• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

B. Promosi Perpustakaan, Tujuan dan Fungsi

5. Faktor Keberhasilan Kegiatan Promosi Perpustakaan

Salah satu faktor keberhasilan perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi yaitu sangat ditentukan oleh staf perpustakaan itu sendiri.

Khusunya yang menyangkut hal pengelolaan perpustakaan, baik secara teknis maupun secara layanan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soejono Trimo dalam Sudarsana (2007: 3.55) “ perpustakaan yang paling menetukan baik buruknya layanan perpustakaan”. jadi dapat disimpulkan bahwa baik buruknya keadaan perpustakaan sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan promosi yang dijalankan, serta ditunjang dengan Pelayanan yang baik dalam mencapai tujuan promosi perpustakaan.

b. Koleksi perpustakaan C. Pemberdayaan Perpustakaan

Untuk menjadikan bahan informasi (Lasa, 2003:201) yang dikelola perpustakaan dan fasilitas yang digunakannya lebih berdayaguna, maka perlu usaha untuk memberdayakannya secara optimal. Upaya pemberdayaan ini sekurang-kurangnya adalah layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan literasi informasi.

Namun yang demikian ini sesuai dengan kemampuan dari perpustakaan tersebut, kiranya perpustakaan dapat memberikan layanan berupa penyediaan jasa sirkulasi, baca ditempat, pelayanan rujukan, penelusuran literatur, penyajian informasi terbaru, penyajian informasi terseleksi, pelayanan audio visual, pelayanan internet, bimbingan pemakai, penyediaan jasa fotocopy, pelayanan reproduksi, pelayanan pinjam antar perpustakaan, dan pendidikan pemustaka.

Pemberdayaan memaksimalkan pemberian wewenang kepada pengelola

22

instansi untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus secara eksplisit dari pimpinan diatasnya.

Pemberdayaan mengandung dua arti, pertama, adalah to give power or autoriti to adalah memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas kepihak lain. Kedua, berarti to give ablity or enable or enable adalah sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.

Kreatifitas dan inisiatif juga menjadi penentu maju tidaknya sebuah perpustakaan. Kesadaran dan keikhlasan dalam mengelola perpustakaan merupakan langkah awal dalam pemberdayaan perpustakaan.

D. Pandangan Islam Tentang Promosi

Untuk memasarkan dan mempromosikan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun infrastruktur dan fasilitas-fasilitas jasa informasi, lalu kemudian mengharapkan pemustaka untuk berkunjung dan memenuhi perpustakaan.akan tetapi masyarakat harus selalu diingatkan secara terus menerus dan selektif mungkin akan manfaat serta peran dan apa saja yang dapat diperoleh dan dilakukan didalam perpustakaan untuk menarik minat kunjung pemustaka. Beberapa metode yang biasa dilakukan oleh pustakawan untuk memasarkan atau mempromosikan jasa dan layanan perpustakaan yaitu melalui nama dan logo, poster, dan pamflet, pameran, media dan vidio, ceramah dan iklan (Sulistio Basuki, 1993:286) dengan menggunakan media promosi seperti media cetak, media elektronik danmedia penyelenggara, maka metode tersebut dianggap sebagai cara yang tepat untuk mempromosikan layanan jasa perpustakaan karena mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Maidah/ 5: 97.

Terjemahnya:

“Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid.

(Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Departemen Agama RI,2005: 125).

Ayat diatas menjelaskan bahwa ka’bah yang merupakan tempat yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, bukan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah) dan ihram (bulan yang dilarang melakukan peperangan) merupakan berbagai contoh hal-hal yang diberitahukan (dipromosikan) oleh tuhan melalui wahyu yang selanjutnya termediasi melalui media al-Qur’an. Promosi yang baik dengan mengedepankan kaidah-kaidah islami akan memberikan pengetahuan terhadap orang-orang yang menerima informasi tersebut (shihab, 2012:252).

Berkaitan dengan penjelasan ayat tersebut bahwa ka,bah merupakan tempat yang tepat bagi manusia untuk mengerjakan urusan-urusannya yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, seperti halnya dengan perpustakaan yang menjadi tempat yang tepat dalam menemukan kebenaran informasi oleh karena itu perpustakaan perlu ditingkatkan lagi tidak hanya dari segi infrastruktur namun begitu pula dengan hal mempromosikan perpustakaan agar masyrakat mengetahui arti penting perpustakaan dan mempertahankan eksistensi perpustakaan.

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Burhan (2007: 39) menyatakan metode penelitian kualitatif adalah strategi umum yang digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi peneliti. Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif (descriptive research).

