2.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.4.3. Iklim Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu kekuatan penting dalam meningkatkan akselerasi pembangunan daerah. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan.
Masuknya investor asing ke suatu wilayah, sangat tergantung dari kondisi keamanan dan politik dalam negeri suatu wilayah. Kondisi keamanan dan politik dalam negeri yang stabil merupakan modal penting dalam menarik minat investasi asing di Indonesia pada umumnya, khususnya di Kabupaten Tegal.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja penegakan peraturan daerah, jumlah demonstrasi, kemudahan perizinan, pengenaan pajak daerah, peraturan daerah (perda) yang mendukung iklim usaha dan status desa (persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa).
2.4.3.1. Penegakan Peraturan Daerah
Sebagai gambaran umum penegakan Peraturan Daerah Kabupaten Tegal, sejak tahun 2009 terjadi pelanggaran Peraturan Daerah yang terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 pelanggaran yang tercatat hanya sebanyak 42 kali tetapi pada tahun 2013 meningkat sangat tinggi menjadi 459 kali. Adapun penyelesaian terhadap pelanggaran Peraturan Daerah pada tahun 2013 sebanyak 390 kali atau persentase penyelesaiannya sebanyak 84,97%. Jika dilihat dari tingkat penyelesaian pelanggaran peraturan daerah sejak tahun 2009 sampai tahun 2013 terus meningkat, yang semula pada tahun 2009 sebesar 57,14 % menjadi 84,97% pada tahun 2013. Demikian pula dalam hal penegakan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yang penyelesaian terhadap pelanggarannya terus membaik. Data tentang penegakan peraturan daerah dan penegakan K3 di Kabupaten Tegal sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana Tabel 2.114 berikut ini.
II-139
Tabel 2.114.
Jumlah Penegakan Peraturan Daerah dan K3 di Kabupaten Tegal Tahun 2009 – 2013
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Penegakan Perda
a. Jumlah Pelanggaran Perda 42 93 171 153 459
b. Jumlah Penyelesaian Pelanggaran Perda
24 65 119 107 390
c. Persentase Penegakan Perda 57,14 69,89 69,59 69,93 84,97 2. Penegakan K3
a. Jumlah Pelanggaran K3 117 156 189 222 338
b. Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3
69 101 136 133 254
c. Persentase Penegakan K3 58,97 64,74 71,96 59,91 75,15 Sumber : Satpol PP Kabupaten Tegal Tahun 2014
2.4.3.2. Intensitas Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum.
Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.Semakin sedikit jumlah demonstrasi, maka semakin tinggi tingkat kesepahaman dan semakin tinggi pula tingkat kestabilan kondisi keamanan suatu wilayah.
Pada tahun 2012 jumlah demonstrasi/unjuk rasa di Kabupaten Tegal sebanyak 40 kejadian, terdiri dari demontrasi bidang politik sebanyak 9 kejadian, bidang ekonomi sebanyak 13 kejadian dan kasus pemogokan kerja sebanyak 18 kejadian.
Namun jumlah demonstrasi pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 11 kejadian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.115 di bawah ini.
Tabel 2.115.
Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Tegal Tahun 2009 – 2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Bidang Politik 1 - 6 9 3
2. Ekonomi 5 2 10 13 3
3. Kasus pemogokan kerja 22 18 29 18 5
Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa 28 20 45 40 11
Sumber: Satpol PP Kabupaten Tegal Tahun 2013
II-140
2.4.3.3. Kemudahan Perizinan
Investasi asing yang akan masuk ke suatu wilayah/daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh wilayah/daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemudahan perizinan. Kemudahan perizinan suatu wilayah/daerah sangat menunjang dalam pembuatan proses administrasi suatu investasi.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) merupakan SKPD Kabupaten Tegal yang mengurusi tentang proses perijinan yang dilakukan investor dalam berbagai jenis usaha. Proses perijinan dilakukan secara bersama-sama dengan berkoordinasi dengan SKPD lain yang berhubungan langsung dengan usaha yang akan dilakukan oleh investor. Lamanya waktu untuk pengurusan izin tersebut serta jumlah persyaratan dan biaya resmi dalam mengurus izin tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.116 di bawah ini.
Tabel 2.116.
Lama Proses Perizinan di Kabupaten Tegal Tahun2013
No Uraian LamaMen
gurus
7 Berdasarkan jenis Usaha
Berdasarkan Jenis Usaqha
3. TDP
10 Berdasarkan jenis perusahaan
Berdasarkan jenis perusahaan
4. IUI 15 4 Tidak dipungut biaya
5. IMB 15 7 Berdasarkan perhitungan
harga bangunan & bobot koefisien,Nilai Bangunan
10. JasaKonstruksi 5 6 Berdasarkan greed yang
sudah ditentukan Sumber: BPPT Kabupaten Tegal Tahun 2013
II-141
2.4.3.4. Peraturan Daerah (Perda) yang Mendukung Iklim Usaha Perda merupakan sebuah indikator kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui perda dapat diketahui adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha meliputi Perda terkait dengan perizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan ketenagakerjaan.
Berikut adalah gambaran ketersediaan perda yang mendukung iklim usaha di KabupatenTegal selama kurun waktu 2009-2013 sebagaimana Tabel 2.117 di bawah ini.
Tabel 2.117.
Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kabupaten Tegal Tahun 2009 -2013
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Perda terkait Perijinan
- 1 - - -
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa
1 1 - - -
3 Jumlah Perda terkait Ketenagakerjaan
- - - - -
Sumber: Bagian Hukum–Setda Kabupaten Tegal Tahun 2013
2.4.3.5. Status Desa (Persentase Desa Berstatus Swasembada terhadap Total Desa)
Pembangunan desa dalam jangka panjang ditujukan untuk memperkuat dasar-dasar sosial ekonomi perdesaan yang memiliki hubungan fungsional yang kuat dan mendasar dengan kota-kota dan wilayah di sekitarnya. Pembangunan desa dan pembangunan sektor yang lain di setiap pedesaan akan mempercepat pertumbuhan desa menjadi desa swasembada yang memiliki ketahanan di segala bidang dan dengan demikian dapat mendukung pemantapan ketahanan nasional. Berdasarkan statusnya, desa/kelurahan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yakni desa swadaya (tradisional); desa swakarya (transisional); dan desa swasembada (berkembang).
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah desa/kelurahan swadaya, swakarya, dan swasembada di Kabupaten Tegal tahun 2009-2013. Sebagaimana Tabel 2.118 berikut ini.
II-142
Tabel 2.118.
Persentase Desa Berstatus Swasembada terhadap Total Desa di Kabupaten Tegal
Tahun 2009 - 2013
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya 249 220 225 99 99
2. Jumlah Desa/Kelurahan Swakarya 32 60 56 75 75
3. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada
- 1 - 107 107
4. Jumlah Desa/Kelurahan (1)+(2)+(3)
281 281 281 281 281
5. Persentase Desa berstatus swasemda dibagi jumlah
desa/kelurahan (3)/(4) - 0.003 0 0.38 0.38
Sumber: SIPD Kabupaten Tegal Tahun 2013