• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Adopsi

Di samping karakteristik petani responden di Desa Jembungan yang bervariasi, pada umumnya petani responden melakukan usahatani padi atas dasar turun temurun sesuai dengan kebiasaan yang telah diwariskan dari orang tua mereka. Jadi, petani responden telah mulai mengenal usahatani padi sejak kecil dan menekuninya setelah berumahtangga untuk mendapatkan keuntungan.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Adopsi

Penerapan teknologi merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan untuk mempercepat pemanfaatan teknologi dari pengembang atau pemilik kepada pengguna teknologi. Menerapkan teknologi berarti menjadikan teknologi tersebut sebagai bagian dari pengoperasian fungsi – fungsi pengguna teknologi, menjadikan teknologi itu diketahui, dapat di jangkau dan difungsikan di lingkungan yang membutuhkan. Dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi, sebelumnya perlu dilakukan studi kelayakan untuk menilai aspek kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan sosial budaya dan lingkungan serta standardisasi teknologinya (Mizar et al, 2008).

Mizar et al (2008), merinci kinerja atau keberhasilan teknologi diukur dari empat faktor yang merupakan tolok ukur untuk mengevaluasi teknologi, faktor tersebut adalah :

a. Faktor pertama, teknologi harus menghasilkan nilai tambah, mempunyai fitur atau kemampuan beragam untuk keperluan yang makin beragam, hemat dalam menggunakan sumber daya termasuk energi, awet dan faktor teknis lainnya. Secara teknis aplikasi PHSL telah memberikan kemudahan bagi pengguna khususnya petani, karena sudah dapat diakses menggunakan handphone dimana sebagian besar petani telah memilikinya, sehingga manfaat dan tujuan dari inovasi aplikasi dapat tercapai. Namun pada kenyataannya, penggunaan aplikasi PHSL di lokasi penelitian sangat minim. Selain prosedur dan akses yang masih berbayar, pendampingan dari penyuluh pertanian setempat menjadi faktor penting bagi petani untuk memutuskan mengadopsi aplikasi PHSL.

b. Faktor kedua, teknologi harus menghasilkan produktivitas ekonomi atau keuntungan finansial. Inovasi aplikasi PHSL memberikan inovasi baru dalam pemupukan padi rekomendasi pemupukan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi, pendapatan petani dan mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Petani di lokasi penelitian telah membuktikan dan membandingkan produksi padi melalui rekomendasi aplikasi PHSL dan rekomendasi pemupukan sendiri.

c. Faktor ketiga, teknologi harus dapat diterima masyarakat pengguna. Teknologi dapat diterima karena memang diperlukan dan bermanfaat bagi pengguna, disenangi, mudah dipakai serta tidak bertentangan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat pengguna. Secara umum aplikasi PHSL memang menjadi solusi permasalahan peningkatan produksi padi saat ini, namun belum semua petani di lokasi penelitian dapat sepenuhnya mengadopsi inovasi aplikasi PHSL. Hal ini disebabkan dengan budaya penggunaan teknologi dalam bidang pertanian khususnya di Indonesia masih lemah.

d. Faktor keempat, teknologi harus serasi dengan lingkungan, faktor ini akan menentukan

sustainability keberadaan teknologi ditengah masyarakat pengguna. Inovasi aplikasi PHSL adalah program jangka panjang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, maka penggunaanya juga akan semakin meningkat. Ketika teknologi informasi dan komunikasi telah menyentuh bidang pertanian, disaat itulah inovasi PHSL dan aplikasi sejenis akan dapat diadopsi secara penuh oleh pengguna.

29 Indikasi aplikasi teknologi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu teknis, ekonomi dan sosial budaya. Pendekatan teknis ditekankan pada keberhasilan teknologi tersebut dalam meningkatkan produktivitas. Pendekatan ekonomi terkait dengan dukungan pasar, kemampuan permodalan dan adanya peningkatan pendapatan. Pendekatan sosial budaya ditekankan pada akseptabilitas dan tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku. Dengan demikian, keberhasilan aplikasi teknologi dalam mendukung pengembangan industri kecil akan tergantung pada kesesuaian teknologi tersebut dengan kondisi teknis, ekonomi dan sosial budaya.

Adapun keberhasilan penerapan inovasi aplikasi PHSL di lokasi penelitian akan tergantung pada kriteria kesesuaian inovasi di Desa Jembungan. Indikator dari faktor keberhasilan penerapan teknologi yang mempengaruhi tingkat adopsi di jelaskan pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Faktor keberhasilan penerapan inovasi PHSL dan indikatornya

No. Variabel Indikator

1. Faktor teknis Dapat meningkatkan produksi padi

Aplikasi teknologi sederhana / mudah dilakukan oleh pengguna (petani)

Peralatan dan sarana produksi mudah didapat 2. Faktor ekonomi Biaya operasional terjangkau

Secara finansial menguntungkan

Produknya mempunyai nilai tambah penjual

3. Faktor sosial Sesuai/tidak bertentangan dengan budaya masyarakat setempat 4. Faktor lingkungan Tidak menimbulkan dampak kerusakan terhadap lingkungan 5. Faktor kelembagaan Ada dukungan kebijakan/kelembagaan, UPTD kecamatan dan

PPL setempat

Dari hasil penelitian di Desa Jembungan, terdapat alasan yang dikelompokkan menjadi faktor – faktor yang bersifat mendorong (alasan petani yang mengakses atau berniat aplikasi PHSL) dan faktor penghambat (alasan petani tidak mengakses langsung apliaksi PHSL) dalam proses adopsi teknologi aplikasi PHSL.

