• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.5 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Kritis

Setelah melakukan analisis data observasi kelas, faktor membaca dengan analsis faktor, hasil tes kemampuan membaca kritis dan keterkaitannya dengan analisis SWOT, dan wawancara maka dapat ditentukan strategi yang sesuai untuk kemampuan membaca kritis. Strategi ini dikhususkan bagi mahasiswa yang masih belum mampu mencapai aspek membaca kritis. Adapun strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis yakni:

a. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Mengenali dan Mengingat

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek mengenali dan mengingat diketahui memiliki kekuatan yakni (1) mahasiswa disiplin dalam menyelesaikan tugas, (2) selalu membaca kembali bacaan yang sudah dibaca untuk menyegarkan ingatan, (3) memiliki berbagai pengetahuan membantu mempermudah memahami isi bacaan, dan (4)

mahasiswa membuat pengingat di note untuk membaca buku minimal 3 buku dalam 1 minggu. Kelemahannya yaitu (1) mahasiswa tidak membawa bahan bacaan kemana pun pergi, dan (2) mahasiswa hanya mengingat-ingat isinya saja untuk memahami isi bacaan. Adapun peluangnya yaitu (1) lingkungan tempat tinggal mahasiswa sangat nyaman untuk membaca, dan (2) dosen mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari, (3) sebelum masuk ke materi perkuliahan, dosen mengingatkan kembali materi yang dipelajari, dan (4) sebelum mengakhiri perkuliahan, dosen mengajak mahasiswa untuk melakukan refleksi mengenai materi yang sudah dipelajari. Ancamannnya yaitu mahasiswa kesulitan memahami isi bacaan ketika kalimat dalam bacaan terlalu panjang dan teks terlalu banyak kata-kata asing.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek mengenali dan mengingat, strategi pembelajarannnya yaitu (1) mahasiswa diminta untuk menulis kata asing beserta arti dan konteksnya. Setelah membaca sebaiknya mahasiswa menulis kata-kata asing yang disertai arti dan konteksnya dalam buku khusus yang setiap hari dibawa pergi. Peneliti memilih strategi ini dengan alasan mahasiswa selalu ingin membaca untuk menyegarkan ingatan meskipun mahasiswa tidak membawa bacaan kemana pun pergi. Fungsi buku khusus tersebut untuk membantu mempermudah mahasiswa ketika membutuhkan informasi yang sudah pernah dibacanya sehingga mahasiswa dapat membuka buku khusus itu sewaktu-waktu. (2) Mahasiswa diminta untuk membuat mind mapping. Setelah membaca sebaiknya mahasiswa membuat mind mapping dengan menggunakan bolpoin

warna atau spidol atau stabilo untuk memberi penegasan pada kalimat. Tujuan dari membuat mind mapping ini supaya mahasiswa lebih mudah memahami isi bacaan karena kalimat lebih sederhana dan mengingat mahasiswa kesulitan ketika menghadapi kalimat yang terlalu panjang. Selain itu, adanya warna-warni dalam membuat mind mapping akan mempermudah mahasiswa untuk mengenali dan mengingat kata/kalimat. (3) Memberi pertanyaan kepada mahasiswa. Sering memberi pertanyaan kepada mahasiswa mengenai materi yang sudah dipelajari mendorong mahasiswa untuk mengingat-ingat materi. Sebaiknya, pertanyaan ditujukan pada mahasiswa tertentu karena hal tersebut mempermudah mahasiswa mengingat peristiwa yang secara langsung dialaminya.

b. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Memahami Isi Bacaan

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek memahami isi bacaan diketahui memiliki kekuatan yakni (1) jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan, (2) meskipun kondisi kesehatan mahasiswa tidak baik, tetapi akan menghadapi ujian mahasiswa tetap membaca, (3) mahasiswa miliki pengetahuan atau pengalaman banyak sehingga membantu mempermudah pemahaman isi bacaan, (4) mahasiswa tekun dan rajin membaca, (5) mahasiswa aktif bertanya kepada teman yang presentasi apabila belum memahami materi, (6) mencari sumber lain yang sesuai dengan tema yang sama untuk menambah wawasan, dan (7) Setelah membaca, mahasiswa membuat rangkuman. Kelemahannya yaitu (1) jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan, (2) mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca jika kondisi kesehatan tidak baik, dan (3) kadang-

kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari.

