• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi prilaku konsumen yaitu :(Kotler dan Armstrong, 2003).

1. Faktor Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota, masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya (Kotler dan Amstrong, 2008).

Budaya dipelajari sebagai bagian dari pengalaman sosial.Hal tersebut diperoleh dari belajar formal, informal, dan teknis.Budaya dikomunikasikan kepada masyarakat melalui bahasa umum dan melalui simbol yang diketahui umum.Karena pikiran manusia memiliki kemampuan untuk menyerap dan memproses komunikasi secara simbolik.Elemen-elemen budaya di transmisikan oleh 3 (tiga) lembaga persuasive yaitu keluarga, agama, dan sekolah. Lembaga sosial keempat yang memiliki peranan penting dalam transmisi budaya adalah media massa baik melalui isi editorial, maupun iklan (Henry Faizal Noor, 2010).

Kebudayaan adalah kompleks yang secara garis besar dibagi menjadi:

a. Kultur, yaitu determinan yang paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang yang berupa serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi dan perilaku

14

Universitas Sumatera Utara

melalui keluarganya atau lembaga-lembaga kunci lainnya. Pemasar selalu berusaha menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.

b. Sub-kultur, yaitu mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis. Sub-kultur dapat didefenisikan sebagai kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum c. Kelas sosial, didefenisikan sebagai anggota masyarakat menjadi sebuah

hierarki dan kelas-kelas status berbeda, sehingga anggota dari suatu kelas memiliki status yang relatif sama dan bila dibandingkan dengan anggota kelas yang lain akan memilki status yang lebih tinggi atau rendah. Kelas sosial (social class) adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama (Kolter dan Amstrong, 2008).

2. Faktor Pribadi

Pengaruh pribadi diekspresikan melalui cara tradisional yang dijadikan acuan sebagai pemimpin opini, artinya adalah orang dapat dipercaya yang diacu sebagai pemberi pengaruh, diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian.Karakter pribadi yang dimiliki oleh setiap orang akan berbeda, perbedaan kepribadian ini akan membuat adanya cara pandang yang berbeda terhadap suatu permasalahan yang sama, sehingga persepsi ini akan mencerminkan sikap dan kebiasaan seseorang yang tidak akan dimiliki oleh orang lain secara sama.

Universitas Sumatera Utara

a. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang gunakan.Para pekerja kerah biru cenderung membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makanan.

Seseorang presiden perusahaan akan membeli pakaian mahal, perjalanan udara, dan keanggotaan country club. Tingkat kebutuhan konsumen dapat diidentifikasi berdasarkan pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa.

b. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung (Setiadi, 2010).

c. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang.Gaya hidup menggambarkan

“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan.Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka (Mowen dan Minor, 2002).

3. Faktor Sosial

Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial sepertikelompok referensi, keluarga serta peran dan status.

16

Universitas Sumatera Utara

1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa kelompok keanggotaan yaitu :

a.Kelompok Primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja.

b.Kelompok Sekunder (secondary group), seperti agama, professional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.

c. Kelompok Aspirasional (aspirational group) adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu.

d. Kelompok Diasosiatif (dissosiative group), memisahkan diri adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut (Kotler dan Keller, 2009).

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara, yaitu :

a. Kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru.

b. Kelompok referensi juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”.

Universitas Sumatera Utara

c. Kelompok referensi menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang (Setiadi, 2010).

2. Keluarga

Secara tradisional keluarga didefenisikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan, atau adopsi yang memiliki tempat tinggal bersama.Dan secara dinamis, individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka (Schiffman, 2004).

Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan membeli, yaitu:

a. Keluarga orientasi yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

b. Keluarga prokreasi yang merupakan pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif (Setiadi, 2010).

3. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya bersama keluarga, klub, dan organisasi.Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam istilah peran dan status.Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang.Setiap peran menyandang status.Sedangkan status yaitu pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dimainkan.

