• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Urusan Pilihan a. Kelautan dan Perikanan

Perkembangan dalam urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.22 di bawah ini:

2.1.3.3 Fokus Urusan Pilihan a. Kelautan dan Perikanan

Pemerintah terus berupaya memberdayakan perekonomian masyarakat pesisir melalui fasilitasi dan pembinaaan kelompok-kelompok pelaku usaha perikanan. Pada urusan kelautan dan perikanan menunjukkan keberhasilan terlihat dari indikator kinerja kelompok pelaku usaha perikanan yang meningkat jumlahnya di tahun 2016 menjadi 388 dibandingkan tahun 2015 yang hanya berjumlah 370 kelompok. Selain itu terlihat juga dari meningkatnya konsumsi ikan per kapita, pada tahun 2015 sebesar 30,26 kg/kapita/orang menjadi 31 kg/kapita/orang pada tahun 2016.

Meski sudah menunjukkan peningkatan namun masih rendahnya produksi budidaya ikan disebabkan belum optimalnya pemanfaatan lahan dan pengetahuan masyarakat terhadap budidaya ikan, belum optimalnya produksi hasil tangkapan ikan, bila dibandingkan dengan peluang dan transaksi pasar yang ada di Kota Semarang dan masih rendahnya tingkat konsumsi makan ikan, untuk tingkat kota. Karena tingkat kesadaran dan tingkat daya beli ikan yang belum optimal.

Tabel 2.47

Kinerja Daerah Urusan Kelautan & Perikanan Tahun 2014-2016

INDIKATOR KINERJA SATUAN 2014 2015 2016

1 Kelompok pelaku usaha perikanan Kelompok 308 370 388 2 Produksi perikanan budidaya Ton 1.854,38 2.705,19 2.933,86

ton 3 Produksi perikanan tangkap Ton 1.485,50 2.136,29 2.193,18 4 Meningkatkan Pengetahuan masyarakat

perikanan dan masyarakat konsumsi ikan

% 15 15,50

5 Produksi ikan olahan Ton 14.157,85 15.650,89 16.427,90 6 Meningkatkan konsumsi ikan Kg/ kapita 25.93 30.26 31

Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Kota Semarang, LKPJ 2016 b. Pariwisata

Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah pendapatan dari sektor pariwisata. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota Semarang juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang dilakukan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2016 menunjukkan peningkatan sebanyak 4.682.704 wisatawan. Obyek wisata yang ada di Kota Semarang terdiri dari 10 wisata alam, 23 wisata budaya, dan 31 wisata buatan. Dari 64 obyek ini yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang dan tercatat dalam aset Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang sebanyak 5 destinasi, yaitu Goa Kreo, Hutan Wisata Tinjomoyo, Taman Budaya Raden Saleh, Taman Margasatwa Semarang dan Kampoeng Wisata Taman Lele.

Tabel 2.48

Kinerja Daerah Urusan Pariwisata Tahun 2014-2016

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

1 Kunjungan wisata % 3.750.351 4.376.359 4.682.704 2 Jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Kota Semarang

 Asing orang 88.927 51.880 29.283

 Domestik 3.661.424 4.324.479 2.139.321

3 Jumlah pendapatan sektor

pariwisata Rp. juta 132.920,7 149.719,4 159.451,2

4 Jumlah Destinasi Wisata obyek 45 63 64

5 Jumlah sarana prasarana penunjang pariwisata

 Hotel unit 122 114 128

 Restoran/Rumah makan 267 297 329

 Tempat Hiburan 96 80 97

 Biro Perjalanan 109 124 130

 MICE 88 175 175

Sumber: Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Semarang, LKPJ 2016

Perkembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2016 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya kunjungan wisata dan jumlah hotel, restoran/rumah makan serta tempat hiburan.

c. Pertanian

Kinerja pelayanan pada urusan pertanian dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan petani (NTP petani). Tingkat kesejahteraan petani dapat diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan nisbah antara harga yang diterima petani dari hasil penjualan komoditas pertaniannya dengan harga yang harus dikeluarkan petani untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsinya. Tahun 2016 NTP naik dibandingkan tahun 2015 yaitu dari 305,88 menjadi 309,82 di tahun 2016. Hal

ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani yang lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani. Kenaikan indeks harga yang diterima petani tersebut terutama dari kenaikan harga komoditas-komoditas pangan (gabah dan jagung), sayuran, dan sapi potong (daging).

