• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Dalam proses pengujian kendaraan bermotor sarana dan prasarana adalah suatu kebutuhan primer, hal ini dikarenakan proses pengujian kendaraan bermotor tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana misalnya kelengkapan alat uji. Dengan sarana dan prasarana yang lengkap maka akan meningkatkan kinerja pegawai maupun meningkatkan kualitas pelayanan. Sarana dan prasarana untuk peralatan uji sudah dinilai lengkap namun akan lebih baik lagi apabila ditambah lagi satu paket pengujian sehingka tidak hanya ada satu alur pengujian yang menyebabkan antrian semakin panjang.

c. Kualitas lingkungan fisik

Lingkungan fisik di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo berpengaruh terhadap kinerja pegawai, misalnya kondisi lingkungan kerja pegawai dan kondisi ruang tunggu yang nyaman. Hal ini bisa terlihat misalnya apabila kondisi pengujian, ruang

commit to user

kerja, dan ruang tunggu baik akan membuat pegawai dan masyarakat pemilik kendaraan bermotor merasa nyaman dalam melakukan pengujian.

d. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi berkaitan dengan desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

Struktur organisasi yang ada di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo bersifat hirarkis, dimana terdapat tingkatan antara kepala seksi dan staff. Berdasarkan struktur organisasi, pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dibagi menjadi Kepala Seksi, bendahara, sekretraris pembantu, petugas pemungut retribusi, pegawai fungsioanal sebagai tenaga penguji, dan beberapa staf.

Dari struktur organisasi yang ada di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor jelas sekali bahwa setiap pegawai mempunyai tugas dan fungsi masing-masing dan bersifat hirarkis, sehingga semua pegawai mempunyai tanggung jawab secara vertikal terhadap Kepala Seksi. Struktur organisasi ini mempunyai pengaruh yang besar dalam pengukuran kinerja di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo karena dengan struktur

commit to user

organisasi yang terlalu hirarkis biasanya prosedur pelayanan terlalu berbelit-belit karena segala keputusan harus berdasarkan perintah dari atasan.

Hal ini bisa dilihat misalnya apabila ada rekomendasi kendaraan wajib uji dari daerah lain yang menumpang untuk diujikan di Kabuapaten Sukoharjo, pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor hanya berani mengujikan apabila ada ijin dari Kepala Seksi. Tanpa mendapatkan persetujuan dari Kepala Seksi pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor tidak berani mengambil keputusan. Padahal Kepala Seksi belum tentu setiap hari hadir karena sering ada rapat. Hal ini merupakan suatu fenomena dimana struktur birokrasi yang terlalu hirarkis bisa menghambat kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraab bermotor.

e. Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. (Tangkilisan, 2005:180).

Dalam organisasi publik keberadaan seorang pemimpin sangat penting karena pemimpin bertugas untuk mengarahkan bawahannya dalam pencapaian tujuan dan sebagai pengambil keputusan di organisasi tersebut.

commit to user

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo secara struktur organisasi masih bersifat hierarki sehingga membutuhkan sosok kepemimpinan yang handal yang bisa mengendalikan anggotanya agar bekerja sesuai standar dan tujuan organisasi.

Tetapi pada kenyataannya kepemimpinan di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo masih terdapat beberapa kekurangan. Seperti yang telah disebutkan di muka bahwa jumlah pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor yang mempunyai SK pengujian hanya berjumlah lima orang dengan yang satu merangkap sebagai Kepala Seksi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih kekurangan pegawai sehingga yang seharusnya menjabat sebagai Kepala Seksi harus merangkap sebagai petugas penguji.

Karena hal tersebut seorang kepala seksi yang seharusnya bertugas untuk memimpin bawahannya dan mengarahkan bawahannya serta sebagai pengambil keputusan harus terjun langsung sebagai enaga penguji.

Keberadaan pemimpin yang merangkap sebagai petugas penguji akan sangat menghambat proses pengujian kendaraan bermotor apabila Kepala Seksi ditugaskan untuk rapat atau ke luar kota, hal ini menjadikan tenaga penguji di Seksi Pengujiam

commit to user

Kendaraan Bermotor menjadi semakin minim dan proses pengujian menjadi terhambat.

2. Faktor Eksternal a. Faktor ekonomi

1) Kondisi perekonomian yang semakin berubah-ubah

Kondisi perekonomian yang selalu berubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor. Sejak kenaikan bahan bakar minyak maka besarnya tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor juga ikut mengalami kenaikan karena kenaikan bahan bakar minyak diikuti juga dengan kenaikan harga suku cadang pengujian kendaraan bermotor, seperti peralatan uji, plat uji, buku uji, serta perlengkapan lainnya.

Dengan naiknya tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor akan menjadi beban bagi sebagian masyarakat. Sehingga membuat beberapa masyarakat yang merasa aman apabila tidak mengujikan kendaraannya memilih tidak mengujikan kendaraannya daripada harus mengeluarkan uang untuk melakukan pengujian.

2) Banyaknya kendaraan yang mutasi atau pindah ke daerah lain

Kendaraan yang pindah ke daerah lain atau mengalami mutasi tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan dari retribusi

commit to user

pengujian kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan dengan pindahnya kendaraan ke daerah lain secara otomatis akan mengurangi jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Sukoharjo, dengan demikian objek retribusi semakin berkurang.

b. Faktor Sosial

1) Kesadaran Pemilik Kendaraan Bermotor

Kesadaran pemilik kendaraan bermotor untuk mengujikan kendaraannya sangat berpengaruh terhadap pendapatan dari retribusi pengujian kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan bermotor merupakan subyek retribusi, sedangkan kendaraan wajib uji merupakan objek retribusi. Besarnya pendapatan dari retribusi pengujian kendaraan bermotor tergantung dari berapa banyak orang yang mengujikan kendaraannya. Penyebab utama tidak tercapainya target retribusi di tahun 2008 dan 2009 adalah karena kesadaran masyarakat pemilik kendaraan bermotor untuk mengujikan kendaraannya masih rendah.

