan keterampilan baik dari masyarakat sendiri serta kurangnya kreatifitas tenaga pendamping dalam mendampingi KBRT sehingga menjadi lebih baik. Selain itu kemauan yang tinggi dari masyarakat hanya bisa tersalurkan pada tahapan pelaksanaan program.

Ketiga. Faktor kemampuan, faktor kemampuan menyangkut hal-hal tentang pengetahuan masyarakat tentang program, kemampuan mengelolah organisasi, kemampuan pengelolaan dana, kemampuan pendanaan untuk mendukung program, kemampuan bekerjasama, kemampuan menyumbangkan ide-ide dalam mengembangkan program, dan memiliki pengalaman dalam mengelolah organisasi. Keberhasilan suatu program sangat ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya oleh faktor kemampuan atau pengetahuan SDM yang berpartisipasi dalam program tersebut. Semakin tinggi kemampuan anggota KBRT maka akan semakin tinggi kontribusi faktor kemampuan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT.

Faktor kemampuan memiliki kontribusi sedang terhadap partisipasi masyarakat dalam program. Persentase responden yang berkaitan dengan kontribusi faktor kemampuan dalam menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT adalah sedang sebanyak 67,69% (44 orang dari 65 orang). Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan dan pengalaman masyarakat dalam suatu program khususnya PSE-KBRT sangat rendah. Selain itu, disebabkan juga oleh masyarakat yang terlibat dalam program mayoritas kurang pengalaman dalam berorganisasi, pengelolaan dana, serta minim akan ide-ide yang bisa mengembangkan KBRT yang dijadikan wahana untuk program stimulus, dan kebanyakan anggota KBRT berpendidikan rendah.

Keempat. Faktor kebutuhan, kebutuhan masyarakat terhadap suatu program yang dijalankan akan mendorong patisipasinya yang lebih baik untuk bisa mencapai tujuan dari program tersebut. Jadi jika kebutuhan masyarakat terhadap suatu program sangat baik maka semakin besar pula kontribusi faktor kebutuhan terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam program.

Tingkat kontribusi faktor kebutuhan termasuk dalam kategori sedang. Bisa dilihat bahwa ada 61,54% (40 orang dari 65 orang) responden menyatakan bahwa kontribusi faktor kebutuhan tergolong kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh masih ada sebagian anggota KBRT yang tidak terpenuhi kebutuhan dana atau modal dalam menjalankan usahanya dan dengan adanya PSE-KBRT belum bisa memenuhi kebutuhan finansial tersebut. Selain itu, PSE-KBRT bukan suatu program yang menjadi kebutuhan utama oleh sebagian besar masyarakat karena masih banyak lembaga perorangan atau lembaga keuangan lainnya yang menjadi tempat melakukan peminjaman dansumber pendanaan yang bisa mengatasi kesulitas finansial masyarakat. Lembaga keuangan lainnya itu, oleh masyarakat

66

dikatakan bahwa bisa memberikan pinjaman lebih besar dari pinjaman yang diberikan oleh pemerintah daerah maupun KBRT.

Kelima. Faktor peluang, faktor peluang menyangkut peluang partisipasi masyarakat dalam program, syarat-syarat mendapatkan dana program stimulus, waktu pinjaman yang diberikan, prosedur yang memberikan peluang partisipasi masyarakat, dan terdapat tenaga pendamping yang profesional dalam mendampingi KBRT untuk mengelolah dana pinjaman. Peluang yang besar dan baik untuk bisa mengakses program akan membuka peluang partisipasi bagi masyarakat. Semakin tinggi peluang yang diberikan untuk bisa mengakses program maka akan tinggi pula kontribusi faktor peluang terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT.

Faktor peluang memberikan kontribusi dalam kategori sedang terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT. Terdapat 52,31% atau 34 orang dari 65 orang responden menyatakan bahwa kontribusi factor peluang dalam menumbuh kemabangkan partisipasi masyarakat adalah dikategori sedang. Hal ini disebabkan oleh peluang yang diberikan kepada masyarakat untuk mengakses program masih tidak merata atau tidak adil artinya masih banyak KBRT yang tidak memperoleh dana stimulus meskipun sudah memenuhi syarat seperti KBRT lainnya, khusunya untuk pinjaman dana stimulus tahap kedua. Ada KBRT yang mendapatkan dana stimulus tahap kedua yang jumlahnya dua kali lipat dari tahap pertama.

