• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formula Keterbacaan

Dalam dokumen DATA PENGUJIAN UKBI TAHUN 2005--2017 (Halaman 117-124)

Peringkat VII: Terbatas (Skor 251—325)

Y: Itu salah satu tanda kamu telah bersikap positif terhadap bahasa Indonesia

II. Pembahasan

3. Hasil dan Diskusi

3.1 Formula Keterbacaan

109

Dengan demikian, makin besar angka pada hasil Fog Indeks, maka makin sukar teks itu dibaca atau dipahami. Indeks keterbacaan teks pada Robert Gunning adalah skala 8-11.

110

#Fungsi perhitungan Gunning Fog Indeks def GunningFogIndex():

#Membaca teks dari Textbox masukan = textbox.get(1.0, END) #Konversi unicode ke string inputan = masukan.encode('ascii') #Parsing jumlah kalimat

kalimat = re.split('[.!?]', inputan) jumlah_kalimat = len(kalimat) - 1 if jumlah_kalimat >= 1:

#Parsing jumlah kata

kata = inputan.translate(None,

"~!@#$%^&*()_+{}|:<>?`-=[]\;'/\"0123456789")

kata2 = re.split('[., \n]', kata) kata3 = [x for x in kata2 if x != '']

jumlah_kata = len(kata3)

#Parsing jumlah kata kompleks, suku kata, dan karakter sk = 0

p_sk = 0 p_k = 0

jumlah_kata_kompleks = 0 jumlah_suku_kata = 0 jumlah_karakter = 0 for a in kata2:

sk = a.translate(None,

"B,C,D,F,G,H,J,K,L,M,N,P,Q,R,S,T,V,W,X,Y,Z,b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t, v,w,x,y,z")

p_sk = len(sk) if p_sk >= 3:

jumlah_kata_kompleks += 1 #Kata kompleks jumlah_suku_kata += p_sk #Suku kata

p_k = len(a)

jumlah_karakter += p_k #Karakter #Nilai rata-rata parsing

nilai1 = float(jumlah_kata) / float(jumlah_kalimat)

nilai2 = float(jumlah_kata_kompleks) / float(jumlah_kata) nilai3 = float(jumlah_karakter) / float(jumlah_kata) nilai4 = float(jumlah_suku_kata) / float(jumlah_kata)

111 #Nilai Gunning Fog Indeks

GFI = 0.4*((nilai1) + 100*(nilai2))

Hasil uji coba aplikasi keterbacaan teks menggunakan formula Fog Indeks dijelaskan berikut ini.

Contoh sampel data 1 dengan jumlah kata : 117 kata

Kesejahteraan masyarakat merupakan indikator pertumbuhan ekonomi nasional. PLN berhasil meningkatkan penyediaan dan keandalan listrik nasional untuk memenuhi tuntutan kehidupan masyarakat sekaligus menunjang kegiatan industri. Pada dasarnya semua konstruksi jaringan distribusi tidak ada yang benar–benar aman dari gangguan yang datangnya dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Pada sistem jaringan distribusi hal yang terpenting pada sistem proteksi selain alat proteksi itu sendiri, sistem pentanahan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem proteksi itu sendiri. Bila sistem pentanahan tidak sesuai dengan sistem distribusi yang diproteksi, maka alat proteksi tidak akan bekerja dengan benar, sehingga dapat merusak peralatan jaringan maupun membahayakan keselamatan manusia. Sistem pentanahan pada kenyataan di PLN terdapat beberapa pola, sehingga sistem proteksinya berbeda.

Hasil pengujian menunjukkan skor 29.93, sehingga paragraf di atas masih harus diedit atau dikurangkan beberapa kata di dalam teks tersebut. Letak kesalahan yang ditemukan adalah ketidaktepatan punctuation (tanda baca), penempatan kata konjungsi yang tidak perlu, kalimat yang tidak runtut, produksi kalimatnya tidak efektif, dan tidak ada koherensi antara kalimat satu dengan yang lainnya dalam paragraf sehingga tidak saling menunjang keseimbangan tata kalimat dalam paragraf tersebut. Kalimat yang diproduksi pada paragraf terlalu panjang.

