• Tidak ada hasil yang ditemukan

FOKUS PENELITIAN KUALITATIF DAN UNIT ANALISIS

PENELITIAN KUALITATIF VS KUANTITATIF Ketika membicarakan dan mempelajarai penelitian kualitatif maka tidak

FOKUS PENELITIAN KUALITATIF DAN UNIT ANALISIS

Fokus penelitian sangat penting bagi peneliti kualitatif dalam memandu pelaksanaan penelitian. Menurut penulis, fokus penelitian adalah teknis operasional pelaksanaan penelitian kualitatif yang didasarkan pada judul, rumusan masalah, dan tujuan penelitian. Fokus penelitian juga menjadikan peneliti lebih memahami arah penelitian sehingga tidak melebar kemana-mana. Hal ini penting karena sangat sulit untuk dapat membatasi penelitian kualitatif karena sifatnya yang holistik. Dengan adanya fokus penelitian ini akan sangat membantu peneliti untuk “membatasi” penelitian kualitatif yang sedang dikerjakan. Bahkan oleh beberapa peneliti kualitatif, fokus penelitian ini diibaratkan sebagai batasan masalah kalau dalam penelitian kuantitatif.

“Penelitian ini fokus untuk menggali informasi, memahami, dan menganalisis pendapat informan atas peran IC, pengelolaan dan pemberdayaan IC, keterkaitan IC dengan tujuan strategis perusahaan, dan memberi usulan pemikiran tentang langkah perbaikan praktik bisnis industri farmasi berdasarkan pengelolaan IC berbasis etika dan moral, serta adanya dukungan stakeholders. Peran IC yang dimaksud adalah pentingnya dan kontribusi IC terhadap keseluruhan kegiatan perusahaan, peningkatkan kinerja, dan daya saing perusahaan. Pengelolaan dan pemberdayaan IC yang dimaksud adalah pengelolaan atas HC, SC, dan RC yang dilakukan oleh perusahaan farmasi, dan memberdayakannya melalui tahapan CICM. Keterkaitan IC dengan tujuan strategis perusahaan yang dimaksud adalah keterkaitan tiap komponen IC (HC, SC, dan RC) dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perbaikan praktik bisnis industri farmasi yang dimaksud adalah langkah perbaikan praktik bisnis industri farmasi berdasarkan pengelolaan IC berbasis etika dan moral, serta dukungan stakeholders.” (Hermawan, 2012)

Sementara itu, unit analisis juga sangat penting untuk memudahkan peneliti tentang apa yang sedang diteliti. Hal itu karena unit analisis adalah “apa yang diteliti” oleh peneliti (Basuki, 2011). Berikut diberikan contoh penulisan unit analisis seperti yang pernah dilakukan oleh Hermawan (2012).

“Unit analisis penelitian ini adalah pendapat informan kunci yang terdiri atas manajer dan supervisor perusahaan farmasi, mantan manajer perusahaan farmasi, pengamat industri farmasi, peneliti IC, pengurus GP Farmasi Indonesia Jawa Timur, kepala bidang pemeriksaan dan penyidikan BBPOM Surabaya, dan ketua majelis pembina etik Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur. Pendapat yang diteliti adalah tentang peran IC, pengelolaan dan pemberdayaan

IC di perusahaan farmasi, keterkaitan IC dengan tujuan strategis

perusahaan, dan langkah perbaikan praktik bisnis industri farmasi. Penggunaan unit analisis seperti ini memang sesuai dengan pendapat Babbie (2001) dan diperkuat oleh Basuki (2011) yang menyatakan bahwa unit analisis berhubungan dengan “apa yang diteliti”. Dengan menggunakan unit analisis seperti ini maka tujuan penelitian yang telah dirumuskan akan lebih mudah untuk dicapai” (Hermawan, 2012)

Menurut banyak ahli bahwa menulis kualitatif ibaratnya adalah seni menulis. Namun untuk meyakinkan pembaca lebih mudah dengan angka-angka daripada dengan kata-kata sehingga ada juga yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih sulit dibanding dengan kata-kata. Oleh karena itu tugas peneliti kualitatif adalah meyakinkan pembaca dengan kata-kata yang memiliki alasan yang sangat kuat dengan didukung oleh referensi. Berikut diberikan contoh penulisan jenis penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012). Perhatikan bagaimana Hermawan (2012) meyakinkan pembaca bahwa jenis penelitian yang dipilih adalah sangat tepat.

“Sesuai dengan tujuan penelitian maka penelitian ini hanya dapat dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif. Karena peneliti ingin menggali informasi, memahami pendapat informan, menganalisis, dan memberi usulan pemikiran tentang berbagai hal terkait dengan IC di perusahaan farmasi. Untuk dapat melakukan hal tersebut, peneliti harus menggali informasi langsung dari sumbernya, melakukan pemahaman atas informasi yang telah diperoleh, menganalisis hasil penelitian, dan menjelaskan temuan yang ada. Hal ini sangat dimungkinkan karena peneliti berperan sebagai instrumen penelitian.

Penelitian kualitatif ini juga sangat tepat digunakan karena mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui dan dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkap oleh metode kuantitatif (Strauss and Corbin, 2003:5). Pada penelitian ini banyak mengungkap fenomena kaitannya dengan IC dan praktik bisnis di industri farmasi. Misalnya, adanya kekhasan atas komponen HC, SC, dan RC di perusahaan farmasi yang sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Berdasarkan kekhasan tersebutlah, perhatian utama atas pengelolaan IC harus dilakukan pada komponen HC, SC, dan RC. Berikutnya adalah adanya pendapat dari para informan tentang ciri-ciri perusahaan farmasi berdasarkan tingkatannya yang kemudian dapat dikaitkan dengan pemberdayaan IC dalam konteks CICM model. Fenomena yang paling akhir adalah adanya praktik penyimpangan di industri farmasi yang menyalahi aturan dan kode etik pemasaran farmasi Indonesia yang berarti adanya kesalahan dalam mengelola komponen HC, SC, dan RC.

Jenis penelitian kualitatif yang peneliti pilih ini sangat tepat bila dikaitkan dengan pendapat Kong and Ramia (2010) tentang alasan penggunaan metode kualitatif dalam penelitian IC. Alasannya adalah bahwa IC lebih banyak terkait dengan tacit knowledge atau pengetahuan tak tampak yang sering bersifat non verbal atau secara intuitif tidak dapat

Penelitian Nelson (2007) mendukung hal tersebut bahwa dibutuhkan metode kualitatif karena kebutuhan untuk menggali informasi, melakukan wawancara, dan mengidentifikasi dimensi yang sulit tentang aliran pengetahuan (baik yang eksplisit maupun implisit) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari IC. Demikian pula dengan penelitian ini yang akan menggali informasi, memahami pendapat informan, menganalisis, dan memberi usulan pemikiran tentang berbagai hal terkait dengan IC di perusahaan farmasi.” (Hermawan, 2012)

Kesimpulan tentang paradigma penelitian adalah bahwa apabila membicarakan penelitian kualitatif maka akan selalu diperbandingkan dengan penelitian kuantitatif. Ibarat kutub utara dan kutub selatan. Hal tersebut karena munculnya penelitian kualitatif sebagai anti tesis keberadaan penelitian kuantitatif utamanya pada bidang ekonomi, manajemen, bisnis, dan akuntansi. Perbedaan tersebut mulai dari ide dasar sampai pelaksanaan teknis, semuanya berbeda sama sekali antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.