KBRT yang mendapatkan dana pinjaman stimulus tahap kedua lebih disebabkan oleh pengurus KBRT tersebut memiliki hubungan emosional yang baik dengan Pemda atau dinas terkait dan bukan semata-mata karena KBRT tersebut telah melunasi pinjaman sebalumnya. Faktanya adalah banyak KBRT yang telah melunasi pinjaman tahap awal dan telah mengajukan pinjaman untuk tahap berikutnya tidak mendapatkan realisasi pecairan meskipun dalam proses pelunasan dan pengajuan, pihak pemda menjanjikan KBRT tersebut untuk bisa mendapatkan pinjaman berikutnya. Hal-hal lain yang menyebabkan faktor peluang ini memberikan kontribusi sedang adalah karena waktu pengembalian dana stimulus yang dirasakan terlalu singkat dan membuat KBRT kesulitan untuk melunasi penjaman, tenaga pendamping yang tidak profesional dalam melakukan tugasnya sehingga ketika KBRT mengalami masalah tertentu dalam mengelolah dana stimulus tidak bisa menemukan solusi terbaik untuk memecahkannya.

Keenam. Faktor manfaat, Faktor manfaat menyangkut hal-hal berikut: masyarakat bisa menikmati manfaat adanya program, program bisa membantu masyarakat mengatasi masalah kesulitan pendanaan, pendapatan masyarakat semakin meningkat, memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelolah suatu usaha atau organisasi, bisa mempererat hubungan kekeluargaan, dan masyarakat bisa merasakan langsung manfaat program baik secara materi maupun tidak.

Besarnya manfaat yang bisa diberikan dan dinikmati oleh masyarakat dari suatu program akan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program tersebut. Semakin tinggi manfaat PSE-KBRT bagi masyarakat maka akan semakin tinggi kontribusi faktor manfaat terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT tersebut.

Faktor manfaat memiliki kontribusi sedang dalam menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat pada PSE-KBRT. Bisa dilihat bahwa terdapat 60% atau 39

67 orang dari 65 orang reponden menyatakan bahwa faktor manfaat memiliki kontribusi sedang dalam partisipasi masyarakat dalam program. Hal ini dikarenakan bahwa secara ekonomi program tersebut telah dinikmati manfaatnya oleh masyarakat meskipun hanya sedikit dan sebentar. Secara sosial, hubungan kekeluargaan masyarakat bisa lebih baik, walaupun masih ada RT yang hubungan kekeluargaan masyarakatnya menjadi kurang baik karena adanya program tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya sebagian pengurus KBRT yang mengintervensi dana stimulus yang diberikan oleh Pemda dan menikmati dana stimulus dengan orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengannya dan tanpak mempertimbangkan kebutuhan anggota lainnya.

Selain besarnya kontribusi dari masing-masing faktor terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT, perlu juga diketahui besarnya pengaruh faktor tersebut terhadap partisipasi masyarakat dalam program. Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor sikap, kemauan, kemampuan, kebutuhan, peluang, dan faktor manfaat program terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT maka digunakan analisis regresi dengan selang kepercayaan 90% dan alfa () 0,1 dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 10.

Tebel 10. Hasil analisis Regresi Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -7.928 3.753 -2.113 .039 Sikap -.082 .289 -.040 -.282 .779 Kemauan .071 .295 .038 .240 .811 Kemampuan .228 .124 .230 1.841 .071 Kebutuhan .353 .299 .215 1.180 .243 Peluang .299 .170 .253 1.757 .084 Manfaat .245 .138 .225 1.772 .082

Berdasarkan Tabel 10, dengan melihat hasil regresi dalam bentuk

Unstandardized Coefficients diketahui bahwa faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT secara berturut- turut adalah pertama, faktor peluang (0,299), faktor peluang memberikan pengaruh yang paling besar karena berdasarkan implementasinya, masyarakat terlibat dalam PSE-KBRT karena adanaya peluang yang diberikan oleh Pemda KSB. Masyarakat mau mendirikan KBRT di RTnya masing-masing disebabkan oleh adanya peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan atau mengakses dana program. Kedua, faktor manfaat (0,245), partisipasi masyarakat dalam program juga sangat dipengaruhi oleh adanya manfaat PSE-KBRT yang bisa diperoleh dan dinikmati oleh masyarakat, meskipun manfaat yang bisa dinikmati oleh masyarakat sampai saat ini tidak terlalu besar baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial. Harapan masyarakat untuk mendapatkan pinjaman dana PSE-KBRT