Menurut Gunawan (2014: 80) deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kondisi peristiwa pada masa sekarang. Hadari Nawawi menyatakan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek ataupun obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainnya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya yang meliputi interpretasi data dan analisis data. Penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mendeskripsikan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menggambarkan secara rinci mengenai strategi promosi di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dengan menganalisis hasil wawancara, observasi, dokumentasi, tulisan atau catatan yang mengandung informasi tentang kegiatan promosi (Nawawi, 2002: 63).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Takalar yang beralamat di Jl. Haji Suaib Pasang No.3. Sabintang pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan pada tanggal 01 Juli sampai 30 Juli 2020.

a. Sejarah Singkat Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2001 tentang organisasi Dinas Daerah Kabupaten Takalar, dimana Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Takalar. Oleh karena itu dengan kkesungguhan dan ketulusan hati pemerintah Daerah Kabupaten Takalar, maka didirikanlah Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai UPTD dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Takalar dan diresmikan oleh Bapak Bupati saat itu Drs. H. Zainal Abidin, M.Si bersama pejabat Menristek RI Ir. Utari Budihardjo, M.Si pada tanggal 04 juli 2001, dan dioperasionalkan pada tanggal 18 Mei 2002 dibawah kepemimpinan Bapak Drs. Syafaruddin, M.Pd atas pembinaan Bapak Bupati DR. H.

Ibarahim Rewa, MM dan Bapak Kepala Dinas Dikjar Drs. H. Abdul Gani, M.Pd. Sehingga pada tahun 2005 Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar meraih Juara Umum III dalam lomba Pemustakaan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 89, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4741), dan berdasarkan Peraturan Daerah Kab.

Takalar No.12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga

26

Teknis Daerah Kab.Takalar maka pada bulan Januari 2009 berubah dari UPTD Perpustakaan Umum Daerah Kab.Takalar menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar yang dipimpin oleh H.Ismail, S.Sos sampai Desember 2010 dan pada Januari 2011 sampai dengan 10 Maret 2011 dipimpin oleh Drs. H. Muh. Yusuf, M.Pd dan pada tanggal 11 Maret sampai sekarang dipimpin oleh Drs. H. Abbas, M.M dan dilengkapi dengan Sub Bagian (Kasubag Tata Usaha dan beberapa seksi yaitu Seksi Perpustakaan, Seksi Kearsipan dan Seksi Pengembangan Diklat Fungsional.

b. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1) Visi

Menjadikan Perpustakaan dan Arsip sebagai sumber informasi dan simpul pemersatu

2) Misi

a) Melayani informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan secara cepat, tepat dan akurat.

b) Mengunpulkan dan melestarikan bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa

c) Menyelenggarakan pengembangan, pembinaan, dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan yang ada di kabupaten Takalar

d) Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen pemerintahan dan pembangunan

e) Menjadikan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur f) Menjadikan arsip sebagai memori kolektif bangsa dan bahan

pertanggungjawaban nasional

g) Memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengakses arsip statis demi kemaslahatan bangsa.

c. Struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasio atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.

Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan. Adapun struktur organisasi yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupten takalar sebagai berikut:

28

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN TAKALAR

B. Sumber Data

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Meteode penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran melalui metode ilmiah, atau memeriksa, mencari kembali serta menemukan data yang ditemukan, atau meningkatkan hasil aplikasi yang baru.

Menurut Morgan dan Tylor dalam Moleong (2013:30) metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:39) bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek yang dituju atau sasaran penelitian.

Ada 2 sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sumber Data Primer

Menurut Moleong (2013: 6) data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber utamanya.

Sumber data primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam, dokumentasi, maupun observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari: Kepala Perpustakaan/

Kepala Dinas Perpustakaan, Pustakawan atau tenaga pengelola di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, serta pemustaka.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

30

Table 1.1 Data Informan

No Narasumber status ket

1 Darwis, S. Pd, MM. Tenaga Perpustakaan Informan 1 2 Muh. Ikhlas , S.Sos. Tenaga Perpustakaan Informan 2 3 H. Hamzar M. Tika, S.Sos, MM Tenaga Perpustakaan Informan 3

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data kedua setelah data primer. Bungin (2013: 129) mengatakan bahwa data yang dihasilkan darin sumber data ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder adalah data data pendukung atau pelengkap, oleh karena peneliti kesulitan memproleh data dari sumber data primer, atau mungkin hal lain yang bersifat pribadi sehingga kesulitan mendapat data secara langsung dari sumber data primer.

Sumber data sekunder yaitu data yang bersifat menunjang penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, melihat data berupa bukti,catatan, atau laporan yang telah tersusun dalam arsip perpustakaan sebagai pengambil keputusan dalam pemecahan masalah.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara

Menurut Muleong (2013: 186) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Penelitian ini menggunakan wawancara secara bebas terpimpin.