18

Universitas Sumatera Utara

4. Faktor Psikologis

Ada 4 (empat) faktor utama yang dapat mempengaruhi pilihan pembelian seseorang, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap pembeli itu sendiri.

a. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang dari dalam diri manusia yang membuat dirinya melakukan sesuatu.Dorongan tersebut disebabkan oleh sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi (Kotler Armstrong, 2008).

Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya ( Malayu, 2007). Ahli perilaku konsumen setuju bahwa kebanyakan konsumen mengalami jenis kebutuhan dan motif yang sama, namun cara menyatakan berbeda- beda. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.Oleh sebab itu, pengertian tentang motif manusia sangat penting untuk pengambilan keputusan.Motif juga memungkinkanuntuk meramal perilaku manusia dipasar.

Motif (motive), dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari keputusan (Kotler dan Amstrong, 2008).

Motivasi dibagi kedalam beberapa bentuk yaitu :

1. Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.

2. Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong untuk melakukan sesuatu secara terpaksa.

Universitas Sumatera Utara

3. Motivasi rasional merupakan perilaku konsumen yaitu memilih tujuan berdasarkan kriteria, seperti ukuran, berat, harga dan lain-lain.

4. Motivasi emosional (irrasional) merupakan pilihan atas tujuan dengan kriteria bersifat subjektif, misalnya kebanggaan, status dan lain-lain. Teori Maslow mengenai motivasi yaitu “kebutuhan manusia diatur sesuai dengan hierarki, dari kekuatan yang penting dan sampai kekuatan yang tidak begitu mendesak”.

Maslow mengemukakan teorinya yaitu kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hierarki.

b. Persepsi

Persepsi merupakan proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti (Kotler dan Amstrong, 2008). Pada hakikatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya sesuatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005).Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi :

1. Perhatian yang selektif 2. Gangguan yang selektif

3. Mengingat kembali yang selektif

20

Universitas Sumatera Utara

c. Pembelajaran

Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalaman dimasa lalu (Setiadi, 2003). Pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.Cara individu belajar merupakan hal yang sangat menarik dan penting bagi para akademisi, psikolog, peneliti mengenai konsumen dan pemasar.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu (Kotler dan Amstrong, 2008).Dengan melakukan dan lewat pembelajaran, orang-orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Pada gilirannya, kedua hal ini akan mempengaruhi perilaku membeli mereka. Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide (Kotler dan Amstrong, 2008).

Sikap merupakan determinan perilaku karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi (Winardi, 2004).Sikap juga merupakan suatu kesiapan untuk menanggapi suatu kerangka yang utuh untuk menetapkan keyakinan atau pendapat yang khas.Sikap tersebut timbul dari pengalaman, tidak dibawa dari lahir tetapi merupakan hasil dari belajar.Melalui sikapnya konsumen juga bisa mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik.

a. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Effendy dkk (2018) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk Impor Di Kota Palu, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor

Universitas Sumatera Utara

yang terdiri dari selera, pendapatan, jumlah tanggungan, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku konsumen.

Menurut hasil penelitian Nirmasari Sigit (2015) yang berjudul Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dengan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Kopi Di Kota Bandung, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Menurut hasil penelitian Anggiat A.G. Silalahi(2001) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Teh Celup Dan Implikasinya Pada Strategi Pemasaran Di Daerah Kota Madya Bogordengan tujuan penelitian untuk menguraikan perilaku konsumen rumah tangga terhadap produk minuman teh celup.

