• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Kesulitan Membaca Al-Qur‟an

2. Faktor Yang Menyebabkan Kesulitan Membaca Al-Qur‟an

Setiap anak itu unik. Mengapa dikatakan unik karena setiap anak tidaklah sama. Ada beberapa anak yang mudah menangkap respon dari luar, tetapi tidak sedikit juga anak yang lambat menangkap respon. Mereka memiliki alur perkembangan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang dinamakan proses keseimbangan kehidupan.47

Kesulitan membaca al-Qur‟an pada siswa biasanya akan nampak dengan jelas. Dengan adanya perilaku yang tidak biasa. Tapi sangat penting untuk diingat bahwa faktor yang paling utama mempengaruhi kesulitan yang dialami oleh siswa biasanya berasal dari diri siswa itu sendiri. Di bawah ini kami jelaskan beberapa faktor-faktor yang menyulitkan siswa dalam belajar membaca Al-Qur‟an

a. Faktor internal

1) Daya ingat anak rendah. Daya ingat atau memori yang sangat rendah dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Anak-anak yang sudah rajin belajar dengan keras tetapi daya memori nya dibawah rata-rata hasilnya akan kalah dengan anak-anak yang memiliki daya memori yang tinggi.

2) Terganggu nya ala-alat indra pada anak. Kita semua pasti tahu bahwa kesehatan adalah salah satu hal yang paling penting yang menentukan kegiatan kita sehari-hari. Begitupun juga pada saat belajar, anak yang memiliki masalah pada mata tentu anak akan merasa kesulitan saat mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan dunia penglihatan. Begitupun

47 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogyakarta: Juvalitera, 2011), h.

11.

dengan anak yang menderita tunarungu, tentu dia akan merasa kesulitan saat mempelajari seni musik dan sebagainya.

3) Usia pada anak. Usia juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi gangguan belajar pada anak. Usia yang masih muda ataupun usia yang sudah terlalu tua dapat mengakibatkan seorang anak kesulitan untuk menerima materi belajar.

4) Jenis kelamin pada anak. Jenis kelamin juga sangat mempengaruhi hasil belajar pada anak. Anak perempuan umumnya lebih mudah belajar yang berkaitan dengan ilmu sosial. Sebaliknya, anak laki-laki kebanyakan lebih menyukai pelajaran yang langsung berhubungan dengan praktik.

5) Kebiasaan belajar atau rutinitas pada anak. Seorang anak yang memiliki jadwal belajar tertentu setiap harinya biasanya juga akan mengalami perbedaan prestasi dengan anak yang belajarnya tidak terjadwal setiap harinya.48

b. Faktor eksternal

1) Faktor pada keluarga. Keluarga adalah pusat pendidikan yang paling utama dan pertama bagi anak. Tetapi dapat juga menjadi faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada anak.

2) Keadaan ekonomi keluarga. Ekonomi pada keluarga yang kurang mampu dapat membuat anak lebih rajin membantu orang tua dibandingkan belajar.

48 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogyakarta: Juvalitera, 2011), h.

19-20

Sedangkan anak yang lahir dari keluarga ekonomi yang mapan terkadang membuat mereka malas belajar.

3) Faktor lingkungan sekolah. Sekolah merupakan komponen yang ada di dalam maupun yang di luar kelas sangat mempengaruhi proses belajar pada anak.

4) Faktor lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang dimaksud disini adalah lingkungan tempat tinggal anak, kegiatan dalam masyarakat, dan juga teman-teman pergaulan. Diantara ketiga lingkungan sosial diatas yang sangat berpengaruh pada siswa adalah lingkungan teman pergaulan.49

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan membaca al-Quran itu ada dua macam yaitu faktor internal seperti daya ingat rendah, terganggu nya ala-alat indra, usia anak, jenis kelamin, kebiasaan belajar. Selanjutnya faktor eksternal seperti faktor keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, faktor sekolah, lingkungan sosial.

49 Abu Ahmad, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.

85-92.

