• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas

Untuk kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang siswa masih terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Akan tetapi pada saat peneliti melakukan observasi peneliti menemukan bahwa siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang memiliki kualitas yang berbeda dalam membaca Al-Qur‟an. Seperti halnya dengan siswa laki-laki rata-rata tidak memahami makharijul huruf dan terbata-bata saat membaca Al-Qur‟an sedangkan siswa perempuan hanya ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam seperti terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan ada juga yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Disamping itu adanya beberapa faktor dari siswa yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Hal ini juga sama dengan salah satu pendapat siswa yang bernama Hasna K . Dia mengatakan bahwa

“ Saya tidak lancar membaca Qur‟an karena saya hanya belajar Al-Qur‟an saat di TPQ itu pun saya jarang datang”57

57 Hasna K (Kelas VII) Wawancara di Sekolah SMPN 3 Baraka, 20 Mei 2021

Hal senada juga disampaikan oleh bapak Drs. Syahidin mengenai kesulitan yang dialami siswa nya, bahwa:

“ Rata-rata siswa yang ada di sekolah ini terutama siswa kelas VII sangat kesulitan seperti terbata-bata pada saat membaca al-Qur‟an, dan ada juga yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص. Selain itu juga ada beberapa siswa yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda sehingga beberapa siswa tidak menguasai pada saat membaca Al-Qur‟an. Sebagian siswa yang lain sudah lancar dalam membaca Al-Qur‟an karena memang mereka rajin belajar mengaji di TPQ dan dan lingkungan rumahnya”58

Dari pemaparan di atas dapat difahami bahwa: Gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa SMPN 3 Baraka khususnya siswa kelas VII adalah ada sebagian siswa yang masih terbata-bata dan belum tepat makharijul huruf nya dan ada pula yang belum bisa membedakan huruf yang hampir sama penyebutan nya. Selain itu siswa juga memiliki latar belakang keluarga yang berbeda ada yang berasal dari keluarga yang memang paham betul pentingnya membaca Al-Qur‟an dan ada pula siswa yang memiliki keluarga yang tidak peduli akan hal itu.

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca Al-Qur‟an setiap siswa yang tidak ditemukan siswa di lingkungan keluarga seperti dengan mengikuti TPQ karena kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk siswa dan siswa dapat menjadi generasi Qur‟an yang mencintai Al-Qur‟an dan menjadikan Al-Al-Qur‟an sebagai pedoman dan pandangan hidup sehari-hari.

58 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

Dan siswa yang lancar membaca Al-Qur‟an selain dari latar belakang keluarganya tetapi juga karena siswa tersebut juga rajin mengikuti TPQ di sekitar rumahnya adapun siswa yang tidak lancar membaca Al-Qur‟an itu kebanyakan bermalas-malasan saat mengikuti TPQ dan memang ada yang jarang ikut TPQ.

Selain itu menurut Bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan agama Islam di SMPN 3 Baraka bahwa:

“Kesulitan lainnya yaitu ada beberapa siswa yang malu dan ada memang yang tidak mau belajar”59

Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah kurangnya

Dari pernyataan di atas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah ada beberapa kesulitan yang di dapatkan seperti sebagian siswa belum tepat makhrijul huruf

59 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

60 Hasna K (Kelas VII) Wawancara di Sekolah SMPN 3 Baraka, 20 Mei 2021

dan sebagian siswa belum bisa membedakan huruf yang hampir mirip dan ada juga siswa yang hanya sekedar membaca saja tanpa memperhatikan makharijul huruf nya.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara bapak Drs Syahidin selaku guru pendidikan Islam mengatakan bahwa:

“Niat siswa masih setengah-setengah dan kurangnya gairah siswa dalam mempelajari Al-Qur‟an terutama siswa laki-laki sedangkan perempuan rata-rata bisa dan adapun kendalanya itu siswa yang ada di sini malas belajar apalagi setelah adanya Covid-19”61

Dari pemaparan di atas dapat difahami bahwa gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka adalah Jika di teliti lebih dalam lagi, adapun kesulitan yang paling besar yang dialami oleh siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang itu adalah niat terutama untuk siswa laki-laki karena niat itu sangat penting untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Niat yang sudah tertanam dalam diri siswa, niat untuk belajar mengaji di TPQ dan niat belajar mengaji di rumah walaupun belum lancar dalam membaca Al-Qur‟an. Dan salah satu yang menjadi kendala nya itu adalah siswa malas belajar semenjak adanya covid-19 karena kebanyakan siswa pada saat ini sibuk dengan gadget nya masing-masing sehingga lupa waktu belajar.