Menurut Nasution (1996: 113) wawancara bebas terpimpin yaitu memberi pertanyaan sesuai dengan keinginan peneliti namun tetap berpedoman pada ketentuan yang menjadi pengontrol relevansi isi.

Wawancara dilakukan untuk menggali data, informasi serta keterangan terkait strategi promosi dari aspek bentuk promosi, proses promosi, hambatan pelaksanaan serta upaya dalam mengatasi hambatan kegiatan promosi di Perpustakaan daerah Takalar. Posisi peneliti disini mendengarkan secara teliti dan mencatat apapun yang dikemukakan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan kepala seksi perpustakaan, dua tenaga perpustakaan, dan empat pengunjung untuk mendapatkan informasi secara lisan.

2. Observasi

Menurut Arikunto (2006: 128) observasi dinyatakan sebagai kegiatan pengamatan, pencatatan, secara sistematis mengenai fenomena yang diselidiki.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif pasif, menurut Sugiyono (2010: 310) observasi partisipatif pasif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek dimana sehari-hari tenaga

32

perpustakaan berada dan biasa melakukan aktivitasnya, namun peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut secara lengkap.

Aspek yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu mengenai kondisi perpustakaan, pelaksanaan kegiatan promosi, beserta media yang digunakan dalam promosi. Peneliti melakukan kegiatan mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan terhadap data dan informasi hasil observasi yang telah diperoleh, baik selama kegiatan observasi berlangsung maupun setelah observasi selesai sebagai tindak lanjut. Kegiatan yang terekam oleh peneliti selama observasi berlangsung akan dicatat sebagai data hasil observasi.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk mencermati hal-hal penting berupa catatan yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data terhadap dokumen-dokumen yang mendukung dan relevan sebagai tambahan informasi.

Dokumen yang bisa dijadikan tambahan informasi antara lain: profil perpustakaan, foto kegiatan, data sarpras perpustakaan, laporan koleksi bahan pustaka, Peraturan Bupati Takalar, SK pembagian tugas, jadwal program kegiatan, data pegawai perpustakaan, dokumen Laporan Bulanan Perpustakaan Daerah, serta struktur organisasi perpustakaan. Dokumen-dokumen yang telah diperoleh dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis. Dokumentasi menjadi penting dalam kaitannya sebagai bukti dari teknik wawancara dan observasi yang dilakukan.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 160) bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus di validasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian.

Dengan demikian pada penelitian ini peneliti itu sendiri yang melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan bantuan alat-alat pendukung lainnya yaitu pulpen, buku, pedoman wawancara dan handphone (alat perekam).

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah (Sugiyono, 2010: 60) sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga mendapatkan informasi tentang indikator dari sebuah penelitian.

No Variabel Indikator

1. Strategi promosi a. Pameran

b. Perpustakaan keliling c. Media cetak dan non cetak d. Lomba pekan perpustakaan e. Taman baca masyarakat 2. Pemberdayaan

perpustakaan

a. Sosialisai perpustakaan b. Bimtek (Bimbingan teknik)

perpustakaan F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Menurut Sugiyono (2010: 335) kegiatan yang akan dilakukan dalam analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data diperoleh dari hasil pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi.

34

Data yang diperoleh dianalisis dengan model analisa interaktif (Sugiyono, 2009: 247-252). Model ini di dalamnya terdapat tiga komponen analisis yang utama yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada tahap reduksi data ini, peneliti melakukan kegiatan memilah, menyederhanakan dan menggolongkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi berdasar tiap sumber sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang telah dipilah dimasukkan dalam kategori sesuai fokus penelitian mengenai strategi promosi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian teks yang bersifat naratif dan tabel. Data hasil reduksi diklasifikasikan menurut pokok permasalahan dan disajikan dengan tujuan agar data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan menjadi mudah difahami. Data yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari empat aspek yaitu bentuk promosi, proses promosi, hambatan kegiatan, serta upaya dalam mengatasi hambatan promosi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Takalar.

3. Verifikasi

Sugiyono memberikan pendapat bahwa (2018: 252) verifikasi adalah data yang dikemukakan ditahap awal dianggap kredibel, berdasarkan dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan untuk mengumpulkan data.

4. Penarikan Kesimpulan

Budiman (2008:9) menyatakan bahwa penarikan kesimpulan adalah penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima, jika dalam proses pengujian terdapat bukti yang cukup untuk mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima sebaliknya jika dalam proses pengujian tidak terdapat bukti yang cukup untuk mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.