Adapun peluangnya yaitu (1) meskipun penghasilan orang tua terbatas, mahasiswa peroleh bahan bacaan yang dibutuhkan dengan mudah, (2) dosen memberi tugas membaca, dan (3) dosen memberi penegasan sebelum mengakhiri perkuliahan. Ancamannya yaitu (1) jadwal membaca mahasiswa sering terganggu, jika tiba-tiba ada orang yang datang bertamu, (2) tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan dan (3) mahasiswa kesulitan dalam memahami isi bacaan apabila suasana lingkungan ramai/ tidak konsusif.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek memahami isi bacaan, strategi pembelajarannnya yaitu (1) memberi tugas membaca. Sebaiknya setiap semester mahasiswa diberi tugas untuk membaca disesuaikan dengan mata kuliah. Memberi tugas membaca buku wajib yang harus dibaca dan buku bebas. Biarkan mahasiswa menentukan sendiri bahan bacaan yang ingin mahasiswa baca. (2) Meningkatkan skemata mahasiswa. Sebaiknya bahan bacaan yang diberikan sudah dikenal oleh mahasiswa namun tetap terdapat informasi baru. Skemata ini memadukan pengetahuan mahasiswa yang sebelumnya dengan pengetahuan baru yang didapat sehingga mahasiswa mudah dalam memahami isi bacaan. (3) Membangun perspektif mahasiswa. Apabila perspektif mahasiswa positif dan anggapan baik terhadap bacaan maka mahasiswa akan mudah memahami isi bacaan. (4) Meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa. Sebaiknya bahan bacaan yang diberikan selain sudah dikenali yaitu harus memacu mahasiswa

untuk ikut serta berpikir mengenai isi bacaan. Apabila mahasiswa membiasakan diri untuk berpikir mengenai isi bacaan maka mahasiswa tidak akan kesulitan dalam memahami isi bacaan baik sesuai dengan bidang yang dipelajari maupun tidak. (5) Meningkatkan aspek afektif. Sebaiknya setelah membaca mahasiswa menulis kembali apa yang telah dibacanya dengan menggunakan bahasa sendiri karena menulis dengan bahasa sendiri akan mempermudah mahasiswa dalam memahami isi bacaan.

c. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Menerapkan Konsep-konsep

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek menerapkan konsep-konsep diketahui memiliki kekuatan yakni (1) mahasiswa membaca atas dasar kesadaran sendiri, (2) mahasiswa memahami berbagai teknik membaca sehingga sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan, (3) mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa, (4) mahasiswa memberi masukan kepada teman yang presntasi supaya dapat menyajikan materi lebih baik lagi dan penyaji akan memperbaikinya, (5) mahasiswa mencari dan membeli buku literatur yang disarankan dosen, dan (6) mahasiswa menulis cerpen. Kelemahannya yaitu (1) dorongan membaca mahasiswa sangat kuat hanya saat menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, (2) jika teman memiliki buku baru, mahasiswa tidak berusaha untuk memilikinya agar dapat membaca setiap saat, dan (3) mahasiswa lebih suka menonton film daripada membaca buku aslinya.

Adapun peluangnya yaitu (1) mahasiswa ke perpustakaan untuk membaca jika ada masalah yang perlu diselesaikan (2) dosen memberi proyek (tugas) secara berkelompok. Ancamannya yaitu (1) mahasiswa pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang mahasiswa butuhkan dan (2) mahasiswa lebih mengutamakan menonton televisi daripada membaca buku.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek menerapkan konsep-konsep, strategi pembelajarannnya yaitu (1) mengembangkan daya pikir mahasiswa. Mahasiswa diberi suatu permasalahan dan diminta untuk mencari solusi atau pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian, mahasiswa akan menggunakan daya pikir dan penalaran sehingga mampu berpikir kritis. (2) Mengajak mahasiswa untuk praktik secara langsung. Setelah membaca sebaiknya mahasiswa diajak untuk melakukan praktik secara langsung karena dengan melakukan praktik secara langsung akan diketahui mahasiswa tersebut mampu menerapkan konsep-konsep atau tidak. (3) Meminta mahasiswa untuk mengkonfirmasi tugas. Sebaiknya setelah mengerjakan tugas, mahasiswa mengkomunikasikan hasil kerja yang telah mereka kerjakan.

d. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Menganalisis

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek menganalisis diketahui memiliki kekuatan yakni (1) mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, (2) mahasiswa menyiapkan buku-buku yang mudah dijangkau, (3) mahasiswa aktif menaggapi penjelasan penyaji apabila belum jelas dan jawaban tidak memuaskan, dan (4)

mahasiswa ingin meraih prestasi yang setinggi-tingginya dan melebihi teman- temannya. Kelemahannnya yaitu dalam (1) keseharian, dorongan membaca mahasiswa hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan, (2) mahasiswa tidak memiliki kecenderungan untuk membaca setiap hari, (3) bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, (4) mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca. dan (5) mahasiswa hanya menyukai jenis bacaan tertentu (novel/cerpen/komik).

Adapun peluangnya yaitu (1) mahasiswa merasa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan, dan (2) dosen memberi proyek (tugas) secara berkelompok. Ancamannya yaitu (1) mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bcaan ketika membaca menghadapi kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya, dan (2) mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bcaan ketika membaca menghadapi kalimat dalam bacaan terlalu panjang, dan (3) mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan ketika membaca menghadapi tingkat keterbacaan terlalu sulit.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek menganalisis, strategi pembelajarannnya yaitu memberi mahasiswa dua teks dengan satu tema. Strategi ini dipilih karena dengan menggunakan dua teks, mahasiswa akan terlatih untuk membedakan teks satu dengan teks yang lainnya sehingga menemukan ciri khusus baik persamaan kedua teks maupun perbedaan kedua teks. Mahasiswa juga diharapkan mampu menemukan pesan tersirat maupun tersurat dalam masing-masing teks.

e. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Membuat Kesimpulan

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek membuat kesimpulan diketahui memiliki kekuatan yakni (1) mahasiswa sangat respek kepada orang lain yang memberi jawaban atas suatu pertanyaan dengan menyebut sumber yang pernah dibacanya, (2) mahasiswa siapkan buku-buku di tempat yang mudah dijangkau, (3) mahasiswa membaca bacaan yang dianggap menarik meskipun tidak berkaitaan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, (4) sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan dan (5) setelah membaca, mahasiswa membuat rangkuman. Kelemahannya yaitu (1) mahasiswa tidak menentukan target ketika membaca, dan (2) mahasiswa tidak membuat daftar pertanyaan untuk memahami isi bacaan.

Adapun peluangnya yaitu (1) mahasiswa merasa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan, (2) dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan materi diakhir perkuliahan, dan (2) di akhir perkuliahan, dosen meminta mahasiswa untuk membuat kesimpulan perkuliahan. Ancamannya yaitu (1) mahasiswa mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan, dan (2) struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek membuat kesimpulan, strategi pembelajarannnya yaitu (1) membuat daftar pertanyaan sebelum membaca. Sebaiknya sebelum membaca mahasiswa diminta untuk membuat daftar

pertanyaan yang sesuai dengan bacaan dengan menggunakan kata kunci 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How). Melalui daftar pertanyaan tersebut selain memahami isi bacaan juga akan mencari kunci jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya sehingga mahasiswa akan memperoleh informasi secara keseluruhan isi bacaan. (2) Membuat kesimpulan atau ringkasan. Setelah menjawab pertanyaan mahasiswa sebaiknya membuat kesimpulan atau ringkasan dengan bahasa sendiri mengenai hal-hal penting yang diperoleh dari hasil membaca. Strategi ini penting dilakukan karena tidak semua penulis mengungkapkan gagasannya secara tersurat sehingga mahasiswa diharapkan mampu menemukan gagasan tersebut dan dapat memahami isi bacaan.

f. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Menilai

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek menilai diketahui memiliki kekuatan yakni (1) mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat waktu jika diberi tugas membaca oleh dosen, (2) mahasiswa membaca karena dorongan dari kesadaran sendiri, (3) melalui membaca, mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, (4) mahasiswa memberi tanggapan pada teman yang presentasi, (5) mahasiswa memberi kritikan kepada teman yang presntasi agar dapat menyajikan materi lebih baik lagi, dan (6) mahasiswa mencari buku lain untuk menambah pengetahuan yang sesuai dengan bahan bacaan yang dicari. Kelemahannya yaitu (1) mahasiswa tidak membawa bahan bacaan kemana pun pergi, dan (2) jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau

hasil penelitian, mahasiswa tidak ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif.