68

merupakan sutu hal yang cukup membantu dan meringankan masalah ekonomi masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan oleh AP yakni:

“…Banyak RT yang membentuk KBRT karena adanya rangsangan dana stimulus, sedikit yang membentuk KBRT karena ingin melakukan pengembangan usaha. Di Desa Meraran sendiri ada 9 KBRT yang terbentuk tapi dari sembilan KBRT tersebut tidak ada orang atau pengurus KBRT yang memiliki pengalaman dalam mengelolah koperasi bahkan KBRT tersebut tidak jelas usaha apa yang akan dijalankan dengan adanya bantuan dana stimulus dari pemerintah. Ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa kita buat saja KBRT biyar mendapatkan uang dari pemerintah dan nanti kita bagi rata, yaaa mumpung uang pemerintah, tidak usah dikembalikan…”

Ketiga, faktor kemampuan (0,228), kemampuan masyarakat baik dari segi ekonomi, pengetahuan atau keterampilan maupun kemampun masyarakat dalam bentuk lainnya dalam PSE-KBRT yang masih kurang namun ada pendampingan yang dilakukan oleh Pemda melalui dinas terkait. Kemampuan ekonomi masyarakat bisa dinilai dari besarnya dana awal atau iuran pokok dan iuran wajim bulanan anggota KBRT. Dana awal dan iuran wajib anggota merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT.

Selain ketiga faktor yang telah dijelaskan, Faktor kebutuhan, memiliki nilai regresi paling besar yaitu sebesar 0,353 tetapi tidak signifikan di taraf signifikansi 90% atau nilai signifikansinya lebih besar dari 0,1 (0,243 > 0,1) artinya tidak memiliki pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program. Pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat dalam bentuk finansial tidak hanya melalui PSE- KBRT namun bisa melalui program-program atau cara lainnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pihak-pihak, baik dalam bentuk perorangan maupun organisasi seperti lembaga keuangan yang bisa memberikan bantuan pendanaan.

Faktor sikap (-0,820), nilai signifikansinya lebih besar dari 0,1 (0,779 > 0,1) artinya faktor sikap tidak memiliki pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT. Hal itu disebabkan oleh sikap masyarakat yang masih ragu dengan pertumbuhan dan perkembangan PSE-KBRT meskipun di sisi lain mereka mayoritas senang, mendukung, dan tidak setuju jika program tersebut dihapus. Yang terakhir, faktor kemauan, faktor kemauan memiliki nilai regresi 0,24, dengan nilai signifikansi lebih besar saripada nilai alfa (0,24 > 0,1) artinya sama halnya dengan faktor kebutuhan dan faktor sikap yaitu tidak memiliki pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT karena nilai signifikansinya lebih besar dari nilai alfanya. Kemauan masyarakat untuk ikut hadir dalam PSE- KBRT hanya terbatas pada perancanaan program KBRT dalam mengelolah dana stimulus di tingkat KBRT bukan pada perencanaan PSE-KBRT dan kemauan masyarakat yang tidak didukung dengan keyakinan yang kuat akan keberhasilan program serta manfaat program yang belum bisa dinikmati.

69 Pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yang terdiri dari faktor sikap, faktor kemauan, faktor kemampuan, faktor kebutuhan, faktor peluang, dan faktor manfaat memiliki pengaruh signifikan terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat yang bersikap kurang baik terhadap keberhasilan program, kemauan tinggi yang tidak didukung oleh kemampuan, program yang tidak berangkat dari kebutuhan masyarakat, masih rendahnya peluang masyarakat untuk mengakses PSE-KBRT.

Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang terdiri dari sikap, kemauan, kemampuan, kebutuhan, peluang dan manfaat terhadap tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT, digunakan analisis statistik uji F. Apabila nilai F hitung > nilai F tabel, dengan tingkat kepercayaan (confident interval) 95 % atau α = 0,05 dan nilai F tabel (2,195) maka faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam program.