Dari pemaparan beberapa data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang yaitu masih adanya di temui siswa yang belum tepat makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa

61 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

belum bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص yang disebabkan oleh latar belakang keluarga mereka yang kurang paham tentang agama sehingga beberapa siswa tidak menguasai pada saat membaca Al-Qur‟an dan kurangnya niat dan kurangnya gairah siswa dalam mempelajari Al-Qur‟an.

2. Metode yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab.

Enrekang.

Metode ialah cara yang teratur untuk menjalankan suatu pekerjaan agar memperoleh sesuatu yang diinginkan, cara kerja yang bersistem untuk mempermudah proses pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan62.

Metode pengajaran dapat ditentukan dan digunakan dengan dasar bahan pengajaran dan tujuan pengajaran. Metode ialah suatu alat untuk menjelaskan bahan pengajaran agar sampai pada tujuan pembelajaran, penilaian terhadap metode terlebih dari segi pemilihan dan penggunaan pada saat pengajaran sedang berlangsung. patokan penilain dilihat dari ketepatannya dengan tujuan dan bahan pengajaran. Keampuhannya dalam meningkatkan kegiatan pengajaran siswa yang diselaraskan dengan karakteristik siswa dan karakteristik kelas, nilai praktisnya bagi guru dan siswa, ketepatan waktu yang tersedia, dan sumbangannya terhadap hasil belajar yang didapatkan oleh

62 Ebta setiawan, Arti Kata Metode, http/www.kbbi.co.id/arti-kata/metode, (diakses pada 16 juni 2021, pukul 00:22)

siswa. Hasil penilaian ini sangatlah berguna bagi guru dalam menentukan dan menggunakan metode pengajaran.63

Di dalam dunia pendidikan guru mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan siswa, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang begitu besar untuk mencerdaskan siswa nya sehingga, guru harus bisa melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugas nya. Guru harus mampu mengoptimalkan perannya di kelas, salah satunya adalah mempunyai metode dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa.

Walaupun siswa mempunyai perbedaan dalam proses pembelajaran tetapi peningkatan kualitas siswa tetaplah menjadi prioritas yang utama bagi guru dan hal yang paling penting yang dibutuhkan oleh guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa adalah dengan mencari metode yang paling tepat untuk mengajarkan Al-Qur‟an kepada siswa. Oleh karena itu pengajaran Al-Qur‟an merupakan fondasi utama dalam Islam yang harus ditanamkan kepada diri anak-anak agar mereka tumbuh sesuai dengan fitrahnya.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara dengan bapak Drs. Syahidin, mengatakan bahwa:

“Saat ini saya menggunakan metode Iqra, dulu saya sempat menggunakan metode baghdadia tapi tidak bertahan lama karena siswa tidak menyukai nya ditambah lagi mereka belajar di TPQ di sekitar tempat tinggal mereka, selain itu metode ini pilihan mereka sendiri tapi untuk kelas VII saat ini perubahan belum begitu menonjol saya lihat

63 Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2004), h.

177-178

karena beberapa bulan belakangan ini mereka sekolah online karena adanya covid-19”.64

Dari penjelasan di atas dapat difahami bahwa metode yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa adalah Karena di kelas VII SMPN 3 Baraka hanya ada satu kelas maka metode yang digunakan di sini adalah metode iqro sempat menggunakan metode bagdadiah tapi tidak bertahan lama karena siswa lebih menyukai metode iqro guru juga menyesuaikan dengan metode yang digunakan di tempat mengaji siswa di lingkungan tempat tinggalnya. Walaupun perubahan yang di dapatkan di kelas VII belum menonjol karena pembelajaran BTA di berhentikan untuk sementara.

Adapun kutipan wawancara dengan bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Di sekolah ini sebelum memulai pembelajaran kami sebagai guru menyuruh siswa untuk membaca Al-Qur‟an sebelum memulai pembelajaran sekitar 7 menit”.65

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat difahami bahwa pada jam pertama sebelum memulai pembelajaran siswa diwajibkan untuk membaca Al-Quran sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Secara tidak langsung kebiasaan ini sanat bermanfaat bukan hanya untuk siswa tetapi juga untuk gurunya, kebiasaan ini menuntut mereka agar bisa membaca Al-Qur‟an karena belum tentu saat sore ataupun malam hari mengaji di rumah karena sudah

64 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

65 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

banyak godaan seperti televisi, smartphone, dan bermain dengan teman-temannya. Dan membaca Al-Qur‟an adalah sumber hukum Islam yang paling utama dan di dalamnya di jelaskan sumber Islam sesuai dengan ajarannya.

Dalam satu kelas yang peneliti wawancarai secara bersamaan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa belajar Al-Qur‟an sangan penting untuk bekal kita ketika meninggal. Peneliti melihat bahwa siswa kelas VII SMPN 3 Baraka sudah memahami pentingnya membaca Al-Qur‟an tapi mereka belum memiliki kesadaran dalam hati dan pikiran mereka untuk belajar Al-Qur‟an.

Dapat diambil kesimpulan bahwa Metode yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang ialah dengan menggunakan metode iqro karna menyesuaikan dengan metode yang digunakan di TPQ tempat siswa belajar Al-Qur‟an di luar sekolah dan guru juga membiasakan siswa untuk mengaji sebelum memulai pembelajaran.

3. Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang.

Peran adalah aspek dinamis kedudukan ketika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran.66

Peran guru seperti perilaku dan tindakan guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan wawasannya kepada siswa jika membahas tentang peran ada dua hal yang tidak terlepaskan dari guru yakni hak dan kewajiban, berikut adalah peran guru agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa

Adapun kutipan wawancara dengan bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Peran guru sangatlah banyak seperti dari mengajar, melatih, mendidik, dan lain-lain. Kita sebagai guru ya harus ekstra sabar dan dapat mengambil peran dalam menghadapi setiap siswa, kita sebagai guru tidak hanya mengajarkan tentang materi yang ada didalam buku tetapi juga kami mencoba membantu siswa agar bakat dan potensinya berkembang terutama dalam membaca Al-Qur‟an”. 67

Dari pernyataan di atas dapat difahami bahwa peran guru pendidikan agama Islam adalah peran guru itu sangatlah banyak seperti mengajar, melatih, dan mendidik siswa. Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya menjadi seorang pengajar yang hanya memberikan materi pembelajaran di kelas tetapi guru juga harus menjadi seorang pendidik yang dapat

66Wikipedia, peranan, https://id.m.wikipedia.org/wiki/peranan, (diakses pada 16 juni 2021, pukul11-15)

67 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

mengarahkan siswa agar bakat dan potensi siswa dapat berkembang terutama dalam membaca Al-Qur‟an dengan begitu guru harus ekstra sabar dalam menghadapi tingkah laku siswa agar dapat mengatasi kendala-kendala yang dialami oleh siswa.

Adapun kutipan wawancara dengan bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Guru juga harus bisa memahami sifat dan karakter dari setiap siswa karena siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda”68

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa adapun peran guru pendidikan agama Islam di kelas VII SMPN 3 Baraka yang peneliti temukan ialah dengan memahami sifat dan karakter dari setiap siswa, karena setiap siswa memiliki karakter sendiri baik dalam gaya belajar atau kemampuan.

Dengan memahami karakter siswa adalah sesuatu yang sangat penting karena dengan mengenal karakter siswa guru akan mampu membimbing siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan hasil yang baik.

Dengan memahami sifat setiap siswa terutama dalam hal latar belakang siswa, status sosial, budaya dan juga kemampuan dasar siswa sehingga guru akan lebih gampang untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai

68 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga akan berpengaruh pada mutu pembelajaran yang efektif dan efisien.

Adapun kutipan wawancara dengan bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Di sini juga ada ekstrakulikuler yang bernama BTA dulu setiap hari sabtu siswa berkumpul di mesjid sekolah untuk belajar Al-Qur‟an namun di sayangkan saat ini BTA tidak berjalan seperti dulu karena harus diberhentikan untuk sementara”.69

Dari penjelasan di atas dapat difahami bahwa Dengan diadakannya BTA adalah solusi yang paling tepat untuk mengajarkan siswa tentang Al-Qur‟an namun untuk kelas VII pada tahun ini BTA tidak berjalan sebagaimana mestinya karena adanya covid-19 dan mau tidak mau harus diberhentikan untuk sementara untuk menjaga penularan penyakit tersebut.

Adapun kutipan wawancara dengan bapak Drs. Syahidin selaku guru pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“ Ketika pembelajaran BTA berlangsung dan ada siswa yang maju ke depan untu membaca Al-Qur‟an kita juga minta bantuan kepada siswa yang sudah pintar untuk membantu temanya”.70

Dari kutipan di atas dapat difahami bahwa tidak hanya guru yang mempunyai peran penting dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an akan tetapi teman-teman kelas pun juga ikut berperan akan hal ini misalnya dengan membantu teman ketika kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an.

69 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

70 Drs. Syahidin ( Guru Mata Pelajaran PAI) Wawancara di SMPN 3 Baraka, 24 Mei 2021

Dapat diambil kesimpulan bahwa Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang adalah dengan memahami sifat dan karakter dari setiap siswa, karena setiap siswa memiliki karakter sendiri baik dalam gaya belajar atau kemampuan. Memahami karakter siswa merupakan sesuatu yang paling penting karena dengan mengenal karakter siswa sehingga guru akan mampu menuntun dan membimbing siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik dan juga mengajarkan siswa tentang Al-Qur‟an melalui kegiatan ekstrakulikuler BTA.

