• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Strategi promosi Perpustakaan

3. Tingkat-tingkat Strategi

Menurut Rewoldt (1991: 230) bahwa ada beberapa tingkatan-tingkatan strategi diantaranya yaitu:

a. Enterprise strategy

Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat dapat dilihat dari setiap organisasi. Masyarakat merupakan kelompok yang ada diluar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Didalam masyarakat yang tidak terkontrol itu ada terdapat pemerintah dan kelompok lainnya seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi enterprise dilihat dari hubungan antara organisasi dan masyarakat luar.

b. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

14

c. Business Strategy

Strategi ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran ditengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi dihati para penguasa, para pengusaha. para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ketingkat yang lebih baik.

4. Jenis-jenis Strategi

Menurut Rewoldt (1991: 230) jenis-jenis strategi yang dapat dilihat sebagai berikut:

a. Strategi integrasi yaitu integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, dan integrasi vertikal. Integrasi-integrasi ini adalah cara yang memungkinkan organisasi dapat mengendalikan para distributor, pemasok dan pesaing.

b. Strategi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.

c. Strategi difersifikasi yaitu berkaitan dengan menambahkan produk dan jasa baru.

d. Strategi defensif yaitu berkaitan dengan melakukan restrukturisasi untuk menghemat biaya dan meningkatkan kembali penjualan.

B. Promosi Perpustakaan, Tujuan dan Fungsi 1. Pengertian Promosi Perpustakaan

Kamus Besar bahasa Indonesia (1998: 702) promosi bisa diartikan sebagai perkenalan. Promosi perpustakaan (Baddollahi, 1996: 20) adalah mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum pertukaran informasi

antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut.

Promosi perpustakaan adalah suatu upaya untuk menumbuhkan minat pemakai perpustakaan agar tertarik mengunjungi perpustakaan dan menumbuhkan budaya gemar membaca dengan memanfaat sumber daya perpustakaan baik berupa koleksi perpustakaan maupun layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Promosi perpustakaan perlu dilakukan untuk memperkenalkan koleksi dan jenis layanan yang disediakan oleh perpustakaan kepada masyarakat agar tertarik mengunjungi dan memanfaatkannya.

Pengertian promosi menurut Kismono (2001:379) adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi konsumen dan pihak lain melalui aktivitas-aktivitas jangka pendek sehingga konsumen dapat terpengaruh.

Menurut Herlina ( 2001:65) promosi adalah mekanisme komunikatif persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat dan merupakan suatu kegiatan penting pada suatu organisasi.

Promosi perpustakaan adalah promosi yang dilaksanakan oleh pihak lembaga perpustakaan guna untuk memberitahukan manfaat dan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum. Promosi perpustakaan harus lebih ditingkatkan apabila perpustakaan ingin lebih dikenal dan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat.

Menurut Alma (1997:153) berpendapat bahwa promosi adalah kegiatan penyampaian informasi, berkomunikasi dan meyakinkan masyarakat terhadap sesuatu. Menurut Tjiptono ( 2009:144) promosi adalah suatu bentuk komunikasi

16

pemasaran, yakni aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, memberi dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Darmono (2001:175) promosi merupakan kegiatan penting pada suatu organisasi, apalagi untuk organisasi yang bergerak dalam bidang usaha dan jasa. Bagaimanapun produk dan jasa yang dihasilkan tidak ada gunanya jika tidak diketahui atau dimanfaatkan oleh konsumen.

Menurut Nyono (2010:112) yang mengatakan bahwa promosi adalah satu aspek dalam pemasaran, penting artinya untuk mencapai tujuan pelayanan.

Promosi sering diartikan sebagai media untuk menyebarkan informasi dan memperkenalkan perpustakaan kepada pengguna maupun calon pengguna. Untuk itu, kesan perlu dibuat semenarik mungkin dan mudah dimengerti, Promosi perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan perpustakaan yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas dan produkyang disediakan.

2. Tujuan Promosi Perpustakaan

Tujuan promosi perpustakaan (Mustafa,1996:21) adalah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan. Dengan melakukan promosi jasa dan layanan perpustakaan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui layanan yang disediakan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan.