Adapun peluangnya yaitu (1) mahasiswa ke perpustakaan untuk membaca jika ada masalah yang perlu diselesaikan, (2) dosen memberi tugas mahasiswa untuk mengkritik suatu sastra yang telah mereka baca, dan (3) dalam perkuliahan, dosen membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda supaya mahasiswa lebih aktif baik bertanya maupun memberi tanggapan. Ancamannya yaitu teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek menilai, strategi pembelajarannnya yaitu memberi kritikan. Sebaiknya setelah membaca mahasiswa diminta untuk memberi menilai dan tanggapan (mengkritik) mengenai suatu informasi yang telah dibaca dengan mengungkapkan pendapatnya yang didukung fakta-fakta dengan menyebut sumber yang dapat dipercaya. Strategi ini dipilih karena sebagai mahasiswa sebaiknya tidak langsung percaya hanya dengan membaca satu referensi saja tetapi mambaca berbagai referensi untuk melacak dan memperoleh informasi yang komperhensif dan tanggapan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

g. Strategi Pembelajaran untuk Aspek Memproduksi

Analisis SWOT dari hasil observasi, faktor membaca, dan wawancara yang dikaitkan dengan aspek memproduksi diketahui memiliki kekuatan yakni (1) agar memahami isi bacaan, mahasiswa merumuskan dengan bahasa mahasiswa sendiri,

(2) membuat skema gagasan setiap kali membaca, dan (3) mahasiswa menulis cerpen. Kelemahannya yaitu (1) mahasiswa tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari dan (2) mahasiswa tidak menyadari bahwa kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan ilmu pengetahuan dapat dipenuhi melalui membaca.

Adapun peluangnya yaitu (1) lingkungan tempat tinggal mahasiswa sangat nyaman untuk membaca, (2) meskipun penghasilan orang tua terbatas, tetapi bacaan yang mahasiswa butuhkan dapat mahasiswa peroleh dengan mudah, (3) dosen meminta mahasiswa untuk membuat makalah berdasarkan hasil membaca, dan (2) dosen memberi proyek (tugas) kepada mahasiswa secara berkelompok. Ancamannya yaitu masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dan pengaruh media eketronik sehingga menghambat mahasiswa dalam memahami isi bacaan.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka apabila peneliti akan mengajarkan aspek memproduksi, strategi pembelajarannnya yaitu (1) menyusun kerangka. Kemampuan membaca kritis tidak hanya sampai pada tahap membaca dan menilai, tetapi mahasiswa juga perlu mengungkapkan gagasan kritisnya secara tertulis. Sebelum memproduksi sebaiknya mahasiswa membuat kerangka terlebih dahulu. Alasan perlunya membuat kerangka yaitu untuk mempermudah mahasiswa dalam mengembangkan tulisan. Selain itu, tujuan membuat kerangka ini supaya mahasiswa mempunyai patokan dan tidak melenceng dari kerangka yang sudah dibuat, artinya sebagai rambu-rambu untuk menulis agar tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. (2) memproduksi. Setelah mahasiswa membuat kerangka maka saatnya mahasiswa untuk membuat tulisan atau mengembangkan gagasannya berdasarkan kerangka yang sudah dibuat.

Berdasarkan strategi-strategi yang sudah dijelaskan di atas berikut ini keseluruhan strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis: (1) mahasiswa diminta untuk menulis kata asing beserta arti dan konteksnya, (2) memberi tugas membaca, (3) meningkatkan skemata mahasiswa, (4) mengajak mahasiswa untuk praktik secara langsung, (5) memberi mahasiswa dua teks berbeda tetapi satu tema, (6) membuat daftar pertanyaan sebelum membaca, (7) membuat kesimpulan atau ringkasan, (8) mahasiswa memberi kritikan, dan (9) memproduksi.

Dokumen terkait