• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara perencanaan dan pelaksan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan antara perencanaan dan pelaksan"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

DI SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO

SKRIPSI

OLEH: SITI FATIMAH NIM 106831403076

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH

(2)

RELATIONSHIP BETWEEN PLANING AND EXECUTION LEARNING STUDENT RESULT ON HISTORY LESSON

IN SMA NEGERI I PROBOLINGGO

THESIS Presented to

State University of Malang in partial fulfillment of the requirements for the degree of Sarjana in History Education

By Siti Fatimah NIM 106831403076

STATE UNIVERSITY OF MALANG FACULTY OF SOCIAL SCIENCES

DEPARTMENT OF HISTORY

(3)

Skripsi oleh Siti Fatimah ini

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 2 Desember 2010 Pembimbing I

(4)

Skripsi oleh Siti Fatimah ini

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 10 Desember 2010

Dewan Penguji

Drs. Mashuri, M.Hum , Ketua

Drs. Slamet Sujud P.J.,M.Hum , Anggota

Dra. Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D ,Anggota

Mengetahui, Mengesahkan,

Ketua Jurusan Sejarah Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(5)

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

DI SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh Siti Fatimah NIM 106831403076

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH

(6)

i ABSTRAK

Fatimah, Siti. 2010. Hubungan Antara Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dra.Hj.Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D

Kata kunci: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa

Faktor dominan dalam pendidikan adalah guru, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan cukup berperan dalam menentukan kualitas lulusan. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai guru. Observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru sejarah yang mengatakan bahwa guru sejarah selalu menyusun dan memiliki perangkat pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah membuat perangkat pembelajaran yang diperlukan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa komponen yang tidak sesuai dengan perangkat yang sudah dibuat. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa untuk mengetahui

bagaimana hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo.

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajarn guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo? (2) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo? (3) Bagaimana hubungan antara

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo? (4) Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian kualitatif bertujuan mendeskripsikan fenomena apa adanya dan didukung pula oleh data kuantitatif yaitu nilai-nilai siswa. Fenomena yang dimaksud adalah perencanaan dan pelaksanaan

(7)

ii

sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo belum berkualifikasi baik sedangkan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kriteria-kriteria yang menjadi penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mampu dipenuhi oleh guru sejarah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah juga baik yang terlihat dari tingginya tingkat

ketuntasan belajar siswa. Antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan karena semakin baik perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar siswa juga akan semakin baik. Persiapan guru dalam pembelajaran juga akan menentukan hasil belajar siswa karena guru merupakan tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan siswa dan faktor paling penting dalam pencapaian prestasi siswa. Oleh sebab itu, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru misalnya kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan dan kerja sama. Selain faktor tersebut ada juga faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan, pendapatan,

(8)

i   

ABSTRACT

Fatimah, Siti. 2010. Relationship Between Planning And Execution Learning Student Results On History Lesson in SMA Negeri 1 Probolinggo. Thesis. Education Studies Program History Faculty of Social Sciences, State University of Malang. Advisor: Dra.Hj.Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D.

Keywords: Learning Planning, Implementation of Learning, Student Results Dominant factor in education is the teacher, the teacher as the spearhead of the implementation of adequate education plays a role in determining the quality of graduates. Effective teachers are teachers who are able to bring their students succeed in achieving teaching. Teaching is one component of the competencies that must be controlled by teachers. Preliminary observations in the field shows that the planning history teacher at SMA Negeri 1 Probolinggo already well qualified. This is evidenced by the results of research interviews with two history teachers who say that history teachers always prepare and have the tools of learning such as Prota, Promissory Notes, Syllabus, lesson plans and so forth. In the implementation of learning, teachers have already made the necessary learning tools, but in practice there are still some components that are incompatible with devices that have been made. Therefore, research on the relationship of planning and implementation of learning with student learning outcomes to determine how the relationship of planning and implementation of learning with student learning outcomes on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo.

The formulation of issues to be addressed in this study were: (1) How is the planning and execution of learning high school history teacher in Negeri 1 Probolinggo? (2) How is student learning outcomes on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo? (3) How is the relationship between planning and execution of learning with student learning outcomes on the subjects of history in SMA I Probolinggo? (4) What are the factors supporting and inhibiting factors of planning and execution of learning high school history teacher in Negeri 1 Probolinggo?