53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang”, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Gambaran kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa skelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang adalah pada masalah tidak bisa membacanya itu.

Rata- rata siswa yang peneliti observasi sebagian sudah bisa dalam penyebutan makharijul huruf nya, dan dalam membaca makharijul huruf beberapa siswa juga bisa membedakan antara, ذ, ث, ش, ز, س dan ص walaupun terkadang belum lancar. Dan ada beberapa siswa yang lancar dalam membaca Al-Qur‟an, ada juga yang masih terbata-bata, dan ada yang masih belajar di tingkat awal.

2. Metode yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab.

Enrekang adalah metode iqro. Sempat menggunakan metode baghdadia tapi tidak bertahan lama karena siswa tidak menyukainya ditambah lagi mereka belajar di TPQ di sekitar tempat tinggal mereka menggunakan metode iqro, selain itu metode ini adalah pilihan yang sudah disepakati antara guru dan siswa tapi untuk kelas VII saat ini perubahan belum

begitu menonjol terlihat karena beberapa bulan belakangan ini kegiatan pembelajaran BTA di berhentikan untuk sementara karena adanya covid-19.

3. Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang adalah dengan memahami sifat dan karakter dari setiap siswa, karena setiap siswa memiliki karakter sendiri baik dalam gaya belajar atau kemampuan.

Memahami karakter siswa merupakan sesuatu yang paling penting karena dengan mengenal karakter siswa guru akan mampu mengarahkan dan membimbing siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan hasil yang baik. Dengan memahami karakter setiap siswa baik dalam hal latar belakang siswa, status sosial, budaya dan juga kemampuan dasar siswa maka guru akan lebih mudah untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan peneliti di atas, maka saran ditujukan kepada

1. Kepada kepala sekolah atau pengelola lembaga pendidikan

Perlu meningkatkan kerja sama dalam meningkatkan motivasi membaca Al-Qur‟an siswa agar siswa setelah lulus mempunyai bekal yang tidak hanya bersifat materi akan tetapi kebutuhan spiritual yang paling penting. Dan untuk kepala sekolah agar kiranya mengaktifkan kembali kegiatan ekstrakulikuler Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA) agar siswa dapat kembali aktif mempelajari Al-Qur‟an di sekolah.

2. Kepada guru pendidikan agama Islam

Untuk semua peran yang telah dilakukan guru pendidikan agama Islam yang ada di SMPN 3 Baraka Kab. Enrekang kami harapkan akan dapat terus berlanjut. Meneruskan program-program yang sudah berjalan secara optimal dan semakin meminimalisir segala bentuk hambatan yang ditemui baik itu hambatan dari siswa maupun dari pihak guru

3. Kepada siswa

Hendaknya siswa lebih giat lagi dalam membaca Al-Qur‟an karena membaca Al-Qur‟an merupakan ibadah kepada Allah SWT yang hukumnya Fardhu ‘ain, dan akan menjadi penolong pada hari akhir

4. Kepada peneliti

Hendaknya mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian jangkauan lebih luas dan lebih mendalam. Hasil dari peran guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an siswa ini belum mendalam dan terdapat banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu, sumber rujukan, serta pengetahuan dan ketajaman analisis yang dilakukan peneliti, oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji ulang secara lebih mendalam hasil dari penelitian ini.

57

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan terjemahan

Abdurrahman Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

AH Hijair dan Sanaky. 2003. Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Yogyakarta: Safira Insani Press.

Ahmad Abu, Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Al-albani Syaikh Muhammad Nashiruddin. 2015. Terjemahan RiyadhusShalihin, Jakarta: Darul Haq.

maliki Sayyud Muhammad Alwi. 2010. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Awaludin Latief. 2012. Kementerian Agama RI Ummul Mukminin Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita, Jakarta: Wali Oasis Terrace Recident.

Awaludin Latief. 2012. Kementerian Agama RI Ummul Mukminin Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita, Jakarta: Wali Oasis Terrace Recident.

Bashori Al-Ustasz Abu Hazim bin Muhammad. 2001. Panduan Praktis Tajwid dan Bid’ah-bid’ah Seputar Al-Qur’an serta 250 Kesalahan dalam Membaca Al-Fatihah, Magetan: MaktabahDaarulAtsar.

Bungin. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta.

Hardayani. 2020. Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Hermawan Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Human As‟ad. 2000. Cara Cepat Belajar Al-Qur’an. AMM, Yogyakarta: Balai Litbag LPTQ. Nasional Team Tadarrus.

Human As‟ad. 2000. Cara Cepat Belajar Al-Qur’an. AMM, Yogyakarta: Balai Litbag LPTQ. Nasional Team Tadarrus.

Dokumen terkait