• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2 Analisis Faktor Membaca dengan Analisis SWOT

4.2.2.1 Analisis Faktor Membaca

4.2.2.1.1 Faktor Internal

Faktor Internal dibagi menjadi 9 indikator yang mempengaruhi membaca yakni: (a) indikator motivasi baca, (b) indikator sikap dan minat pembaca, (c) indikator kebiasaan membaca, (d) indikator kondisi emosi dan kondisi kesehatan, (e) indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, (f) indikator pengetahuan tentang cara membaca, (g) indikator ketertarikan dan kebermanfaatan, (h) indikator tingkat intelegensi pembaca, dan (i) indikator penguasaan bahasa. Adapun rincian analisis data faktor internal sebagai berikut:

a. Indikator Motivasi Baca

Indikator pertama dalam faktor internal yaitu motivasi baca. Motivasi baca yang dimaksud adalah dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti (1) dorongan menyelesaikan tugas tepat waktu, (2) dorongan menentukan target membaca, (3) dorongan mencapai prestasi, (4) dorongan membaca yang sangat kuat saat akan UTS dan UAS, (5) dorongan membaca pada bacaan hiburan, dan (6) dorongan membaca atas dasar kesadaran sendiri. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel indikator motivasi baca di bawah ini.

Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca

No Subindikator Rentangan Skor 1 (TST) 2 (TS) 3 (TMP) 4 (S) 5 (SS) 1

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha menyelesaikannya tepat waktu.

1 3 5 14 10

2

Target membaca yang saya inginkan tidak pernah saya tentukan ketika membaca.

0 10 8 11 4

3

Selama perkuliahan, saya ingin

mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.

1 1 8 17 6

4

Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.

0 1 3 19 10

5

Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.

0 4 8 13 8

6

Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri.

1 4 4 18 6

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat enam subindikator. Penjelasan masing-masing subindikator sebagai berikut: subindikator pertama

memperlihatkan kondisi yang bervariasi yaitu “jika diberi tugas membaca oleh

dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat waktu”. Pilihan sangat setuju

dipilih oleh 10 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 14 mahasiswa sehingga dipandang sebagai sikap positif, berarti terdapat 24 (72,73%) mahasiswa menyatakan bersedia menyelesaikan tugas tepat waktu. Berdasarkan kategori yang ada jumlah tersebut termasuk kategori tinggi. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 3 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa sehingga dipandang sebagai sikap negatif, artinya terdapat 4 (12,12%) mahasiswa menyatakan tidak menyelesaikan tugas dosen secara tepat waktu. Berdasarkan kritieria yang ada, jumlah tersebut masuk kategori rendah sekali. Selain itu, terdapat 5 (15,15%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator kedua yaitu “target membaca yang mahasiswa inginkan tidak

pernah mahasiswa tentukan ketika membaca”. Terdapat 4 mahasiswa memilih

pilihan sangat setuju dan 11 mahasiswa memilih pilihan setuju. Data tersebut berarti sejumlah 15 (45,46%) mahasiswa masuk dalam kategori cukup dan memiliki sikap negatif karena setiap kali membaca mahasiswa tidak memiliki target. Namun, 10 mahasiswa mengaku tidak setuju, artinya mahasiswa selalu memiliki target untuk membaca. Sejumlah 10 (30,3%) mahasiswa tersebut berarti memiliki sikap positif meskipun masuk dalam kategori rendah. Selain itu, terdapat 8 (24,24%) mahasiswa memiliki sikap yang tidak jelas.

Subindikator ketiga yaitu “selama perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai

prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca”. Mahasiswa yang memiliki sikap positif yaitu pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan

setuju dipilih 17 mahasiswa. Sejumlah 23 (69,70%) mahasiswa menyatakan rajin belajar karena ingin mencapai prestasi yang tinggi. Jumlah tersebut masuk dalam kategori tinggi. Namun, sejumlah 2 (6,06%) mahasiswa bersikap negatif karena 1 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju dan 1 mahasiswa memilih sangat tidak setuju. Kedua mahasiswa tersebut tidak rajin membaca meskipun ingin mencapai prestasi yang tinggi. Hasil persentase tersebut menunjukkan masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu, terdapat 8 (24,24%) mahasiswa memiliki sikap yang belum jelas.