This study used a qualitative approach and the type of research is descriptive. Qualitative research aims to describe the phenomenon as it is and supported by quantitative data of student values. The phenomenon in question is the planning and implementation of learning history teachers and students on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo. The instruments used are observation sheets, interview the principals, teachers and also students of history, as well as student learning outcomes from the daily tests carried out by teachers. Technical analysis of the data used is the technique of Miles and Huberman analysis which consists of stages of data reduction, data presentation and stage of conclusion.

(9)

ii   

relationship for the better planning and implementation of learning the student learning outcomes will also be getting better. Preparation of teachers in learning will also determine the outcome of student

(10)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo”, sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program sarjana pendidikan sejarah pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak.

1. Dr.Hj.Siti Malikah Tawaf, M.A selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan dan masukannya.

2. Drs.Mashuri, M.Hum selaku dosen penguji I yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan.

3. Dr.Slamet Sujud W selaku dosen penguji II yang selalu sabar dalam memberikan pengarahan.

4. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian ini.

(11)

iv

7. Yuyun Endang W, S.Pd dan Dra. Kasiyanti, selaku guru sejarah yang telah memberikan waktunya untuk memberi kesempatan peneliti untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak Sudi dan Ibu Suhaimi yang tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang, motivasi dan bimbingannya yang telah diberikan selama ini. 9. Semua keluargaku yang telah memberikan doa dan kasih sayangnya. 10.Masku Edi Susanto yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan,

tenaga, pikiran, semangat, waktu dan doa serta dengan sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman angkatan 2006 jurusan sejarah semuanya. Terima kasih atas motivasi dan persahabatannya selama ini.

12.Teman-teman Ambarawa 23 dan semua teman-teman yang kenal saya. Terima kasih atas persahabatannya selama ini

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini sudah maksimal tetapi saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang lain yang berkaitan. Amin

Malang, Desember 2010

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Kegunaan Penelitian ... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

F. Penjelasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran ... 15

1.Pengertian Pembelajaran ... 15

2.Ciri-ciri Pembelajaran ... 15

B.Perencanaan ... 16

1.Pengertian Perencanaan ... 16

2.Perencanaan Pembelajaran ... 17

C.Pelaksanaan Pembelajaran ... 23

1.Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 23

2.Pelaksanaan Pembelajaran ... 25

D.Hasil Belajar ... 34

1.Pengertian Belajar ... 29

2.Hasil Belajar Sejarah ... 31

3.Pengukuran Hasil Belajar Sejarah ... 32

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ... 34

F. Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa ... 37

III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 39

B. Lokasi dan Kehadiran Peneliti ... 39

C. Data dan Sumber Data ... 41

D. Instumen Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 44

(13)

vi

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Profil SMA Negeri 1 Probolinggo ... 50

B. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo ... 60

C. Hasil Belajar Siswa Pada Mata Plajaran Sejarah ... 72

D. Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa ... 90

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo ... 93

F. Temuan Penelitian ... 97

V. PEMBAHASAN A. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo ... 101

B. Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo ... 108

C. Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri I Probolinggo ... 110

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo ... 113

VI. PENUTUP A.Kesimpulan ... 121

B.Saran ... 124

DAFTAR RUJUKAN ... 125

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 129

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pengembangan Variabel ... 11

3.1 Data dan Sumber data ... 41

4.1 Struktur Kepemimpinan SMA Negeri 1 Probolinggo ... 54

4.2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran ... 55

4.3 Buku dan Alat Pendidikan Sekolah ... 56

4.4 Fasilitas dan Perlengkapan Sekolah ... 57

4.5 Ruang-ruang Sekolah ... 57

4.6 Hasil Penilaian Guru Sejarah 1 Menyusun RPP ... 61

4.7 Hasil Penilaian Guru Sejarah 2 Menyusun RPP ... 64

4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS ... 73

4.9 Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS pada UH 4 ... 74

4.10 Hasil Belajar Siswa Kelas XII IS ... 75

4.11 Hasil Belajar Siswa Kelas XII IS pada UH 4 ... 76

(15)

viii

1. Program Tahunan ... 129

2. Program Semester ... 131

3. Silabus ... 132

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 134

5. Lembar Observasi Penyusunan RPP ... 143

6. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 151

7. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 154

8. Pedoman Wawancara dengan Guru Sejarah dan Siswa ... 159

9. Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ... 166

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya sumber daya manusia di dalam suatu kelompok kerja, memegang peranan yang sangat penting. Tenaga kerja manusia mempunyai potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas kelompok kerja. Potensi yang dimiliki manusia dapat digunakan dengan sebaiknya sehingga mampu memberikan hasil kerja yang optimal.