Menurut hasil penelitian Bania Ahmad(2019) yang berjudul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan) dengan tujuan penelitian untuk menguraikan kondisi karakteristik konsumen kedai kopi modern di Kota Padangsidimpuan.

b. Kerangka Pemikiran

Konsumen akan mengonsumsi sesuatu ketika merasa membutuhkannya dan memenuhi keinginannya terhadap suatu komoditi. Budaya konsumsi kopi ini biasanya dilakukan masyarakat di warung kopi.Seiring dengan perkembangannya istilah baru untuk menyebut warung kopi dengan sebutan kedai kopi. Minum kopi bukan hanya sekedar tuntutan selera, melainkan bagi sebagian masyarakat perkotaan sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

Adapun konsumen yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah seseorang yang kebetulan sedang membeli dan mengonsumsi kopi di coffe shop yang telah

22

Universitas Sumatera Utara

ditentukan sebagai lokasi penelitian. Konsumen dalam membeli dan mengonsumsi kopi dipengaruhi oleh beberapa karakteristik sosial ekonomi seperti usia, tingkat pendidikan, pendapatan. Keempat karakteristik sosial ekonomi tersebut akan dilihat hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan seperti faktor budaya dan pribadi akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli kopi.

Apabila keputusan konsumen telah diputuskan untuk membeli, maka kopi tersebut dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.

Perilaku konsumen di lokasi penelitian dapat dilihat berdasarkan lima kategori yaitu sangat gemar mengonsumsi kopi, gemar mengonsumsi kopi, cukup gemar mengonsumsi kopi, kurang gemar mengonsumsi kopi, dan tidak gemar mengonsumsi kopi. Dari kelima kategori tersebut maka dapat dilihat bagaimana perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi di lokasi penelitian dan termasuk kedalam salah satu kategori tersebut.Berikut adalah kerangka pemikiran yang digambarkan secara skematis.

Universitas Sumatera Utara

Skema Kerangka Pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

: menyatakan hubungan : terdiri dari

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen :

1. Faktor Budaya 2. Faktor Pribadi

Karakteristik sosial ekonomikonsumen:

1. Usia (tahun)

2. Tingkat Pendidikan (tahun)

3. Pendapatan (Rp) Perilaku Konsumen

Sangat Gemar

Gemar Cukup

Gemar

Kurang Gemar

Tidak Gemar

24

Universitas Sumatera Utara

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi hipotesis penelitian adalah :

1. Perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi di lokasi penelitian adalah gemar mengonsumsi kopi.

2. Karakteristik konsumen coffee shop (usia, tingkat pendidikan dan pendapatan) berhubungan nyata dengan perilaku konsumen.

3. Faktor budaya dan faktor pribadi berhubungan nyata dengan perilaku konsumen.

.

25

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan seecara purposive (secara sengaja).

Penelitian ini dilakukan di OmpuGende coffee shopdengan pertimbangan coffee shop dianggap sebagai café terkini yang menyediakan free Wi-fi, parkir yang

cukup luas dengan kapasitas ±15 mobil, pengunjungnya cenderung konsumtif terhadap minuman kopi yang tersedia di Coffee Shop tersebut belakangan ini.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling, yaitu konsumen yang kebetulan berbelanja, mengonsumsi dan mengenal kopi di OmpuGendecoffee shop.Dilakukannya teknik accidental sampling karena jumlah populasi konsumen

kopi di OmpuGende coffee shopyang tidak terdata secara pasti, dengan besar sampel 30.

Sampel sesuai dengan teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum adalah 30 (Hasan, 2002).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dari sampel dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan

26

Universitas Sumatera Utara

penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia dan literatur yang mendukung penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) digunakan kuesioner dan metode skala Likert.Likert yaitu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey.

