• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SMP N 3 KECAMATAN PAYAKUMBUH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SMP N 3 KECAMATAN PAYAKUMBUH SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMP N 3 KECAMATAN PAYAKUMBUH SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 pada Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Disusun Oleh : DIAN PERMATA SARI

2615. 024

Pembimbing I Pembimbing II

Alfi Rahmi, M. Pd Rahmawati Wae, M. Pd

NIP: 197907232006042002 NIDN: 2006038902

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

(2)

Bukittinggi Tahun 2019”

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan terindikasi beberapa orang siswa menggunakan handphone pada saat jam pelajaran berlangsung maupun pada saat jam istirahat. Terdapat siswa yang memiliki media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi, mengakses video, bermain game online dan mencari informasi menggunakan google atau media sosial lainnya. Kemudian terindikasi siswa yang kecanduan menggunakan media sosial berdampak buruk kepada perilaku belajarnya. Siswa tersebut cenderung untuk menunda mengerjakan tugas sekolah dan tidak mengulang pelajaran di rumah. Adanya siswa yang mengerjakan tugas di sekolah dan kurangnya perhatian siswa pada saat pelajaran berlangsung. Tujuan penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu mengumpulkan data secara langsung dari lokasi penelitian yaitu SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh dengan pendekatan metode regresi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh yang berjumlah 128 orang. Teknik pengumpulan sampel yaitu Simple random sampling dimana pengambilan sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Dengan jumlah sampel 32 orang. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan skala likert dan teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji linearitas kemudian uji hipotesis menggunakan uji korelasi, regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS versi 22.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, data hasil uji normalitas model regresi telah memenuhi asumsi normal yang berarti data dapat dikatakan berdistribusi normal. Pada uji regresi linear sederhana didapat hasil nilai regresi yaitu bernilai positif (+) Y= 104.555+0,388.X. Sehingga dapat dikatakan bahwa peggunaan media sosial (X) berpengaruh positif terhadap prokrastinasi akademik (Y) di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh. Makna dari angka tersebut adalah jika tidak ada penggunaan media sosial (X) maka nilai konstanta nilai (Y) 104.555 dan setiap penambahan 1% penggunaan media sosial (X), maka prokrastinasi akademik akan meningkat sebesar 0,388. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini didapat bahwa Fhitung> Ftabel(4,484 > 4,16) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, terdapat pengaruh signifikan antara penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

Keyword: Penggunaan Media Sosial, prokrastinasi akademik, siswa

(3)

Segala puji dan sukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh”. Shalawat dan salam peneliti ucapkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan manusia.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dan prosedur memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada Prodi Bimbingan dan Konseling. Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi dapat seesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu peneliti ingin ,mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada keluarga peneliti, Ibu, Ayah dan saudara peneliti, yang telah mencurahkan kasih sayang dan perjuangan yag tak kenal lelah untuk masa depan dan kehidupan peneliti, selanjutnya peneliti sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor, Bapak Dr. Asyari, M.Si selaku Wakil Rektor 1,Bapak Dr. Novi Hendri, M. Ag selaku Wakil Rektor II dan Bapak Dr. Miswardi, M.Hum selaku Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, Bapak Dr. Iswantir, M. Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku wakil dekan II, Bapak Dr. Supratman Zakir, M.Pd.,M.Kom selaku

(4)

Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberi fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling IAIN Bukittinggi, juga sebagai Dosen Penasehat akademik sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan fasilitas, sarana dan segala kebutuhan perkuliahan dan juga memberikan arahan, bimbingan dan mengoreksi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.

4. Ibu Rahmawati Wae, M.Pd sebagai pembimbing skripsi peneliti, yang memberikan pengarahan, bimbingan , mengoreksi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. 5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan dan karyawati IAIN Bukittinggi yang

telah membekali peneliti dengan berbagai pengetahuan.

6. Kepala sekolah, Wakil Kesiswaan, majelis guru, karyawan, serta siswa/siswi SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh yang telah memberikan fasilitas kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Kepala sekolah, Wakil Kesiswaan, majelis guru, karyawan, serta siswa/siswi SMP N 1 Kecamatan Payakumbuh yang telah memberikan fasilitas kepada peneliti untuk melakukan uji coba instrumen penelitian.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekhilafan dan kekeliruan. Untuk itu, peneliti memohon maaf atas kekhilafan dan kekeliruan yang terdapat dalam skripsi ini, baik dari segi isi maupun teknis

(5)

penulisannya. Oleh sebab itu, peneliti memohon kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bukittinggi, 2020

Dian Permata Sari NIM.2615.024

(6)

PENGESAHAN TIM PENGUJI SURAT PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR GRAFIK...ix DAFTAR LAMPIRAN...x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...7 C. Batasan Masalah...8 D. Rumusan Masalah...8 E. Tujuan Penelitian...8 F. Kegunaan Penelitian...8 G. Penjelasan Judul...9 H. Sistematika Penulisan...10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Media Sosial...12

1. Karakteristik Dasar Media Sosial...13

2. Jenis Media Sosial...15

3. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Media Sosial...17

B. Pengertian Prokrastinasi...21

1. Pengertian Prokrastinasi secara umum...21

2. Jenis-jenis Prokrastinasi...23

3. Pengertian Prokrastinasi Akademik...25

4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik...29

5. Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik...31

6. Pengaruh Penggunan Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik...37

C. Penelitian Relevan...41

D. Kerangka Konseptual...42

(7)

E. Hipotesis...43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian...44

B. Lokasi Penelitian...44

C. Populasi dan Sampel...44

1. Populasi...44

2. Sampel...45

D. Teknik Pengumpulan Data...46

E. Metode dan Analisis Instrumen ...48

F. Teknik Pengolahan Data...53

G. Prasyarat Uji Analisis...55

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian...66

B. Uji Hipotesis...68 C. Uji Determinasi...72 D. Pembahasan...73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...76 B. Saran...76 KEPUSTAKAAN...78 LAMPIRAN...81

(8)

Tabel 3.4 : Hasil Validasi Intrumen...50

Tabel 3.5 : Hasil Uji Instrumen...51

Tabel 3.6 : Reliabilitas Instrumen Penelitian...52

Tabel 3.7 : Interpretasi Data ...55

Tabel 3.8 : Uji Normalitas Media Sosial ...56

Tabel 3.9 : Uji Normalitas Prokrastinasi Akademik...58

Tabel 3.10 : Hasil Uji Linearitas ...60

Tabel 3.11 :Tabel Pedoman Interpretasi Product Moment ...62

Tabel 4.1 : Skor Data Empirik Variabel Penelitian...68

Tabel 4.2 : Daftar Distribusi Frekuensi Penggunaan media Sosial...67

Tabel 4.3 : Daftar Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Akademik...69

Tabel 4.4 : Hasil Uji Korelasi...69

Tabel 4.5 : Hasil Uji Regresi Linear Sederhana...70

Tabel 4.6 : Hasil Uji F...71

Tabel 4.7 : Hasil Uji Determinasi...73

(9)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual...43

(10)

B. Grafik 4.2 : Normal Q-Q Plot of

Prokrastinasi Akademik...58

(11)