Tujuan promosi perpustakaan menurut Firdaus (1993:32) adalah untuk memperkenalkan perpustakaan dengan segala jenis jasa dan layanannya yang ada, sehingga pengguna menjadi sadar dan merasa tertarik untuk Sedangkan menurut Suherman (2009:186) tujuan promosi adalah untuk menyadarkan masyarakat pengguna tentang pentingnya perpustakaan bagi kehidupan Berbagai macam kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, begitu pula dengan kegiatan promosi perpustakaan.

Menurut Edsall dalam mathar (2012: 95) tujuan promosi perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya layanan perpustakaan.

b. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan.

c. Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang perannya dalam mendukung kegiatan perpustakaan.

Sedangkan menurut Qalyubi dalam Wulandari (2013: 25) ada lima tujuan promosi perpustakaan yaitu:

a. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai.

b. Mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan untuk meningkatkan minat baca dan menambah jumlah orang yang gemar dalam membaca.

c. Memperkenalkan berbagai layanan dan jasa perpustakaan kepada maasyarakat.

d. Memberikan kesadaran kepada masyarakat akan adanya pelayanan perpustakaan agar mendukung kegiatan yang ada diperpustakaan.

18

e. Memasarkan slogan “tak kenal maka tak sayang”

3. Fungsi Promosi Perpustakaan

Promosi sangat berfungsi bagi perpustakaan karena dengan adanya promosi kita dapatmemajukan perpustakaan dan mengenalkannya kepada seluruh masyarakat pengguna.

Adapun fungsi-fungsi promosi perpustakaan secara umum antara lain (Tjiptono, 1997:10):

a. Memberikan informasi

Kegiatan promosi dapat berfungsi sebafai pemberi informasi kepada masyarakat luas atau pencari informasi tersebut kemana, tentang bidang ilmu.

Promosi tersebut dapat meberi informasi lebih banyak bagi pengguna perpustakaan.

b. Membujuk dan Merayu

Membujuk dan merayu kepada pencari informasi dan mempengaruhinya, berfungsi sebagai alat informasi ,selain itu juga berfungsi sebagai alat untuk membujuk dan merayu pencari informasi maupun calon pecari informasi keperpustakaan yang menarik, penyajiannya biasanya dalam bentuk yang lebih menarik.

c. Menciptakan Kesan

Dengan sebuah informasi pencari informasi akan mempunyai kesan tertentu terhadap produk yang dikeluarkan. Untuk itu perpustakaan sebagai promosi berusaha untuk menciptakan suatu kesan bagi yang mencari informasi dan mempengaruhinya untuk mencari informasi ke perpustakaan.

d. Sebagai alat Komunikasi

Dalam melaksanakan kegiatan promosi (Tjiptono, 1997:10) perpustakaan secara tidak langsung telah berkomunikasi dengan masyarakat luas. Dimana perpustakaan memberikan informasi tanggapan tetang sumber ilmu atau pencari informasi dan masyarakat memberi tanggapan melalui buku atau sumber informasi yang disajikan diperpustakaan tersebut.

Promosi perpustakaan merupakan (Sutamo,2006:101) kegiatan lebih lanjut setelah semuanya sudah siap, baik perangkat keras, maupun perangkat (brain ware); ada beberapa sasaran dalam mempromosikan, mempublikasikan, atau memasyarakatkan dan mensosialisasikan perpustakaan, yaitu: (1) menginformasikan atau memberitahukan supaya masyarakat tahu dan kenal, (2) mengingatkan, agar masyarakat selalu ingat, (3) menarik perhatian, agar masyarakat tertarik kepada perpustakaan.

Mempromosikan perpustakaan berisi penginformasian koleksi bahan pustaka yang tersedia dengan segala jenis layanan yang sudah disiapkan. Cara-cara yang dilakukan antara lain (Sutamo,2006:102):

a. Memajang bahan pustaka bahan pustaka baru atau bidang-bidang tertentu di ruang pamer yang sudah disiapkan.

b. Menerbitkan dan menyebarkan daftar tambahan pustaka.

c. Menyebarkan lembaran informasi terbaru atau terseleksi.

d. Menerbitkan dan menyebarkan buletin perpustakaan.

e. Memperkenalkan perpustakaan kepada masyarakat

Promosi perpustakaan adalah melakukan kegiatan agar perpustakaan lebih dikenal dan diberdayakan oleh masyarakat luas. Pembinaan promosi

20

perpustakaan dimaksudkan agar semua program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk masyarakat pengguna/pemakai diketahui secara menyeluruh dan jelas oleh masyarakat. Selanjutnya mendapat respon atau tanggapan oleh masyarakat. Bentuk respon tersebut diharapkan oleh pengelola perpustakaan agar pengelola lebih meningkatkan kreatifitas dalam melakukan promosi.

