• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

5.3. Fasilitas Kandang

Fasilitas kandang merupakan suatu aspek yang penting dalam kegiatan usaha peternakan kelinci. Fasilitas yang digunakan dalam usaha budidaya kelinci di Jaji’s Farm diantaranya adalah :

1. Kandang Luar (Bangunan Kandang) digunakan sebagai rumah lindung kelinci dari faktor-faktor yang terjadi seperti melindungi dari perubahan cuaca, predator dan sebagainya. Bangunan kandang yang ada di Jaji’s Farm memiliki luas 100 meter persegi yang mampu menampung sekitar 170 sampai 200 ekor kelinci.

2. Kandang Batre merupakan salah satu fasilitas kandang yang terdapat di Jaji’s Farm. Kandang batre berfungsi sebagai pemisah antara indukan kelinci yang satu dengan kelinci yang lainnya. Ukuran kandang batre adalah 60 x 70 centimeter yang berfungsi memberikan kemudahan dalam melakukan pemantauan dan juga digunakan agar kelinci memperoleh bobot yang sesuai karena ruang gerak kelinci dibatasi. Dalam satu kandang batre mampu menampung 1 sampai 7 ekor kelinci disesuaikan dengan kondisi kelinci.

3. Kotak Kecil (Hiding Box) digunakan untuk perlindungan anak kelinci yang baru lahir supaya anak kelinci tidak terinjak oleh induknya dengan suhu yang sesuai dengan untuk anak kelinci dan juga menjaga agar anak kelinci terhindar dari kotoran yang dapat menyebabkan anak kelinci sakit atau mati.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek-Aspek Non Finansial

Aspek-aspek kelayakan non finansial yang digunakan oleh Jaji’s Farm dalam usahanya adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek finansial. Aspek-aspek tersebut adalah satu kesatuan dalam penilaian kelayakan usaha dan saling terintegrasi antara satu aspek dengan aspek lainnya.

6.1.1. Analisis Aspek Pasar 1. Pemasaran

Penilaian aspek pasar dari kelayakan peternakan kelinci baik dilihat dari penjualan kelinci anakan dan kelinci pedaging dilakukan dengan melihat potensi pasar dan bauran pemasaran yang ditetapkan oleh peternakan. Potensi peternakan kelinci di kabupaten Cianjur khususnya masih sangat besar, hal ini ditunjukan oleh adanya peningkatan permintaan kelinci pedaging kepada Jaji’s Farm yang dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan bauran pemasaran yang dianalisis dalam kajian ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi.

a) Produk

Jaji’s Farm memilih jenis Vlaamse reus sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging kelinci karena jenis kelinci ini menghasilkan daging lebih banyak dari kelinci lainnya. Ada dua komoditas kelinci yang diproduksi oleh Jaji’s Farm yaitu kelinci anakan dan kelinci pedaging. yang merupakan produk unggulan yang diberi penanganan yang teratur sehingga produk yang ditawarkan akan terjamin kualitasnya.

Dalam menjaga kualitas daging yang dihasilkan Jaji’s Farm selalu melakukan penelitian secara sederhana terhadap pemberian formulasi pakan. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Jaji’s Farm adalah melakukan pengaturan komposisi pakan dengan cara memperkirakan penambahan dan pengurangan komposisi pakan sehingga daging yang dihasilkan bisa lebih sesuai dengan harapan konsumen.

b) Harga

Dalam usaha peternakan kelinci di Jaji’s Farm dilakukan penjualan kelinci anakan dengan harga Rp. 30.000,- per ekor. Dari setiap penjualan kelinci anakan

diberikan garansi untuk konsumen yang membeli langsung ke lokasi peternakan. Garansi diberikan apabila dalam waktu satu minggu ada kelinci sakit atau mati maka kelinci akan di ganti dengan kelinci yang baru yang dinilai sehat.

Penjualan daging dilakukan dalam bentuk karkas tanpa kepala, kaki, bulu dan jeroan sehingga penyusutan yang terjadi hampir 50 persen sehingga dari tiga kilogram bobot hidup kelinci akan menghasilkan sekitar 1 kilogram daging kelinci dengan harga jual sekitar Rp. 60.000,- per kilogram karkas.

Strategi penetapan harga yang akan dilakukan oleh Jaji’s Farm dalam memberikan harga jual relatif sama dengan harga pasar yang berlaku, dengan tingkat kualitas yang lebih baik, serta menekankan pada kuantitas penjualan yang besar.

c) Distribusi

Jaji’s Farm memiliki alur pemasaran sendiri dalam penyediaan kelinci anakan dan kelinci pedaging yaitu melakukan kerjasama dengan peternakan sekitar seperti yang telah dilakukan sebelumnya.

Proses pendistribusian melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang memiliki peranan penting dalam sistem tataniaga (pemasaran) peternakan ini yaitu Jaji’s Farm, pengumpul/tengkulak, restoran dan konsumen akhir.

Tataniaga yang efisien adalah sampainya produk ke konsumen akhir menurut tempat, waktu, dan bentuk yang diinginkan konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya serta adanya pembagian yang adil dari harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang terkait dalam kegiatan produksi dan tataniaga tersebut (Mubyarto, 1992). Saluran pemasaran kelinci yang dilakukan oleh Jaji’s Farm dapat dilihat pada Gambar 3.

I = Penjualan Kelinci Pedaging

II = Penjualan Kelinci Anakan

Gambar 3. Saluran Pemasaran Kelinci Jaji’s Farm 2011

Dari gambar 3 dapat dilihat terdapat dua Saluran pemasaran kelinci yang dilakukan Jaji’s Farm. Saluran pemasaran I untuk penjualan kelinci pedaging

Konsumen I. Pengunjung Restoran II. Pengunjung Tempat Wisata Pengecer Tengkulak/Peternak Restoran-restoran Jaji’s Farm

dilakukan pemotongan jalur tataniaga yaitu dengan melakukan penjualan kelinci pedaging langsung kepada restoran-restoran yang berada di wilayah Jabodetabek dengan konsumen akhir adalah pengunjung restoran yang menyukai produk olahan kelinci. Pemotongan jalur tataniaga tersebut dilakukan untuk melakukan efisiensi biaya operasional akibat adanya pergerakan produk dari peternakan ke konsumen.

Saluran pemasaran II dilakukan penjualan kepada tengkulak/pengumpul yang datang langsung ke peternakan kemudian produk akan disebar melalui pengecer untuk dijual ke tempat-tempat wisata yang berada di beberapa wilayah Jabodetabek. Alur tataniaga ini dilakukan karena Jaji’s Farm menilai bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pendistribusian relatif lebih kecil.

d) Promosi

Ada beberapa strategi promosi yang dilakukan oleh Jaji’s Farm untuk memperkenalkan produk usahanya. 1). Promosi dilakukan secara langsung (direct marketing) dengan mengajukan penawaran langsung kepada pemilik restoran. 2). Penyuluhan melalui kelompok tani yang ada di daerah sekitar, dan 3). Promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dari konsumen yang sudah merasakan manfaat dari produk kelinci.

Tindak lanjut dari promosi yang telah dilakukan adalah para konsumen yang tertarik akan datang langsung ke lokasi usaha untuk melihat kondisi peternakan, setelah itu para konsumen akan melakukan pemesanan langsung atau via telepon dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.

Dokumen terkait