Hasil pengujian menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil analisis statistik uji F

ANOVAb

Model Squares Sum of df Mean Square F Sig.

1 Regression 540.507 6 90.085 10.609 .000a

Residual 492.508 58 8.492

Total 1033.015 64

a. Predictors: (Constant), manfaat, sikap, kemampuan, kemauan, peluang, kebutuhan

Hasil analisis regresi untuk faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT menunjukkan nilai F hitung (10,609) > F tabel (2,195) dengan signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian diperoleh bahwa faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam program. Terlaksananya PSE-KBRT sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut serta faktor-faktor lainnya diluar itu. Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor partisipasi masyarakat dalam program memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat partisipasi masyarakat, artinya masyarakat bisa menerima keberadaan program. Penerimaan masyarakat terhadap keberadaan program tidak didukung oleh kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi, kemudahan mengakses program yang tidak merata bagi KBRT, dan sarana prasarana lainnya yang tidak mendukung, seperti kurangnya pelatihan, mental wirausaha masyarakat yang kurang, lemahnya pendampingan, waktu pengembalian pinjaman dana stimulus yang sangat singkat dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut harus bisa ditumbuh kembangkan agar bisa memberikan dampak yang lebih baik lagi, sehingga apa yang menjadi tujuan program bisa tercapai dan tepat sasaran. Semua pihak terkait juga harus bisa

70

bekerja sama dan saling mendukung serta menjalankan tugasnya secara baik dan benar serta penuh tanggungjawab.

Untuk melihat besarnya persentase pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT maka dilakukan analisis koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan faktor-faktor tersebut dalam menerangkan variasi partisipasi. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol sampai dengan satu, (0 ≤ R2≤ 1). Hasil perhitungan menggunakan program aplikasi SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil analisis koefisien determinasi

Model R R Square Adjusted R square Std. Error of the estimate

1 .723a .523 .474 2.91402

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa nilai R Square adalah 0,523. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 52,3% partisipasi masyarakat dalam PSE- KBRT dipengaruhi oleh faktor sikap, faktor kamauan, faktor kemampuan, faktor kebutuhan, faktor peluang, dan faktor manfaat dari program. Sedangkan sisanya sebesar 47,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti mekanisme program yaitu adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Pemda dalam membentuk KBRT sebagai sarana penyaluran dana PSE-KBRT. Faktor hubungan kerjasama yaitu KBRT dan Pemda telah membangun hubungan kerjasama dengan Bank Muamalat dalam penyaluran dan pelunasan dana PSE-KBRT. Adanya dana- dana pendukung seperti iuran pokok anggota, iuran wajib bulanan anggota dan dana pendukung lainnya. Selain itu, juga dipengaruhi oleh usaha-usaha produktif yang bisa dijalankan oleh KBRT dalam mengembangkan dananya atau anggota KBRT yang memiliki usaha produktif yang memanfaatkan fasilitas KBRT. Rendahnya pengaruh faktor-faktor tersebut adalah disebabkan oleh sebagian besar anggota KBRT memiliki sikap, kemauan, pengetahuan, kemampuan terhadap keberadaan dan pelaksanaan program yang kurang baik. Selain itu, disebabkan juga oleh peluang partisipasi yang diberikan dalam PSE-KBRT yang masih kurang dan manfaat PSE-KBRT yang dirasakan oleh masyarakat juga masih kurang. Sebagian kecil dari anggota KBRT yang memiliki partisipasi yang cukup tinggi merupakan anggota yang memiliki pengetahuan, kemampuan yang cukup baik serta memiliki hubungan emosional yang baik dengan pihak pemerintah. Ada sebagian KBRT yang anggotanya mengambil peran sebagai tenaga pendamping dan membuat KBRT tersebut mudah dalam berkomunikasih serta mudah dalam memperoleh informasi.

Jika dilihat lagi tabel 8, persentase responden yang menyatakan bahwa faktor peluang memiliki kontribusi 27,69% berada pada kategori rendah artinya bahwa peluang yang diberikan atau yang didapatkan oleh masyarakat masih sangat rendah. Selain itu masyarakat pada umunya masih sulit mengakses informasi program. Kemudahan akses informasi program masih terbatas pada kelompok atau orang-orang tertentu yang memiliki kedekatan dan relasi dengan pemerintah. Berangkat dari peluang yang diberikan program kepada masyarakat masih terbatas, telah berdampak pada sikap masyarakat terhadap program yang kurang baik.