Subindikator keempat yaitu “jika akan menempuh ujian tengah semester

atau akhir semester, dorongan membaca mahasiswa sangat kuat”. Mahasiswa

yang memilih sangat setuju sejumlah 10 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Berdasarkan data tersebut terdapat 29 (87,87%) mahasiswa mengakui dorongan membaca mahasiswa meningkat sangat kuat ketika akan ujian. Hal ini masuk kategori tinggi dan menunjukkan sikap negatif mahasiswa karena saat tidak ujian dorongan membaca mahasiswa rendah. Adapun sikap positif hanya dimiliki oleh 1 (3,03%) mahasiswa. Mahasiswa tersebut mengaku tidak setuju apabila dorongan membacanya tinggi hanya saat akan ujian. Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah sekali dan terdapat 3 (9,09%) mahasiswa tidak jelas sikapnya.

Subindikator kelima yaitu “dalam keseharian, dorongan membaca

mahasiswa hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan”. Terdapat 8 mahasiswa memilih pilihan sangat setuju dan 13 mahasiswa memilih pilihan setuju. Berdasarkan data tersebut 21 (63,64%) mahasiswa memiliki sikap negatif karena

mahasiswa hanya membaca bacaan yang bersifat hiburan bukan untuk menambah ilmu pengetahuan. Sikap negatif tersebut masuk dalam kategori tinggi. Namun, terdapat 4 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju yang artinya mahasiswa membaca tidak hanya tertuju pada bacaan hiburan tetapi membaca bacaan yang menambah ilmu pengetahuan. Sejumlah 4 (12,12%) mahasiswa tersebut memiliki sikap positif, tetapi masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu, 8 (24,24%) mahasiswa masih belum jelas sikapnya.

Subindikator keenam yaitu “mahasiswa membaca bukan karena dorongan

orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri”. Mahasiswa yang memilih sangat

setuju berjumlah 6 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 18 mahasiswa. Sejumlah 24 (72,73%) mahasiswa bersikap positif dan masuk dalam kategori tinggi karena mahasiswa membaca atas kesadaran sendiri. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa. Hal ini menunjukkan 5 (15,15%) mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah sekali karena mahasiswa membaca hanya jika ada dorongan dari orang lain. Selain itu, terdapat 4 (12,12%) mahasiswa belum jelas sikapnya. b. Indikator Sikap dan Minat Baca

Ketika mahasiswa memiliki motivasi baca yang tinggi tentu sikap dan minat membaca mahasiswa juga akan tinggi. Sikap dan minat baca mahasiswa tercermin dalam subindikator berikut: (1) sikap respek terhadap orang lain yang memberi jawaban dengan menyebut sumber bacaan, (2) sikap membawa bahan bacaan setiap bepergian, (3) minat memiliki buku baru, dan (4) minat untuk membaca

kembali bacaan yang sudah pernah dibaca. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel indikator sikap dan minat baca di bawah ini.

Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Baca

No Subindikator Rentangan Skor 1 (TST) 2 (TS) 3 (TMP) 4 (S) 5 (SS) 1

Saya sangat respek kepada orang lain yang memberi jawaban atas suatu pertanyaan dengan menyebut sumber yang pernah dibacanya.

2 4 2 16 9

2 Saya membawa bahan bacaan kemana

pun pergi. 3 11 13 6 0

3

Jika teman memiliki buku baru, saya berusaha untuk memilikinya agar dapat membaca setiap saat.

2 14 13 2 2

4

Saya ingin membaca kembali bacaan

yang pernah saya baca untuk

menyegarkan ingatan.