Hasil pengujian sampel ke 2jumlah kata : 117

Bahasa Indonesia merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia(1). Bahasa ini timbul dengan adanya pengakuan dan kemauan masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi bersama. Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat terus berkembang,mulai dari perkembangan tata bahasa, kosa kata, ejaan, dan lain-lain(2). Penggunaan bahasa yang baik dan benar menjadi sebuah hal yang wajib diperhitungkan dalam fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi(3). Untuk menentukan penggunaan

112

bahasa Indonesia yang baik dan benar memerlukan beberapa teknik, salah satunya yaitu tes keterbacaan (Readability Test)(4). Dengan menggunakan teknik tersebut, suatu teks atau naskah dapat dinilai tingkat keterbacaannya(5). Tingkat keterbacaan tersebut direpresentasikan oleh sebuah nilai indeks. Nilai indeks tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan suatu algoritma(6).

Berdasarkan hasil pengujian sampel ke 2 ditemukan skor 29,10, menunjukkan skor indeks yang lebih rendah dibanding sampel 1, namun perbedaannya tidak signifikan. Paragraf di atas masih harus diedit karena standar uji Fog Indeks, yakni a 19,2 pada kalimat dan 12,5 untuk klausa.

Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan punctuation (tanda baca) pada kalimat, pilihan kata yang tidak tepat, penambahan kata yang tidak diperlukan, penggunaan kata depan yang tidak tepat, belum adanya koherensi atau hubungan timbal balik antarkalimat di dalam paragraf.

Sampel ke 3, jumlah kata: 117

Sekolah sebagai lembaga formal pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya pembangunan di Indonesia secara keseluruhan(1). Pembelajaran itu sendiri merupakan kegiatan utama sekolah sebagai bentuk layanan pendidikan bagi masyarakat (2). Secara umum, strategi/metode/teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa (3). Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu pendidikan di Indonesia telah lama menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan cara pandang(4). Salah satu sorotan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, sebagiannya dikaitkan dengan profesionalisme guru. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan guru yang memiliki kompetensi/kemampuan yang berkaitan dengan profesionalismenya sebagai seorang guru seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen(5).

Hasil pengujian pada alinea di atas adalah 29,93, menunjukkan kesamaan dengan sampel 1, sehingga kalimat tersebut masih harus diedit dan dinyatakan belum efektif. Kalimat yang diproduksi terlalu panjang (contoh kalimat 1 dan 5), terdapat kata yang bersifat hiperbola (tidak sesuai dengan standar ragam ilmiah), pemakaian kata depan yang tidak tepat, dan beberapa kata yang harus dihilangkan karena bersifat ambiguitas. Kesalahan yang ditemukan pada proses pengujian adalah penggunaan kata imbuhan yang tidak tepat.

113 4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengukuran tingkat keterbacaan teks menggunakan aplikasi Fog Indeksdapat digunakan untuk mengedit teks ilmiah yang telah diproduksi. Selain itu, pengetahuan pembaca terhadap keterbacaan teksdapat memberi informasi kepada penulis untuk mengedit dan menyempurnakan teks dari aspek struktur atau pilihan kata.

Kata-kata sulit di dalam teks hanya menjadi salah satu ukuran untuk menentukan tingkat kesulitan keterbacaan sebuah teks. Selain kata sulit, kesalahan yang ditemukan dalam produksi ragam ilmiah mahasiswa adalah kualitas tulisan, tata bahasa atau struktur kalimat, dan tata letak kata yang dapat mempengaruhi keterbacaan.Panjang kalimat dan struktur kalimat serta latar belakang atau karakteristik pembaca juga mempengaruhi tingkat keterbacaan. Masing-masing bidang studi memiliki ciri khas sehingga cara menguji keterbacaannya juga perlu berbeda.

Fog Indeks yang awalnya digunakan untuk menguji keterbacaan dalam bahasa Inggris dan diadopsi untuk merancang aplikasi keterbacaan teks berbeahasa Indonesia. Oleh karena itu, ditemukan beberapa perbedaan, seperti halnya, panjang kata menentukan tingkat keterbacaan. Di dalam bahasa Indonesia, asumsi tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan sehingga aplikasi Fog Indeks ini lebih berdasarkan pada temuan kata kompleks atau kata yang bersuku kata 3 atau lebih.

Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa rata-rata teks belum memenuhi kaidah tingkat keterbacaan tinggi. Selain itu, hasil analisis gramatikal menunjukkan bahwa kata-kata sulit bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan tingkat keterbacaan suatu teks, tetapi, panjang kalimat dan struktur kalimat juga mempengaruhi tingkat keterbacaan. Panjang kata dianggap ikut menentukan kesulitan kata itu dan kata yang hanya terdiri dari satu suku kata, tetapi asing bagi pembaca sehingga dikategorikan sukar.