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ialah penelitian kualitatif, dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan oleh peneliti bukan angka-angka, tetapi data tersebut berupa wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Seperti yang dikemukakan oleh Bodgan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.50

Peneliti turun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang di butuhkan dan objek yang dibahas. Penelitian lapangan ini untuk mengetahui Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya suatu penelitian untuk memperoleh data penelitian. Lokasi penelitian bertempat di SMPN 3 Baraka, Kab. Enrekang. Objek penelitian dapat dikatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa saja yang terjadi di dalamnya. Objek dari penelitian ini adalah siswa dan guru.

50 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 4.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ialah rangkaian, susunan permasalahan yang dijelaskan dalam topik penelitian, sehingga dengan terfokus ini peneliti mampu mengumpulkan data dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.51 Fokus penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peranan guru pendidikan agama Islam 2. Kesulitan membaca al-Qur‟an

D. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam merupakan seorang pengajar di sekolah yang bertujuan untuk mendidik dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran, guru juga sebagai motivator bagi siswa untuk meningkatkan semangat belajar siswa, membimbing dalam berperilaku yang baik kepada siapapun.

2. Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Siswa adalah anak yang memiliki kesulitan dalam membaca biasanya menunjukkan kebiasaan yang tidak wajar, anak sering memperlihatkan gerakan-gerakan yang penuh dengan ketegangan seperti gelisah, suara meninggi dan menggigit bibir, anak juga memperlihatkan perasaan tidak aman seperti menolak untuk membaca, menangis dan melawan guru.

51PenelitianIlmiah.com, diakses dari http://penelitianilmiah.com/contoh-fokus-penelitian, 2020, (diakses 6 Februari 2021)

E. Sumber Data Penelitian

Sumber data pada penelitian ini ialah, peneliti menjelaskan informasi yang dikumpulkan terkait dengan fokus dan sub fokus penelitian. Maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

1. Sumber primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang akan menjadi sumber data primer dalam penelitian ini ialah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa di SMPN 3 Baraka.

2. Sumber sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Bila dilihat dari teknik atau cara pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi.52

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang akan di gunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data penelitian. Keberhasilan suatu peneliti ditentukan oleh instrumen peneliti yang akan digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

52Hardayani, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, (cet-1; Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2020), h. 121.

1. Observasi. Observasi ialah kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan alat indera yaitu melalui penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba, penciuman.53

2. Wawancara. Wawancara ialah proses yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan melalui tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang akan di wawancarai untuk mendapatkan informasi yang kongkrit mengenai permasalahan yang di teliti.54

3. Dokumentasi. Dokumentasi ialah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mempermudah informasi dari berbagai sumber tertulis maupun dokumen yang ada di responder.55

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan teknik pengumpulan data.

Maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Teknik observasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah observasi partisipatif karena peneliti dengan sumber data selama penelitian berlangsung. Pada saat observasi kegiatan yang dilakukan adalah mengamati pembelajaran PAI yang sedang berlangsung di kelas pada setiap hari Kamis.

53SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (cet-14; Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), h. 199.

54 Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Cet. IV; Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), h. 108.

55 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. XI; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h.

18.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur karena teknik ini sangat memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi. Hasil wawancara dari setiap informan akan ditulis lengkap dengan menggunakan kode-kode dalam transkip tersebut, adapun informan yang akan di wawancarai ialah guru dan siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang.

3. Dokumentasi

Dokumen yang diperoleh yaitu dokumen yang berbentuk tulisan yang berisikan tentang profil sekolah SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang dan dokumen gambar pembelajaran membaca al-Qur‟an di kelas.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dimana suatu proses penggambaran keadaan yang sebenarnya melalui kata-kata. Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Reduksi Data (reducation)

Mereduksi yaitu merangkum, proses pemilihan, memilih hal yang pokok dan penting lalu dicari tema dan pola nya. Tahap ini peneliti memilih informasi relavan dan tidak relavan dengan penelitian. Setelah direduksi data akan mengerucut. Semakin sedikitnya dan mengarah ke inti permasalahan sehingga dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai objek penelitian.

