2.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fasilitas wilayah atau infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antarwilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayah/ infrastruktur, maka semakin kuat dalam menghadapi daya saing daerah.
Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas wilayah/ infrastruktur dapat dilihat dari: aksesibilitas daerah, penataan wilayah, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik, ketersediaan restoran dan rumah makan serta ketersediaan penginapan.
2.4.2.1. Aksesibilitas daerah
Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan merupakan salah satu indikator penting aksesibilitas daerah yang digunakan untuk melihat ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan dalam rangka memberikan kemudahan/
akses bagi seluruh masyarakat dalam melakukan segala aktivitas di semua lokasi dengan kondisi dan karakteristik fisik yang berbeda.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian suatu darah menyebabkan jumlah perjalanan/
mobilisasi yang dilakukan setiap individu semakin meningkat.
Oleh karenanya kebutuhan akan transportasi akan semakin tinggi. Meningkatnya kebutuhan transportasi harus disertai dengan pengembangan sarana/ prasarana transportasi (kendaraan, jalan dan lingkungan). Rasio panjang jalan Kabupaten Tegal per jumlah kendaraan dapat dilihat pada Tabel 2.107 di bawah ini.
Tabel 2.107.
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan di KabupatenTegal Tahun 2009 - 2013
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Panjang Jalan (km) 886,82 886,82 886,82 886,82 886,82 2. Jumlah Kendaraan (unit) 134.254 134.478 134.614 134.581 134.516
3. Rasio 66,05 65,94 65,87 65,89 65,92
Sumber: BPS Kabupaten Tegal , 2013
2.4.2.2. Penataan Wilayah
Penataan wilayah di Kabupaten Tegal diatur di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal tahun 2011-2031. Salah satu bentuk penataan wilayah yang diatur dalam RTRW tersebut adalah perencanaan pemanfaatan lahan.
II-132
Sesuai dengan RTRW Kabupaten Tegal tahun 2011-2031, rencana pemanfaatan lahan di Kabupaten Tegal terbagi ke dalam 2 (dua) kawasan, yaitu: kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi hutan konservasi, sempadan, hutan lindung, ruang terbuka hijau dan perairan.
Kawasan budidaya meliputi kawasan budidaya berfungsi lindung (hutan produksi, tanaman tahunan/ perkebunan, hutan rakyat); kawasan budidaya pertanian (pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perikanan, peternakan) dan kawasan budidaya non pertanian (kawasan pariwisata, kawasan peruntukan industri, kawasan pemerintahan/ fasum, kawasan permukiman, kawasan perdagangan/ jasa, kawasan Hankam).
Seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan, terdapat konsekuensi yang tidak dapat dihindari dalam pemanfaatan/ tata guna lahan, yaitu tingginya rasio perubahan alih fungsi lahan. Hal ini ditandai dengan timbulnya pusat-pusat kegiatan baru seperti kawasan industri, perdagangan/ jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman sebagaimana Tabel 2.108 di bawah ini.
Tabel 2.108.
Luas Kawasan Lindung dan Budidaya
di Kabupaten Tegal Tahun 2009 – 2013 (dalam Ha)
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Hutan Lindung 2.917 2.917 2.917 2.917 2.917
2. Hutan Suaka Alam dan Wisata 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70
3. Hutan Produksi Tetap 14.637,50 14.637,50 14.637,50 14.637,50 14.637,50 4. Hutan Produksi Terbatas 6.315,40 6.315,40 6.315,40 6.315,40 6.315,40 5. Hutan yang dapat dikonversi
(suaka margasatwa, cagar alam,hutan wisata)
10,30 10,30 10,30 10,30 10,30
6. Hutan Rakyat
a.Hutan Rakyat Swadaya 7.028,29 7.028,29 7.028,29 7.028,29 7.028,29 b.Hutan Rakyat Pembangunan 1.151,08 1.151,08 4.480,00 6.930,00 7.430,00 Sumber : SIPD KabupatenTegal Tahun 2013
2.4.2.3. Fasilitas Bank dan Nonbank
Menurut fungsinya, bank di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Berdasarkan kegiatan usahanya, bank dibagi menjadi bank konvensional dan bank syariah. Adanya lembaga jasa keuangan perbankan banyak membantu usaha kecil maupun menengah di Kabupaten Tegal. Perbankan yang banyak membantu aktifitas
II-133
usaha masyarakat antara lain Bank Kredit Kecamatan dan Bank Pasar yang pengawasannya langsung di bawah pemerintah daerah.
2.4.2.4. Ketersediaan Air Bersih
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan ketersediaan air bersih salah satunya dapat dilihat dari persentase jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih. Air bersih (cleanwater) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Sumber air bersih dapat dibedakan menjadi ledeng (perpipaan), sumur lindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, sungai,air hujan, air kemasan, pompa dan sumber air lainnya.
a. Pelayanan Sistem Perpipaan
Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Tegal dikategorikan menjadi pelanggan rumah tangga dan non rumah tangga.
Pada tahun 2013, jumlah pelanggan secara keseluruhan mencapai 15.770 sambungan. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 14.729 sambungan.
Peningkatan pelanggan paling besar terjadi pada tahun 2012, yaitu 2.283 sambungan, sebagaimana Tabel 2.109 di bawah ini.
Tabel 2.109.
Jumlah Sambungan PDAM Tegal Berdasarkan Jenis Pelanggan Tahun 2009-2013
Golongan Jumlah Sambungan Per Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Sosial Umum 106 116 144 421 499
Sosial Khusus 125 134 128 149 167
Rumah Tangga A 10.183 10.455 11.173 12.868 13.560
Rumah Tangga B 377 569 564 737 4.875
Lemb. Pemerintahan 118 120 127 152 168
Niaga Kecil 199 206 205 225 200
Niaga Besar 31 30 34 44 54
Industri Kecil 0 64 60 63 57
Industri Besar dan HU 11 11 11 70 12
Jumlah 11.150 11.708 12.446 14.729 15.770
Sumber : PDAM Kabupaten Tegal, 2013
Wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan PDAM, dilayani jaringan perpipaan Pamsimas yang pengelolaannya oleh KSM setempat. Cakupan jaringan
II-134
Pamsimas terdapat di 13 Kecamatan meliputi Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Bojong, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Kramat, Kecamatan Margasari, Kecamatan Pagerbarang, Kecamatan Pangkah, Kecamatan Suradadi, dan Kecamatan Warureja.
b. Sistem Nonperpipaan
Pada wilayah pedesaan, jumlah sarana air bersih nonperpipaan masih cukup banyak. Sarana air bersih tersebut berupa sumur galian dan sumur bor yang dimanfaatkan secara pribadi maupun umum. Selain sambungan dari PDAM, kebutuhan air bersih masyarakat wilayah perkotaan Kabupaten Tegal juga memanfatkan sarana air bersih non perpipaan yang berupa sumur galian dan sumur bor. Pemanfaatan sarana air bersih berupa sumur oleh masyarakat wilayah perkotaan masih cukup banyak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal pada tahun 2012 sarana air bersih non perpipaan terdiri dari SPT-DKL 21.222 unit, SPT – DLM 3.116 unit, PAH 74 unit, dan PMA 164 unit.
Tabel 2.110.
Sarana Air Bersih Nonperpipaan Kabupaten Tegal 2012
No Puskesmas
II-135
Sumber : Bidang PKPL Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, 2012
2.4.2.5 Ketersediaan Listrik
Jika ditinjau dari jangkauan persebarannya, saat ini aliran listrik (PLN) di Kabupaten Tegal telah menjangkau seluruh desa/kelurahan namun demikian tidak semua masyarakat dapat menikmati penerangan listrik PLN. Hal ini dikarenakan PLN belum dapat menjangkau sampai ke daerah pelosok dan tingginya biaya penyambungan aliran listrik bagi masyarakat tidak mampu. Jumlah pelanggan listrik PLN di seluruh Kabupaten Tegal pada tahun 2013 sebanyak 305.959, meningkat dari tahun 2012 sebanyak 290.099 dengan proporsi terbesar adalah kategori rumah tangga. Gambaran lebih terperinci dapat dicermati sebagaimana Tabel 2.111 di bawah ini.
Tabel 2.111.
Pelanggan Listrik PLN Kabupaten Tegal
No Pelanggan Jumlah Pelanggan RT
2009 2010 2011 2012 2013
1 Margasari 19.894 19.994 19.770 19.925 22.622
2 Bumijawa 11.184 11.284 12.387 13.952 15.140
3 Bojong 8.857 8.957 8.737 9.859 10.358
4 Balapulang 12.407 12.407 14.758 16.291 17.959
5 Pagerbarang 8.590 8.690 9.172 10.363 10.452
6 Lebaksiu 11.773 11.773 15.035 18.275 18.466
14 PENUSUPAN 547 592 10 350
15 SLAWI 1.479 1.923
16 DUKUHWARU
17 ADIWERNA 751 751 1141 1.141
18 PAGIYANTEN 3162 3.162
19 DUKUHTURI 625 625
20 KUPU 504 504
21 TALANG 454 454
22 KALADAWA 74 74
23 TARUB 209 209
24 KESAMIRAN 147 285
25 KRAMAT 3.085 3.085
26 BANGUNGALIH 657 1013 13 78
27 SURADADI 987 1.481
28 JATIBOGOR 1415 2027 1.683 2.182
29 WARUREJO 2.422 2.422
JUMLAH 21.222 24.225 3.116 3.776 164 2.255 74 234
II-136
No Pelanggan Jumlah Pelanggan RT
2009 2010 2011 2012 2013
7 Jatinegara 6.802 6.902 9.780 8.595 8.625
8 Kedungbanteng 2.957 2.957 7.551 17.671 17.680
9 Pangkah 20.763 20.863 22.500 17.629 17.850
10 Slawi 12.030 12.030 16.886 20.820 20.998
11 Dukuhwaru 5.534 5.634 11.535 8.980 10.321
12 Adiwerna 22.582 22.582 24.978 23.745 24.754
13 Dukuhturi 22.721 22.721 19.415 18.073 18.275
14 Talang 16.228 16.228 18.117 24.050 24.384
15 Tarub 9.029 9.070 13.051 12.985 13.025
16 Kramat 17.988 17.988 25.790 20.525 22.397
17 Suradadi 13.610 13.610 12.761 16.650 17.978
18 Warureja 9.510 9.510 11.824 11.711 14.635
Jumlah 221.638 222.379 274.047 290.099 305.959 Sumber : Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2010, 2102, 2013
2.4.2.6. Ketersediaan Restoran dan Rumah Makan
Ketersediaan restoran dan rumah makan pada suatu daerah menunjukan tingkat daya tarik investasi suatu daerah.
Banyaknya restoran dan rumah makan dapat menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi pada suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan ketersediaan restoran dan rumah makan salah satunya dapat dilihat dari jumlah restoran dan rumah makan. Selama kurun waktu 2009-2013 jumlah restoran dan rumah makan yang berhasil didata oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tegal belum banyak mengalami perubahan terutama pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 jumlah restoran di Kabupaten Tegal sebanyak 3 restoran dan menjadi 4 restoran pada tahun 2013, sedangkan jumlah rumah makan sebanyak 127 rumah makan pada tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2009 yang hanya 88 rumah makan. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 2.112 berikut ini.
II-137
Tabel 2.112.
Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Tegal Tahun 2009 - 2013
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 .
Jenis Usaha Restoran 3 3 3 3 4
2 .
Jenis Usaha Rumah Makan 88 88 88 88 127
Sumber : DPPKAD Kabupaten Tegal Tahun 2013
2.4.2.7. Ketersediaan Penginapan
Ketersediaan penginapan sangat menunjang dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian suatu daerah.
Banyaknya penginapan dapat menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi pada suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan ketersediaan penginapan salah satunya dapat dilihat dari jumlah hotel/ penginapan.
Pada tahun 2009, jumlah penginapan di Kabupaten Tegal sebanyak 27 buah, terdiri dari hotel bintang 1 sebanyak 2 unit dan hotel nonbintang (hotel melati dan penginapan lainnya) sebanyak 25 unit. Kondisi ini sama dengan kondisi tahun 2010, namun tidak demikian dengan kondisi tahun 2011-2013, dimana total jumlah hotel dan pengipanan di Kabupaten Tegal sebanyak 40 unit, terdiri dari: hotel bintang 1 sebanyak 2 unit dan hotel nonbintang (hotel melati dan penginapan lainnya) sebanyak 38 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.113 di bawah ini.
Tabel 2.113.
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel di Kabupaten Tegal Tahun 2009-2013
N o.
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 .
Hotel Bintang 1 2 2 2 2 2
2 Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya)
25 25 38 38 38
Total Jumlah penginapan/Hotel 27 27 40 40 40
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Tahun 2013
II-138