Perpustakaan yang dipromosikan bukan hanya yang masih baru namun perpustakaan yang lama juga diikut sertakan dalam kegiatan sosialisasi. Hanya saja bentuk promosinya akan ada perbedaan antara perpustakaan yang baru dengan yang sudah lama.

4. Langkah-langkah dalam melakukan promosi perpustakaan

Menurut Sulistyo Basuki (1993: 292) dalam mempromosikan jasa perpustakaan perpustakaan tidak hanya membangun jasa informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu dapat diserap, disebarluaskan dan dimanfaatkan secara efektif di masyarakat. Adapun beberapa kiat-kiat atau cara dalam pengenalan promosi perpustakaan sebagai berikut:

a. Ceramah perpustakaan b. Pameran perpustakaan c. Display

d. Pemutaran film e. Papan reklame

f. Daftar tambahan buku g. Iklan

5. Faktor keberhasilan kegiatan promosi perpustakaan a. Staf perpustakaan

Salah satu faktor keberhasilan perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi yaitu sangat ditentukan oleh staf perpustakaan itu sendiri.

Khusunya yang menyangkut hal pengelolaan perpustakaan, baik secara teknis maupun secara layanan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soejono Trimo dalam Sudarsana (2007: 3.55) “ perpustakaan yang paling menetukan baik buruknya layanan perpustakaan”. jadi dapat disimpulkan bahwa baik buruknya keadaan perpustakaan sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan promosi yang dijalankan, serta ditunjang dengan Pelayanan yang baik dalam mencapai tujuan promosi perpustakaan.

b. Koleksi perpustakaan C. Pemberdayaan Perpustakaan

Untuk menjadikan bahan informasi (Lasa, 2003:201) yang dikelola perpustakaan dan fasilitas yang digunakannya lebih berdayaguna, maka perlu usaha untuk memberdayakannya secara optimal. Upaya pemberdayaan ini sekurang-kurangnya adalah layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan literasi informasi.

Namun yang demikian ini sesuai dengan kemampuan dari perpustakaan tersebut, kiranya perpustakaan dapat memberikan layanan berupa penyediaan jasa sirkulasi, baca ditempat, pelayanan rujukan, penelusuran literatur, penyajian informasi terbaru, penyajian informasi terseleksi, pelayanan audio visual, pelayanan internet, bimbingan pemakai, penyediaan jasa fotocopy, pelayanan reproduksi, pelayanan pinjam antar perpustakaan, dan pendidikan pemustaka.

Pemberdayaan memaksimalkan pemberian wewenang kepada pengelola

22

instansi untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus secara eksplisit dari pimpinan diatasnya.

Pemberdayaan mengandung dua arti, pertama, adalah to give power or autoriti to adalah memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas kepihak lain. Kedua, berarti to give ablity or enable or enable adalah sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.

Kreatifitas dan inisiatif juga menjadi penentu maju tidaknya sebuah perpustakaan. Kesadaran dan keikhlasan dalam mengelola perpustakaan merupakan langkah awal dalam pemberdayaan perpustakaan.

D. Pandangan Islam Tentang Promosi

Untuk memasarkan dan mempromosikan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun infrastruktur dan fasilitas-fasilitas jasa informasi, lalu kemudian mengharapkan pemustaka untuk berkunjung dan memenuhi perpustakaan.akan tetapi masyarakat harus selalu diingatkan secara terus menerus dan selektif mungkin akan manfaat serta peran dan apa saja yang dapat diperoleh dan dilakukan didalam perpustakaan untuk menarik minat kunjung pemustaka. Beberapa metode yang biasa dilakukan oleh pustakawan untuk memasarkan atau mempromosikan jasa dan layanan perpustakaan yaitu melalui nama dan logo, poster, dan pamflet, pameran, media dan vidio, ceramah dan iklan (Sulistio Basuki, 1993:286) dengan menggunakan media promosi seperti media cetak, media elektronik danmedia penyelenggara, maka metode tersebut dianggap sebagai cara yang tepat untuk mempromosikan layanan jasa perpustakaan karena mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Maidah/ 5: 97.