Sewaktu menanggapi penyataan, konsumen menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Tabel 2. Indikator Perilaku Konsumen

No Indikator Skor mengonsumsi kopi yang khas dan sesuai selera

5 1

3 Frekuensi dalam mengonsumsi kopi. 5 1

4 Mencari publikasi terbaru tentang produk kopi.

5 1

5 Kepuasan dalam mengonsumsi kopi. 5 1

6 Penolakan terhadap produk selain kopi. 5 1

7 Keterikatan dengan produk kopi. 5 1

JUMLAH 35 7

Disediakan lima pilihan skala dengan format sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju dengan nilai skor satu 2. Tidak Setuju dengan nilai skor dua

3. Kurang Setuju dengan nilai skor tiga 4. Setuju dengan nilai skor empat 5. Sangat Setuju dengan nilai skor lima

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil skoring untuk melihat perilaku konsumen didaerah penelitian adalah sebagai berikut:

• >33 = sangat gemar mengonsumsi kopi

• 25-30 = gemar mengonsumsi kopi

• 17-24 = cukup gemar mengonsumsi kopi

• 10-16 = kurang gemar mengonsumsi kopi

• 4-9 = tidak gemar mengonsumsi kopi

Untuk identifikasi masalah (2)yaitu hubungan antara setiap karakteristik sosial ekonomi konsumen dengan perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi digunakan analisis korelasi Rank Spearman.Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan bila datanya berskala ordinal.Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang dianalisis yaitu usia, tingkat pendidikan dan pendapatan per bulan.

Menurut Suharjo (2013), langkah yang dilakukan pada analisis ini yaitu meranking setiap variabel dalam bentuk skor kemudian dikuadratkan. Kemudian hasil-hasil kuadrat selisih ranking tersebut digunakan untuk proses perhitungan yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝑑12 𝑛 (𝑛2 − 1)

Keterangan:

rs= koefisien korelasi rank spearman di= selisih peringkat setiap data n = jumlah data

28

Universitas Sumatera Utara

Diuji dengan uji signifikansi, dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t = r

s

1−𝑟𝑛−2

𝑠2

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai Sig. ≥ α (0,05); H0 diterima dan H1 ditolak; (tidak ada hubungan)

Jika nilai Sig. < α (0,05); H0 ditolak dan H1 diterima; (ada hubungan). Kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antar variabel berkisar antar ±0,00 sampai

±1,00 tanda + adalah positif dan tanda – adalah negatif.

Kemudian untuk mengukur kekuatan hubungannya yaitu dengan melihat nilai correlation coefficient dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 0,00-0,25 = korelasi lemah Nilai 0,26-0,50 = korelasi cukup Nilai 0,51-0,75 = korelasi kuat Nilai 0,76-0,99 = korelasi sangat kuat Nilai 1,00 = korelasi sempurna

Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis menggunakan metode Skala Likert yang ditentukan dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti faktor budaya dan faktor pribadi.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Indikator faktor-faktor perilaku konsumen

Faktor Indikator Skor

Maksimum

Skor Minumum

Budaya • Kultur 5 1

• Sub-Kultur 5 1

• Kelas Sosial 5 1

Pribadi • Pekerjaan 5 1

• Keadaan Ekonomi

5 1

• Gaya Hidup 5 1

Jumlah 30 6

Setiap indikator pada tabel diatas dibuat dalam bentuk pernyataan yang akan dijadikan sebagai batasan-batasan untuk mempermudah konsumen dalam memberikan jawaban.

30

• Suku anda menjadikan kopi sebagai minuman wajib

• Kebiasaan anda berkumpul bersama rekan-rekan untuk mengonsumsi kopi

• Anda merasakan nyaman meghabiskan waktu dengan mengonsumsi kopi

1

• Pekerjaan anda tidak menghalangi anda tidak menghalangi untuk mengonsumsi kopi

• Pendapatan atau budget yang anda miliki digunakan untuk mengonsumsi kopi

• S

• Anda tertarik dengan gaya hidup yang menganggap kopi sebagai minuman bergengsi

1

Universitas Sumatera Utara

Setelah hasil skoring dilakukan kemudian dilakukan Analisis Korelasi Rank spearman.Untuk melihat hubungan hubungan antara faktor budaya dan faktor pribadi dengan perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi. Dengan menggunakan perhitungan dengan rumus berikut :

𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝑑12 𝑛 (𝑛2 − 1) Keterangan:

rs= koefisien korelasi rank spearman di= selisih peringkat setiap data n = jumlah data