Demikian dengan dunia pendidikan yang juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena dunia pendidikan juga berkembang dengan pesat. Salah satu tenaga penunjangnya adalah tenaga guru yang kompeten dan profesional. Sekolah, guru dan siswa merupakan tiga hal yang saling

membutuhkan. Jika guru berhasil membawa kemajuan bagi sekolah dan siswa, keuntungan yang diperoleh akan dipetik oleh ketiganya. Bagi guru, keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri dan sekaligus peluang untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bagi siswa, keberhasilan merupakan prestasi yang semakin meningkat dan membaik. Sedangkan bagi sekolah, keberhasilan merupakan sarana menuju pertumbuhan dan perkembangan sekolah tersebut.

Dalam mengembangkan sekolah, kepala sekolah sering kali terfokus pada bagaimana mengembangkan sekolah dan memperbaiki kualitas anak didik, tentang pengolahan sumber daya manusia yaitu guru, masih merupakan tanda

(17)

tanya besar. Kendati sering terjadi isu tentang pentingnya pengelolaan kinerja guru di lingkungan sekolah, tetapi penanganannya secara terencana dan terfokus, baik oleh Departeman Pendidikan Nasional, pihak sekolah maupun guru itu sendiri masih jarang dilakukan (Hariyanto, 2009:5).

Sementara itu dunia pendidikan sekarang ini sedang menghadapi dua tantangan utama. Pertama, perubahan kurikulum yang semula berpatokan pada kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan berubah lagi menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) yang sekarang sudah mulai diterapkan di sekolah- sekolah.

Perubahan yang cepat dalam dunia pendidikan menuntut kesiapan yang jauh lebih tinggi dari guru dalam hal keahlian dan keterampilan mengolah materi serta pembuatan program pengajaran yang mantap. Keinginan mengubah suatu kurikulum yang telah berjalan selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah, mengingat sarana dan prasarana sekolah berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain sehingga menghambat penerapan kurikulum baru. Selain itu kesiapan anak didik dalam mengikuti program kurikulum yang baru itu masih kurang. Kedua, terbukanya persaingan di bidang pendidikan tanpa terhalang jarak, ruang dan waktu yang menuntut sekolah harus lebih maju dan mampu bersaing dengan sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk menghadapi dua tantangan ini, maka pihak sekolah perlu untuk menuntut kinerja yang lebih tinggi dari guru, di mana kinerja guru nantinya akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik (Sudiyanto, 2001:21).

(18)

3

harus dioptimalkan. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas

merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Dalam hubungan ini Hasibuan dan Mujiono (1991:40) menyatakan:

Guru sebagai pemegang kunci (key person) sangat menentukan proses keberhasilan siswa. Sebagai key person guru harus melaksanakan perilaku- perilaku mengenai: (1) kejelasan dalam menyampaikan informasi secara verbal maupun non verbal, (2) kemampuan guru dalam membuat variasi tugas dan tingkah lakunya, (3) sifat hangat dan antusias guru dalam

berkomunikasi, (4) perilaku guru yang berorientasi pada tugasnya saja tanpa merancukan dengan hal-hal yang bukan merupakan tugas keguruannya, (5) kesalahan guru dalam menggunakan gagasan- gagasan yang dikemukakan siswa dan pengarahan umum secara tidak langsung, (6) perilaku guru yang berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada siswanya dalam

mempelajari tugas yang ditentukan, (7) perilaku guru dalam memberikan komentar-komentar yang terstruktur, (8) perilaku guru dalam menghindari kritik yang bersifat negatif terhadap siswa, (9) perilaku guru dalam

membuat variasi keterampilan bertanya, (10) kemampuan guru dalam menentukan tingkat kesulitan pengajarannya, dan (11) kemampuan guru mengalokasikan waktu mengajarnya sesuai dengan alokasi waktu-waktu dalam perencanaan suatu pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, konsep kinerja guru dapat diartikan sebagai kemampuan dasar melaksanakan tugas keguruan yang dapat dilihat dari

(19)

melibatkan banyak unsur antara lain guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi sehingga kinerja guru akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Mulyasa (2007:5) guru juga menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa tahap perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru sejarah yang mengatakan bahwa guru sejarah selalu menyusun dan memiliki perangkat pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP dan sebagainya. Walaupun tahap perencanaan guru sudah baik, tetapi belum tentu dilaksanakan oleh guru. Misalnya sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peneliti mengatakan bahwa tahap perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah baik.