Lampiran 1 :Permohonan Validasi Instrumen... Lampiran 2 :Lembar Validasi Instrumen... Lampiran 3 :Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba... Lampiran 4 :Instrumen Uji coba... Lampiran 5 :Tabulasi Hasil Uji Coba... Lampiran 6 :Validasi Instrumen Hasil Uji Coba……… Lampiran 7 :isi-kisi Instrumen Penelitian………... Lampiran 8 :Instrumen Penelitian……….. Lampiran 9 :Tabulasi Hasil Penelitian………... Lampiran 10 :Tabel r Produck Moment……… Lampiran 11 :Tabel f tabel……….... Lampiran 12 : Uji Prasyarat Analisis dan Hipotesis……….… Lampiran 13 :Izin Penelitian IAIN……… Lampiran 14 :Izin Penelitian Kesbangpol……….………… Lampiran 15 :Surat Keterangan dari Sekolah………...… Lampiran 16 :SK Pembimbing……….…. Lampiran 17 :Surat Keterangan Bebas Plagiat……….. Lampiran 18 :Keterangan Bebas Uang Kuliah………. Lampiran 19 :Dokumentasi Pemberian Instrumen………...

(12)

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menghasilkan individu yang mandiri serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan umum berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran intelek dan tubuh anak-anak.1

Kebijakan pembangunan sektor pendidikan dalam GBHN ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, yaitu berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil dan berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif dan sehat jasmani dan rohani.2Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan

pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dan pengajaran di SMP memberikan penekanan peletakan pondasi dalam menyiapkan generasi agar menjadi manusia yang mampu menghadapi era yang semakin berat. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pasal 17 tentang pendidikan dasar disebutkan bahwa pendidikan dasar terdiri dari SD (sekolah dasar) atau sederajat dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau sederajat.3Sejalan dengan kebijakan pembangunan dalam

1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005 h. 5 2 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h. 11

3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pasal 17 ayat 1-3

(13)

GBHN, tujuan pendidikan SLTP dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara serta anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.4

Namun dalam pelaksanaannya tujuan tersebut bukanlah hal mudah untuk dilaksanakan oleh lembaga sekolah. Ada berbagai faktor yang dapat menghalangi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Salah satunya adalah faktor yang berasal dari dalam yaitu bentuk perilaku belajar siswa yang beraneka ragam mempengaruhi tingkat keberhasilan yang diperoleh. Perilaku belajar yang baik akan dapat terwujud apabila siswa sadar akan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Ketika siswa termotivasi untuk belajar sering kali hal tersebut hanya berhenti pada taraf kognitif, sehingga ketika sampai pada tindakan yang nyata, siswa tersebut cenderung untuk menunda apa yang bisa dilakukan saat itu dengan berbagai alasan. Sehingganya siswa tidak siap untuk mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagian besar siswa memiliki pola pikir yang salah, mereka beranggapan bahwa waktu yang dimiliki masih cukup banyak dan mereka akan dapat menyelesaikannya dengan baik hingga waktu yang ditentukan. Dengan pola pikir demikian semakin mendorong individu untuk menunda pelajaran.

4 Prayitno dkk, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1997, Padang: Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. h. 60

(14)

Fenomena menunda-nunda pelajaran dalam ilmu psikologi dinamakan dengan prokrastinasi.

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination yang berarti menangguhkan atau menunda pekerjaan sampai hari berikutnya. Prokrastinasi akademik dan non akademik sering digunakan oleh para ahli untuk menjadi tugas yang diprokrastinasi. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada aktifitas yang bersifat non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti tugas rumah tangga, sosial, tugas kantor dan lain sebagainya. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang berkaitan dengan tugas formal, yang memiliki hubungan dengan akademik, Misalnya tugas sekolah, tugas kursus dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang dengan melakukan aktifitas lain yang tidak diperlukan dalam pekerjaan tugas sekolah. Oleh karena itu siswa yang mempunyai kecendrungan untuk menunda, atau tidak segera memulai suatu kerja, ketika menghadapi suatu tugas sekolah disebut dengan orang yang melakukan prokrastinasi, atau biasa disebut “procrastinator”.

Procrastinator sadar betul bahwa tugasnya, bagaimanapun juga harus

dikerjakan, akan tatapi dia enggan memulainya dan lebih memilih melakukan aktivitas lain. Pada awalnya procrastinator merasa nyaman dengan prokratinasi, tapi kemudian ia akan merasa bersalah dan menjalani kehidupannya dengan rasa bersalah tersebut.5 Hal ini sejalan dengan pendapat 5 Rahmatika dan Nur Halim, Model Pengentasan Sikap Prokrastinasi Akademik (Studi Pengembangan Berbasis Cognitive Behavior Therapy), Jurnal Psikologi Pendidikan dan

(15)

Ferarri dkk dalam buku Nur Ghufron bahwasanya prokrastinasi akademik memiliki ciri-ciri yaitu: Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, Melakukan aktifitas yang lebih menyenangkan.6

Zaman modern ini, banyak pelajar yang menghabiskan waktu untuk mencari hiburan dari pada mengerjakan tugas akademik. Pelajar lebih suka berkumpul-kumpul dijalanan bersama teman-teman, bermain game online dan sibuk browsing menggunakan internet dengan berbagai layanan dan media sosial yang terdapat di dalamnya. Remaja ini dengan internet setiap orang bisa mengakses berbagai informasi dengan mudah. Ada beragam jenis kegiatan yang dapat dilakukan menggunakan internet, misalnya saja ada banyak informasi yang bisa kita cari dengan menggunakan internet, beragam hiburan dan vidio menarik yang dapat kita tonton, juga menjalankan bisnispun dapat dilakukan menggunakan internet, dan internet bisa kita gunakan untuk berkomunikasi melalui media sosial.

Saat ini terdapat banyak sekali media sosial yang dapat digunakan oleh khalayak umum, mulai dari Whatsapp, BBM, Facebook, Youtube, Twitter,

Wikipedia, Blog dan lain sebagainya. Masing-masing media sosial memiliki

keunggulan tersendiri bagi para penggunanya.7 Terkhusus bagi para remaja hlm. 134

6 Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, Yogyakarta: Ar-Ruzz,2012 h. 158-159

7Fahlepi, Roma Doni, Perilaku Penggunaan Media Sosial pada Remaja, IJSE Indonesia

Journal on Software Engineering, Volume 3 No 2-2017 Ijse .bsi.ac.id ISSN 2461-0690, 2017, h.

(16)

yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan kuatnya keinginan untuk mnegikuti trend masa kini. Namun, dari sekian banyak kelebihan yang dimiliki, media sosial juga memiliki dampak nagatif yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa, misalnya siswa yang keasikan atau memiliki kecanduan menggunakan media sosial akan menyebabkan siswa lalai dalam mengerjakan tugas. hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Adiantoro dan Ni Made Swasti Wulanyani tentang pengaruh problematic internet use dan regulasi diri terhadap prokrastinasi akademik. Bahwa hasil penelitian menunjukkan PIU dan regulasi diri berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik. Dimana koefisien regresi X1 sebesar 0,486 menyatakan bahwa setiap penambahan satuan skor pada variabel PIU maka akan terjadi kenaikan prokrastinasi akademik sebesar 0,486.8

Saat ini hampir setiap siswa memiliki berbagai jenis media sosial di

handphone nya masing-masing. Siswa dapat menggunakannya kapanpun dan

dimanapun dengan akses data atau wi-fi yang tersedia. Hal ini terbukti dengan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh dan terhadap beberapa orang siswa.

Wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 4 Maret 2019 terhadap salah seorang Guru BK di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh, informasi yang

8 Muhamad Adiantoro dan Ni Made Swasti Wulanyani, Jurnal Psikologi Udayana, Pengaruh Problematic Internet Use dan Regulasi Diri terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, e-ISSN:26544024; p-ISSN: 23545607, h. 205

(17)

didapat yaitu terdapat perilaku-perilaku menunda dalam proses belajar pada kelas VII seperti mengerjakan PR disekolah, terlambat mengumpulkan tugas, melakukan aktifitas yang lebih menyenangkan, tidur di dalam kelas pada saat belajar, mencontek tugas teman serta siswa lambat dalam mengerjakan tugas. Kemudian setelah dilakukan konseling antara guru BK terhadap siswa yang bermasalah, ternyata siswa tersebut memiliki permasalahan kecanduan terhadap handphone atau media sosial. Selanjutnya peneliti mewawancarai beberapa orang siswa tentang kebiasaan menunda belajar. Menurut ZR ia mengerjakan tugas pada saat hari terakhir tugas dikumpulkan. Terkadang jika tidak ada waktu lagi, kalau sempat pagi-pagi hari ia menyontek tugas temannya. Menurut IT, ia menunda mengerjakan membuat tugas lantaran ia asik dengan media sosial. Menurutnya ia bergabung dengan grup film Korea pada salah satu media sosial yang ia miliki, dan ia juga memiliki media sosial lain yang dapat diguakan untuk menonton langsung film Korea kesukaannya

Kemudian juga pada wawancara berikutnya penulis mewawancarai media sosial yang digunakan oleh siswa. Guru BK menyebutkan siswa kedapatan menggunakan handphone baik pada saat belajar maupun saat dilakukan penggeledahan. Setelah ditelusuri lebih lanjut siswa yang menggunakan HP sudah mulai menggunakan media sosial seperti facebook, WA, Instagram,

Tiktok dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat salah seorang

siswa MC bahwasanya ia dan teman-temannya menggunakan media sosial seperti WA. Mereka memiliki beberapa grup seperti grup kelas, grup

(18)

kegiatan eksrtrakurikuler, grup teman-teman SD, grup film korea, grup pengembangan kreatifitas dan lain sebagainya.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengungkapkannya dalam sebuah penelitian dengan judul : “Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh”. B. Identifikasi Masalah

1. Terindikasi siswa menunda mengerjakan tugas sekolah karena menggunakan media sosial.

2. Terindikasi siswa menunda waktu untuk mengerjakan tugas sekolah karena menggunakan media sosial.

3. Terindikasi siswa mengerjakan tugas di sekolah dengan cara mencontek tugas temannya.

4. Terindikasi siswa lebih tertarik dengan media sosial dibandingkan mengerjakan tugasnya.

5. Terindikasi siswa sering kali terlupa dalam mengerjakan tugas sekolah karena menggunakan media sosial.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan nantinya tidak terlalu luas dan menyimpang, maka berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis membatasi masalahnya

(19)

dengan pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa kelas VIII SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah bagi penulis disini adalah seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh?

E. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

F. Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Teoritis

Untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

2. Praktis

1. Bagi sekolah tempat penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat peraturan sekolah.

2. Menjadi referensi bagi guru BK untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang pribadi, belajar dan sosial.

(20)

3. Bagi siswa, yaitu memahami pengaruh positif dan negatif media sosial terhadap belajar, sosial dan psikologis siswa.

4. Bagi mahasiswa, menjadi salah satu bahan rujukan untuk penelitian yang berkaitan dimasa mendatang.

5. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Strata Satu (S1) di IAIN Bukittinggi, serta untuk menambah wawasan peneliti.

G. Penjelasan Judul

Untuk mengarahkan serta memudahkan dalam memahami maksud dalam tulisan ini, maka penulis perlu memberi pengertian kepada pembaca mengenai beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu: Pengaruh :merupakan daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk kepercayaan dan perbuatan seseorang.9

Pengunaan :diartikan sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian10. Dalam

penelitian ini, penggunaan adalah pemakaian pada media sosial.

Media sosial :merupakan media online , yang para penggunanya bisa dengan mudah 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,

Cetakan Keempat , Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 847

10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,

(21)

berpartisipasi, berbagi, dan mencipatakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.11

Prokrastinasi Akademik :Jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berkaitan dengan tugas akademik misalnya tugas sekolah, tugas kursus12

Berdasarkan istilah diatas, maka maksut dari judul penelitian ini adalah melihat kekuatan yang ditimbulkan dari pemakaian media sosial terhadap perilaku penundaan pada tugas akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih jelas dan terarahnya penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun penulisan skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: Yang memuat latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penelitian, penjelasan judul, sistematika penelitian.

BAB II: Membahas tentang landasan teoristis yang terdiri dari pengertian media sosial, karakteristik dasar media sosial, jenis media sosial, dampak positif dan negatif penggunaan media sosial, pengertian prokrastinasi akademik, jenis prokrastinasi, faktor yang 11 Nynda Fatmawati Octarina, Pidana Pemberitaan Media Sosial, Malang: Setara Press, 2018, h. 56

12Rahmatika dan Nur Halim, Model Pengentasan Sikap Prokrastinasi Akademik (Studi Pengembangan Berbasis Cognitive Behavior Therapy), …, h. 134

(22)

mempengaruhi prokrastinasi, pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik, penelitian relevan, kerangka konseptual, hipotesis awal.

BAB III: Memaparkan tentang metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

BAB IV: Memaparkan tentang hasil penelitian meliputi deskripsi hasil penelitian, uji hipotesis, uji determinasi dan pembahasan.

(23)

LANDASAN TEORITIS

A. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Andreas Kaplan dan Michael Haelein menjelaskan media sosial sebagai sebuah sekolompok aplikasi internet yang membangun diatas dasar ideology Web.2.0 dan memungkinkan penciptaannya dan pertukaran user-generated content.13 Media sosial merupakan situs jaringan sosial seperti layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun profil publik atau semi publik, dalam sistem terbatasi daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat dan menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem. Media sosial juga diartikan sebagai sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video dengan satu sama lain dengan perusahaan dan sebaliknya.

