• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. Proses Produksi

3.1. Tata Laksana Pemeliharaan

(1) Pengadaan Indukan Kelinci

Kelinci yang dibudidayakan oleh Jaji’s Farm berjenis Vlaamse reus (Flemish Giant) yang merupakan kelinci berukuran besar dengan bobot hidup dewasa mencapai 8 kilogram dengan harga indukan adalah Rp. 450.000,- per ekor.

Gambar 6. Indukan Kelinci Jenis Vlamce Reus di Jaji’s Farm

Pengadaan indukan kelinci diperoleh dari hasil regenerasi kelinci sebelumnya dan juga membeli kepada peternak lain yang berada di wilayah atau luar wilayah. Jaji’s Farm melakukan penyortiran terhadap anakan, kemudian dilakukan pemisahan untuk kelinci anakan yang memiliki kualitas baik.

(2) Pakan

Pakan yang diberikan terdiri dari pakan hijauan seperti rumput lapang atau limbah pertanian dan pakan konsentrat / penguat (Gambar 7).

Gambar 7. Pakan Hijauan dan Pakan Konsentrat di Jaji’ Farm

Jaji’s Farm memperoleh pakan hijauan dengan mencari rumput sendiri (mengarit rumput) di daerah sekitar yang dilakukan oleh pekerja peternakan dengan asumsi biaya tenaga kerja sebesar Rp. 200,- per kilogram. Pakan penguat konsentrat didapatkan dengan membeli langsung ke pabrik penggilingan padi dengan harga Rp 3000,- per kilogram.

Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Banyaknya proporsi pakan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi cuaca di lingkungan peternakan. Hal ini ditujukan agar kelinci terhindar dari gangguan penyakit pencernaan yang di akibatkan oleh pola pemberian pakan dan kondisi cuaca di peternakan. Proporsi pakan yang sering diberikan setiap kali pemberian adalah 2 ons rumput per ekor dan 1 ons konsentrat per ekor.

(3) Sanitasi

Pembersihan (sanitasi) kandang di Jaji’s Farm dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi hari dan sore hari sebelum ternak diberi pakan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyapu keluar kandang dan dilap menggunakan lap basah.

(4) Reproduksi

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik peternakan mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan perkawinan di Jaji’s Farm mencapai 85 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis perkawinan kelinci yang tepat dengan cara memperhatikan fase birahi

kelinci dimana Jaji’s Farm mampu menghasilkan kelinci anakan rata-rata 5 ekor per indukan dengan tingkat mortalitas sebesar 16-17 persen. (5) Penanganan Penyakit

Penyakit yang biasanya menyerang pada ternak kelinci di peternakan Jaji’s Farm adalah enteristis komplek, sembelit dan kudis. Usaha yang dilakukan Jaji’s Farm dalam mencegah timbulnya penyakit tersebut yaitu dengan melakukan pemberian vaksin dan berbagai vitamin terhadap ternak kelinci. Pemberian vaksin dan vitamin tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali dengan biaya yang perlu dikeluarkan sebesar Rp. 2.550,- per ekor.

Dari analisis aspek teknis, dapat diperoleh hasil bahwa Jaji’s Farm memiliki lokasi usaha yang kurang tepat untuk peternakan karena berada di wilayah pemukiman yang padat penduduk serta jauh dari sumber input (hijauan. Akan tetapi dilihat berdasarkan sarana dan prasarana pendukung lainnya yang tersedia dinilai sudah mendukung untuk kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan kelinci ini sudah dilaksanakan dengan baik sehingga peternakan kelinci dapat berjalan dengan baik.

6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum

Analisis aspek manajemen berguna untuk melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Jaji’s Farm belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana tidak secara tertulis dalam hitam di atas putih. Namun dengan demikian, bukan berarti peternak ini tidak memiliki struktur organisasi usaha. Tetap ada struktur organisasi di dalam usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis. Hal ini hanya untuk memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Deskriptif pekerjaan dalam menjalankan operasional usaha peternakan kelinci ini meliputi menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan ternak sesuai jadwal, mencari pakan hijauan, serta mengontrol kesehatan ternak. Masing-masing pekerja telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas dengan sistem pengupahan oleh pemilik dilakukan dengan cara pembayaran bulanan.

Jaji’s Farm belum menentukan bentuk badan hukum usaha. Selain karena skala usaha yang dilakukan masih secara tradisional, hampir seluruh modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan peternakan kelinci ini berasal dari pemilik peternakan sehingga dapat disimpulkan bahwa Jaji’s Farm termasuk ke dalam perusahaan perseorangan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik peternakan dapat memiliki seluruh keuntungan yang diperoleh dari perusahaan sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban peternakan harus ditanggung sendiri oleh pemilik peternakan.

Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan Jaji’s Farm dapat dikatakan tidak ada masalah dalam manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan kelinci, walaupun badan usaha serta struktur organisasi yang ada di Jaji’s Farm masih belum formal dan tidak tertulis. Akan tetapi usaha peternakan Jaji’s Farm dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Jaji’s Farm sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti adanya kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang budidaya kelinci yang dibantu oleh dinas peternakan daerah. Jaji’s Farm memberikan sedikit kontribusinya dalam memajukan pendidikan dengan adanya kegiatan magang atau praktek kerja nyata di peternakan.

Dampak keberadaan peternakan kelinci ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan adanya bantuan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan akses jalan menuju lokasi peternakan dan fasilitas peternakan lainnya yang dibutuhkan oleh peternakan.

Jaji’s Farm merupakan salah satu peternakan yang memasarkan daging kelinci di kabupaten Cianjur dan sekitarnya, sehingga peternak kelinci lain bisa mendistribusikan daging kelincinya ke Jaji’s Farm untuk menambah kuantitas produk daging kelinci yang di jual.

Gambar 8. Penampungan Limbah Urin Sementara di Jaji’s Farm 2011.

Pembuangan limbah peternakan di Jaji’s Farm seperti kotoran dan urin kelinci dapat di tangani secara baik yaitu dengan melakukan pengumpulan di suatu tempat yang sudah disediakan sehingga tidak menimbulkan polusi yang serius yang dapat mengganggu aktifitas masyarakat setempat. Limbah kotoran dan urin dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan dijadikan pupuk kandang yang baik untuk pertanian.

Dari hasil analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, Jaji’s Farm memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar dimana peternakan tersebut mampu memberikan informasi kepada masyarakat untuk berkarya di bidang peternakan kelinci serta informasi tata cara pemanfaatan hasil limbah peternakan. Diharapkan dapat membantu masyarakat pertanian dalam penyediaan pupuk kandang yang bernilai ekonomis dengan kualitas tinggi, sehingga usaha peternakan yang dilakukan oleh Jaji’s Farm dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

6.2. Analisis Aspek Finansial

Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan pelaksanaan usaha peternakan kelinci dilihat dari segi keuangan. Analisis kelayakan finansial di peternakan kelinci ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendirian dan pengoperasian usaha peternakan kelinci.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penilaian investasi di Jaji’s Farm yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm selama umur proyek selama 10 tahun. Penentuan umur proyek tersebut didasarkan pada umur ekonomis kandang, karena merupakan aset yang paling penting untuk usaha peternakan kelinci.

Analisis aspek finansial yang akan dilakukan mengacu pada dua kondisi usaha Jaji’s Farm yaitu kondisi pertama dilihat dari keadaan peternakan saat ini (kondisi aktual) yang memiliki luas lahan 100 meter persegi dengan jumlah

populasi indukan sebanyak 150 ekor betina dan 20 ekor jantan. Kondisi kedua yaitu kondisi dimana peternakan mengalami pengembangan (kondisi Pengembangan) seperti luas lahan dengan penambahan luas lahan menjadi sebesar 220 meter persegi dan populasi indukan kelinci sebanyak 360 ekor betina dan 40 ekor jantan serta penambahan variabel peternakan lainnya.

6.2.1. Arus Kas (CashFlow)

6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) Kondisi Aktual A. Penerimaan Kondisi Aktual

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha peternakan kelinci. Arus manfaat pada usaha peternakan kelinci ini diantaranya dari penjualan kelinci pedaging dan kelinci anakan. Untuk perincian penerimaan usaha peternakan kelinci dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Proyeksi Penerimaan Usaha di Jaji’s Farm Kondisi Aktual

Penjualan Jumlah

(ekor)

Harga per ekor (Rp)

Total Penerimaan (Rp)

Pedaging 2100 60.000 126.000.000

Anakan 1125 30.000 33.750.000

Sumber : Jaji’s Farm 2011

Penjualan komoditas kelinci di Jaji’s Farm (Tabel 6) sebanyak 2100 ekor untuk kelinci pedaging dan 1125 ekor untuk kelinci anakan setiap tahunnya sehingga pendapatan yang diperoleh Jaji’s Farm dari penjualan kelinci pedaging dan kelinci anakan adalah sebesar Rp.159.750.000,- per tahun.

Dokumen terkait