Faktor – faktor pendorong dan penghambat petani untuk mengikuti program PHSL dijelaskan pada Tabel 4. Faktor pendorong terbesar yang menyebabkan petani mengikuti program PHSL di Desa Jembungan adalah mengharapkan peningkatan produktivitas padi. Dari hasil perhitungan, rata – rata produksi padi per ha yang diperoleh petani dengan menggunakan aplikasi PHSL sebesar 6779.11 ton GKP, sedangkan rata – rata hasil panen padi petani tanpa menggunakan aplikasi PHSL sebesar 6464.74 ton GKP. Rata – rata produksi padi menggunakan inovasi aplikasi PHSL lebih tinggi 314.37 kg dibandingkan rekomendasi pemupukan yang biasa dilakukan oleh petani. Dari hasil tersebut, hasil panen padi mempunyai penyebaran yang bervariasi dan normal, dari sebanyak 20 petani yang mengikuti inovasi program PHSL, sebanyak 12 petani menyatakan hasil panen yang didapatkan lebih besar, 7 petani lebih kecil dan 1 petani tidak bisa dihitung hasil panen padinya dikarenakan padi sedah dipanen sebelum di ubin.

30 Tabel 4. Faktor pendorong dan penghambat petani untuk mengikuti program PHSL

No. Faktor Pendorong Faktor penghambat

1. Meningkatkan produktivitas Sarana kurang 2. Adanya sarana mengakses Kekurangan modal

3. Adanya modal Keraguan rekomendasi pemupukan

4. Penggunaan pupuk efisien Prosedur rumit 5. Kualitas tanah terjaga

Pada program PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi), ketersediaan fasilitas untuk mengakses yang dimiliki oleh petani responden merupakan faktor pendorong kedua yang menyebabkan petani mengikuti dan mengakses aplikasi PHSL. Fasilitas akses ini sangat penting, karena merupakan hal mutlak untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan dari aplikasi PHSL. Namun selama mengikuti program PHSL dari IRRI dan BPTP Jawa Tengah petani di Desa Jembungan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan dari aplikasi PHSL.

Dalam proses adopsi inovasi aplikasi PHSL hanya satu petani yang melanjutkan menggunakan aplikasi PHSL dengan faktor pendorong bahwa petani tersebut memiliki sarana mengakses yang memadai. Walaupun terdapat 3 cara untuk mengakses aplikasi PHSL, namun media internet menjadi cara yang paling populer untuk mengaksesnya. Media internet adalah media awal aplikasi PHSL saat diluncurkan, sehingga cara mengakses aplikasi ini identik dengan internet khususnya dan teknologi informasi pada umumnya. Media kedua yang paling populer dan potensial adalah melalui ponsel (handphone), karena hampir semua masyarakat petani Indonesia sudah memilikinya. Namun untuk menjawab pertanyaan dari aplikasi PHSL dan biaya yang dihitung menurut lama menelepon menjadi salah satu kendalanya. Sedangkan pengaksesan melalui

smartphone adalah cara yang kurang populer selain jumlah pemakainya sedikit di kalangan petani, aplikasi PHSL harus terpasang di smartphone tersebut akan menjadi kendalanya. Kekurangan sarana untuk mengakses menjadi faktor penghambat petani untuk mengadopsi inovasi aplikasi PHSL.

Aplikasi PHSL diakses dengan menggunakan media yang bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan. Untuk mendapatkan informasi tersebut tentunya diperlukan modal dan biaya. Biaya yang dikeluarkan sebanding dengan intensitas dan lamanya waktu mengakses aplikasi PHSL sesuai dengan media yang digunakan. Adanya anggaran biaya yang dikeluarkan untuk mengakses aplikasi PHSL menjadi faktor pendorong untuk mengadopsi inovasi ini, sebaliknya tidak adanya anggaran petani untuk mengakses aplikasi ini membuat petani enggan untuk mengadopsi inovasi tersebut. Setelah mendapatkan rekomendasi pemupukan dari aplikasi PHSL umumnya petani akan ragu untuk mengaplikasikan pemupukan ke lahan karena rekomendasi pemupukan yang lebih sedikit. Hal ini menjadi faktor penghambat petani untuk mengadopsi aplikasi PHSL.

Pemupukan rekomendasi dari aplikasi PHSL adalah pemupukan yang berimbang dan mengadospsi sistem pertanian berkelanjutan. Jumlah rekomendasi pemupukan yang diberikan akan sesuai dengan kebutuhan hara tanaman dan kemampuan tanah untuk menyerap hara. Pemberian pupuk juga didasarkan pada jumlah bahan organik yang terdapat di dalam tanah, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat ditekan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko yang disebabkan oleh pemberian pupuk kimia yang berlebihan. Pemberian pupuk yang efisien dan efektif secara langsung akan menekan biaya produksi pertanian, sehingga pendapatan lebih besar tanpa mengurangi hasil panen padi. Sebagian petani di daerah penelitian telah menyadari hal ini

Dokumen terkait