2. Penyajian Data ( data display)

Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya ialah menyajikan data. Data yang disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan yang bersifat deskriptif.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap akhir penarikan kesimpulan. Setelah semua data tersedia, permasalahan yang menjadi objek penelitian dapat dipahami selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian.56

56 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 247.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 3 Baraka

SMPN 3 Baraka adalah salah satu SMP Negeri yang berlokasi di Dusun Awo, Desa Kendenan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. SMPN 3 Baraka saat ini dipimpin oleh Bapak Mukhtar, S.Pd. Sekolah ini berdiri pada tahun 1994 di atas tanah milik sendiri berdasarkan SK pemerintah pusat. Guru yang bertugas di SMPN 3 Baraka ada yang berstatus pegawai negeri dan ada juga guru honorer. Karena keberadaan sekolah ini sudah lama maka kontribusi lembaga pendidikan sangat jelas dirasakan karena telah melahirkan alumni yang kini ada yang berprofesi sebagai pegawai, guru, TNI.

2. Profil Sekolah

4) Nama Sekolah : SMPN 3 BARAKA

5) NSS : 201191650322

6) NPSN : 40313176

7) Provinsi : Sulawesi Selatan 8) Kabupaten : Enrekang

9) Kecamatan : Baraka

10) Desa : Kendenan

11) Dusun : Awo

12) Kode Pos : 91753

13) Daerah : Pedesaan

14) Status : Negeri

15) Akreditasi : B

16) Penerbit SK : Pemerintah Pusat 17) Tanggal SK

Pendirian : 1994-10-05 18) Tanggal SK

Izin Operator :1910-01-01 19) Tahun Berdiri : 1994

20) Bangunan Sekolah : Milik Sendiri 21) Kegiatan Belajar

Mengajar : Pagi

22) Jarak ke pusat

Kecamatan : 13KM

23) Jarak Ke Pusat

Otoda : 50 KM

3. Visi dan Misi SMPN 3 BARAKA a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang berani, cerdas, terampil, dan berwawasan global

b. Misi

1. Menanamkan keimanan dan ketakwaannya melalui pengamalan ajaran agama

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

3. Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, bakat potensi peserta didik

4. Membina peserta didik, melalui pembiasaan, kewirausahaan dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan

5. Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga lain yang terkait

4. Daftar Nama Guru Dan Mata Pelajaran SMPN 3 Baraka

Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan orang yang terpenting.

Guru merupakan orang yang dapat ditiru, oleh sebab itu guru harusnya bisa memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan kepada siswa nya.

Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari kemampuan guru memberikan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya kepada siswa nya.

Jumlah guru yang berada di SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang yaitu 13 orang, berikut perinciannya:

Tabel 1 : Data Guru dan Karyawan

4 Nurianti Galo S.Pd Tanah Toraja

12-10-1972 IPA Guru 8 Musliadi S.Pd Salubarani

21-02-1992

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMPN 3 Baraka T.A 2021

5. Keadaan Siswa

SMPN 3 Baraka memiliki jumlah siswa 65 dengan rincian 26 orang berjenis kelamin laki-laki dan 39 orang berjenis kelamin perempuan yang 100% menganut agama Islam,

Adapun rincian nya sebagai berikut.

Tabel 2: Jumlah Siswa

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 VII 13 9 22

2 VIII 3 17 20

3 IX 10 13 23

4 Jumlah 26 39 65

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMPN 3 Baraka T.A 2021

6. Sarana dan Prasarana

Dengan sarana prasarana yang memadai secara tidak langsung

meningkatkan kualitas dan dapat menumbuhkan nilai karakter siswa di SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang. Untuk mengetahui apa sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut, berikut peneliti akan paparkan. Adapun sarana dan prasarana yaitu:

Tabel 3: Fasilitas Sekolah

No Jenis Bangunan/ Gedung dan Lain-lain Jumlah Keterangan

1 Bangunan Gedung Sekolah 1 Baik

2 Ruangan Kepala Sekolah 1 Baik

3 Ruangan Wakil Kepala Sekolah 1 Baik

4 Ruangan Guru 1 Baik

5 Ruangan Tata Usaha 1 Baik

6 Ruangan Lab Fisika 1 Baik

7 Ruangan Lab Matematika 1 Baik

8 Ruangan Serbaguna 1 Baik

9 Ruangan Kelas 6 Baik

10 Perpustakaan 1 Baik

11 Rumah Guru 4 Baik

12 Mesjid 1 Baik

14 Wc 5 Baik

15 Dapur 1 Baik

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMPN 3 Baraka T.A 2021

7. Unit Kegiatan Siswa

Untuk meningkatkan potensi dan bakat siswa di luar bidang akademis, maka terdapat beberapa unit kegiatan di SMPN 3 Baraka yang dapat menjadi wahana penyaluran berbagai keterampilan yang mereka miliki. Berikut data kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMPN 3 Baraka:

Tabel 4: Unit Kegiatan Siswa

No Kegiatan Ekstrakulikuler Keterangan

1 OSIS Tidak Aktif/Ada

2 Pramuka Tidak Aktif/Ada

3 Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA) Tidak Aktif/Ada

4 Mulok Aktif/Ada

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMPN 3 Baraka T.A 2021

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran kesulitan membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang

Untuk kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang siswa masih terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Akan tetapi pada saat peneliti melakukan observasi peneliti menemukan bahwa siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang memiliki kualitas yang berbeda dalam membaca Al-Qur‟an. Seperti halnya dengan siswa laki-laki rata-rata tidak memahami makharijul huruf dan terbata-bata saat membaca Al-Qur‟an sedangkan siswa perempuan hanya ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam seperti terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan ada juga yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Disamping itu adanya beberapa faktor dari siswa yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Hal ini juga sama dengan salah satu pendapat siswa yang bernama Hasna K . Dia mengatakan bahwa

“ Saya tidak lancar membaca Qur‟an karena saya hanya belajar Al-Qur‟an saat di TPQ itu pun saya jarang datang”57

57 Hasna K (Kelas VII) Wawancara di Sekolah SMPN 3 Baraka, 20 Mei 2021

Hal senada juga disampaikan oleh bapak Drs. Syahidin mengenai kesulitan yang dialami siswa nya, bahwa:

“ Rata-rata siswa yang ada di sekolah ini terutama siswa kelas VII sangat kesulitan seperti terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan ada juga yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Selain itu juga ada beberapa siswa yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda sehingga beberapa siswa tidak menguasai pada saat membaca Al-Qur‟an. Sebagian siswa yang lain sudah lancar dalam membaca Al-Qur‟an karena memang mereka rajin belajar mengaji di TPQ dan dan lingkungan rumahnya”58

Dari pemaparan di atas dapat difahami bahwa: Gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa SMPN 3 Baraka khususnya siswa kelas VII adalah ada sebagian siswa yang masih terbata-bata dan belum tepat makharijul huruf nya dan ada pula yang belum bisa membedakan huruf yang hampir sama penyebutan nya. Selain itu siswa juga memiliki latar belakang keluarga yang berbeda ada yang berasal dari keluarga yang memang paham betul pentingnya membaca Al-Qur‟an dan ada pula siswa yang memiliki keluarga yang tidak peduli akan hal itu.

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca Al-Qur‟an setiap siswa yang tidak ditemukan siswa di lingkungan keluarga seperti dengan mengikuti TPQ karena kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk siswa dan siswa dapat menjadi generasi Qur‟an yang mencintai Al-Qur‟an dan menjadikan Al-Al-Qur‟an sebagai pedoman dan pandangan hidup sehari-hari.

58 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

Dan siswa yang lancar membaca Al-Qur‟an selain dari latar belakang keluarganya tetapi juga karena siswa tersebut juga rajin mengikuti TPQ di sekitar rumahnya adapun siswa yang tidak lancar membaca Al-Qur‟an itu kebanyakan bermalas-malasan saat mengikuti TPQ dan memang ada yang jarang ikut TPQ.

Selain itu menurut Bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan agama Islam di SMPN 3 Baraka bahwa:

“Kesulitan lainnya yaitu ada beberapa siswa yang malu dan ada memang yang tidak mau belajar”59

Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah kurangnya

Dari pernyataan di atas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah ada beberapa kesulitan yang di dapatkan seperti sebagian siswa belum tepat makhrijul huruf

59 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

60 Hasna K (Kelas VII) Wawancara di Sekolah SMPN 3 Baraka, 20 Mei 2021

dan sebagian siswa belum bisa membedakan huruf yang hampir mirip dan ada juga siswa yang hanya sekedar membaca saja tanpa memperhatikan makharijul huruf nya.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara bapak Drs Syahidin selaku guru pendidikan Islam mengatakan bahwa:

“Niat siswa masih setengah-setengah dan kurangnya gairah siswa dalam mempelajari Al-Qur‟an terutama siswa laki-laki sedangkan perempuan rata-rata bisa dan adapun kendalanya itu siswa yang ada di sini malas belajar apalagi setelah adanya Covid-19”61

Dari pemaparan di atas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah Jika di teliti lebih dalam lagi, adapun kesulitan yang paling besar yang dialami oleh siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang itu adalah niat terutama untuk siswa laki-laki karena niat itu sangat penting untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Niat yang sudah tertanam dalam diri siswa, niat untuk belajar mengaji di TPQ dan niat belajar mengaji di rumah walaupun belum lancar dalam membaca Al-Qur‟an. Dan salah satu yang menjadi kendala nya itu adalah siswa malas belajar semenjak adanya covid-19 karena kebanyakan siswa pada saat ini sibuk dengan gadget nya masing-masing sehingga lupa waktu belajar.

Dari pemaparan beberapa data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang yaitu masih adanya di temui siswa yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa

61 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص yang disebabkan oleh latar belakang keluarga mereka yang kurang paham tentang agama sehingga beberapa siswa tidak menguasai pada saat membaca Al-Qur‟an dan kurangnya niat dan kurangnya gairah siswa dalam mempelajari Al-Qur‟an.

2. Metode yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab.

Enrekang.

Metode ialah cara yang teratur untuk menjalankan suatu pekerjaan agar memperoleh sesuatu yang diinginkan, cara kerja yang bersistem untuk mempermudah proses pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan62.

Metode pengajaran dapat ditentukan dan digunakan dengan dasar bahan pengajaran dan tujuan pengajaran. Metode ialah suatu alat untuk menjelaskan bahan pengajaran agar sampai pada tujuan pembelajaran, penilaian terhadap metode terlebih dari segi pemilihan dan penggunaan pada saat pengajaran sedang berlangsung. patokan penilain dilihat dari ketepatannya dengan tujuan dan bahan pengajaran. Keampuhannya dalam meningkatkan kegiatan pengajaran siswa yang diselaraskan dengan karakteristik siswa dan karakteristik kelas, nilai praktisnya bagi guru dan siswa, ketepatan waktu yang tersedia, dan sumbangannya terhadap hasil belajar yang didapatkan oleh

62 Ebta setiawan, Arti Kata Metode, http/www.kbbi.co.id/arti-kata/metode, (diakses pada 16 juni 2021, pukul 00:22)

siswa. Hasil penilaian ini sangatlah berguna bagi guru dalam menentukan dan menggunakan metode pengajaran.63

Di dalam dunia pendidikan guru mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan siswa, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang begitu besar untuk mencerdaskan siswa nya sehingga, guru harus bisa melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugas nya. Guru harus mampu mengoptimalkan perannya di kelas, salah satunya adalah mempunyai metode dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa.

Walaupun siswa mempunyai perbedaan dalam proses pembelajaran tetapi peningkatan kualitas siswa tetaplah menjadi prioritas yang utama bagi guru dan hal yang paling penting yang dibutuhkan oleh guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa adalah dengan mencari metode yang

Walaupun siswa mempunyai perbedaan dalam proses pembelajaran tetapi peningkatan kualitas siswa tetaplah menjadi prioritas yang utama bagi guru dan hal yang paling penting yang dibutuhkan oleh guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa adalah dengan mencari metode yang

Dokumen terkait