• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Biaya Operasional Kondisi Aktual

8 Tempat Urin Unit 52 15.000 70.000

9 Motor Unit 2 12.500.000 25.000.000

10 Arit Unit 7 30.000 210.000

11 Pisau Unit 7 15.000 105.000

12 Tempat Pakan Unit 400 5.000 2.000.000

13 Frezzer Unit 2 2.500.000 5.000.000

14 Boot Unit 7 50.000 350.000

15 Timbangan Unit 2 250.000 500.000

Total 320.665.000

Selain biaya investasi, terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh peternakan kelinci agar usaha dapat terus berjalan ketika ada komponen peternakan yang telah habis umur ekonomisnya. Komponen investasi yang memiliki umur ekonomis akan dilakukan reinvestasi setiap akhir periode umur ekonomis.

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa pada tahun ke-3 ada beberapa komponen peternakan yang mengalami reinvestasi kemudian akan diikuti oleh komponen peternakan lainnya sesuai dengan umur ekonomis tiap komponen peternakan. Berikut adalah tabel 16 perincian komponen reinvestasi pada peternakan kelinci.

Tabel 16. Biaya Reinvestasi di Jaji’s Farm No. Komponen Biaya Umur (Thn) Jumlah biaya (Rp)

Biaya Reinvestasi (tahun)

3 4 5 6 7 9 10 1 Beli Lahan 36.000.000 2 Indukan 5 180.000.000 180.000.000 3 Bangunan Kandang 10 30.000.000 4 Batre+box 5 40.000.000 40.000.000 5 Ember 2 270.000 270.000 270.000 270.000 270.000 6 Sekop 3 60.000 60.000 60.000 60.000 7 Kompor 2 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 8 Tempat urin 3 780.000 780.000 780.000 780.000 9 Motor 5 25.000.000 25.000.000 10 Arit 3 210.000 210.000 210.000 210.000

11 Pisau 3 105.000 105.000 105.000 105.000

12 Tempat Pakan 5 2.000.000 2.000.000

13 Frezzer 5 5.000.000 5.000.000

14 Sepatu Boot 3 350.000 350.000 350.000 350.000

15 Timbangan 5 500.000 500.000

Total Biaya Reinvestasi 320.575.000 570.000 1.505.000 570.000 252.500.000 2.075.000 570.000 1.505.000 Sumber : Jaji’s Farm

B. Biaya Operasional kondisi Pengembangan

1. Biaya Tetap Kondisi Pengembangan

Dalam kondisi pengembangan peternakan kelinci, terdapat enam komponen biaya tetap yang harus dilakukan oleh Jaji’s Farm. Komponen-komponen biaya tetap tersebut dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Biaya Tetap Jaji’s Farm Kondisi Pengembangan

No Komponen Biaya Rincian Biaya

Per Tahun 1 Sewa Lahan 2.500.000 2 Listrik 846.000 3 Gaji Karyawan 115.056.000 4 Transportasi 8.460.000 5 Telepon 4.230.000 6 PBB 188.000 Total 131.280.000

Sumber : Jaji’s Farm 1). Sewa Lahan

Terdapat dua status lahan yang digunakan oleh peternakan kelinci saat ini yaitu lahan sewaan dan lahan pribadi (beli). Biaya sewa lahan peternakan kelinci sebesar Rp. 2.500.000,- untuk 100 meter persegi.

2). Tagihan Listrik

Penggunaan tenaga listrik di Peternakan kelinci hanya untuk sebagai alat bantu pada penerangan pada malam hari. Biaya tagihan di peternakan kelinci ini adalah sebesar Rp. 846.000,- per tahun.

3). Gaji

Tenaga kerja di peternakan berjumlah 7 orang dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm adalah sebesar Rp. 115.056.000,- per tahun.

Biaya transportasi digunakan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan peternakan seperti distribusi produk atau pengadaan bahan pakan. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s farm adalah sebesar Rp. 8.460.000,- per tahun untuk dua unit kendaraan roda dua.

5). Telepon

Biaya telepon yang digunakan dengan menggunakan telepon selular membutuhkan biaya sebesar Rp. 4.230.000,- per tahun.

6). Pajak Bumi dan Bangunan

Peternakan kelinci ini memiliki dua lahan yang harus diperhitungkan biaya pajaknya. Biaya pajak bumi dan bangunan yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm adalah sebesar Rp. 188.000,- per tahun.

2. Biaya Variabel Kondisi Pengembangan

a) Biaya Pakan

Biaya pakan yang harus dikeluarkan peternakan dalam kondisi pengembangan adalah biaya pakan indukan, kelinci anakan umur dua bulan dan tiga bulan dengan total biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan hijauan dan konsentrat adalah sebesar Rp. 96.480.000,- per tahun. Berikut adalah tabel 18 perincian proyeksi pemberian pakan di Jaji’s Farm.