G. Pengujian Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian kualitatif maka peneliti melakukan pemeriksaan data bergantung pada teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2010: 372) triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan waktu. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah cara untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber atau informan.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik merupakan cara untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada informan atau sumber yang sama dengan teknik yang

36

berbeda seperti data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan oservasi, dokumentasi atau kuesioner.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperti wawancara, observasi atau teknik yang lain dalam keadaan dan waktu yang berbeda.

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dibagian ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah diperoleh, baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Adapun beberapa narasumber untuk membantu penulis mendapatkan data yaitu melelui kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar, beberapa pegawai dan pemustaka tentang strategi promosi dalam pemberdayaan perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan teknik wawancara terhadap tiga informan yang berstatus sebagai kepala Dinas, pegawai dan pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar.

Hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriftif atau penggambaran bagaimana strategi promosi yang diterapkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar. maka kegiatan promosi yang dilakukan seperti melalui perpustakaan keliling, lomba perpustakaan, pekan perpustakaan, pameran dan promosi melalui media cetak. Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut:

A. Strategi promosi yang diterapkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar

Untuk mempromosikan serta memasarkan jasa dan layanan perpustakaan, perpustakaan tidak hanya cukup hanya membangun infrastrktur dan menydiakan koleksi semata dan mengharap pemustaka datang untiuk berkunjung diperpustakaan.

Akan tetapi masyarakat harus selalu diingatkan akan pentingnya manfaat dan peran perpustakaan.

38

Promosi perpustakaan merupakan cara yang tepat untuk menarik minat kunjung pemustaka dan mengubah paradigma masyarakat tentang manfaat perpustakaan dan membantu perpustakaan agar lebih diberdayagunakan. Adapun media promosi yang digunakan sebagai berikut:

1. Lomba pekan perpustakaan

Pekan perpustakaan adalah kegiatan yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar dalam waktu yang telah ditentukan, adapun beberapa lomba yang diadakan seperti, lomba membaca cepat, mendongeng, cerdas cermat dan lomba yang lainnya.

Hasil wawancara penulis kepada informan I kepala Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Daerah Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala Dinas Perpustakaan menyatakan bahwa

“Kegiatan pekan perpustakaan tersebut diikuti oleh peserta yang terdiri dari tingkat SD, SMP dan SMA. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun guna untuk menumbuhkan minat baca masyarakat terlebih kepada siswa dan merubah paradigma masyarakat tentang manfaat dan keberadaan perpustakaan” (Darwis, Wawancara 2020).

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan 2 diperoleh informasi bahwa:

“Disamping kita mengadakan lomba pekan perpustakaan yang diikuti oleh siswa adan siswi antar sekolah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar juga rutin mengadakam lomba perpustakaan antar Desa dan Kecamatan yang penilaiannya langsung dari pihak provinsi. Selain mengadakan lomba kita juga memberikan sosialisai tentang manfaat dari membaca dan mengajari membaca khususnya bagi yang buta huruf.

Kegiatan ini diadakan guna untuk memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya warga yang ada dipelosok tentang pentingya membaca dan memberikan informasi terkait dengan kebutuhan khusunya dibagian pekerjaan masyarakat” (Ikhlas, Wawancara 2020).

Informan 3 pada bagian Kasi. Pembinaan Arsip organisasi perangkat Daerah, Ormas, Orpol dan Lembaga Pendidikan juga menyampaikan:

“Dalam kegiatan lomba perpustakaan antar desa dan dan pekan perpustakaan yang diadakan kami juga mensosialisasikan tentang layanan apa saja yang disediakan perpustakaan dan manfaat dari pentingya membaca dari buku”.(Hamzar, wawancara, 2020).

Seiring dengan perkembangan zaman. berbagai macam teknologi yang muncul untuk memudahkan dalam pencarian informasi sehingga perpustakaan tidak berfungsi sebagai tempat pencarian informasi yang relevan. Dengan adanya kegiatamn promosi dapat membantu untuk mempromosikan layanan apa saja yang disediakan oleh perpustakaan dan membantu mengangkat citra perpustakaan dimata masyrakat.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh informan diatas bahwa pihak dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar telah melakukan promosi melalui beberapa kegiatan promosi seperti lomba pekan perpustakaan yang diikuti oleh siswa siswi dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Takalar. kegiatan ini diharapkan agar masyarakat mengetahui arti penting perpustakaan dan pengunjung perpustakaan dapat meningkat untuk membantu meningkatkan minat baca masyarakat.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh informan diatas bahwa pihak dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Takalar telah melakukan promosi melalui beberapa kegiatan promosi seperti lomba pekan perpustakaan yang diikuti oleh siswa siswi dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Takalar. kegiatan ini diharapkan agar masyarakat mengetahui arti penting perpustakaan dan pengunjung perpustakaan dapat meningkat untuk membantu meningkatkan minat baca masyarakat.

Dokumen terkait