0 5 12 15 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 4 subindikator. Adapun penjabaran setiap subindikator sebagai berikut: subindikator pertama yaitu

“mahasiswa sangat respek kepada orang lain yang memberi jawaban atas suatu

pertanyaan dengan menyebut sumber yang pernah dibacanya”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 16 mahasiswa, artinya sejumlah 15 (75,76%) mahasiswa memiliki sikap positif karena mahasiswa sangat respek kepada orang lain yang menjawab pertanyaan dengan merujuk sumber yang pernah dibacanya. Data tersebut masuk dalam kategori tinggi. Pilihan tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa artinya 6 (18,18%) mahasiswa menyatakan bahwa mahasiswa merasa biasa saja atau tidak respek terhadap orang lain yang menjawab pertanyaan dengan merujuk sumber yang pernah dibacanya. Data tersebut menunjukkan mahasiswa memiliki

sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah sekali. Terdapat pula 2 (6,06%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator dua yaitu “mahasiswa membawa bahan bacaan kemana pun pergi”. Terdapat 6 (18,18%) mahasiswa memilih pilihan setuju bahwa setiap

bepergian mahasiswa membawa bahan bacaan. Pernyataan tersebut berarti mahasiswa memiliki sikap positif namun masuk dalam kategori rendah sekali. Sejumlah 11 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju dan 3 mahasiswa memilih pilihan sangat tidak setuju. Data tersebut berarti 14 (42,42%) mahasiswa masuk dalam kategori cukup dan memiliki sikap negatif karena mahasiswa tidak membawa bahan bacaan kemana pun pergi. Selain itu, terdapat 13 (39,39%) mahasiswa tidak jelas sikapnya.

Subindikator ketiga yaitu “jika teman memiliki buku baru, mahasiswa berusaha untuk memilikinya agar dapat membaca setiap saat”. Pilihan sangat

setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 2 mahasiswa, artinya 4 (12,12%) mahasiswa memiliki sikap positif dan masuk dalam kategori rendah sekali karena jika temnanya memiliki buku baru, mahasiswa memiliki minat dan berusaha untuk memiliki buku baru tersebut untuk dapat membacanya setiap hari. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 14 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa artinya sejumlah 16 (48,48%) mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori cukup karena mahasiswa tidak memiliki minat dan tidak berusaha untuk memiliki buku baru. Selain itu, 13 (39,39%) mahasiswa masih belum jelas sikapnya.

Subindikator keempat yaitu “mahasiswa ingin membaca kembali bacaan

yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan”. Sejumlah 1

mahasiswa memilih pilihan sangat setuju dan 15 mahasiswa memilih pilihan setuju. Data tersebut menunjukkan mahasiswa memiliki sikap positif karena 16 (48,48%) mahasiswa menyatakan ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan. Pernyataan tersebut masuk dalam kategori cukup. Terdapat 5 (15,15%) mahasiswa memilih pilihan tidak setuju. Kelima mahasiswa tersebut memilik sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah karena mahasiswa menyatakan tidak ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan. Selain itu, terdapat 12 (36,36%) mahasiswa tidak jelas sikapnya.

c. Indikator Kebiasaan

Kebiasaan membaca juga akan membantu mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Apabila mahasiswa memiliki kebiasaan membaca yang baik tentu mahasiswa akan lebih mudah memahami isi bacaan. Adapun subindikator kebiasaan sebagai berikut: (1) kecenderungan membaca setiap hari, (2) kebiasaan menyusun jadwal membaca, dan (3) kebiasaan meletakkan buku yang mudah dijangkau. Berikut ini disajikan tabel indikator kebiasaan.

Tabel 4.3 Indikator Kebiasaan

No Subindikator Rentangan Skor 1 (TST) 2 (TS) 3 (TMP) 4 (S) 5 (SS) 1

Saya memiliki kecenderungan untuk

membaca setiap hari. 0 14 8 10 1

2

Saya menyusun jadwal teratur untuk

3

Buku-buku yang akan saya baca saya siapkan di tempat yang mudah saya jangkau.

