• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini dilakukan analisis data secara deskriptif untuk mengetahui gambaran peternakan mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha pada peternakan meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Dan selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif untuk mengolah data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan kalkulator dan komputer software Microsoft excel.

Hasil analisis tersebut kemudian akan disajikan dalam bentuk tabulasi. Perhitungan biaya dan manfaat dari pemilik peternakan disusun dalam bentuk cashflow. Untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan dapat diketahui dari nilai NPV, IRR dan Net B/C yang diperoleh.

4.3.1. Aspek Pasar

Aspek pasar perlu dikaji secara kualitatif untuk melihat dampak sistem pemasaran serta potensi pasar dari usaha ternak kelinci, bagaimana distribusi, kapasitas dan kontinuitas serta tingkat harga yang ditetapkan. Aspek pasar dan bauran pemasaran merupakan suatu hal yang penting yang dilakukan dalam mencapai tujuan pusat sasaran (Kotler 1997).

Menurut Gittinger (1986) analisis aspek pasar untuk hasil proyek sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan, kemana produk dijual, apakah pasar cukup luas untuk dapat menampung produksi baru tanpa mempengaruhi harga, berapa besar porsi keseluruhan pasar yang akan dikuasai proyek, apakah produk dimaksudkan untuk konsumsi domestik atau ekspor dan apakah proyek menghasilkan kualifikasi atau kualitas yang diminta oleh pasar.

4.3.2. Aspek Teknis

Menurut Gittinger (1986) analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan produksi berupa barang-barang nyata dan jasa. Aspek teknis berpengaruh besar terhadap kelancaran jalannya usaha terutama kelancaran proses produksi. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan secara teknis. Bila analisis teknis telah dilakukan maka analisis proyek harus terus menerus dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan teknis tersebut berjalan dengan lancar dan perkiraan-perkiraan secara teknis cocok dengan kondisi dilapangan.

4.3.3. Aspek Manajemen dan Hukum

Didalam analisis aspek manajemen, peternak harus mempertimbangkan kemampuan manajerial peternak untuk menjalankan suatu proyek. Jika para peternak mempunyai pengalaman terbatas pada masalah produksi, maka harus diberikan waktu yang cukup agar dapat mencapai keahlian yang baru (Gittinger, 1986).

Aspek manajemen meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan lancar, persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, struktur organisasi

yang digunakan dan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Husnan dan Muhammad, 2000).

4.3.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Peternakan akan dinilai seberapa besar bisnis tersebut mempunyai dampak sosial, ekonomi dan lingkungan di sekitar peternakan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah pengaruh terhadap kondisi dengan memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang di alami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis.

Sedangkan dari aspek ekonomi yaitu suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah dan dapat menambah aktifitas ekonomi.

Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh peternakan tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya peternakan ini menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin buruk.

4.3.5. Aspek Finansial

Dalam analisis kelayakan investasi dilakukan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima suatu kegiatan investasi dalam jangka waktu tertentu.

Untuk menguji kelayakan finansial suatu usaha digunakan alat ukur atau kriteria investasi sebagai berikut : NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit - Cost Ratio) dan Payback Period.

1. Net Present Value (NPV)

NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi (Husnan dan Muhammad, 2000).

Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

NPV =

n t t

i

Ct

Bt

1

(1 )

)

(

Dimana :

Bt = Penerimaan (benefit) yang diperoleh dari tahun ke t Ct = Biaya (Cost) yang dikeluarkan pada tahun ke t n = Umur Proyek

Suatu proyek akan dinyatakan layak untuk dijalankan apabila nilai NPV yang diperoleh > 0. Jika NPV = 0 maka tingkat pengembalian proyek tersebut sebesar sosial opportunity cost of capital dan apabila NPV < 0 berarti ada penggunaan sumber-sumber lain yang lebih menguntungkan yang diperlukan proyek atau proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. 2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Rasio manfaat dan biaya diperoleh apabila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunjukan tingkat tambahan manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai Net B/C lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Net B/C =

    n t t t n t t t i Bt Ct i Ct Bt 1 1 ) 1 ( ) ( ) 1 ( ) ( ---0 ) ( 0 ) (     Ct Bt Ct Bt Keterangan :

Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga (persen) t = (t= 0,1,2,…n) Tahun

Dengan kriteria :

Net B/C >1 maka usaha layak dilaksanakan Net B/C <1 maka usaha tidak layak dilaksanakan 3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

) (2 1 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR     Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah)

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen) i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (persen) Kriteria yang berlaku :

IRR > i ; maka usaha layak dilanjutkan

IRR < i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan 4. Payback Period

Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu (periode) kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan dengan menggunakan aliran kas. Secara matematis Payback Period dapat dirumuskan sebagai berikut :

PP = Ab

I

Keterangan:

PP = Jumlah waktu (tahun/periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.

I = Jumlah modal investasi.

Ab = Hasil bersih per tahun/periode atau laba bersih rata-rata per tahun.

5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan dalam perhitungan biaya atau manfaat.

6. Analisis Swicthing Value

Analisis Swicthing Value merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel. Analisis ini mencari batas maksimum dari perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun harga input dan lain-lain. Analisis Switching Value yang dilakukan di dalam penelitian ini dilihat dari beberapa perubahan biaya yaitu harga bahan baku (input) dan harga penjualan (output).

Dokumen terkait