(20)

5

Ada faktor lain yang membuat hasil belajar siswa baik yaitu kebiasaan belajar siswa dan input sekolah yang baik.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa guru-guru sejarah sudah membuat perencanaan pembelajaran dengan baik tetapi belum dilaksanakan dengan baik pula oleh guru, namun hasil belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran sejarah baik. Hal ini dikarenakan kebiasaan belajar siswa yang baik dan input sekolah yang juga baik. Masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Probolinggo ini adalah dalam perencanaan pembelajaran guru sudah baik namun belum baik dalam pelaksanaannya dan hasil belajar siswa juga baik.

Padahal ketika guru sejarah melaksanakan proses pembelajaran belum maksimal. Inilah yang menjadi pertanyaan mengapa bisa demikian. Penelitian ini dilakukan dikelas XI dan XII IS dan guru yang diteliti berjumlah dua orang karena satu orang guru mengajar di kelas X yang belum penjurusan.

Adapun alasan memilih sekolah ini sebagai subjek penelitian adalah SMA Negeri 1 Probolinggo merupakan salah satu sekolah unggulan dari keempat sekolah SMA Negeri di Kota Probolinggo. Sekolah ini memiliki tiga orang guru sejarah yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya, tetapi yang diambil sebagai subjek penelitian hanya dua orang guru karena satu guru mengajar di kelas X yang belum penjurusan.

(21)

yang cukup luas dan memadai. Selain itu SMA Negeri 1 Probolinggo juga memiliki fasilitas penunjang seperti ruang perpustakaan, Laboratorium IPA, Laboratorium komputer, ruang multimedia, Lapangan basket dan lain-lain. Semua guru pengajar telah berijazah Strata 1 (S1) sesuai dengan syarat yang tercantum dalam Undang- Undang Guru dan Dosen. Keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa terlihat ketika terjadi proses pembelajaran di kelas, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran yang terlihat dari berbagai sikap yang ditunjukkan siswa seperti siswa yang mengobrol sendiri dengan teman- temannya. Walaupun ketika di kelas siswa sering menunjukkan sikap yang cuwek terhadap guru yang

mengajar, namun di luar kelas siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik di mana siswa sudah bisa mengakses internet sehingga siswa bisa menambah wawasan materi secara mandiri.

(22)

7

sentralistik telah memposisikan guru hanya sekedar operator pendidik, (2) lingkungan tempat guru mengajar yang kurang mendukung dalam melaksanakan tugas dan (3) aspek intelektual guru sendiri yang memang belum banyak berubah meskipun mengikuti berbagai penataran dan pelatihan (Sudiyanto, 2001:20).

Hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Arsy (2007) yang merupakan skripsi di Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Malang”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi kompetensi profesional dan motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang guru akan semakin meningkat efektifitas kinerjanya. Motivasi dan kompetensi profesional guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Malang.

Hal tersebut memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjani (2008) yang merupakan skripsi di Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMA se-Kota Malang”. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi profesional dan motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang guru akan semakin meningkatkan kinerjanya. Terbukti pula bahwa ada pengaruh positif signifikan antara kompetensi profesional dan motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMA se-Kota Malang.

(23)

Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan selama ini belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa khususnya di SMA Negeri 1 Probolinggo. Di kota Probolinggo terdapat empat SMA Negeri, namun yang memiliki prestasi lebih baik adalah SMA Negeri 1 Probolinggo dibandingkan dengan SMA yang lain. Sebagian besar penelitian terdahulu adalah tentang pengaruh kompetensi profesional dan motivasi terhadap kinerja guru sedangkan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo. Itulah yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul “Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo?

(24)

9

3. Bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo?

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo

2. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo

3. Mengetahui hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

D.Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis

(25)

pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran terutama dalam bidang ilmu pendidikan .

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: a. Bagi peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman secara langsung kepada peneliti sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Probolinggo

b. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru-guru untuk lebih meningkatkan tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan semaksimal mungkin

c. Bagi lembaga pendidikan/ sekolah

Sebagai salah satu sumber informasi dan evaluasi untuk mengetahui tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru

d. Bagi Universitas Negeri Malang

(26)

11

E.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

a. Subjek dalam penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo yang berjumlah dua orang, kepala sekolah dan siswa.

b. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Probolinggo, yang beralamat di jalan Soekarno Hatta 137 Probolinggo.

c. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini terdiri dari variabel dan dikembangkan menjadi sub variabel kemudian dijabarkan indikator-indikator. Fokus penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 1.1 Fokus Penelitian