4 6 4 16 3

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat tiga subindikator. Berikut penjelasan masing-masing subindikator. Subindikator pertama yaitu “mahasiswa

memiliki kecenderungan untuk membaca setiap hari”. Pilihan sangat setuju dipilih

oleh 1 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 10 mahasiswa artinya sejumlah 11 (33,33%) mahasiswa memiliki sikap positif, meskipun masuk dalam kategori rendah karena mahasiswa memiliki kecenderungan untuk membaca setiap hari. Terdapat 14 (42,42%) mahasiswa memilih tidak setuju, artinya mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori cukup karena mahasiswa tidak memiliki kecenderungan untuk membaca setiap hari. Selain itu, 8 (24,24%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

` Subindikator kedua yaitu “mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk

membaca setiap hari”. Terdapat 2 mahasiswa memilih sangat setuju dan 5 mahasiswa memilih setuju. Data tersebut menunjukkan hanya 7 (21,21%) mahasiswa yang menyatakan menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Mahasiswa tersebut memiliki sikap positif meskipun masuk dalam kategori rendah. Terdapat 15 mahasiswa memilih tidak setuju dan 3 mahasiswa memilih sangat tidak setuju dalam pernyataan di atas, artinya 18 (54,55%) mahasiswa menyatakan tidak pernah menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Mahasiswa tersebut memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori cukup. Terdapat pula 8 (24,24%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator ketiga yaitu “buku-buku yang akan mahasiswa baca

mahasiswa siapkan di tempat yang mudah mahasiswa jangkau”. Terdapat 3

mahasiswa memilih sangat setuju dan 16 mahasiswa memilih setuju dipanjang sebagai sikap positif. Berarti 18 (57,58%) mahasiswa menyatakan bahan bacaan diletakkan yang mudah dijangku. Berdasarkan kategori yang ada jumlah tersebut masuk dalam kategori cukup. Namun, terdapat 10 (30,30%) mahasiswa menyatakan tidak menyiapkan buku-buku bacaan yang mudah dijangkau. Hal ini menunjukkan mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah. Terdapat pula 4 (12,12%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

d. Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan

Kondisi emosi berkaitan dengan kesehatan mahasiswa. Apabila perasaan mahasiswa sedang tidak baik pasti akan mempengaruhi kesehatan mahasiswa. Kondisi emosi dan kondisi kesehatan dapat dilihat dalam subindikator berikut: (1) perasaan yang enak mempermudah memahami isi bacaan, (2) perasaan yang tidak enak (galau) mempersulit dalam memahami isi bacaan, (3) kondisi tidak sehat mempersulit untuk berkonsentrasi dalam membaca, dan (4) tetap membaca meskipun kondisi kesehatan tidak baik karena menghadapi ujian. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel indikator kondisi emosi dan kondisi kesehatan di bawah ini.

Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan

No Subindikator Rentangan Skor 1 (TST) 2 (TS) 3 (TMP) 4 (S) 5 (SS) 1

Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

2

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

2 4 3 15 9

3

Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya

sulit berkonsentrasi dalam membaca. 0 4 2 17 10

4

Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik saya tetap membacanya.

3 3 3 19 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 4 subindikator. Adapun penjabaran masing-masing subindikator sebagai berikut: subindikator pertama

yaitu “jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan

yang mahasiswa baca”. Terdapat 17 mahasiswa memilih sangat setuju dan 14

mahasiswa memilih setuju. Data tersebut menunjukkan 31 (93,94%) mahasiswa memiliki sikap positif dan masuk dalam kategori sangat tinggi karena kondisi emosi mahasiswa yang baik mempermudah mahasiswa dalam memahami isi bacaan. Namun masih terdapat 1 (3,03%) mahasiswa menyatakan meskipun kondisi emosi baik tetap kesulitan dalam memahami isi bacaan. Data tersebut menunjukkan mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu, juga terdapat 1 (3,03%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator kedua yaitu “jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang mahasiswa baca”. Terdapat 9 mahasiswa

memilih sangat setuju dan 15 mahasiswa memilih setuju. Berdasarkan data tersebut diketahui sejumlah 24 (72,73%) mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori tinggi karena saat kondisi emosi tidak baik (galau) membuat mahasiswa kesulitan dalam memahami isi bacaan. Namun, terdapat 4

mahasiswa memilih tidak setuju dan 2 mahasiswa memilih sangat setuju, artinya 6 (18,18%) mahasiswa memiliki sikap positif karena meskipun kondisi emosi tidak baik (galau) mahasiswa tetap mampu memahami isi bacaan, tetapi persentase tersebut masuk dalam kategori rendah sekali. Terdapat pula 3 (9,09%) mahasiswa masih belum jelas sikapnya.