Media sosial menurut Mandiergh, adalah media yang mewadahi kerja sama diantara pengguna yang menghasilkan konten. Sementara menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama diantara pengguna dan memungkinkan tindakan secara kolektif yang semuanya berada diluar kerangka institusional maupun organisasi. Boyd berpendapat, media sosial sebagai kumpulan 13 Nynda Fatmawati Octarina, Pidana Pemberitaan Media Sosial, …, h. 58-60

(24)

perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi dan dalam kasus tertentu saling berkominikasi atau bermain. Menurut Van Dijk, media sosial adalah media yang memfokuskan pada eksistensi penggguna yang memfasilitasi mereka dengan beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator)

online yang mengatakan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai

ikatan sosial. Dan menurut Meike dan Young, mengartikan media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi diantara individu dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.14

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat penulis simpulkan bahwa media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

2. Karakteristik Dasar Media sosial

karakteristik dasar media sosial terdiri dari lima, yaitu:

a. Partisipasi

(25)

Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau berminat menggunakannya, hingga mengaburkan batas antara media dan audience.

b. Keterbukaan

Kebanyakan media sosial bersifat terbuka bagi umpan balik dan parisipasi melalui sarana voting, komentar, dan berbagai informasi. Hampir seluruh media sosial tidak memiliki batasan untuk mengakses dan memanfaatkan isi pesan. Bahkan perlindungan password terhadap isi cenderung dianggap aneh. c. Perbincangan

Media sosial memungkinkan terjadi perbincangan antar penggunanya secara dua arah.

d. Komunitas

Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas secara cepat dan berkomunikasi secara efektif tentang beragam isu/ kepentingan seperti hobi, politik, atau tayangan TV favorit.

e. Keterhubungan

Terdapatnya keterhubungan antar pengguna melalui fasilitas tautan (link) ke web-site terkait, sumber-sumber informasi dan pengguna-pengguna lain.15

3. Jenis Media Sosial

Terdapat enam macam jenis media sosial, yaitu:

(26)

a. Collaborative projects

Collaborative projects yaitu sebuah media sosial yang dapat

membuat konten dan dalam pembuatannya dapat diakses oleh khalayak secara global. Terdapat dua bagian dalam jenis ini, yaitu:

1) Wiki

Wiki merupakan situs yang memungkinkan

pennggunanya untuk menambahkan, menghapus dan mengubah konten berbasis teks. Contoh: Wikipedia, wiki

Ubuntu-ID dan lain-lain. 2) Blogs dan mikroblogs

Blog dan mikroblog merupakan aplikasi yang dapat

membantu penggunanya untuk tetap mengunggah mengenai pernyataan apapun sampai seseorang mengerti. Blog merupakan sebuah website yang menyampaikan mengenai penulis atau kelompok penulis baik itu sebuah opini.Pengalaman atau kegiatan sehari-hari. Contoh blog adalah blogspot, wordpress, multiply dan lain-lain.

b. Content

Konten masyarakat merupakan sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik itu secara jarak jauh atau jarak dekat, berbagai video, ebook, gambar dan lain-lain.

Contoh dalam hal image dan photo sharing adalah fliker,

(27)

adalahyoutube, vimeo, dan mediafire. Contoh audio dan musik

sharing adalah imeem, last.fm, sharemusic dan multiply. Contoh

dari conten file sharing and hosting adalah 4shared, repidshare dan

indowebser.com. Sementara contoh untuk desain adalah threadlees, ganti baju dan KDRI (Kementrian Republik Indonesia). c. Social Networking

Situs jejaring merupakan situs yang dapat membantu seseorang untuk membuat sebuah profil dan kemudian dapat menghubungkan dengan pengguna lainnya. Situs jejaring sosial adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terhubung menggunakan profil pribadi atau akun pribadinya. Contohnya adalah Friendster,

facebook, path, twitter dan lain-lain. d. Virtual game worlds

Dunia virtual, mereplikasikan lingkungan 3D, yakni pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya didunia nyata. Contohnya game online (travian, three kingdoms, second life, e

republic, wolrd of warcraft dan lain-lain). e. Virtual sosial world

Virtual social world merupakan aplikasi yang menyimulasikan

kehidupan nyata melalui internet, virtual social word adalah situs yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dalam platform tiga dimensi dengan menggunakan avatar yang mirip dengan

(28)

kehidupan nyata, contohnya seperti wikimapia, google earth, ebay dan lain-lain.16

4. Dampak Penggunaan Media Sosial

dampak penggunaan media sosial terdiri dari dua yaitu: a. Dampak positif

Dampak positif yang dapat ditimbulkan dalam penggunaan media sosial adalah sebagai berikut:

1) Semakin mudahnya berinteraksi dengan orang lain

Karena dapat berkomunikasi secara live time, pengguna jejaring sosial dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain. Bahkan tak lagi terpengaruh dengan jarak yang sangat jauh. Selain itu dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat

2) Sarana promosi

Keunggukan lainnya media ini dapat digunakan sebagai sarana promosi suatu barang, komunitas, band dan lain-lain. 3) Sarana sosialisasi program pemerintah

Di Negara Indonesia, pemerintah banyak melakukan sosialisasi dalam berbagai hal pendidikan, kesehatan, politik, penanggulangan bencana, ekonomi dan informasi yang lain. Selain menggunakan media cetak, pemerintah mensosialisasikan programnya melalui situs jejaring sosial. Salah satu contohnya kampanye dalam pemilu.

(29)

4) Sarana silaturahmi

Jejaring sosial merupakan sarana yang paling efektif untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman, sahabat maupun keluarga. Tanpa lagi dibatasi temapat, jarak, dan waktu.

5) Sarana hiburan

Para pengguna bisa bersenang-senang dan bergaul dengan orang dari seluruh penjuru dunia. Dengan perkembangan pesat dunia internet, maka sarana dan prasarana untuk bisa bersenang-senang dan bergaul di jaringan sosial

network pun semakin banyak pilihan. Dari mulai game online

sampai kepada saling kirim kartu ucapan. b. Dampak negatif

1) Kekurangan interaksi dengan dunia luar

Kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face to face) cenderung menurun. Orang lebih memilih situs jejaring sosial karena lebih praktis. Hal ini menyebabkan orang tersebut anti-sosial.

2) Membuat kecanduan

Tidak dapat dipungkiri jika para pengguna jejaring sosial dapat mnghabiskan waktunya seharian di depan

(30)

komputer karena kecanduan. Sehingga membuat produktivitas mereka menjadi menurun, karena sebagian besar waktunya hanya digunakan untuk jejaring sosial.

3) Pemborosan

Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan orang tersebut. tidaklah sedikit biaya untuk mengaktifkan internet atau membayar warnet. Hal ini tentu saja akan merugikan bagi penggunanya sendiri karena tidak sedikit biaya yang terbuang sia-sia karena hanya sekedar menggunakan jejaring sosial. 4) Tergantikannya kehidupan sosial.

Jejaring sosial sangat nyaman sekali digunakan. Saking nyamannya sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi dengan jejaring sosial saja, sehingga hal ini mengurangi frekuensi tatap muka dengan orang lain. Bertatap muka tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya. Obrolan, tatapan mata, ekspresi muka dan canda lewat ketawa tidak bisa tergantikan oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun. Tentunya ada hal yang hilang dari interaksi tersebut.

5) Pornografi

Sebagaimana situs jejaring sosial lainnya, tentu ada saja yang menyalah gunakan pemamfaatan dari situs tersebut untuk

(31)

kegiatan yang berbau pornografi. Bahkan ada yang memamfaatkan situs semacam ini untuk menjual wanita.