Terjemahnya:

“Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid.

(Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Departemen Agama RI,2005: 125).

Ayat diatas menjelaskan bahwa ka’bah yang merupakan tempat yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, bukan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah) dan ihram (bulan yang dilarang melakukan peperangan) merupakan berbagai contoh hal-hal yang diberitahukan (dipromosikan) oleh tuhan melalui wahyu yang selanjutnya termediasi melalui media al-Qur’an. Promosi yang baik dengan mengedepankan kaidah-kaidah islami akan memberikan pengetahuan terhadap orang-orang yang menerima informasi tersebut (shihab, 2012:252).

Berkaitan dengan penjelasan ayat tersebut bahwa ka,bah merupakan tempat yang tepat bagi manusia untuk mengerjakan urusan-urusannya yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, seperti halnya dengan perpustakaan yang menjadi tempat yang tepat dalam menemukan kebenaran informasi oleh karena itu perpustakaan perlu ditingkatkan lagi tidak hanya dari segi infrastruktur namun begitu pula dengan hal mempromosikan perpustakaan agar masyrakat mengetahui arti penting perpustakaan dan mempertahankan eksistensi perpustakaan.

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Burhan (2007: 39) menyatakan metode penelitian kualitatif adalah strategi umum yang digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi peneliti. Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif (descriptive research).

Menurut Gunawan (2014: 80) deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kondisi peristiwa pada masa sekarang. Hadari Nawawi menyatakan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek ataupun obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainnya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya yang meliputi interpretasi data dan analisis data. Penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mendeskripsikan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menggambarkan secara rinci mengenai strategi promosi di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dengan menganalisis hasil wawancara, observasi, dokumentasi, tulisan atau catatan yang mengandung informasi tentang kegiatan promosi (Nawawi, 2002: 63).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Takalar yang beralamat di Jl. Haji Suaib Pasang No.3. Sabintang pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan pada tanggal 01 Juli sampai 30 Juli 2020.

a. Sejarah Singkat Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2001 tentang organisasi Dinas Daerah Kabupaten Takalar, dimana Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Takalar. Oleh karena itu dengan kkesungguhan dan ketulusan hati pemerintah Daerah Kabupaten Takalar, maka didirikanlah Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai UPTD dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Takalar dan diresmikan oleh Bapak Bupati saat itu Drs. H. Zainal Abidin, M.Si bersama pejabat Menristek RI Ir. Utari Budihardjo, M.Si pada tanggal 04 juli 2001, dan dioperasionalkan pada tanggal 18 Mei 2002 dibawah kepemimpinan Bapak Drs. Syafaruddin, M.Pd atas pembinaan Bapak Bupati DR. H.

Ibarahim Rewa, MM dan Bapak Kepala Dinas Dikjar Drs. H. Abdul Gani, M.Pd. Sehingga pada tahun 2005 Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Takalar meraih Juara Umum III dalam lomba Pemustakaan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 89, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4741), dan berdasarkan Peraturan Daerah Kab.

Takalar No.12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga

26

Teknis Daerah Kab.Takalar maka pada bulan Januari 2009 berubah dari UPTD Perpustakaan Umum Daerah Kab.Takalar menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar yang dipimpin oleh H.Ismail, S.Sos sampai Desember 2010 dan pada Januari 2011 sampai dengan 10 Maret 2011 dipimpin oleh Drs. H. Muh. Yusuf, M.Pd dan pada tanggal 11 Maret sampai sekarang dipimpin oleh Drs. H. Abbas, M.M dan dilengkapi dengan Sub Bagian (Kasubag Tata Usaha dan beberapa seksi yaitu Seksi Perpustakaan, Seksi Kearsipan dan Seksi Pengembangan Diklat Fungsional.

b. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1) Visi

Menjadikan Perpustakaan dan Arsip sebagai sumber informasi dan simpul pemersatu

2) Misi

a) Melayani informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan secara cepat, tepat dan akurat.

b) Mengunpulkan dan melestarikan bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa

c) Menyelenggarakan pengembangan, pembinaan, dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan yang ada di kabupaten Takalar

d) Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen pemerintahan dan pembangunan

e) Menjadikan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur f) Menjadikan arsip sebagai memori kolektif bangsa dan bahan

pertanggungjawaban nasional

g) Memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengakses arsip statis demi kemaslahatan bangsa.

c. Struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasio atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.

Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan. Adapun struktur organisasi yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupten takalar sebagai berikut:

28

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN TAKALAR

B. Sumber Data

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Meteode penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran melalui metode ilmiah, atau memeriksa, mencari kembali serta menemukan data yang ditemukan, atau meningkatkan hasil aplikasi yang baru.

Menurut Morgan dan Tylor dalam Moleong (2013:30) metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:39) bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek yang dituju atau sasaran penelitian.

Ada 2 sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sumber Data Primer

Menurut Moleong (2013: 6) data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber utamanya.

Sumber data primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam, dokumentasi, maupun observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari: Kepala Perpustakaan/

Kepala Dinas Perpustakaan, Pustakawan atau tenaga pengelola di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, serta pemustaka.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

30

Table 1.1 Data Informan

No Narasumber status ket

1 Darwis, S. Pd, MM. Tenaga Perpustakaan Informan 1 2 Muh. Ikhlas , S.Sos. Tenaga Perpustakaan Informan 2 3 H. Hamzar M. Tika, S.Sos, MM Tenaga Perpustakaan Informan 3

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data kedua setelah data primer. Bungin (2013: 129) mengatakan bahwa data yang dihasilkan darin sumber data ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder adalah data data pendukung atau pelengkap, oleh karena peneliti kesulitan memproleh data dari sumber data primer, atau mungkin hal lain yang bersifat pribadi sehingga kesulitan mendapat data secara langsung dari sumber data primer.

Sumber data sekunder yaitu data yang bersifat menunjang penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, melihat data berupa bukti,catatan, atau laporan yang telah tersusun dalam arsip perpustakaan sebagai pengambil keputusan dalam pemecahan masalah.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara

Menurut Muleong (2013: 186) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Penelitian ini menggunakan wawancara secara bebas terpimpin.

Menurut Nasution (1996: 113) wawancara bebas terpimpin yaitu memberi pertanyaan sesuai dengan keinginan peneliti namun tetap berpedoman pada ketentuan yang menjadi pengontrol relevansi isi.

Wawancara dilakukan untuk menggali data, informasi serta keterangan terkait strategi promosi dari aspek bentuk promosi, proses promosi, hambatan pelaksanaan serta upaya dalam mengatasi hambatan kegiatan promosi di Perpustakaan daerah Takalar. Posisi peneliti disini mendengarkan secara teliti dan mencatat apapun yang dikemukakan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan kepala seksi perpustakaan, dua tenaga perpustakaan, dan empat pengunjung untuk mendapatkan informasi secara lisan.

2. Observasi

Menurut Arikunto (2006: 128) observasi dinyatakan sebagai kegiatan pengamatan, pencatatan, secara sistematis mengenai fenomena yang diselidiki.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif pasif, menurut Sugiyono (2010: 310) observasi partisipatif pasif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek dimana sehari-hari tenaga

32

perpustakaan berada dan biasa melakukan aktivitasnya, namun peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut secara lengkap.

Aspek yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu mengenai kondisi perpustakaan, pelaksanaan kegiatan promosi, beserta media yang digunakan dalam promosi. Peneliti melakukan kegiatan mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan terhadap data dan informasi hasil observasi yang telah diperoleh, baik selama kegiatan observasi berlangsung maupun setelah observasi selesai sebagai tindak lanjut. Kegiatan yang terekam oleh peneliti selama observasi berlangsung akan dicatat sebagai data hasil observasi.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk mencermati hal-hal penting berupa catatan yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data terhadap

Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk mencermati hal-hal penting berupa catatan yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data terhadap

Dokumen terkait