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor dikatakan sudah cukup baik, namun dalam implementasinya masih terdapat beberapa hambatan.

Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, dilihat dari indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja yaitu antara lain adalah tangible, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Dari masing-masing indicator tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Indilator tangible.

Wujud fisik (tangible) yang ada di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih kurang maksimal. Walaupun lokasi pengujian luas dan mudah dijangkau dijangkau namun masih terdapat beberapa kekurangan. Dilihat dari peralatan uji sudah lengkap namun hanya berjumlah satu paket alat uji sehingga hanya terdapat satu alur pengujian yang menyebabkan antrian pengujian semakin panjang. Selain itu dari segi sarana dan prasarana penunjang

commit to user

lainnya masih sangat kurang. Hal ini bisa terlihat terbatasnya penyediaan komputer, kipas angin, ruang kerja pegawai yang kurang luas, dan ruang tunggu yang kurang memadahi. Keadaan ruang tunggu yang tidak nyaman membuat masyarakat pemilik kendaraan bermotor banyak yang mengeluh dan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab mengapa ada beberapa pemilik kendaraan yang enggan mengujikan kendaraannya sehingga berpengaruh pada berkurangnya jumlah kendaraan wajib uji yang akhirnya berdampak pada menurunnya pencapaian retribusi dari pengujian kendaraan bermotor.

2. Indikator responsivitas

Daya tanggap atau responsivitas pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih rendah. Walaupun hanya sedikit ditemukan keluhan dari para pemilik kendaraan bermotor dan pegawai sudah berupaya untuk menanggapi keluhan tersebut serta bersikap ramah terhadap masyarakat, namun belum semua aspirasi atau keinginan dari masyarakat bisa terpenuhi. Salah satu keluhan yang belum mendapat perhatian dari pihak Dishubinfokom adalah terkait masalah kondisi ruang tunggu yang kurang nyaman, hal ini dikarenakan sampai saat ini belum ada anggaran untuk perbaikan ruang tunggu.

Selain itu pegawai kurang responsive berkaitan dengan pendataan jumlah kendaraan wajib uji yang selalu berubah-ubah.

commit to user

Sedangkan dalam menanggapi adanya kendaraan wajib uji yang tidak melakukan pengujian pegawai hanya bersikap apatis. Seharusnya jumlah kendaraan yang wajib uji perlu mendapat perhatian khusus karena jumlah kendaraan wajib uji berkaitan erat dengan peningkatan pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

3. Indikator Responsibilitas

Responsibilitas di seksi pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dinilai sudah sangat baik karena pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan prinsip dan kebijakan yang ada, hal ini bisa dilihat dalam pemberian tanda kelulusan uji kelayakan hanya diberikan kepada kendaraan yang benar-benar secara teknis laik jalan, selain itu proses pengujian juga ditangani oleh pegawai yang mempunyai kemampuan khusus dalam pengujian kendaraan bermotor dan mempunyai SK pengujian sehingga kendaraan yang di uji benar-benar bisa dijamin keakuratannya apakah lulus uji atau tidak.

4. Indikator Akuntabilitas

Akuntabilitas yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian kendaraan bermotor sudah bagus. Pertanggungjawaban kepada masyarakat ditunjukkan dengan mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Sedangkan pertanggungjawaban secara vertikal yang

commit to user

dilakukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dilakukan secara berkala dalam bentuk LAKIP atau laporan pertanggungjawaban.Selain itu pelaksanaan kegiatan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan apa yang ditetapkan di Perda Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor.

Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor internal dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor terdiri dari sumber daya penguji, sarana prasarana kedinasan, dan kualitas lingkungan fisik. Sedangkan faktor eksternal dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah faktor ekonomi, kesadaran dari pemilik kendaraan bermotor untuk mengujikan kendaraannya, dan adanya beberapa kendaraan yang pindah ke luar kota atau mutasi.

B. Saran

Dalam beberapa hal kinerja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tersebut masih ada yang perlu ditingkatkan lagi untuk memberikan pelayanan yang optimal dan tercapainya target retribusi sesuai dengan yang telah dianggarkan. Untuk itu ada beberapa saran yang bisa diperhatikan dan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu antara lain adalah sebagai berikut :

commit to user

1. Diperlukan adanya kerjasama antara pihak Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor bersama Satpol PP dan pihak kepolisisan untuk lebih sering melakukan operasi terhadap kendaraan wajib uji, sehingga dengan adanya sanksi yang tegas maka pemilik kendaraan bermotor akan mengujikan kendaraannya.

2. Dalam penyusunan APBD di tahun yang akan datang perlu diusulkan adanya anggaran untuk perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana yang ada utamanya pada penambahan peralatan uji, perbaikan ruang kerja, dan penambahan ruang tunggu yang nyaman. 3. Perlu dilakukan pelatihan atau pendidikan khusus terhadap pegawai di

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor untuk menambah jumlah pegawai yang mempunyai SK pengujian sehingga dengan semakin banykanya pegawai yang mempunyai kemampuan dalam pengujian maka akan memperlancar proses pengujian kendaraan bermotor.

Dokumen terkait