Subindikator ketiga yaitu “jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa

sulit berkonsentrasi dalam membaca”. Terdapat 10 mahasiswa memilih sangat

setuju dan 17 mahasiswa setuju, artinya terdapat 27 (81,82%) mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk kategori sangat tinggi karena saat kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa kesulitan berkonsentrasi dalam membaca. Namun, terdapat 4 (12,12%) mahasiswa menyatakan meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap mampu berkonsentrasi dalam membaca. Keempat mahasiswa tersebut memiliki sikap positif, meskipun masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu terdapat 2 (6,06%) mahasiswa belum jelas sikapmya.

Subindikator keempat yaitu “kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi

kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 5 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Berdasarkan data tersebut berarti 24 (72,73%) mahasiswa memiliki sikap positif karena meskipun kondisi tidak sehat mahasiswa tetap berusaha membaca untuk menghadapi ujian. Persentase tersebut masuk dalam kategori tinggi. Namun, 3 mahasiswa memilih tidak setuju dan 3 mahasiswa memilih sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas sehingga 6 (18,18%) mahasiswa memiliki sikap negatif karena saat akan mengahadapi ujian dan kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tidak membaca.

Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah sekali dan 3 (9,09%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

e. Indikator Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya akan membantu mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Adapun pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dapat dilihat dalam subindikator berikut: (1) pengetahuan sebelumnya mempermudah dalam memahami isi bacaan, (2) sambil membaca membuat ringkasan, (3) membuat daftar pertanyaan untuk mempermudah memahami isi bacaan, (4) mengingat-ingat isi bacaan, (5) merumusakan isi bacaan dengan bahasa sendiri, (6) membuat skema gagasan setelah membaca, (7) melacak sumber asli bacaan, dan (8) membaca meningkatkan kemampuan berpikir kritis saat memberi tanggapan. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel indikator pengetahuan yang dimiliki sebelumnya di bawah ini:

Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

No Subindikator Rentangan Skor 1 (TST) 2 (TS) 3 (TMP) 4 (S) 5 (SS) 1

Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca.

0 1 2 20 10

2

Sambil membaca, saya membuat

ringkasan isi bacaan. 2 3 13 9 6

3

Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.

1 12 11 8 1

4

Agar memahami isi bacaan, saya cukup

mengingat-ingat isinya saja. 1 10 6 15 1

5

Agar memahami isi bacaan, saya

merumuskan dengan bahasa saya

sendiri.

6

Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca.

1 2 11 16 3

7

Jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif.

0 14 10 7 2

8

Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain.

1 2 3 18 9

Adapun penjabaran 8 subindikator di atas yaitu subindikator pertama

“pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki berperan besar

untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 10 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 20 mahasiswa. Sejumlah 30 (90,91%) mahasiswa menyatakan pengetahuan yang sudah mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca. Data tersebut menunjukkan mahasiswa memiliki sikap positif dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Namun, 1 (3,03%) mahasiswa menyatakan tidak setuju, artinya meskipun memiliki ilmu pengetahuan sebelumnya tetapi tidak membantu mempermudah dalam memahami isi bacaan. Persentase tersebut masuk kategori rendah sekali dan terdapat pula 2 (6,06%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator kedua yaitu “sambil membaca, mahasiswa membuat ringkasan

isi bacaan”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan setuju dipilih oleh

9 mahasiswa, data tersebut berarti sejumlah 15 (45,46%) mahasiswa bersikap positif karena mahasiswa menyatakan sambil membaca meringkas isi bacaan. Persentase tersebut masuk kategori cukup. Namun, terdapat 3 mahasiswa memilih

tidak setuju dan 2 mahasiswa memilih sangat tidak setuju, artinya 5 (15,15%) mahasiswa menyatakan saat membaca tidak meringkas isi bacaan sehingga kelima mahasiswa tersebut dianggap memiliki sikap negatif dan masuk kategori rendah sekali. Selain itu, terdapat 13 (39,39%) mahasiswa memiliki sikap yang belum jelas.