6) Kesalahpahaman

Terjadinya kesalahpahaman pengguna karena pengguna menyalah gunakan media sosial. Misalnya kasus pemecatan karyawan karena menulis yang tidak semestinya di facebook. Bahkan juga pernah terjadi penuntutan ke meja pengadilan karena kesalahpahaman di facebook. Jejaring sosial ini merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan teman-tamanya. Seperti kehidupan nyata, gosip, atau informasi miring dengan cepat dapat berkembang dijaringan ini. Haruslah disadari menulis status di wall dan komentar diberbagai aplikasi adalah sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan salah tafsir.

7) Berkurangnya perhatian terhadap keluarga

Hal ini mungkin tanpa kita sadari terjadi jika kita membuka facebook, IG atau media sosial lainnya saat sedang bersama keluarga. Sebuah riset dingris menunjukkan bahwa orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka karena berbagai alasan. Salah satunya karena facebook. Bisa terjadi sang suami sedang menulis wall, istri sedang membuat komen di foto sementara anak sibuk bermain game online.

(32)

8) Sarana kriminal

Seperti kasus penculikan, dimana korban diajak bertemu di suatu tempat setelah sebelumnya berkenalan didalam jejaring sosial. Selain itu juga banyak terjadi kasus penipuan didalam jejaring sosial.

9) Mempengaruhi kesehatan

Sebuah artikel di media ingris menyebutkan facebook dapat meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Namun alasan tersebut masih diperdebatkan oleh ahli.17

B. Pengertian Prokrastinasi

1. Pengertian Prokrastinasi Secara Umum

Prokrastinasi dalam bahasa Ingrisnya procrastinate berasal dari bahasa latin pro dan crastinus. Pro yang berarti kedepan, bergerak maju sedangkan crastinus memiliki arti keputusan di hari esok. Sementara seseorang yang cenderung untuk menunda mengerjakan tugas atau tidak segera mengerjakannya maka subjeknya disebut dengan prokcrastinator. Seseorang procrastinator tidak hanya lemah dalam manajemen waktu melainkan bila dipandang dari sisi psikologis mengalami anxiety disorder dan rasa takut akan tugas yang dihadapinya.18

Defenisi prokrastinasi menurut para ahli, antara lain:

17 Abdillah Yafi Aljwiy dan Ahmad Muklason, Jejaring Sosial dan Dampak Bagi Penggunanya, Artikel, Institut Sepuluh November Surabaya Indonesia, 2012, h. 4-6

(33)

a. Ellis dan Knaus, prokrastinasi adalah sebuah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Hal tersebut terjadi karena adanya ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar. Penundaaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi.

b. Pier Steel

Pier Steel mengatakan bahwa prokratinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diamanahkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku penundaannya tersebut dapat berpengaruh pada hal yang buruk pada hari ini bahkan juga masa depannya. 19

c. Solomon dan Rothblum

Prokrastinasi adalah fakta mengenai penundaan tugas secara tidak bertujuan guna menghindari ketidak nyamanan individu.

d. Lay

Prokrastinasi adalah kecendrungan irasional dalam menunda sesuatu yang seharusnya dikerjakan

e. Stell

19Muhamad Ilyas dan Suryadi, Prokrastinasi Akademik Siswa di SMA Islam Terpadu

Boarding School Abu Bakar Yogyakarta, Jurnal An-nida Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 41

(34)

Prokrastinasi adalah menunda dengan sukarela pekerjaan tugas, meskipun tahu hasilnya akan lebih buruk.20

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prokrastinasi adalah suatu kebiasaan penundaan kegiatan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan tanpa mengetahui bahwa perilaku tersebut memberikan pengaruh negatif bagi dirinya saat ini dan masa yang akan datang. Tingkah laku tersebut dapat berupa penundaan dalam memulai atau menyelesaikan tugas. Para procrastinator sering melakukan penundaan dan menggantinnnya dengan kegiatan lain seperti menonton tv, bermain game, mengakses media sosial, mengobrol dan sebagainya.

2. Jenis Prokratinasi

Berdasarkan jenis tugas yang diprokrastinasi prokrastinasi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Prokrastinasi akademik yaitu: penundaan yang dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan akademik, misalya tugas sekolah atau tugas kuliah.

b. Prokrastinasi non akademik yaitu: jenis penundaan yang dilakukan dalam bentuk non formal, misalnya tugas sosial, tugas kantor, tugas rumah tangga dan sebagainya.21

20 Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2010. h.12

21Vivian Ganistyara, Pengaruh Intensitas Penggunaan Instagram terhadap Prokrastinasi Akademis Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Salah Tiga, Fakultas Keguruan Universitas

(35)

Berdasakan fungsinya Ferrari dkk, membagi lagi prokrastinasi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Fungsional prokrastinasi, yaitu: penundaaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

2. Dysfungction procrastinasion, yaitu: penundaan yang tidak bertujuan bertujuan, berakibat tidak baik dan menimbulkan masalah. Berdasarkan tujuan individu melakukan prokrastinasi,

diysfungction procrastinasion dibagi lagi menjadi dua bentuk

yaitu:

a. Decisional procrastination adalah penundaan dalam mengambil keputusan. Jenis prokrastinasi terjadi akibat kegagalan dalam mengindentifikasi tugas yang menyebabkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang memutuskan untuk menunda menyelesaikan masalah. Jenis prokrastinasi ini berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.

b. Avoidance procrastination atau behavioral procrastination

Avoidance procrastination adalah suatu penundaan dalam

perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa kurang menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Hal ini dilakukan

(36)

untuk menghindari kegagalan yang akan memberikan penilaian negatif kepada dirinya.22

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat penulis simpulkan bahwa prokrastinasi bersdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non akademik. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang dilakukan dalam bentuk tugas formal seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sementara prokrastinasi non akademik adalah jenis prokrastinasi dalam bentuk tugas non formal, misalanya tugas rumah atau tugas sosial. Berdasarkan fungsinya prokrastinasi dibagi menjadi dua yaitu Fungsional prokrastinasi dan

Dysfungction procrastinasion.

3. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian tujuan akademik dan mungkin berhubungan dengan masalah akademis yang dihadapi oleh para pelajar terutama pelajar SMP yang masih berada pada tahap perkembangan masa remaja awal. Menurut Bistri Mustofa, individu remaja sedang berada dipersimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dewasa, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami masa peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lainnya akan menimbulkan gejolak, goncangan dan benturan berakibat

22Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa, …, 13-14

(37)

sangat buruk bahkan fatal.23Sementara pada masa ini, remaja menuntut

perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak terutama dalam bidang belajar.