Tabel 2.49

Kinerja Daerah Urusan Pertanian Tahun 2011-2016

NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

1 Nilai Tukar Petani (NTP) 329,60 326,04 311,55 304,26 305,88 309,82 2 Tingkat pendapatan petani (%) 329,60 326,04 311,55 304,26 305,88 309,82 3 Jumlah petani yang tergabung

dalam kelompok tani (orang)

14.232 13.933 9.892 8.588 9.754 9.010 4 Jumlah tenaga penyuluh

pertanian (orang)

29 27 27 27 27 27

5 Jumlah petani (orang) 44.040 45.100 45.474 45.474 45.516 45.814 6 Jumlah kelompok tani yang

terbina (kelompok) 314 337 323 334 363 350 7 Jumlah wilayah pengembangan pertanian perkotaan (wilayah) - - - - 4 5

Sumber: Data Olahan D. Pertanian Kota Semarang, LKPJ Th. 2016

Dari segi SDM petani, menurunnya kapasitas kelembagaan petani ditunjukkan dengan makin berkurangnya kelompok tani yang dibina dan berkurangnya jumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani, walaupun jumlah petani mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015.

Sementara dari sisi SDM penyuluh pertanian, dengan 177 kelurahan dan jumlah petani 45.814 orang, Kota Semarang masih stagnan dalam jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan yang hanya 27 orang, yang terdiri dari 13 orang penyuluh PNS dan 14 orang penyuluh harian lepas (non PNS).

d. Perdagangan

Kinerja pelayanan urusan perdagangan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dan ekspor bersih perdagangan. Sebagai kota yang perekonomiannya bertumpu pada sektor perdagangan, kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Kota Semarang memiliki peranan yang penting terhadap kemajuan perekonomian Kota Semarang. Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas tahun 2016 mencapai sebesar 1.218.036.901 USD.

Kegiatan pengawasan barang yang beredar pada tahun 2016 telah berhasil memenuhi target yang direncanakan sebanyak 241 kali kegiatan, kegiatan tersebut berupa pengawasan barang yang beredar di toko-toko/pelaku usaha di seluruh Kota Semarang.

Selain itu, pemerintah juga sangat memperhatikan perkembangan sarpras perdagangan terutama untuk pasar rakyat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu revitalisasi dan pengembangan pasar-pasar, hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah pasar di tahun 2016 menjadi 50 pasar.

Tabel 2.50

Kinerja Daerah Urusan Perdagangan Tahun 2014-2015

NO INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016

1 Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas 5% pertahun

1.168.710.182,00

USD 1.155.342.967,83 USD 1.218.036.901 USD 2 Jumlah Penyelesaian Sengketa

NO INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016

3 Jumlah Pengawasan Barang

yang beredar 192 kali 260 kali 241 kali

4 Jumlah Pasar 46 46 50

Sumber: Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Semarang, LKPJ 2016 e. Perindustrian

Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Kinerja makro urusan industri dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan pertumbuhan industri. Kinerja pelayanan pada urusan industri dapat dilihat dari perkembangan jumlah industri dan jumlah kelompok pengrajin yang ada di Kota Semarang. Berdasarkan capaian kinerja urusan perindustrian terdapat lima indikator kinerja, kelima indikator kinerja tersebut telah dicapai sesuai dengan target yang ditentukan. Kelima indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.51

Kinerja Daerah Urusan Perindustrian Tahun 2011-2015

No Indikator Kinerja Daerah Kota Semarang

Realisasi Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

1

Berkembangnya industri kreatif terutama industri kecil/home industri

163 IKM 160 IKM 163 IKM 395 IKM 478 IKM

2 Jumlah kluster industri 2 3 4 10 10 3 Produksi dan transaksi

penjualan IKM 2,56% 5,26% 4,00% 71,74% 81,06 % 4 Peningkatan penataan struktur

IKM 3,00% 3,00% 3,00% 3,00% 3,00%

5 Penataan kawasan sentra-sentra industri potensial

4 sentra 8 sentra 12 sentra 16 sentra 20 sentra

Sumber: Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Semarang, 2016

2.1.3.4 Fokus Fungsi Penunjang