Subindikator ketiga yaitu “untuk memahami isi bacaan, mahasiswa

membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca”. Hanya 1 mahasiswa yang memilih sangat setuju dan 8 mahasiswa memilih setuju, artinya 9 (27,27%) mahasiswa memiliki sikap positif karena untuk memahami isi bacaan, mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca. Persentase tesebut masuk dalam kategori rendah. Terdapat 12 mahasiswa memlih tidak setuju dan 1 mahasiswa memilih sangat tidak setuju, artinya 13 (39,39%) mahasiswa memiliki sikap negatif karena tidak membuat daftar pertanyaan sebelum membaca. Persentase tersebut masuk kategori rendah juga. Selain itu, terdapat 11 (33,33%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator keempat yaitu “agar memahami isi bacaan, mahasiswa cukup

mengingat-ingat isinya saja”. Terdapat 1 mahasiswa memilih sangat setuju dan 15 mahasiswa memilih setuju, artinya sejumlah 16 (48,49%) mahasiswa masuk dalam kategori cukup dan memiliki sikap negatif karena untuk memahami isi bacaan, mahasiswa hanya mengingat-ingat saja. Lain halnya dengan 10 mahasiswa memilih tidak setuju dan 1 mahasiswa memilih sangat tidak setuju, artinya 11 (33,33%) mahasiswa masuk kategori rendah namun memiliki sikap

positif karena untuk memahami isi bacaan mahasiswa tidak hanya mengingat- ingat saja. Terdapat pula 6 (18,18%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator kelima yaitu “agar memahami isi bacaan, mahasiswa

merumuskan dengan bahasa mahasiswa sendiri”. Terdapat 8 mahasiswa memilih sangat setuju dan 19 mahasiswa memilih setuju, artinya 27 (81,82%) mahasiswa masuk kategori sangat tinggi dan memiliki sikap positif karena mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri untuk memperdalam memahami isi bacaan. Namun, terdapat 1 (3,03%) mahasiswa masuk dalam kategori rendah sekali dan memiliki sikap negatif karena tidak merumuskan dengan bahasa sendiri untuk memahami isi bacaan. Selain itu, terdapat 5 (15,15%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator keenam yaitu “untuk mempermudah memahami isi bacaan,

mahasiswa membuat skema gagasan setiap kali membaca”. Terdapat 3 mahasiswa

memilih sangat setuju dan 18 mahasiswa memilih setuju, artinya 18 (57,58%) mahasiswa masuk kategori cukup dan memiliki sikap positif karena setiap membaca, untuk mempermudah isi bacaan mahasiswa membuat skema gagasan. Namun, terdapat 2 mahasiswa memilih tidak setuju dan 1 mahasiswa memilih sangat tidak setuju, artinya 3 (9,09%) mahasiswa masuk kategori rendah sekali dan memiliki sikap negatif karena setiap kali membaca mahasiswa tidak membuat skema gagasan untuk mempermudah isi bacaan. Selain itu, terdapat 11 (33,33%) mahasiswa belum diketahui secara jelas sikapnya.

Subindikator ketujuh yaitu “jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu

dapat memahami secara lebih komprehensif”. Terdapat 2 mahasiswa memilih

sangat setuju dan 7 mahasiswa memilih setuju, artinya 9 (27,27%) mahasiswa memiliki sikap positif karena mahasiswa ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif setiap ada ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian. Persentase tersebut masuk kategori rendah. Sejumlah 14 (42,42%) mahasiswa memilih tidak setuju, artinya mahasiswa tersebut memiliki sikap negatif karena mahasiswa tidak ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif setiap ada ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian. Persentase tersebut masuk dalam kategori cukup. Sejumlah 10 (30,30%) mahasiswa belum jelas sikapnya.

Subindikator kedelapan yaitu “melalui membaca, mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain”.

Terdapat 9 mahasiswa memilih sangat setuju dan 18 mahasiswa memilih setuju, artinya sejumlah 27 (81,81%) mahasiswa masuk kategori sangat tinggi dan memiliki sikap positif karena mahasiswa menyatakan kemampuan berpikir mahasiswa lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain

Dokumen terkait