Solomon, Rothblum dan Murakami dalam Ferrari dalam jurnal Masnita Elvida Sinaga, dijelaskan bahwa prokrastinasi mungkin merugikan untuk kerja akademis, kemungkinan mengarah kepada pengunduran diri dan rendahnya nilai akademis.24 Enam area tugas

yang sering diprokrastinasi oleh pelajar menurut Solomon dan Rothblum, yaitu tugas mengarang, belajar mengahadapi ujian, membaca, kerja administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan.25 Sementara menurut Menurut Ferari

dalam jurnal Djoko Walujo bahwa penundaan penyelesaian tugas juga berpotensi menghambat proses belajar siswa sendiri.26

Prokrastinasi akademik itu sendiri adalah jenis penundaan yang dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan sekolah. Seseorang yang melakukan prokrastinasi berarti banyak waktunya yang terbuang sia-sia, tugas atau pekerjaan rumahnya terbengkalai sehingga hasilnya tidak memuaskan. Kemunculan prokrastinasi

23 Bisri Mustofa, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Parama Ilmu, 2015, h. 63

24 Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa , …, h. 15

25 Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi,…,h. 157

26 Djoko Walojo, Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Prokrastinasi Akademik pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Plosoklaten Kediri, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI, 2017,h. 4

(38)

biasanya disebabkan oleh rasa takut salah, perfeksionis atau menuntut kesempurnaan dan malas serta kurangnya motivasi untuk belajar.27

Schouwenberk dalam jurnal Drajat Edy Kurniawan, menjelaskan prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku penundaan mengerjakan tugas ataupun kegiatan belajar untuk ujian dan digantikan dengan kegiatan lain yang tidak perlu. Wolter dalam hodley dalam jurnal yang sama, menambahkan prokrastinasi adalah suatu bentuk penolakan akademik (academic avoidance) yang digunakan siswa dan mahasiswa ketika berada dalam setting akademik, seperti sedang dalam pengerjaan tugas dan kerja kelompok.28 Sementara Ferrari dan

Scher dalam jurnal Masnita Elvida, menyebutkan prokrastinasi akademik adalah penundaan dalam memulai pekerjaan tugas dan/atau kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas yang ada pada individu.29

Sementara spesifikasi prokrastinasi akademik disampaikan oleh Milgram dalam Ferrari dalam jurnal Puswanti yang menyatakan bahwa: prokrastinasi akademik merupakan perilkau yang spesifik yang meliputi:

a. Suatu perilkau yang melibatkan unsur penundaan baik saat memulai maupun menyelesaikan suatu tugas.

27Muhamad Ilyas dan Suryadi, Prokrastinasi Akademik Siswa di SMA Islam Terpadu

Boarding School Abu Bakar Yogyakarta , …, h. 73

28 Drajat Edy Kurniawan, Pengaruh Intensistas Bermain Game Online terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri PGRI Yogyakarta, Jurnal Konseling Gusjigang, Vol. 3 No.1 (Januari-Juni 2017) ISSN 2460-1187,

Online ISSN 2503-281X, H. 98

29Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa , …, h. 16

(39)

b. Menghasilkan akibat-akibat yang lebih jauh, seperti keterlambatan menyelesaikan tugas atau kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsi oleh perilaku prokrastinasi sebabagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, sekolah maupun rumah tangga.

d. Menghasikan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, panik, bersalah, marah dan sebagainya.30

Berdasarkan defenisi para ahli tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa prokrastinasi adalah bentuk kegiatan penundaan yang berfokus pada penundaan tugas akademis dan belajar. Sementara pengertian prokrastinasi itu sendiri yaitu perilaku penundaan tugas akademik atau belajar baik dalam memulai pekerjaan dan/atau dalam menyelesaiakan suatu tugas dan menggantinnya dengan kegiatan lain yang tidak penting, sehingga hal ini berakibat banyak waktunya yang terbuang sia-sia, tugas atau pekerjaan rumahnya terbengkalai sehingga hasilnya tidak memuaskan.

4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari dkk, suatu perilaku penundaan atau prokrastinasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

30 Puswanti, Upaya Mereduksi Prorastinasi Akademik melalui Konseling Kelompok melalui Pendekatan Behavioristik pada Siswa SMK, Psikopedagogia, Vol, 3, No 1 ISSN 2301-6167, 2014, h. 14

(40)

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas

Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan. Akan tetapi ia menunda-nunda untuk mulai mengerjakan atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas. Seseorang procrastinator menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan. Selain itu, juga melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian satu tugas.Tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri utama dalam prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Seorang procrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu ditentukan sebelumnya. Seorang

procrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan. Seseorang mungkin telah

(41)

merencanakan mengerjakan tugas pada waktu yang ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga berakibat keterlambatan atau kegagalan dalam menyelesaikan tugasnya. d. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan

Seseorang procrastinator akan dengan sengaja melakukan penundaan tugas sementara ia menggunakan waktu yang ia miliki untuk melakukan aktivitas yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan. Seperti: membaca koran, majalah atau buku mengobrol, nonton dan sebagainya.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Prokratinasi Akademik

Prokrastinasi bersumber dari sejarah keluarga, hubungan sosial, serta tempat tinggal seseorang. Lingkungan sosial yang baik dan memiliki kontrol sosial yang baik akan mengurangi terjadinya prokrastinasi. Dan sebaliknya lingkungan sosial yang buruk dan kurang memiliki kontrol sosial yang baik akan meningkatkan 31 Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi,…,h. 158-159

(42)

terjadinya prokrastinasi. Ghufron dan Risnawati menyebutkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal, yaitu sebagai berikut:32

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam. Faktor internal berkaitan dengan faktor fisiologis dan psikologis. Seseorang yang mengalami kelelahan (fatique) memiliki kecendrungan untuk melakukan prokrastinasi lebih tinggi dari pada mereka yang tidak. Faktor psikologis dipengaruhi oleh motivasi, kontrol diri serta trait kepribadian yang tercermin dari self

regulation, serta tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar. Hal ini berkaitan dengan gaya pengasuhan orang tua serta kontrol sosial yang ada dalam masyarakat. Orang tua terutama ayah yang bersifat otoriter akan memberikan dampak prokrastinasi kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, ayah yang memiliki pola pengasuhan

autoritatif akan mencegah anaknya untuk menjadi seorang procrastinator.

Teori penyebab prokrastinasi menurut para ahli adalah seagai berikut: a. Teori Magnetik

(43)

Menurut Benard yang diikuti dalam buku karangan Ema, istilah maknetik digunakan untuk menandakan adanya suatu ciri yang khas dari tingkah laku prokrastinasi akademik. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai gaya tarik menarik antar magnet. Individu yang seharusnya mengerjakan tugas tertentu mendapat gaya tarik magnet (tiba-tiba tertarik dengan aktifitas lain) sehingga ia menjauhi tugas yang seharusnya dikerjakan dan justru mengikuti aktivitas lain yang tidak berhubungan, sehingga tugas utamanya tidak dikerjakan.

Benard mengemukakan faktor yang bertindak sebagai magnet yang mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi adalah sebagai berikut:

1) Kecemasan.

2) Mencela diri sendiri (self depriciation).

3) Toleransi yang rendah terhadap tugas (low discomform

tolerance).

4) Mencari kesenangan (pleasure seeking). 5) Disorganisasi waktu.

6) Disorganisasi lingkungan.

7) Pendekatan yang kurang baik terhadap tugas. 8) Perilaku asertif yang rendah.