No Variabel Sub variable Indikator Teknik

Pengumpulan Data

1.Identitas mata pelajaran 2.Standar Kompetensi

10.Penilaian hasil belajar 11.Sumber belajar (Permenpen Nomor 41 tahun 2007)

1.Menarik minat siswa 2.Memotivasi siswa 3.Memberitahukan tujuan/

kompetensi dasar yang harus dicapai siswa 4.Apersepsi

5.Meminta siswa bertanya

Pedoman observasi dan kajian dokumen

(27)

3

2.Membuat kesimpulan 3.Pemberian tugas

(UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995)

1.Pengetahuan atau ingatan siswa

2.Pemahaman siswa 3.Menerangkan sesuatu

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru

4.Kemampuan siswa dalam menganalisis

5.Kesimpulan yang dikemukakan siswa

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(28)

13

b. Untuk melihat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo adalah dengan melakukan kajian dokumen mengenai pembuatan RPP guru sejarah dan observasi langsung dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar hanya dilihat dari segi kognitif saja karena hanya dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan oleh guru.

F. Penjelasan Istilah

Agar ada persamaan persepsi mengenai permasalahan yang akan dibahas, maka akan ditegaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapaun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik (Darsono 2002:24).

2. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permenpen RI nomor 41 Tahun 2007)

3. Pelaksanaan pembelajaran

(29)

(UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995).

4. Hasil belajar

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujun pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga computer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya

(Hamalik,1994:57). Sedangkan menurut Darsono (2002:24) pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik.

2. Ciri-ciri Pembelajaran

Hamalik (1994:65-66) berpendapat bahwa ada tiga cirri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu:

a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

(31)

b. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.

Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (2002:24) yaitu sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

d.Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa.

e. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

B.Perencanaan

1. Pengertian Perencanaan

(32)

17

pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein 1990 (dalam Mulyasa, 2007:223-224) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area yaitu: (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter knowledge), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut; (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action system knowledge), yang ditekankan pada aktivitas guru seperti

mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Kedua pengetahuan tersebut diperlukan guru dalam mengembangkan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang efektif. 2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permenpen RI nomor 41 Tahun 2007)

a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

(33)

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam

pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAk.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(34)

19

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan semester pada suatu mata pelajaran 3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proes dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi Ajar

(35)

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 9. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu perttemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajarn untuk mencapai KD. c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menggakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. 10.Penilaian hasil belajar

(36)

21

11.Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajarn, dan indikator pencapaian kompetensi.

(Permenpen RI Nomor 41 tahun 2007)

Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

(37)

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007).

Mulyasa (2007:224-226) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.

2. Mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

3. Menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengelaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan. 4. Merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi

(38)

23

Syafi’ie (2006:21) berpendapat bahwa ada tiga pertanyaan dalam penyususnan perencanaan pengajaran, yaitu: (1) ke manakah kita mengarahkan pengajaran itu? (2) bagaimana kita dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan itu? Dan (3) bagaiman kita dapat mengetahui bahwa tujuan pengajaran telah tercapai. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran sangat penting untuk memperlancar tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas agar berjalan secara efektif dan efisien.

C.Pelaksanaan Pembelajaran

1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran a. Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah: 1. SD/MI : 28 peserta didik

2. SMP/MT : 32 peserta didik 3. SMA/MA : 32 peserta didik 4. SMK/MK : 32 peserta didik b. Beban kerja minimal guru

1. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.

(39)

c. Buku teks pelajaran

1. Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan mempertimbangkan komite

sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan.

2. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran

3. Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya

4. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

d. Pengelolaan kelas

1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus

dapat di dengar dengan baik oleh peserta didik

3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik 4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan

kemampuan belajar peserta didik

5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses

pembelajaran

(40)

25

7. Guru menghargai pendapat peserta didik

8. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi 9. Pada setiap awal semester guru menyampaikan silabus

10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang di jadwalkan.

(Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007). 2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Menurut UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995 pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a. Kegiatan awal (membuka pelajaran). Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan awal adalah sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan yang menarik perhatian peserta didik untuk

menumbuhkan kesiapan belajar dan keinginan untuk belajar lebih lanjut 2. Memotivasi peserta didik, membangkitkan semangat dan minat peserta

didik untuk siap menerima pelajaran

3. Memberikan acuan materi yang akan dibahas: guru terlebih dahulu memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis besar materi yang akan disampaikan

(41)

5. Meminta siswa bertanya

b. Kegiatan inti. Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan kelas 2. Penguasaan materi

3. Penguasaan dan penggunaan Bahasa Indonesia 4. Penggunaan metode

5. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 6. Alokasi waktu

c. Kegiatan akhir (penutup). Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan akhir adalah sebagai berikut:

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

2. Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan 3. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas (UU

RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995)

Sedangkan menurut Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran

(42)

27

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

2. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang materi yang akan di pelajari

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan

b. Elaborasi

(43)

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut 4) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan 3. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran

(44)

29

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas baik individu maupun kelompok

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

D.Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Sardiman (1990:23) menyatakan: “Belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penampilan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”.

(45)

baru. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesenjangan ini tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:

a. Kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik, maupun mental untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu c. Tujuan yang ingin dicapai (Ali, 1984:6).

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar yaitu nilai yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar akan terlihat apabila individu telah mempunyai sikap dan nilai yang diinginkan. Menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:25) hasil belajar mempunyai pengertian:

a. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar b. Kemampuan akibat yang dapat diukur langsung

c. Perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif dan psikomotorik. Rumusan tujuan pendidikan dalam menteri pendidikan nasional menggunakan klasifikasi belajar menurut Bloom yang secara garis besar membagi menjadi 3 yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Berdasarkan Taksonomi Bloom (Dimyati, 2002:25) aspek kognitif meliputi 6 ranah yaitu sebagai berikut:

(46)

31

b. Pemahaman (comprehesion) yang mencakup kemampuan mengungkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan (application) yang mencakup tentang menerangkan suatu metode dan suatu kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. d. Analisis (analysis) yang merinci satu kesatuan ke dalam bagian- bagian

sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

e. Sintesis (synthesis) yang mencakup untuk membentuk satu pola yang baru. f. Evaluasi (evaluation) yang mencakup hal membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria. 2. Hasil Belajar Sejarah

Dimyati & Mudjiono (1994:18) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar menurut Sudjana (2006:3) adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

(47)

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom 1987 (dalam

Sudjana, 2006:22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat kognitif berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan dan keepatan, (e)gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar sejarah dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tetapi dalam penelitian ini hasil belajar sejarah hanya diukur dari ranah kognitif yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

3. Pengukuran Hasil Belajar Sejarah

(48)

33

tersebut, yang dirancang dengan model desain evaluasi, yakni evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi reflektif, dan kombinasi ketiga model.

a. Evaluasi sumatif, ialah suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang dilakukan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Model atau bentuk evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir yang dicapai oleh siswa, yakni penguasaan pengetahuan. Hasil penilaian ini sekaligus menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar. Evaluasi sumatif berfungsi menyediakan informasi untuk membuat keputusan untuk menentukan kelulusan, atau untuk menentukan suatu program dapat diteruskan dengan program baru atau perlu dilakukan pengulangan program pembelajaran. b. Evaluasi formatif, ialah suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang dilakukan

selama berlangsungnya program dan kegiatan pembelajaran. Tujuan

pelaksanaan evaluasi ini ialah untuk memperoleh informasi balikan terhadap proses belajar mengajar. Bila terdapat kelemahan dalam dalam proses belajar mengajar, maka dapat segera dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan evaluasi ini berfungsi diagnostik, yakni untuk perbaikan, yang dilakukan dengan metode pengajaran remedial.

(49)

d. Kombinasi pelaksanaan evaluasi, misalnya antara bentuk reflektif dan bentuk sumatif. Tujuan pelaksanaan evaluasi ini ialah untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar, misalnya dalam bentuk desain pra post test. Dengan demikian dapat diketahui kontribusi komponen-komponen sistem pembelajaran itu terhadap keberhasilan belajar siswa.

Pada penelitian ini pengukuran hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan oleh guru setelah kegiatan pembelajarn dilakukan. Hasil belajar ini akan diperoleh dari dokumen nilai kognitif siswa yang sudah dilakukan oleh guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah suatu rancangan kegiatan yang dimanfaatkan untuk mengambil keputusan tentang berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, di mana hasil penilaian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam membuat keputusan pembelajaran bagi siswa yang akan datang.

E.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Prajudi Atmosudirdjo 1982 (dalam Yamin dan Maisah, 2010:26-27) menyebutkan bahwa guru memiliki peran yang sangat besar dalam pendidikan, di pundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas mutu pendidikan. Maka dari itu, guru harus mengembangkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

(50)

35

1. Kesetiaan

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari- hari.

