• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Penghambat Perencanaan dan Pelaksanaan

Dalam dokumen Hubungan antara perencanaan dan pelaksan (Halaman 108-112)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Perencanaan dan Pelaksanaan

SMA Negeri 1 Probolinggo merupakan salah satu sekolah RSBI di kota Probolinggo. Sebagai sekolah RSBI tentu saja memiliki tenaga pengajar yang baik serta sarana dan prasarana yang cukup memadai. Tenaga pengajar yang baik ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang juga baik dan semakin meningkat. Tetapi baik atau belum baiknya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru terutama guru sejarah disebabkan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut ada yang mendukung dan ada yang menghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Berikut faktor pendukung perencanaan dan pelaksanan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo sebagimana diungkapkan oleh Yuyun Endang W selaku guru sejarah yang mengajar di kelas XI menjelaskan:

Sebenarnya jika dicari, faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru pasti ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja misalnya kesetiaan guru pada kepala sekolah, prestasi kerja guru,

tanggung jawab sebagai guru, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan kepemimpinan. Faktor-faktor tersebut ada yang mendukung dan ada yang menghambat kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran misalnya kesetiaan guru pada kepala sekolah dalam menjalankan tugas sebagai guru yaitu mengajar. Selain faktor-faktor tersebut ada juga faktor lain yang dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru yaitu tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman mengajar. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman mengajar seorang guru maka perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan semakin baik. Ketaatan dalam menjalankan tugas sebagai guru juga dapat menjadi pendukung semakin membaiknya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Ketaatan guru tidak hanya di lihat dari ketaatan dan kesanggupannya mengajar di kelas, tetapi juga dalam tugas yang lain misalnya sanggup untuk melaksanakan tugas selain melaksanakan pembelajaran yaitu rapat MGMP, rapat kedinasan dan bersedia memberikan bimbingan pada siswa yang bermasalah dalam belajar karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran (wawancara tanggal 1 Juli 2010).

Hal senada juga diungkapkan oleh Dra. Kasiyanti:

Hal yang dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah adalah tanggung jawab guru. Guru merasa memiliki tanggung jawab sebagai guru yaitu memebuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Perencanaan yang dibuat oleh guru tidak hanya sekedar dibuat tetapi juga harus di laksanakan dengan adanya tanggung jawab ini maka guru akan berusaha

menjalankan tugasnya yaitu membuat perencanaan dan melaksanakan

pembelajaran sehingga tanggung jawab guru terhadap tugas yang diembannya dapat menjadi faktor pendukung dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru untuk lebih baik lagi (wawancara tanggal 2 Juli 2010).

Guru sejarah yang mengajar di kelas XII Dra. Kasiyanti juga menjelaskan dalam wawancara :

95

Faktor lain yang dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru agar semakin baik yaitu tingkat kesejahteraan (pendapatan). Tingkat kesejahteraan guru perlu lebih diperhatikan karena akan sangat

mempengaruhi guru sebagai tenaga pengajar. Jika kesejahteraan guru kurang diperhatikan maka guru juga akan malas melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena guru akan menganggap bahwa tugas yang diberikan tidak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Sehingga tingkat kesejahteraan akan menjadi faktor pendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru (wawancara tanggal 2 Juli 2010).

Kepala SMA Negeri I Probolinggo Drs. Abdullah, M.Pd dalam wawancara juga menjelaskan:

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran merupakan tugas utama seorang guru. Tugas guru tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita lihat, tetapi ada juga hal yang mendukug dan menghambat tugas tersebut. Misalnya yang dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru adalah sikap siswa baik sosial maupun emosional. Sikap siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang pendiam, pemalu, pemberani, suka bekerja sama, suka mengasingkan diri dan sebagainya. Keadaan ini besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar siswa. Siswa SMA Negeri I Probolinggo adalah siswa yang suka bekerja sama baik anatar teman maupun dengan guru sehingga hal tersebut dapat memperlancar perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Selain itu prestasi belajar siswa juga berpengaruh karena SMA Negeri I merupakan salah satu sekolah unggulan di mana input siswa juga baik sehingga dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru. Begitu juga dengan keadaan keluarga akan mempengaruhi hubungan kerja sama dan pola pikir yang berbeda. Siswa yang berasal dari keluarga yang serba berkecukupan biasanya enggan berkumpul dengan siswa yang berasal dari ekonomi bawah. Akibatnya guru akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan kerja kelompok. Terkadang ada siswa yang mudah lelah dan kurang berminat melakukan berbagai kegiatan sehingga akan mempengaruhi hasil belajar (wawancara tanggal 7 Juli 2010).

Selain faktor pendukung ada juga faktor yang menghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru. Menurut Ibu Yuyun menjelaskan dalam wawancara:

Faktor yang menghambat kinerja guru sejarah di SMA Negeri I

Probolinggo adalah kurangnya tanggung jawab guru dalam penggunaan metode- metode pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode-metode yang monoton sehingga membuat para siswa bosan dan pelaksanaan pembelajaran tidak mengalami peningkatan. Kurangnya tanggung jawab dalam mengambil keputusan untuk menggunakan metode pembelajaran baru juga menghambat kinerja guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo karena guru sejarah merasa takut tidak

sukses jika menggunakan metode pembelajaran yang baru. Akibatnya guru sejarah hanya menggunakan metode pembelajaran yang sudah biasa digunakan misalnya problem solving (diskusi), ceramah dan tanya jawab.

Kecerdasan yang dimiliki siswa juga dapat menghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mengetahui perbedaan masing-masing individu di kelas. Siswa yang kurang cerdas biasanya menunjukkan ciri-ciri belajara yang lebih lamban, memerlukan banyak latihan dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk maju. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat. Perbedaan tingkat kecerdasan siswa ini akan

menghambat pelaksanaan pembelajaran guru karena pelaksanaan pembelajaran guru akan sedikit lambat dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa yang kurang (wawancara tanggal 1 Juli 2010).

Sementara Dra. Kasiyanti mengemukakan:

Salah satu faktor yang manghambat pelaksanaan pembelajaran sejarah adalah kurangnya kerja sama. Saya menyadari bahwa yang menghambat pelaksanaan pembelajaran saya sebagai pengajar yaitu kurangnya kerja sama dengan siswa sehingga ketika proses belajar mengajar tidak maksimal.

Pengalaman saya sebagai guru di SMA Negeri I Probolinggo adalah saya kurang bisa bekerja sama dengan siswa karena saya merupakan orang yang cepat marah apalagi dengan siswa yang tidak memerhatikan pelajaran saya. Selain itu faktor lain yang menghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru adalah bakat yang di miliki siswa. Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran sejarah tentu akan

memperoleh hasil yang lebih baik dari pada siswa yang tidak beminat pada pelajaran sejarah, sehingga perbedaan minat akan menghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru (wawancara tanggal 2 Juli 2010).

Dari wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor

pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan dan sebagainya. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat kecerdasan siswa, bakat siswa, keadaan jasmani, keadaan keluarga dan prestasi belajar.

97

Dalam dokumen Hubungan antara perencanaan dan pelaksan (Halaman 108-112)

Dokumen terkait