9) Antipatik terhadap individu lain dan. 10) Stres dan kelelahan.

b. Teori Ketakutan Dasar

Burka dan Yuen mengatakan bahwa prokrastinasi digunakan sebagai strategi untuk melindungi diri dari ketakutan-ketakutan yang mendasar atau dari ancaman-ancaman. Adapun ketakutan dasar (basic fears) tersebut terdiri dari lima jenis, yaitu ketakutan akan kegagalan (fear of failure), ketakutan akan keberhasilan (fear

(44)

of succses), ketakutan akan kehilangan kontrol atas diri (fear of losing the battle), ketakutan akan ketergantungan dan ketakutan

akan keterasingan. Apapun jenis ketakutan yang dimiliki individu akan membuatnya merasa aman ketika menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan tugasnya. Prokrastinasi menjadi salah satu cara yang dianggap individu cura ampuh untuk menjaga harga dirinya.

c. Teori psikodinamika

Menurut Ferrari dalam buku karangan Ratna, bahwa prokrastinasi tidak terlepas dari trauma masa kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan. Pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif individu ketika dewasa, terutama trauma.

Individu yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal dalam menyelesaikan tugas sekolahnya, akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan pada tugas yang sama. Individu tersebut akan teringat pada pengalaman yang dialaminya pada masa lalu, sehingga membuatnya menunda membuat pekerjaan sekolah, yang dipersepsikannya akan mendatangkan perasaan seperti yang dialaminya dimasa lalu.

Sementara itu orang tua yang terlalu menuntut prestasi (dalam bidang apapun) dari anak akan memunculkan kecemasan, kekhawatiran dan ketidak berartian manakala tidak dapat

(45)

memenuhi harapan mereka. Hal ini pada akhirnya akan memicu anak untuk menunda-nunda dalam melakukan pekerjaan.

d. Teori Behavioristik

Menurut teori ini, perilkau prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembejaran. Individu melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan punishment atas perilaku tersebut. Bila individu tersebut merasakan sukses dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui penundaan ia akan cenderung mengulangi lagi perbuatannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama pada masa yang akan datang.

e. Kognitif dan behavioral-kognitif

Dari sudut pandang teori ini menurut Ellis dan Knaus, prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki seseorang. Kayakinan irasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas sekolah. Seseorang memandang tugas sekolah sebagai suatu yang berat dan tidak menyenangkan. Oleh karena itu, seseorang merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai sehingga menunda-nunda menyelesaikan tugas tersebut secara memadai.33

(46)

Lebih lanjut berikut penjelasan logis mengapa prokrastinasi muncul, yaitu:

1) Kepercayaan irasional

Procrastinator menilai bahwa standar yang ada terlalu

tinggi sedangkan kemampuannya tidak sebanding dengan standar yang ditetapkan, sehingga kegagalan itu sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal ini menimbulkan ketakutan dalam diri individu untuk menghadapi kegagalan sehingga ia mengambil jalan untuk menunda menyelesaikan tugas.

2) Locus of control

Individu yang memiliki kendali diri internal cenderung tidak melakukan prokrastinasi atau prokrastinasinya rendah. Individu yang memiliki kendali diri eksternal cenderung melakukan prokrastinasi

3) Learned helplessness

Seseorang yang merasa tidak berdaya dengan tugas-tugas yang dihadapi karena sering kecewa dengan hasil yang diperoleh sebelumnya akan mudah melakukan prokrastinasi karena baginya hal itu lebih aman.

4) Perfeksionisme yang irasional

Procrastinator selalu berdalih bahwa dia butuh banyak

waktu untuk melengkapi tugas sehingga ia dapat menyajikan tugas dengan lebih sempurna. Irasionalitas itu tampak dari

(47)

standar yang ditetapkan oleh individu itu sendiri, yang

notabene melampaui kemampuan yang dimiliki individu.

f. Teori Steel

Penyebab prokrastinasi cukup kompleks dan teori yang dikembangkan oleh steel mencoba menerangkan beberapa faktor penyebab prokrastinasi yaitu:

1) Seberapa pentingnya tugas tersebut bagi individu. 2) Keinginan atau ketertarikan tugas tersebut bagi individu. 3) Keinginan seseorang untuk menunda.

4) Waktu yang tersedia dalam mengerjakan tugas.

Dari keempat faktor tersebut menurutnya, yang paling berperan dalam mempengaruhi prokrastinasi adalah faktor keinginan seseorang untuk menunda.34

6. Pengaruh Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik

Masa perkembangan remaja adalah masa dimana terjadinya proses peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Proses perkembangan pada remaja lazimnya berlangsung kurang lebih 12-21 tahun pada wanita, dan 13-22 tahun pada pria.35Masa yang panjang ini,

dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi remaja itu sendiri, melainkan bagi orang tua dan juga masyarakat disekitarnya. Hal ini disebabkan karena individu sedang mengalami

34 Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa, …, 19-27

(48)

masa transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya yang selalu menimbulkan benturan yang buruk bahkan fatal. Sementara pada sisi yang berbeda, pada masa remaja diharapkan dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang ada, yang pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan pada masa dewasa.

Namun pada kenyataannya banyak remaja yang belum mampu menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja. Dan tidak sedikit remaja yang mengalami masalah pada masa ini, misalnya saja pada remaja terbentuk pola perilaku belajar yang kurang baik seperti: timbul kebiasaan buruk dalam mengerjaan tugas sekolah, adanya rasa takut bersaing dalam belajar, timbulnya kebosanan dalam belajar, adanya sifat malas mengerjakan tugas, kurangnya tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan banyak permasalahan lainya. Salah satu penyebab permasalahan ini adalah kebiasaan menunda pekerjaan atau dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik yaitu bentuk perilaku penundaan tugas akademik atau belajar baik dalam memulai pekerjaan dan/atau dalam menyelesaiakan suatu tugas dan menggantinnya dengan kegiatan lain yang tidak penting, sehingga hal ini berakibat banyak waktunya yang terbuang sia-sia, tugas atau pekerjaan rumahnya terbengkalai sehingga hasilnya tidak memuaskan. Kecenderungan prokrastinasi tersebut menunjukkan bahwa penudaan tugas yang tidak bertujuan dan

(49)

berakibat negatif dikalangan remaja yang masih berada pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hal ini sejalan dengan pendapat Ferrari dalam Gufron, dimana procrastinasi disfungsional akademik dapat didefenisikan sebagai kecenderungan irasional untuk menunda dengan tidak bertujuan dalam memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik.36

Pada sudut pandang yang berbeda, penggunaan internet bukanlah hal yang tabu dikalangan masyarakat terutama remaja, hampir setiap kalangan dapat menggunakan teknologi buatan manusia tersebut. Internet hadir dengan beragam keunggulan yang dimilikinya, diantaranya virtual social network service yang membantu seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain baik secara tatap muka ataupun tanpa tatap muka langsung. Media sosial facebook, instagram,

WhatsApp, Wechat, Line, Telegram dan lain sebagainya yang hadir

dengan berbagai keunggulan sehingga banyak menarik minat pengguna sosial media. Seiring berkembangnya teknologi dan mudahnya koneksi internet, media sosial ini semakin mudah diakses oleh pengguna dimanapun dan kapanpun. Dikalangan remaja, media sosialpun sudah menjadi suatu kebutuhan yaitu untuk menunjukkan eksistensinya, remaja beranggapan bahwa dengan menggunakan media

sosial akan mengembangkan pergaulan mereka dan bisa dijadikan

sebagai lahan bisnis, sebagai sarana hiburan dan bahkan mereka sudah menjadikan media sosial sebagai teman hidup yang tak bisa dipisahkan 36Nur Ghufron dan Rini Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, …, h. 156

(50)

lagi. Dari sini sudah terbukti bahwa fakta yang ada, mereka yang gemar mengakses media sosial prestasinya menurun.