2. Prestasi kerja

Hasil kerja yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya kecakapan pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan pegawai tersebut. 3. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani menerima resiko atas keputusan yang diambilnya

4. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan

kepadanya. 5. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

6. Kerjasama

(51)

7. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk berusaha mencari tata kerja baru (inovatif), berusaha memberi saran yang baik dan melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.

8. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Menurut Hamalik (1994:92) tiap individu merupakan satu kesatuan yang berbada antara satu dengan yang lannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek mental dan aspek jasmaniah misalnya tingkat kecerdasan dan keadaan jasmaniah. Masing-masing aspek tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan

keberhasilan belajar. Dengan demikian, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menurut Hamalik (1994:93-94) adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan 2. Bakat (aptitude) 3. Keadaan jasmani

4. Penyesuaian sosial dan emosional 5. Keadaan keluarga

(52)

37

F. Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa

Aspek penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran adalah kualitas SDM sedangkan kualitas SDM ditentukan oleh kualitas pendidikan karena hanya bangsa yang memiliki SDM berkualitas yang dapat menahan kuatnya arus globalisasi. Indonesia sebagai salah satu bangsa yang berada pada tekanan tuntutan globalisasi tersebut harus secara serius mempersiapkan SDM melalui pendidikan yang berkualitas agar dapat berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di era persaingan global. Kondisi tersebut menuntut perlu adanya suatu sistim pendidikan yang mampu menyediakan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global.

Oleh karena itu untuk memajukan sektor pendidikan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga melalui Depdiknas dengan mengembangkan berbagai program untuk memajukan pendidikan nasional. Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas, 2005:10) disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Guru dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi disertai dengan pelatihan-pelatihan.

(53)

pelaksanaan pembelajaran mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil belajar siswa. Guru bukan hanya sebagai pengajar materi yang mengisi kognitif siswa, tetapi juga sebagai pendidik yang mampu membimbing dan

mengembangkan siswa sesuai dengan bakat masing-masing.

Menurut Wardiman 1995 dalam Yamin dan Maisah (2010:105-106) kualitas pendidikan dapat ditinjau dari segi proses dan produk. Pendidikan disebut berkualitas dari segi proses, jika proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami pembelajaran yang bermakna. Pendidikan yang disebut berkualitas dari segi produk, jika memiliki salah satu ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peserta didik menunjukkan penguasaaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan tujuan dan sasaran pendidikan, diantaranya hasil belajar akademik yang dinyatakan dalam prestasi belajar.

2. Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupan sehingga dengan belajar peserta didik bukan hanya mengetahui sesuatu, tetapi dapat melakukan sesuatu yang fungsional dalam kehidupannya.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pendekatan kualitatif. Moleong (2007:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk memeproleh informasi dan

pengetahuan tentang fenomena sosial. Dalam hal ini fenomena yang diteliti mengenai tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan penyebaran dan kaitan antara gejala yang satu dengan gejala yang lainnya dalam suatu masyarakat (Ulfatin, 2004:6).

B.Lokasi dan Kehadiran Peneliti

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo yang terletak di jalan Soekarno Hatta No.137 Kota Probolinggo. Sekolah ini terdiri dari 20 kelas yang terdiri dari kelas X, XI dan XII dimana kelas X terdiri dari enam

(55)

kelas sedangkan kelas XI dan XII terdiri dari tujuh kelas. Dalam penelitian ini peneliti hanya memilih kelas dari jurusan IS saja yaitu kelas XI dan XII karena akan memudahkan peneliti dalam mengambil data tentang hasil belajar siswa dan karena peneliti juga berasal dari jurusan sejaran (sosial). Selain itu dalam

penelitian ini peneliti hanya memilih kelas IS (Ilmu Sosial) karena dari hasil observasi awal sudah membuktikan bahwa hasil belajar siswa dari jurusan IS lebih baik atau lebih bagus dibandingkan dengan kelas IA. Hal tersebut di karenakan siswa kelas IA meremehkan mata pelajaran sejarah sedangkan siswa kelas IS selalu menganggap penting pelajaran sejarah karena sesuai dengan jurusannya. Yang akan dicari dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo, bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo serta apa saja faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo.

