• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS

B. Pengertian Prokrastinasi

6. Pengaruh Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik

Masa perkembangan remaja adalah masa dimana terjadinya proses peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Proses perkembangan pada remaja lazimnya berlangsung kurang lebih 12-21 tahun pada wanita, dan 13-22 tahun pada pria.35Masa yang panjang ini, dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi remaja itu sendiri, melainkan bagi orang tua dan juga masyarakat disekitarnya. Hal ini disebabkan karena individu sedang mengalami

34 Masnita Elvida Sinaga, Hubungan Intensias Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa, …, 19-27

masa transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya yang selalu menimbulkan benturan yang buruk bahkan fatal. Sementara pada sisi yang berbeda, pada masa remaja diharapkan dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang ada, yang pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan pada masa dewasa.

Namun pada kenyataannya banyak remaja yang belum mampu menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja. Dan tidak sedikit remaja yang mengalami masalah pada masa ini, misalnya saja pada remaja terbentuk pola perilaku belajar yang kurang baik seperti: timbul kebiasaan buruk dalam mengerjaan tugas sekolah, adanya rasa takut bersaing dalam belajar, timbulnya kebosanan dalam belajar, adanya sifat malas mengerjakan tugas, kurangnya tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan banyak permasalahan lainya. Salah satu penyebab permasalahan ini adalah kebiasaan menunda pekerjaan atau dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik yaitu bentuk perilaku penundaan tugas akademik atau belajar baik dalam memulai pekerjaan dan/atau dalam menyelesaiakan suatu tugas dan menggantinnya dengan kegiatan lain yang tidak penting, sehingga hal ini berakibat banyak waktunya yang terbuang sia-sia, tugas atau pekerjaan rumahnya terbengkalai sehingga hasilnya tidak memuaskan. Kecenderungan prokrastinasi tersebut menunjukkan bahwa penudaan tugas yang tidak bertujuan dan

berakibat negatif dikalangan remaja yang masih berada pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hal ini sejalan dengan pendapat Ferrari dalam Gufron, dimana procrastinasi disfungsional akademik dapat didefenisikan sebagai kecenderungan irasional untuk menunda dengan tidak bertujuan dalam memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik.36

Pada sudut pandang yang berbeda, penggunaan internet bukanlah hal yang tabu dikalangan masyarakat terutama remaja, hampir setiap kalangan dapat menggunakan teknologi buatan manusia tersebut. Internet hadir dengan beragam keunggulan yang dimilikinya, diantaranya virtual social network service yang membantu seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain baik secara tatap muka ataupun tanpa tatap muka langsung. Media sosial facebook, instagram,

WhatsApp, Wechat, Line, Telegram dan lain sebagainya yang hadir

dengan berbagai keunggulan sehingga banyak menarik minat pengguna sosial media. Seiring berkembangnya teknologi dan mudahnya koneksi internet, media sosial ini semakin mudah diakses oleh pengguna dimanapun dan kapanpun. Dikalangan remaja, media sosialpun sudah menjadi suatu kebutuhan yaitu untuk menunjukkan eksistensinya, remaja beranggapan bahwa dengan menggunakan media

sosial akan mengembangkan pergaulan mereka dan bisa dijadikan

sebagai lahan bisnis, sebagai sarana hiburan dan bahkan mereka sudah menjadikan media sosial sebagai teman hidup yang tak bisa dipisahkan 36Nur Ghufron dan Rini Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, …, h. 156

lagi. Dari sini sudah terbukti bahwa fakta yang ada, mereka yang gemar mengakses media sosial prestasinya menurun.

Penelitian yang dilakukan seorang ahli syaraf, Greenfield dalam jurnal Masnita, dijelaskan bahwa situs pertemanan seperti

facebook dapat memicutkan otak dewasa menjadi otak bayi. Menurut

Greenfield, interaksi yang terus-menerus dengan facebook dapat memperpendek konsentrasi dan memberikan kesenangan instan yang mirip dengan kondisi otak manusia ketika masih bayi.

Ketika manusia mulai mengalami kemunduran konsentrasi dan kondisi otak manusia kembali seperti bayi, ditambah dengan kesenangan instan yang diberikan oleh facebook individupun sulit dalam memusatkan perhatian dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Menurut Miller dalam Nyoman dalam jurnal Masnita, bahwa prokrastinasi dimulai ketika seseorang seseorang sulit dalam memulai ataupun menyelesaikan tugas atau pekerjaann yang dihadapinya. Selain itu, melakukan aktifitas yang lain yang lebih menyenangkan dapat menyebabkan teralihnya pusat perhatian terhadap tugas yang dapat berujung pada perilaku prokrastinasi.37

Selain itu, remaja yang telah kecanduan akan media sosial akan mendorong munculnya perilaku prokrastinasi akademik. Media sosial dengan fasilitasnya mencoba mengahadirkan kenikmatan bagi para pengggunanya tetapi sekaligus menjadi magnet yang menarik individu

37Masnita Elvida Sinaga, Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa, …, h. 38

untuk selalu mendekat padanya. Oleh karena itu kenikmatan ini secara otomatis akan membawa individu menjauh dari tugas akademik yang seharusnya dikerjakan. Menurut teori Psikodinamik pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi masa perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa, terutama trauma. Orang yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolah akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika dihadapkan lagi pada suatu tugas yang sama.38Sementara menurut Mc Cown dan Johnson, adanya objek lain seperti facebook yang lebih menyenangkan dari objek yang diprokrastinasi akan memunculkan perilaku prokrastinasi.39

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa pengaruh penggunaan media sosial terhadap prokrastinasi akademik yaitu hilangnya konsentrasi belajar karena terjadinya penurunan kerja kognitif otak. Siswa cenderung tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap belajar, siswa malas dan menunda mengerjakan tugas lantaran ada hal lai yang lebih menyenangkan. C. Penelitian Relevan

Penelitian yang peneliti lakukan relevan dengan artikel Masnita Elvida Sinaga judul Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Persamaan yang ditemukan terletak pada variabel penelitian yaitu prokrastinasi akademik. 38Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, …, h. 160

Perbedaan yang peneliti temukan yaitu terletak pada subjek penelitian. Dimana pada artikel tersebut subjek penelitianya adalah mahasiswa atau orang dewasa. Sedangkan subjek penelitian yang peneliti lakukan yaitu siswa SMP atau remaja awal dan metode peneltian yang digunakannya adalah metode kuantitatif korelasi sedang metode yang peneliti lakukan adalah kuantitatif metode regresi.

Penelitian ini juga relevan dengan jurnal konseling Gusjigang oleh Drajat Edy Kurniawan dengan judul Pengaruh Intensitas Bermain Game

Online terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Yogyakarta. Persamaan yang ditemukan yaitu sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu prokrastinasi akademik. Sementara perbedaan penelitian ini terletak pada metode, subjek dan variabel penelitian. Variabel penelitian ini yaitu intensitas bermain game online dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa bimbingan konseling. Sedangkan metode penelitian peneliti yaitu kuantitatif regresi, variabel peneliti yaitu media sosial dan subjek penelitian adalah siswa SMP atau remaja awal.

Dokumen terkait