71 Rendahnya peluang yang diberikan juga berakibat pada manfaat yang didapatkan atau dirasakan oleh masyarkat masih sangat kurang. Responden menyatakan bahwa faktor manfaat program yang bisa dirasakan oleh masyarakat dengan kategori kontribusi rendah masih sangat tinggi yaitu sekitar 21,54%. Dari penjelasan itu semua maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut sangat tepat dikatakan memiliki pengaruh sedang terhadap partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT. Masih rendahnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program, pada dasarnya bermula pada perencanaan program yang tidak partisipatif, partisipasi masyarakat hanya banyak pada tahapan pelaksanaan program. Kesiapan dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan program yang masih lemah baik secara mental, materi maupun yang lainnya.

Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PSE-KBRT pada setiap tahapan partisipasi masyarakat dalam program dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor sikap

Sikap masyarakat dalam perencanaan program yaitu sangat bagus, masyarakat senang dengan adanya sosialisasi PSE-KBRT yang dilakukan oleh pemerintah, meskipun proses komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah. Pada tahapan pelaksanaan program, sikap masyarakat masih cukup bagus yaitu dari proses pembentukan KBRT sebagai sarana dalam memperoleh pinjaman dana PSE-KBRT sampai pada pencairan dana. Setelah pencairan dana sikap masyarakat mulai berubah. Banyak masyarakat yang berfikir bahwa dana stimulus yang diperoleh tidak harus dikembalikan, bahkan sampai sekarang masih ada yang belum lunas. Ada juga KBRT yang menyalurkan dana stimulus yang diterima hanya pada pengelolah dan orang-orang tertentu tanpak melihat dan menilai usaha produktif dari orang tersebut. Pengelolaan dana seperti itu telah membuat anggota KBRT merasa tidak senang dengan adanya program, merasa ragu dengan keberhasilan program, bahkan sampai pada pernyataan untuk menghentikan program.

Pada tahapan pengawasan dan evaluasi program, perlu disampaikan bahwa pengawasan dan evaluasi PSE-KBRT dilakukan oleh Pemda sendiri melalui dinas terkait dan tidak melibatkan masyarakat. Pengawsan dan evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat hanya pada KBRT masing-masing yaitu pada pengelolaan dana stimulus oleh KBRT. Pada tahapan pengawasan dan evaluasi ini, masyarakat banyak kecewa dan ragu atau kurang baik terhadap program karena berangkat dari pola pengelolaan dana program yang kurang baik sehingga banyak masyarakat yang tidak mau terlibat lebih baik dalam melakukan pengawasan dan evaluasi program khusunya pada KBRTnya masig-masing.

Selain pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, yang tidak kalah pentingnya adalah sikap masyarakat pada tahapan pemenfaatan hasil program. Sikap masyarakat dalam menikmati dan memanfaatkan hasil program kurang baik karena masyarakat tidak berfikir lebih panjang untuk bisa menikmati hasil program lebih lama lagi. Masyarakat kecewa karena manfaat program hanya bisa dinikmati terlalu singkat khususnya manfaat ekonomi program. Ada sebagian masyarakat yang berfikir bahwa mereka ragu untuk bisa menikmati hasil program dan tidak senang dengan keberadaan program karena

72

hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan dan menikmati pinjaman dana stimulus.

2. Faktor kemauan

Keinginan dan antusiasme masyarakat dalam perencanaan program sangat tinggi. Tingginya keingginan dan antusiasme masyarakat dalam perencanaan program telah dibuktikan dengan banyaknya usulan-usulan dari masyarakat dalam sosialisasi PSE-KBRT yang dilakukan oleh Pemda. Kemauan atau keinginan yang tinggi tersebut tidak didukung oleh peluang untuk hadir dalam perencanaan PSE-KBRT. Masyarakat hanya diberikan peluang atau kesempatan yang besar dalam pelaksanaan program.

Kemauan masyarakat dalam pelaksanaan PSE-KBRT adalah sangat tinggi khususnya pada tahap awal pelaksanaan. Tahapan awal pelaksanaan yaitu tahapan dalam upaya mendapatkan pencairan pinjaman dana program sampai pada