Penelitian yang dilakukan seorang ahli syaraf, Greenfield dalam jurnal Masnita, dijelaskan bahwa situs pertemanan seperti

facebook dapat memicutkan otak dewasa menjadi otak bayi. Menurut

Greenfield, interaksi yang terus-menerus dengan facebook dapat memperpendek konsentrasi dan memberikan kesenangan instan yang mirip dengan kondisi otak manusia ketika masih bayi.

Ketika manusia mulai mengalami kemunduran konsentrasi dan kondisi otak manusia kembali seperti bayi, ditambah dengan kesenangan instan yang diberikan oleh facebook individupun sulit dalam memusatkan perhatian dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Menurut Miller dalam Nyoman dalam jurnal Masnita, bahwa prokrastinasi dimulai ketika seseorang seseorang sulit dalam memulai ataupun menyelesaikan tugas atau pekerjaann yang dihadapinya. Selain itu, melakukan aktifitas yang lain yang lebih menyenangkan dapat menyebabkan teralihnya pusat perhatian terhadap tugas yang dapat berujung pada perilaku prokrastinasi.37

Selain itu, remaja yang telah kecanduan akan media sosial akan mendorong munculnya perilaku prokrastinasi akademik. Media sosial dengan fasilitasnya mencoba mengahadirkan kenikmatan bagi para pengggunanya tetapi sekaligus menjadi magnet yang menarik individu

37Masnita Elvida Sinaga, Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa, …, h. 38

(51)

untuk selalu mendekat padanya. Oleh karena itu kenikmatan ini secara otomatis akan membawa individu menjauh dari tugas akademik yang seharusnya dikerjakan. Menurut teori Psikodinamik pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi masa perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa, terutama trauma. Orang yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolah akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan lagi pada suatu tugas yang sama.38Sementara

menurut Mc Cown dan Johnson, adanya objek lain seperti facebook yang lebih menyenangkan dari objek yang diprokrastinasi akan memunculkan perilaku prokrastinasi.39

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik yaitu hilangnya konsentrasi belajar karena terjadinya penurunan kerja kognitif otak. Siswa cenderung tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap belajar, siswa malas dan menunda mengerjakan tugas lantaran ada hal lai yang lebih menyenangkan. C. Penelitian Relevan

Penelitian yang peneliti lakukan relevan dengan artikel Masnita Elvida Sinaga judul Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Persamaan yang ditemukan terletak pada variabel penelitian yaitu prokrastinasi akademik. 38Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, …, h. 160

(52)

Perbedaan yang peneliti temukan yaitu terletak pada subjek penelitian. Dimana pada artikel tersebut subjek penelitianya adalah mahasiswa atau orang dewasa. Sedangkan subjek penelitian yang peneliti lakukan yaitu siswa SMP atau remaja awal dan metode peneltian yang digunakannya adalah metode kuantitatif korelasi sedang metode yang peneliti lakukan adalah kuantitatif metode regresi.

Penelitian ini juga relevan dengan jurnal konseling Gusjigang oleh Drajat Edy Kurniawan dengan judul Pengaruh Intensitas Bermain Game

Online terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Yogyakarta. Persamaan yang ditemukan yaitu sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu prokrastinasi akademik. Sementara perbedaan penelitian ini terletak pada metode, subjek dan variabel penelitian. Variabel penelitian ini yaitu intensitas bermain game online dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa bimbingan konseling. Sedangkan metode penelitian peneliti yaitu kuantitatif regresi, variabel peneliti yaitu media sosial dan subjek penelitian adalah siswa SMP atau remaja awal.

D. Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent) disimbolkan dengan (X) yaitu media sosial dan variabel terikat (dependen) disimbolkan dengan (Y) yaitu

(53)

prokrastinasi akademik. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar. 2.1 Kerangka konseptual E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu untuk dibuktikan kebenarannya dalam suatu penelitian. Berdasarkan deskripsi teoritis maka peneliti menarik hipotesis penelitian yaitu: terdapat pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh. Prokrastinasi akademik Penggunaan media sosial Indikator: 1. Partisipasi. 2. Keterbukaan. 3. Perbincangan. 4. Komunitas. 5. Keterhubungan. Indikator: 1. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas. 2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. 3. Kesenjangan waktu antara

rencana dan kinerja aktual.

4. Melakukan aktifitas yang lebih menyenangkan.

(54)
(55)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh, maka pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian Regresi.

Menurut Arikunto penelitian regresi yaitu penelitian yang dimaksut untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara satu atau beberapa variabel.40 Dalam hal ini penulis ingin mengetahui pengaruh penggunaan

antara media sosial terhadap prokrastinasi akademik siswa di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan di SMP N 3 Kecamatan Payakumbuh, adapun alasan penulis memilih sekolah tersebut karena penulis menemukan permasalahan yang perlu dijadikan objek penelitian. C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi

Gambar

Tabel 3.1  Populasi  No Kelas Populasi 1 VIII-1 30 2 VIII-2 32 3 VIII-3 33 4 VIII-4 33 Jumlah 128
Tabel 3.2 Sampel No Kelas Jumlah siswa persentase Sampel 1 VIII -1 30 30X25% 8 2 VIII-2 32 32X25% 8 3 VIII-3 33 33X25% 8 4 VIII-4 33 33X25% 8 jumla h 128 32
Tabel 3.4 Hasil Validasi Instrmen
Tabel 3.10 Hasil Uji Linearitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Siswa yang cenderung melakukan prokrastinasi umumnya ditandai dengan adanya penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan pekerjaan pada tugas yang dihadapi, keterlambatan

Selain itu, menurut Ferrari, dkk (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) prokrastinasi akademik dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu antara lain: i) Penundaan

Skala ini terdiri dari lima aspek Prokrastinasi akademik , yaitu adanya penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, kelambanan dalam mengerjakan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik memiliki beberapa aspek, yaitu: penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas,

Jadi, bisa disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik ditandai oleh terjadinyanya pengunduran untuk memulai pengerjaan tugas akademik, tugas tidak selesai tepat waktu,

Menurut Ferrari, dkk (1995) prokrastinasi adalah sebagai suatu perilaku penundaan, yang dapat dilihat dengan: penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi,

Pembahasan Pada penundaan untuk memulai atau menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, perilaku prokrastinasi yang MC tampilkan merujuk pada komponen menunda untuk memulai dan

Tingkat prokrastinasi akademik siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kendari jika ditinjau dari empat aspek/ciri perilaku prokrastinasi akademik maka dapat disimpulkan bahwa aspek penundaan