Peran peneliti dalam penelitian ini sangat penting karena di sini

(56)

41

C. Data dan Sumber data 1. Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang dimaksud data adalah bahan-bahan kasar atau mentah yang

dikumpulkan oleh peneliti langsung dari lapangan. Data itu meliputi bahan-bahan yang dicatat oleh peneliti seperti transkrip wawancara dan catatan dari lapangan hasil pengamatan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yaitu guru sejarah SMA Negeri 1 Probolinggo dengan cara melakukan observasi secara langsung kepada dua orang guru sejarah ketika melaksanakan pembelajaran dan observasi

mengenai pembuatan RPP. Data diperoleh langsung dari subjek penelitian dan data dalam penelitian ini adalah:

a. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

b. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

c. Hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo d. Faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan

(57)

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Penelitian ini yang menjadi sumber data adalah guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo yang berjumlah dua orang guru, kepala sekolah dan juga siswa.

Tabel 3.1 Data dan Sumber data

Data focus Sumber Data Instrumen Penelitian

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajara

2. Hasil belajar siswa

a. Guru sejarah b. Siswa

c. Kepala sekolah

a. Siswa

a. Lembar observasi b. Pedoman wawancara c. Pedoman wawancara

a. Dokumen nilai hasil belajar siswa

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya instrumen penelitian adalah alat untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita. Menurut Arikunto (2002:126) instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Sedangkan Sugiyono (2005:119) menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dilengkapi dengan menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi nilai hasil belajar siswa. 1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan. Data hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai pembuatan RPP dan

(58)

43

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara langsung dari orang yang menjadi sumber data. Peneliti melakukan wawancara dengan dua orang guru sejarah, kepala sekolah dan juga siswa yang berpegang pada pedoman wawancara (lihat lampiran 7 dan 8).

3. Pedoman dokumentasi

Dokumen nilai hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tes oleh guru dan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam belajar (lihat lampiran 9).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi nilai hasil belajar siswa. 1. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah mengenai

pembuatan RPP dan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pedoman observasi.

2. Wawancara

(59)

3. Kajian Dokumen

Pengumpulan data hasil belajar siswa diperoleh dengan melihat dokumen nilai hasil belajar siswa yang sudah dilakukan oleh guru. Kajian dokumen juga digunakan untuk mengetahui perencanaan guru sejarah dalam menyusun RPP.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan (dalam Sugiono, 2005:88) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data ini menggunakan analisis model Milles dan Huberman. Menurut Milles dan Huberman 1984 (dalam Sugiono, 2005:83) bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung sacara terus menerus pada setiap tahapan penelitin sehingga sampai tuntas.

Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu data observasi, wawancara dan dokumen berupa nilai hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data antara lain:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

(60)

45

peneliti akan tetapi peneliti mengambil data yang relevan dengan penelitian. Data yang diambil tersebut adalah tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo.

2. Penyajian Data/Display

Penyajian data merupakan penggabungan data-data yang diperoleh sehingga data tersebut terorganisasi, tersusun dalam pola sehingga akan mudah dipahami. Dengan menyajikan data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, sehingga dapat merencanakan kerja selanjutnya. Dalam

menyajikan data, peneliti menyajikan data yang telah dianggap valid dan konsisten sesuai dengan urutan rumusan masalah penelitian ini. Urutan data tersebut adalah (1) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru mata

pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo, (2) hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, (3) hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (4) faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah.

3. Verifikasi

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

(61)

Komponen- komponen analisis data diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan

Penarikan/ Verifikasi

Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data (Milles dan Huberman 1984 dalam Sugiono,2005:92).

Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis data hasil observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah. Dari hasil observasi akan dapat diketahui bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah. Data hasil observasi perencanaan pembelajaran akan dicocokkan dengan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas.

(62)

47

G. Keabsahan Data

Pada penelitian ini, teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber data yaitu menentukan keabsahan data dengan mengecek kembali data hasil penelitian dengan data pendukung. Moleong (2002:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data penelitian untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data hasil penelitian. Sedangkan triangulasi dengan sumber data adalah membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif (Paton dalam Moleong, 2002:178). Untuk mencapai hal tersebut, dalam penelitian ini dapat dicapai dengan:

1. Membandingkan data hasil observasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan isi suatu dokumen yang terkait yaitu RPP.

3. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi

H. Tahap- tahap Penelitian

Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan. Penjelasan tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Gambar

Table 1.1 Fokus Penelitian
Tabel 3.1 Data dan Sumber data
Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data (Milles dan Huberman 1984 dalam Sugiono,2005:92)
Tabel 4.1 Struktur Kepemimpinan SMA Negeri 1 Probolinggo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi dapat meyelesaikan penulisan

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT beserta junjungan Rasulullah SAW melimpahkan Rahmat, hidayah, inayah-NYA kepada penulis hingga dapat

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyesaikan