• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL IMPLICATION OF CLIMATE CHANGE (EC2, EN18)

Perseroan juga melakukan investasi terencana untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sarana porduksi. Perseroan telah selesai memperbaiki dan memindahkan alat produksi utama, BWE Sistem ke lokasi penambangan baru yang telah dipersiapkan. Sehingga kini, Perseroan mengoperasikan 5 (lima) BWE Sistem di lokasi penambangan yang dikelola sendiri. Perseroan juga telah menambah alat produksi utama, truck dan shovel dengan kapasitas yang lebih besar.

Perbaikan Prasarana Pendukung

Guna mendukung berbagai upaya pengembangan usaha jangka panjang tersebut, maka mulai 2009 Perseroan juga telah menyelesaikan studi kelayakan mengenai rencana pengembangan Pelabuhan Kertapati II untuk meningkatkan kapasitas Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton per tahun dan rencana peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton per tahun.

Dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan angkutan tersebut Perseroan telah memulai peningkatan seluruh fasilitas handling batubara (Coal Handling Facility/CHF) baik yang ada di tambang/stock pile, maupun di pelabuhan, termasuk perbaikan TLS di areal tambang dan RCD di areal pelabuhan.

Perseroan telah menyelesaikan pengembangan dan mengimplementasikan Supply Chain Management System (SCMS), aplikasi sistem teknologi informasi terintegrasi yang didesain untuk memonitor pergerakan dan perpindahan volume batubara secara akurat selama 24 jam, hingga ke sistem penagihan terhadap pelanggan utama.Pada seluruh kegiatan investasi tersebut, Perseroan mensyaratkan pemenuhan aspek HAM pada kontraktor pelaksana dalam perjanjian kontrak EPC. (HR1)

PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA

Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih komprehensif pengembangan angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara. Perseroan akan menindak lanjuti hasil studi tersebut dimasa mendatang.

IMPLIKASI KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

(EC2, EN18)

Sebagai perusahaan pertambangan dengan kegiatan menggali dan mengambil cadangan batubara dari perut bumi, Perseroan menyadari adanya implikasi finansial akibat perubahan iklim terhadap kegiatan usaha. Implikasi tersebut dapat berupa kerugian, namun dapat juga berupa terbukanya peluang untuk melaksanakan investasi yang terkait dengan upaya penurunan emisi karbon (CO2) untuk membantu mengurangi efek pemanasan global (global warming).

Production Facilities Improvement

Repair and Improvement of Production Facilities The Company has a well-designed investment scheme to repair and improve production facilities. Repair and relocation of main production equipment, BWE system, to a new mining site has been completed. Hence, the Company is now operating five BWE systems in its in-house mine. Main production equipment is also augmented by higher-capacity trucks and shovels.

Infrastructure Improvement

To support long-term business development, in 2009 the Company conducted a feasibility study of building Kertapati Port II to increase Kertapati pier capacity to 5 million tons per year and Tarahan port capacity to 20 million tons per year. In order to increase production and transporting capacity, all coal handling facilities (CHF) at mine stock pile or at port, TLS at mines and RCD at port have been upgraded.

The Company also developed and implemented Supply Chain Management System (SCMS) which is an integrated information technology application that allows accurate around-the-clock monitoring of coal stockpile movement and removal, and includes major customers billing system. In this investing activity, the Company imposes human rights compliance requirements to be observed by all contractors in EPC contracts. (HR1)

DEVELOPMENT OF COAL SEA

TRANSPORT

The Company made a comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development would support the Company’s performance as it could reduce dependence on other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution. Result of the study will be acted on by the Company in the future.

FINANCIAL IMPLICATION OF CLIMATE

CHANGE

(EC2, EN18)

Being a mining company that excavates coal reserves from the bowels of the earth, the Company is aware of the financial implication of climate change to its business operations. The implication may result in losses, but may also open up opportunities to invest in reducing carbon (CO) emission project to

Terjadinya kondisi cuaca ekstrem saat periode laporan ini, pada beberapa lokasi penambangan menimbulkan efek kerugian, berupa peningkatan biaya operasional akibat melimpahnya air, sehingga kinerja alat berat kurang maksimal. Perseroan telah memitigasi risiko, tersebut dengan membuat detail rencana penambangan yang dilengkapi dengan sistem drainase dan sistem pemompaan yang dipantau kinerjanya setiap saat. Pada lokasi penambangan utama, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Perseroan menugaskan manajer khusus untuk memantau perkiraan perubahan cuaca. Kondisi areal penambangan yang didesain relatif melandai dan luas membuat kondisi cuaca ekstrem, berupa curah hujan tinggi, tidak terlalu berpengaruh terhadap operasional Perseroan.

Pada lokasi penambangan anak perusahaan di Kalimantan Selatan, efek perubahan ini turut berpengaruh pada peningkatan biaya operasi, karena tingginya debit air yang melingkupi kawasan sekitar area penambangan. Akibatnya jalan penghubung di seputar area pertambangan menjadi sulit dilalui dan menyebabkan kenaikan biaya transportasi. Namun secara keseluruhan dampak perubahan iklim terhadap kinerja Perseroan belum signifikan. (EC2)

Extreme weather condition during the period caused a few mining sites to suffer financial losses as operating expenses increased due to water runoff and heavy equipment slack performance. To mitigate the risks, the Company made detailed mining plans accompanied by drainage and pumping system with constant monitoring. At the main mining site, Tanjung Enim, South Sumatera, the Company assigned a task force to monitor activities in the surrounding area. The vast and relatively sloping terrain tones down the effect of extreme weather condition, i.e. heavy rainfall, on the Company’s operations.

In subsidiary’s mining site in South Kalimantan weather change resulted in higher operating expenses, caused by high water discharge covering the surrounding area. As a consequence, roads in the mining vicinity were not passable causing higher transport costs. As a whole, weather change impact on the Company’s operations was insignificant. (EC2)

Perubahan perubahan iklim ini sangat berpengaruh dalam kegiatan revegetasi karena mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Upaya-upaya perusahaan dalam mengurangi dampak perubahan iklim yaitu:

Melakukan teknik penambangan dengan tepat dengan melakukan

optimalisasi pembukaan lahan

Melakukan penghijauan dengan jenis pohon yang terbukti mampu

mengurangi polusi udara dan menyerap CO (Angsana, Trembesi, Mangga, Tanjung, dan Mahoni) baik di lahan bekas tambang maupun lokasi di luar tambang (Green Mining)

Melakukan pengelolaan fugitive emission dengan melakukan

monitoring sumber emisi tidak bergerak maupun bergerak dan tidak melakukan pembakaran sampah secara terbuka.

Secara bertahap melakukan penggantian penggunaan bahan kimia

perusak Ozon yaitu dengan Penggantian/retrofittingrefrigerantfreon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan.

Sampai dengan saat ini Perusahaan telah melakukan investasi untuk mengatasi dampak lingkungan akibat perubahan iklim dengan cara bertahap yaitu di tahun 2009 investasi dilakukan dengan membangun fasilitas pembibitan tanaman, tahun 2010 mengembangkan kultur jaringan dan di tahun 2011 melaksanakan investasi penambahan peralatan pengukuran udara ambient untuk memantau kualitas udara akibat penambangan sehingga bisa memenuhi BML. (MM11)

Bagi Perseroan, meningkatnya kesadaran akan pengaruh negatif dari pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca juga menciptakan peluang lain. Areal kawasan penambangan milik Perseroan memiliki kandungan gas metana dalam bentuk coal bed methane (CBM) dalam jumlah cukup berlimpah. Gas tersebut selama ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dalam proses penambangan.

Dengan teknologi terkini, gas yang terperangkap pada lapisan batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan untuk pembangkit tenaga listrik, maupun untuk kegunaan lainnya. Perseroan telah memulai pengembangan usaha untuk memanfaatkan potensi ekonomi ini, sekaligus turut membantu menurunkan jumlah emisi karbondioksida dan emisi gas metana yang merupakan salah satu bahan perusak ozon (ozone depleting substances/ODS). (Lihat kembali uraian “Pengembangan Usaha”) (EN18)

Weather change had a major impact on revegetation process as plant growth was stunted. The Company took the following actions to mitigate the risks of weather change:

Applying the right mining technique by optimizing •

land clearance.

Green mining with plants that can reduce air •

pollution and absorb CO (angsana, trembesi, manggo, tanjung and mahogany) in post-mining and outside areas.

Handling fugitive emission by monitoring non-•

moving and moving emission sources, and avoiding open waste burning.

Gradually replacing ozone-depleting chemicals •

by retrofitting refrigerant freon (CFC) with eco-friendly hydrocarbon.

The Company has made investments to gradually handle environmental impact caused by weather change. In 2009 the Company built a plant nursery, in 2010 developed tissue culture and in 2011 invested in additional instrument to measure the quality of mining ambient air in an effort to meet BML. (MM11)

Mounting awareness of the negative impact of global warming caused by green-house emission will create another opportunity for the Company. Its mining areas contain abundant reserves of methane gas in the form of coal bed methane (CBM). This gas has so far been wasted to the atmosphere during mining. Using the latest technology, gas trapped in coal layer can be utilized as eco-friendly fuel to generate electricity, or for other purposes. The Company has initiated the development of this economic potentials to simultaneously help reduce emission of carbon dioxide and methane gas being one of ozone depleting substances (ODS) (see “Business Development” section). (EN18)

Dokumen terkait