Tabel 18. Pemberian Pakan Hijauan dan Konsentrat Kondisi Pengembangan

Kebutuhan Pakan Pakan/ Ekor

(Kg) Biaya (Rp) Total Biaya (Rp) Indukan hijauan 72 14.400 5.760.000 konsnetrat 36 108.000 43.200.000

Kebutuhan Pakan 2 Bulan per ekor biaya Total

Hijauan 5 900 1.620.000

Konsentrat 3 7.650 13.770.000

Kebutuhan Pakan 3 Bulan

Konsentrat 8 22.500 28.350.000

Total Biaya

Hijauan 92 18.300 11.160.000

konsentrat 46 138.150 85.320.000

Total Biaya Pakan 138 156.450 96.480.000

Sumber : Jaji’s Farm 2011

b) Biaya Vaksin dan Vitamin

Pemberian vaksin dan vitamin untuk peternakan kelinci pada kondisi pengembangan adalah sebesar Rp. 900.000,- untuk indukan di tahun pertama. Kemudian dilakukan pemberian vaksin dan vitamin untuk enam bulan berikutnya sebesar Rp. 2.835.000,-. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm adalah sebesar Rp. 3.735.000,- per tahun. Berikut adalah tabel 19 proyeksi biaya yang dikeluarkan untuk pemberian vaksin dan vitamin.

Tabel 19. Proyeksi Biaya Pemberian Vaksin dan Vitamin Kondisi Pengembangan

Pemberian Vaksin dan Vit Jumlah ternak (ekor) Biaya (Rp)

Bulan 1 400 900.000

Bulan 7 1260 2.835.000

Total / Tahun 3.735.000

Sumber : Jaji’s Farm 2011

c) Pajak Pendapatan Usaha

Pajak yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm pada kondisi pengembangan adalah sebesar Rp. 29.534.646,-. Perhitungan pajak pendapatan ini dapat dilihat pada lampiran 9.

6.2.2. Analisis Laba Rugi

6.2.2.1. Laporan Laba Rugi Kondisi Aktual

Analisis laba rugi dilakukan untuk mengetahui perkembangan laba usaha yang diperoleh setiap tahun. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat beberapa komponen biaya penyusutan yang diperoleh dari investasi usaha. Komponen analisis laba rugi tersebut terdiri dari penerimaan hasil penjualan, total biaya tetap, total biaya variabel, biaya penyusutan, biaya bunga, serta biaya pembayaran pajak.

Analisis laba rugi yang dilakukan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp. 47.733.250,- per tahun dengan pajak yang dikenakan untuk usaha peternakan ini sebesar 25 persen. Dari hasil analisis tersebut diperoleh laba bersih secara stabil tiap tahunnya sehingga diperoleh laba bersih sebesar Rp. 35.799.938,- per tahun. Perhitungan rincian laporan laba rugi untuk ketiga skenario dapat dilihat pada lampiran 8.

6.2.2.2. Laporan Laba Rugi Kondisi Pengembangan

Analisis laba rugi pada peternakan dengan kondisi pengembangan memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh sebesar Rp. 118.138.583,- dengan pajak yang dikenakan sebesar 25 persen sehingga diperoleh laba bersih sebesar Rp. 88.603.938,- per tahun. Laporan laba rugi untuk kondisi pengembangan dapat dilihat pada lampiran 9.

6.2.3. Hasil Analisis Kelayakan Finansial

Hasil dari analisis kelayakan finansial dilakukan menggunakan beberapa kriteria kelayakan NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Periods). Discount rate yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia yaitu 6,5 persen untuk usaha peternakan dengan kondisi aktual tanpa pinjaman dan tingkat suku bunga sebesar 12 persen untuk usaha peternakan kondisi pengembangan dengan modal usaha berasal dari modal sendiri dan pinjaman. Berikut adalah Tabel 20 hasil analisis kelayakan finansial berdasarkan ketiga skenario usaha peternakan kelinci di Jaji’s Farm.

Tabel 20. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan kelinci di Jaji’s

Farm.

Diskon

Rate Kondisi

Kriteria Investasi

NPV IRR (Persen) Net B/C PP

6,5 % Aktual 175.748.940 53 3,42 4,35

12 % Pengembangan 292.353.219 61 3,51 4,44

Sumber : Jaji’s Farm

Dilihat dari usaha peternakan kelinci dengan kondisi aktual (Tabel 20), dapat dilihat nilai NPV, IRR, Net B/C dan tingkat pengembalian investasi dalam

lampiran 10. Berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa kondisi aktual dinyatakan layak untuk dijalankan.