Diuji dengan uji signifikansi, dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t = rs

1−𝑟𝑛−2

𝑠2

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai Sig. ≥ α (0,05); H0 diterima dan H1 ditolak; (tidak ada hubungan)

Jika nilai Sig. < α (0,05); H0 ditolak dan H1 diterima; (ada hubungan).Kemudian untuk mengukur kekuatan hubungannya yaitu dengan melihat nilai correlation coefficient dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 0,00-0,25 = korelasi lemah Nilai 0,26-0,50 = korelasi cukup Nilai 0,51-0,75 = korelasi kuat Nilai 0,76-0,99 = korelasi sangat kuat Nilai 1,00 = korelasi sempurna

32

Universitas Sumatera Utara

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Konsumen adalah orang yang berbelanja kopi dan mengenal kopi di tempat penelitian yang menjadi sampel.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya dan faktor pribadi.

3. Faktor budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota, masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.

4. Faktor pribadi adalah pengaruh pribadi diekspresikan melalui cara tradisional yang dijadikan acuan sebagai pemimpin opini, artinya adalah orang dapat dipercaya yang diacu sebagai pemberi pengaruh, diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian.

5. Perilaku konsumen adalah tindakan langsung/ sikap konsumen dalam membeli dan mengonsumsi kopi yang berdasarkan pegaruh faktor-faktor tertentu..

6. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir konsumen kopi di tempat penelitian.

Universitas Sumatera Utara

7. Pendapatan adalah sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mau pun tidak langsung.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Ompu Gende Coffee Shop di Kota Medan yaitu di Jalan Setiabudi, Komplek Taman Setia Budi Indah 1, Kecamatan Medan Sunggal.

2. Waktu Penelitian tahun 2020

3. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang sedang membeli dan mengonsumsi kopi.

34

34

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik dan Geografi

Penelitian dilakukan di OmpuGende coffee shoptepatnya berlokasi di Komplek Taman Setia Budi Indah 1 Blok E No.76, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.Kota Medan terletak antara 2º.27’ - 2º.47’ Lintang Utara, 98º.35’- 98º.44’

Bujur Timur. Kota Medan 2,5- 37,5 meter di atas permukaan laut. Batas kota Medan sebelah utara, selatan barat dan timur dengan kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Barat, Timur, Selatan.Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun Polonia pada tahun 2011 berkisar antara 23,2 º C – 24,2 C dengan suhu maksimum berkisar antara 31,6 C – 35,8 C dan suhu maksimum berkisar 29,1 C-32,9 C.

4.1.2 Medan Selayang

Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang secara

Universitas Sumatera Utara

geografis berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0 – 5%. Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor Sebelah Timur : Kecamatan Medan Polonia

Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

4.1.3 Penduduk

Kecamatan Medan Selayang mempunyai penduduk sebesar 106.150 jiwa yang dikelompokkan menurut jenis kelamin sebanyak 52.433 (Laki-Laki) dan 53.717 (Perempuan). Luasnya adalah 12.81 km² dan kepadatan penduduknya adalah 8.286,49493 jiwa/km².

4.2 Sejarah OmpuGende coffee shop

OmpuGende coffee shop adalah salah satu usaha rumahan di Kota medan yang dibuka pada tahun 2017.Lokasi awal yang didirikan pemilik berada dijalan sei belutu dan belum menjadi coffee shop hanya gerobak kopi biasa, usaha ni berjalan ± 5 bulan.

Kemudian pindah ke beberapa tempat.Awalnya pemilik hanya seorang barista dan penikmat kopi, tidak berencana untuk membuka coffee shop tersebut.Hal pertama

Kemudian pindah ke beberapa tempat.Awalnya pemilik hanya seorang barista dan penikmat kopi, tidak berencana untuk membuka coffee shop tersebut.Hal pertama

Dokumen terkait