LANDASAN TEORITIS
B. Pengertian Prokrastinasi
5. Faktor yang Mempengaruhi Prokratinasi Akademik
Prokrastinasi bersumber dari sejarah keluarga, hubungan sosial, serta tempat tinggal seseorang. Lingkungan sosial yang baik dan memiliki kontrol sosial yang baik akan mengurangi terjadinya prokrastinasi. Dan sebaliknya lingkungan sosial yang buruk dan kurang memiliki kontrol sosial yang baik akan meningkatkan 31 Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi,…,h. 158-159
terjadinya prokrastinasi. Ghufron dan Risnawati menyebutkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal, yaitu sebagai berikut:32
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam. Faktor internal berkaitan dengan faktor fisiologis dan psikologis. Seseorang yang mengalami kelelahan (fatique) memiliki kecendrungan untuk melakukan prokrastinasi lebih tinggi dari pada mereka yang tidak. Faktor psikologis dipengaruhi oleh motivasi, kontrol diri serta trait kepribadian yang tercermin dari self
regulation, serta tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar. Hal ini berkaitan dengan gaya pengasuhan orang tua serta kontrol sosial yang ada dalam masyarakat. Orang tua terutama ayah yang bersifat otoriter akan memberikan dampak prokrastinasi kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, ayah yang memiliki pola pengasuhan
autoritatif akan mencegah anaknya untuk menjadi seorang procrastinator.
Teori penyebab prokrastinasi menurut para ahli adalah seagai berikut: a. Teori Magnetik
Menurut Benard yang diikuti dalam buku karangan Ema, istilah maknetik digunakan untuk menandakan adanya suatu ciri yang khas dari tingkah laku prokrastinasi akademik. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai gaya tarik menarik antar magnet. Individu yang seharusnya mengerjakan tugas tertentu mendapat gaya tarik magnet (tiba-tiba tertarik dengan aktifitas lain) sehingga ia menjauhi tugas yang seharusnya dikerjakan dan justru mengikuti aktivitas lain yang tidak berhubungan, sehingga tugas utamanya tidak dikerjakan.
Benard mengemukakan faktor yang bertindak sebagai magnet yang mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi adalah sebagai berikut:
1) Kecemasan.
2) Mencela diri sendiri (self depriciation).
3) Toleransi yang rendah terhadap tugas (low discomform
tolerance).
4) Mencari kesenangan (pleasure seeking). 5) Disorganisasi waktu.
6) Disorganisasi lingkungan.
7) Pendekatan yang kurang baik terhadap tugas. 8) Perilaku asertif yang rendah.
9) Antipatik terhadap individu lain dan. 10) Stres dan kelelahan.
b. Teori Ketakutan Dasar
Burka dan Yuen mengatakan bahwa prokrastinasi digunakan sebagai strategi untuk melindungi diri dari ketakutan-ketakutan yang mendasar atau dari ancaman-ancaman. Adapun ketakutan dasar (basic fears) tersebut terdiri dari lima jenis, yaitu ketakutan akan kegagalan (fear of failure), ketakutan akan keberhasilan (fear
of succses), ketakutan akan kehilangan kontrol atas diri (fear of losing the battle), ketakutan akan ketergantungan dan ketakutan
akan keterasingan. Apapun jenis ketakutan yang dimiliki individu akan membuatnya merasa aman ketika menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan tugasnya. Prokrastinasi menjadi salah satu cara yang dianggap individu cura ampuh untuk menjaga harga dirinya.
c. Teori psikodinamika
Menurut Ferrari dalam buku karangan Ratna, bahwa prokrastinasi tidak terlepas dari trauma masa kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan. Pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif individu ketika dewasa, terutama trauma.
Individu yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal dalam menyelesaikan tugas sekolahnya, akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan pada tugas yang sama. Individu tersebut akan teringat pada pengalaman yang dialaminya pada masa lalu, sehingga membuatnya menunda membuat pekerjaan sekolah, yang dipersepsikannya akan mendatangkan perasaan seperti yang dialaminya dimasa lalu.
Sementara itu orang tua yang terlalu menuntut prestasi (dalam bidang apapun) dari anak akan memunculkan kecemasan, kekhawatiran dan ketidak berartian manakala tidak dapat
memenuhi harapan mereka. Hal ini pada akhirnya akan memicu anak untuk menunda-nunda dalam melakukan pekerjaan.
d. Teori Behavioristik
Menurut teori ini, perilkau prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembejaran. Individu melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan punishment atas perilaku tersebut. Bila individu tersebut merasakan sukses dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui penundaan ia akan cenderung mengulangi lagi perbuatannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama pada masa yang akan datang.
e. Kognitif dan behavioral-kognitif
Dari sudut pandang teori ini menurut Ellis dan Knaus, prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki seseorang. Kayakinan irasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas sekolah. Seseorang memandang tugas sekolah sebagai suatu yang berat dan tidak menyenangkan. Oleh karena itu, seseorang merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai sehingga menunda-nunda menyelesaikan tugas tersebut secara memadai.33
Lebih lanjut berikut penjelasan logis mengapa prokrastinasi muncul, yaitu:
1) Kepercayaan irasional
Procrastinator menilai bahwa standar yang ada terlalu
tinggi sedangkan kemampuannya tidak sebanding dengan standar yang ditetapkan, sehingga kegagalan itu sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal ini menimbulkan ketakutan dalam diri individu untuk menghadapi kegagalan sehingga ia mengambil jalan untuk menunda menyelesaikan tugas.
2) Locus of control
Individu yang memiliki kendali diri internal cenderung tidak melakukan prokrastinasi atau prokrastinasinya rendah. Individu yang memiliki kendali diri eksternal cenderung melakukan prokrastinasi
3) Learned helplessness
Seseorang yang merasa tidak berdaya dengan tugas-tugas yang dihadapi karena sering kecewa dengan hasil yang diperoleh sebelumnya akan mudah melakukan prokrastinasi karena baginya hal itu lebih aman.
4) Perfeksionisme yang irasional
Procrastinator selalu berdalih bahwa dia butuh banyak
waktu untuk melengkapi tugas sehingga ia dapat menyajikan tugas dengan lebih sempurna. Irasionalitas itu tampak dari
standar yang ditetapkan oleh individu itu sendiri, yang
notabene melampaui kemampuan yang dimiliki individu.
f. Teori Steel
Penyebab prokrastinasi cukup kompleks dan teori yang dikembangkan oleh steel mencoba menerangkan beberapa faktor penyebab prokrastinasi yaitu:
1) Seberapa pentingnya tugas tersebut bagi individu. 2) Keinginan atau ketertarikan tugas tersebut bagi individu. 3) Keinginan seseorang untuk menunda.
4) Waktu yang tersedia dalam mengerjakan tugas.
Dari keempat faktor tersebut menurutnya, yang paling berperan dalam mempengaruhi prokrastinasi adalah faktor keinginan seseorang untuk menunda.34