Pada usaha peternakan kelinci dengan kondisi pengembangan (Tabel 20), dapat dilihat nilai NPV, IRR, Net B/C sesuai dengan ketentuan kriteria kelayakan. Perincian analisis kelayakan finansial untuk usaha dengan kondisi pengembangan dapat dilihat di lampiran 11. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada usaha peternakan kelinci dengan pengembangan dinyatakan layak untuk dijalankan.

Dari hasil keseluruhan analisis kelayakan Finansial menunjukan bahwa berdasarkan kriteria kelayakan investasi (Tabel 20). Pada seluruh kondisi usaha peternakan yang berjalan dinyatakan layak untuk dijalankan, hal ini dikarenakan perolehan nilai NPV lebih dari nol, IRR lebih dari diskonto yang digunakan dan Net B/C lebih dari satu. Dari kedua kondisi tersebut, kondisi pengembangan dengan modal pinjaman dapat dijadikan sebagai prioritas dalam menjalankan usaha Jaji’s Farm karena dinilai menghasilkan keuntungan maksimal dan lebih efisien dalam penggunaan biaya investasi usaha.

6.2.4. Analisis Switching Value Kondisi Aktual

Analisis dengan metode penghitungan switching value digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga yang terjadi baik harga output atau input. Pertimbangan penggunaan parameter yang dilakukan dalam analisis switching value ini diambil dari parameter yang dianggap sangat berpengaruh terhadap usaha peternakan kelinci.

Analisis switching value dilakukan dengan menghitung nilai keuntungan mendekati normal dimana NPV sama dengan nol, IRR sama dengan discount factor yang berlaku dan Net B/C sama dengan satu. Analisis ini menghitung perubahan maksimum dari beberapa parameter, sehingga dapat diperoleh informasi batas maksimum dan minimum dari perubahan parameter yang terjadi. Berikut adalah tabel 21 perincian hasil analisis switching value pada peternakan kondisi aktual.

Tabel 21. Hasil Analisis Switching Value Kondisi Aktual.

Parameter Persentase (%) NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

Peningkatan Harga Pakan (input) 68 0 1,00 6,5

Dari hasil analisis switching value, menunjukan bahwa untuk peternakan kondisi aktual diperoleh nilai perubahan yang dapat ditolelir dan menjadi batas kelayakan dari adanya perubahan harga input di Jaji’s Farm yaitu peningkatan harga pakan konsentrat sebesar 68 persen atau sebesar Rp. 2.042,- per kilogram.

Hasil perhitungan dari perubahan harga output yang masih dapat ditolelir yaitu dengan adanya penurunan harga jual daging kelinci (output) sebesar 19 persen atau sebesar Rp. 11.642,- per kilogram.

Nilai tersebut merupakan parameter kelayakan yang digunakan peternakan sehingga peternakan memiliki gambaran sampai titik mana usaha ini akan menjadi tidak layak. Hasil perhitungan analisis switching value peternakan kondisi aktual dapat dilihat pada lampiran 12, 13.

Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa perubahan yang terjadi dihitung dari berbagai parameter input dan output sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis dengan mengggunakan perubahan parameter harga jual daging kelinci (output) lebih sensitif (peka) dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan parameter perubahan harga pakan (input).

6.2.5. Analisis Aspek Finansial dengan Kondisi Pengembangan

Berdasarkan analisis switching value dengan kondisi pengembangan di Jaji’s Farm dilakukan perhitungan dengan menggunakan paramater input dan output. Hasil perhitungan analisis switching value peternakan kondisi Pengembangan dapat dilihat pada lampiran 14, 15. Dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh hasil untuk peningkatan harga konsentrat (input) sebesar 42 persen atau kenaikan harga sebesar Rp. 1.264,- setiap kilogramnya. Sedangkan untuk hasil dari penurunan harga daging kelinci (output) diperoleh penurunan harga sebesar 17 persen atau sebesar Rp. 10.266,- tiap kilogramnya. Berikut adalah tabel 22 hasil analisis switching value pada peternakan kelinci dalam kondisi pengembangan.

Tabel 22. Hasil Analisis Switching Value Kondisi Pengembangan

Parameter Persentase (%) NPV (Rp) Net B/C IRR (%)

Peningkatan Harga Pakan (input) 42 0 1,00 6,5

Berdasarkan analisis switching value yang dilakukan dengan kedua kondisi yaitu Kondisi Aktual dan Kondisi Pengembangan diperoleh hasil bahwa penurunan harga jual daging kelinci (Output) menunjukan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan parameter peningkatan harga pakan konsentrat terhadap kelayakan usaha peternakan kelinci Jaji’s Farm.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait