• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki minat terhadap perilaku konsumen kopi.

2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pemerintah dalam hal pengambilan kebijakan berkaitan dengan konsumsi kopi.

3. Sebagai referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

6

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Sikap dan Perilaku

Definisi mengenai sikap menurut Schiffman dan Kanuk dalam Susanta (2008)“Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu.”

Menurut Daniel Kazt dalam Naika F. Nababan (2005), mengemukakanbahwa ada empat fungsi sikap, yaitu:

1. Fungsi Utilitarian (The Utilitarian Functiont)

Seseorang yang menyatakan sikapnya terhadap suatu produk karenaa menginginkan manfaat produk tersebut atau untuk menghindari resiko produk.Manfaat produk menyebabkan konsumen menyukai produk tersebut.

2. Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Functiont)

Berfungsi dalam melindungi seseorang terhadap gangguan baik dari dirinya sendiri maupun dari luar.Sikap itu dapat meningkatkan rasa aman dan menghilangkan keraguan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap produk.

3. Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expresive Functiont) Fungsi yang menyatakan nilai-nilai atau gaya hidup dan identitas sosial seorang konsumen, misalnya dalam merawat kecantikan rambut.

Sedangkan,menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

Universitas Sumatera Utara

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Sopiah dan Sangadji (2013) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah:

1. Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

2. Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, dan penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul.

3. Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan,mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.

2.2 Landasan Teori

Konsumen yang suka bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya tesebut. Sebaliknya, kalau konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk tersebut sebagai

8

Universitas Sumatera Utara

pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut kepada teman, kerabat atau tetangganya (Tatik Suryani, 2008).

Istilah konsumen yang sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu : konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen individu mungkin juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau “konsumen akhir”. Konsumen organisasi terdiri dari organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya utuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya (Sumarwan, 2004).

Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.Salah satu konsep permintaan dalam pasar adalah permintaan konsumen. Permintaan konsumen (secara perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang, akan tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi permintaan dalam pasar (Umar,2000).

Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam hukum permintaan. Dalam hukum permintaan dikatakan bahwa “apabila harga suatu barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan sebaliknya, jika harga suatu barang naik maka permintaan konsumen akan barang

Universitas Sumatera Utara

itu menurun”, apabila semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta tidak berubah (Nopirin,2012).

Perilaku konsumen bersifat dinamis, artinya konsumen bergerak sepanjang waktu, implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu, produk, dan konsumen tertentu. Dalam strategi pemasaran berarti strategi yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda, untuk situasi yang berbeda. Strategi yang berhasil untuk titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang lain. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh (afeksi) dan (kognisi), perilaku dan kejadian di sekitar.

Menurut Simamora (2008), faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan (kultur, sub-kultur, kelas sosial), faktor pribadi (usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,). Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan paling penting terhdap perilaku konsumen.

Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial.

Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi,2003).

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status konsumen.Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.Kelompok

10

Universitas Sumatera Utara

mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut acuan.Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang.Keluarga adalah dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan atau adopsi, yang hidup bersama.Anggota keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen. Peran dan status merupakan posisi seseorang menjadi anggota kelompok, keluarga, klub, dan organisasi (Simamora,2008).

Menurut Suryani (2008), kelas sosial didefenisikan sebagai pembagi anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota-anggota dari setiap kelas yang relatif sama mempunyai kesamaan. Untuk menentukan kelas sosial, maka indikator tentang kelas sosial harus dirumuskan dengan jelas. Terdapat beberapa variabel yang sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur kelas sosial antara lain: pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.

Kebutuhan dapat didefenisikan sebagai suatu kesenjangan atau bertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa puasnya (Mangkunegara, 2002).

Sumarwan (2003) menerangkan teori kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terbentuk dari model diskonfirmasi ekspektasi, yaitu menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang

Universitas Sumatera Utara

diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tersebut.Harapan pelanggan saat membeli sebenarnya mempertimbangkan fungsi produk tersebut (product performance). Fungsi produk antara lain:

a. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka pelanggan akan merasa puas.

b. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberi rasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan akan memiliki perasaan netral.

Menurut Permana (2012), skala yang digunakan untuk melihat jawaban-jawaban yang diberikan konsumen dalam penelitian ini adalah skala ordinal, skala ordinal sering juga disebut sebagai skala peringat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkat obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.Misalnya tingkat persepsi seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5= sangat setuju, 4= setuju, 3= netral, 2= tidak setuju, 1= sangat tidak setuju. Setelah diperoleh jawaban-jawaban dari skala ordinal, selanjutnya data yang diperoleh dibuat ke dalam bentuk skala rasio, yang dimana dibuat ke dalam bentuk persen untuk melihat seberapa besar perbedaan jawaban dari masing-masing konsumen.

12

Universitas Sumatera Utara

Perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran yang berhubungan dengan manusia sebagai pasar sasaran.Otomatis, riset perilaku konsumen juga merupakan bagian dari riset pemasaran (Freddy Rangkuti 2004).

2.2.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi karakteristik konsumen.Sebagian besar, pemasar tidak dapat mengendalikan karakteristik seperti itu, tetapi mereka harus memperhitungkan semuanya. Berikut akan dijabarkan beberapa karakteristik yang memperngaruhi konsumen dalam mengonsumsi kopi :

1. Usia

Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Secara umum, umur juga mempengaruhi selera akan makanan dan segala macam keperluan semasa hidup. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

2. Tingkat Pendidikan

Kalau orang bertindak, mereka belajar, pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen.

3. Pendapatan

Pendapatan mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.

Universitas Sumatera Utara

Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa barang dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika pendapatan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods) (Setiadi, 2003).

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi prilaku konsumen yaitu :(Kotler dan Armstrong, 2003).

1. Faktor Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota, masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya (Kotler dan Amstrong, 2008).

Budaya dipelajari sebagai bagian dari pengalaman sosial.Hal tersebut diperoleh dari belajar formal, informal, dan teknis.Budaya dikomunikasikan kepada masyarakat melalui bahasa umum dan melalui simbol yang diketahui umum.Karena pikiran manusia memiliki kemampuan untuk menyerap dan memproses komunikasi secara simbolik.Elemen-elemen budaya di transmisikan oleh 3 (tiga) lembaga persuasive yaitu keluarga, agama, dan sekolah. Lembaga sosial keempat yang memiliki peranan penting dalam transmisi budaya adalah media massa baik melalui isi editorial, maupun iklan (Henry Faizal Noor, 2010).

Kebudayaan adalah kompleks yang secara garis besar dibagi menjadi:

a. Kultur, yaitu determinan yang paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang yang berupa serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi dan perilaku

14

Universitas Sumatera Utara

melalui keluarganya atau lembaga-lembaga kunci lainnya. Pemasar selalu berusaha menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.

b. Sub-kultur, yaitu mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis. Sub-kultur dapat didefenisikan sebagai kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum c. Kelas sosial, didefenisikan sebagai anggota masyarakat menjadi sebuah

hierarki dan kelas-kelas status berbeda, sehingga anggota dari suatu kelas memiliki status yang relatif sama dan bila dibandingkan dengan anggota kelas yang lain akan memilki status yang lebih tinggi atau rendah. Kelas sosial (social class) adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama (Kolter dan Amstrong, 2008).

2. Faktor Pribadi

Pengaruh pribadi diekspresikan melalui cara tradisional yang dijadikan acuan sebagai pemimpin opini, artinya adalah orang dapat dipercaya yang diacu sebagai pemberi pengaruh, diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian.Karakter pribadi yang dimiliki oleh setiap orang akan berbeda, perbedaan kepribadian ini akan membuat adanya cara pandang yang berbeda terhadap suatu permasalahan yang sama, sehingga persepsi ini akan mencerminkan sikap dan kebiasaan seseorang yang tidak akan dimiliki oleh orang lain secara sama.

Universitas Sumatera Utara

a. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang gunakan.Para pekerja kerah biru cenderung membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makanan.

Seseorang presiden perusahaan akan membeli pakaian mahal, perjalanan udara, dan keanggotaan country club. Tingkat kebutuhan konsumen dapat diidentifikasi berdasarkan pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa.

b. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung (Setiadi, 2010).

c. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang.Gaya hidup menggambarkan

“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan.Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka (Mowen dan Minor, 2002).

3. Faktor Sosial

Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial sepertikelompok referensi, keluarga serta peran dan status.

16

Universitas Sumatera Utara

1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa kelompok keanggotaan yaitu :

a.Kelompok Primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja.

b.Kelompok Sekunder (secondary group), seperti agama, professional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.

c. Kelompok Aspirasional (aspirational group) adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu.

d. Kelompok Diasosiatif (dissosiative group), memisahkan diri adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut (Kotler dan Keller, 2009).

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara, yaitu :

a. Kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru.

b. Kelompok referensi juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”.

Universitas Sumatera Utara

c. Kelompok referensi menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang (Setiadi, 2010).

2. Keluarga

Secara tradisional keluarga didefenisikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan, atau adopsi yang memiliki tempat tinggal bersama.Dan secara dinamis, individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka (Schiffman, 2004).

Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan membeli, yaitu:

a. Keluarga orientasi yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

b. Keluarga prokreasi yang merupakan pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif (Setiadi, 2010).

3. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya bersama keluarga, klub, dan organisasi.Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam istilah peran dan status.Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang.Setiap peran menyandang status.Sedangkan status yaitu pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dimainkan.

18

Universitas Sumatera Utara

4. Faktor Psikologis

Ada 4 (empat) faktor utama yang dapat mempengaruhi pilihan pembelian seseorang, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap pembeli itu sendiri.

a. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang dari dalam diri manusia yang membuat dirinya melakukan sesuatu.Dorongan tersebut disebabkan oleh sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi (Kotler Armstrong, 2008).

Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya ( Malayu, 2007). Ahli perilaku konsumen setuju bahwa kebanyakan konsumen mengalami jenis kebutuhan dan motif yang sama, namun cara menyatakan berbeda- beda. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.Oleh sebab itu, pengertian tentang motif manusia sangat penting untuk pengambilan keputusan.Motif juga memungkinkanuntuk meramal perilaku manusia dipasar.

Motif (motive), dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari keputusan (Kotler dan Amstrong, 2008).

Motivasi dibagi kedalam beberapa bentuk yaitu :

1. Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.

2. Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong untuk melakukan sesuatu secara terpaksa.

Universitas Sumatera Utara

3. Motivasi rasional merupakan perilaku konsumen yaitu memilih tujuan berdasarkan kriteria, seperti ukuran, berat, harga dan lain-lain.

4. Motivasi emosional (irrasional) merupakan pilihan atas tujuan dengan kriteria bersifat subjektif, misalnya kebanggaan, status dan lain-lain. Teori Maslow mengenai motivasi yaitu “kebutuhan manusia diatur sesuai dengan hierarki, dari kekuatan yang penting dan sampai kekuatan yang tidak begitu mendesak”.

Maslow mengemukakan teorinya yaitu kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hierarki.

b. Persepsi

Persepsi merupakan proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti (Kotler dan Amstrong, 2008). Pada hakikatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya sesuatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005).Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi :

1. Perhatian yang selektif 2. Gangguan yang selektif

3. Mengingat kembali yang selektif

20

Universitas Sumatera Utara

c. Pembelajaran

Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalaman dimasa lalu (Setiadi, 2003). Pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.Cara individu belajar merupakan hal yang sangat menarik dan penting bagi para akademisi, psikolog, peneliti mengenai konsumen dan pemasar.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu (Kotler dan Amstrong, 2008).Dengan melakukan dan lewat pembelajaran, orang-orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Pada gilirannya, kedua hal ini akan mempengaruhi perilaku membeli mereka. Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide (Kotler dan Amstrong, 2008).

Sikap merupakan determinan perilaku karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi (Winardi, 2004).Sikap juga merupakan suatu kesiapan untuk menanggapi suatu kerangka yang utuh untuk menetapkan keyakinan atau pendapat yang khas.Sikap tersebut timbul dari pengalaman, tidak dibawa dari lahir tetapi merupakan hasil dari belajar.Melalui sikapnya konsumen juga bisa mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik.

a. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Effendy dkk (2018) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk Impor Di Kota Palu, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor

Universitas Sumatera Utara

yang terdiri dari selera, pendapatan, jumlah tanggungan, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku konsumen.

Menurut hasil penelitian Nirmasari Sigit (2015) yang berjudul Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dengan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Kopi Di Kota Bandung, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Menurut hasil penelitian Anggiat A.G. Silalahi(2001) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Teh Celup Dan Implikasinya Pada Strategi Pemasaran Di Daerah Kota Madya Bogordengan tujuan penelitian untuk menguraikan perilaku konsumen rumah tangga terhadap produk minuman teh celup.

Menurut hasil penelitian Bania Ahmad(2019) yang berjudul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan) dengan tujuan penelitian untuk menguraikan kondisi karakteristik konsumen kedai kopi modern di Kota Padangsidimpuan.

b. Kerangka Pemikiran

Konsumen akan mengonsumsi sesuatu ketika merasa membutuhkannya dan memenuhi keinginannya terhadap suatu komoditi. Budaya konsumsi kopi ini biasanya dilakukan masyarakat di warung kopi.Seiring dengan perkembangannya istilah baru untuk menyebut warung kopi dengan sebutan kedai kopi. Minum kopi bukan hanya sekedar tuntutan selera, melainkan bagi sebagian masyarakat perkotaan sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

Adapun konsumen yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah seseorang yang kebetulan sedang membeli dan mengonsumsi kopi di coffe shop yang telah

22

Universitas Sumatera Utara

ditentukan sebagai lokasi penelitian. Konsumen dalam membeli dan mengonsumsi kopi dipengaruhi oleh beberapa karakteristik sosial ekonomi seperti usia, tingkat pendidikan, pendapatan. Keempat karakteristik sosial ekonomi tersebut akan dilihat hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan seperti faktor budaya dan pribadi akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli kopi.

Apabila keputusan konsumen telah diputuskan untuk membeli, maka kopi tersebut dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.

Perilaku konsumen di lokasi penelitian dapat dilihat berdasarkan lima kategori yaitu sangat gemar mengonsumsi kopi, gemar mengonsumsi kopi, cukup gemar mengonsumsi kopi, kurang gemar mengonsumsi kopi, dan tidak gemar mengonsumsi kopi. Dari kelima kategori tersebut maka dapat dilihat bagaimana perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi di lokasi penelitian dan termasuk

Perilaku konsumen di lokasi penelitian dapat dilihat berdasarkan lima kategori yaitu sangat gemar mengonsumsi kopi, gemar mengonsumsi kopi, cukup gemar mengonsumsi kopi, kurang gemar mengonsumsi kopi, dan tidak gemar mengonsumsi kopi. Dari kelima kategori tersebut maka dapat dilihat bagaimana perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi di lokasi penelitian dan termasuk

Dokumen terkait