Dapat juga dikatakan bahwa kesukaran suatu kata juga ditentukan oleh minimnya frekuensi penggunaan kata oleh pembaca. Melaluiuji tes Fog Indeks ditemukan bahwa teks yang diuji relatif sulit dipahami atau mempunyai keterbacaan yang rendah. Penulis cenderung memproduksi kalimat panjang sehingga mengaburkan fungsi subjek dan predikat dalam kalimat tersebut.

114

DAFTAR PUSTAKA

Alderson, J.C. (2000). Assessing Reading. Cambridge: Cambridge University Press.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul, 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul,2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dale, Edgar, and Chall, Jeanne S. (1984). “A Formula for Predicting Readability” Reprinted from Educational Research Bulletin. Vol.

XXVII. P. 11-20 and 17-54. Ohio State University: Bureau of Educational Research.

Faizah,Hasnah. 2010. Linguistik Umum. Pekanbaru: Cendikia Insani

Flood (Ed.), (1984) Understanding reading comprehension, International Reading Association, p. 220-232.

Georgelle Thomas, R. Derald Hartley, J. Peter Kincaid, “Test-Retest and Inter-Analyst Reliability of The Automated Readability Index, Flesch Reading Ease Score, And The Fog Count “, Journal of Reading Behavior, 1975.

Gilliland, John. (1972) Readability. London : Hordder and Stoughton.

Harris, J. Albert R. Sipay. (1980). How to Increase Reading Ability. New York: Longman. Inc.

Hornby, A.S. (2000). Oxford advanced learner’s dictionary of current English. London: Oxfprd University Press

J. W. Shipman, “Tkinter reference: a gui for python,” Jurnal, New Mexico Tech Computer Center, Juli 2007.

Klare, George R. (1984). Readability. Handbook of Reading Research. New York & London: Longman, Inc. pp. 681-744.

Kintsch, W., Miller, J. R., & Polson, P. G. (Eds.) Method and tactics in cognitive science. Hillsdale NJ: Erlbaum, 1984.

Kintsch, W., & Miller, J. R. (1984) Readability: A view from cognitive psychology. In J. Flood (Ed.), Understanding reading comprehension, International Reading Association, p. 220-232.

Logan, “Robert gunning’s "fog index",” 2010. [Online]. Available:

http://www.uri.edu/artsci/com/Logan/teaching/html/wrt533/fog.htm Louis J. Sirico, Jr, “Readability Studies : How Technocentrism can

compromise research and Legal Determinations”, Quality of Life Research Journal, Vol 26:147, 2007.

Oller, J.W. (1979). Language tests at school. London: Longman Group Ltd.

http://archigakiarataka.blogspot.com/2012/01/makna-leksikal-kontekstual-struktural.html (Minggu, 31 Maret 2013,19.27).

115

http://linguafranca28.wordpress.com/2009/01/21/gaya-bahasa/ (Mingu, 31 Maret 2013, 19.51).

Minghui Dong, Ling Cen, Paul Chan, Haizhou Li, “Readability Consideration in Speech Synthesis

Recording Script Selection”, International Journal on Asian Language Processing 19 (2): 45-53 , 2009.

M. F. Sanner, “Python: A programming language for software integration and development,” Journal, The Scripps Research Institute, 10550 North Torrey Pines Road, La Jolla, CA-92037.

Morrison, G.R., Ross, S.M., & Kemp, J.E. (2001). Designing effective instruction. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Nuttal, C. 1982. Teaching Reading Skills in a Foreign Language Heinemann 167

Polson, P. G, Kintsch, W., & Miller, J. R. Methods and tactics reconsidered.

In W. Kintsch, J. R.

Pranowo, “Alat ukur keterbacaan teks berbahasa indonesia.” [Online].

Available: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131764502

Supamo, Basuki, I.A., Dawud & Roekhan. 1994. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: IKIP Malang.

Suroso (1991). Kajian Metode Uji Keterbacaan sebagai Penentu Keefektifan Materi Bacaan. Penelitian IKIP Yogyakarta.

Tuckman, Bruce. (1978). Conducting Educational Research. 2nd. Ed. New York : Harcourt Bruce Jovanovich, Inc.

Wainwright, G. (2007). Speed Reading Better Recalling. Jakarta: PT.

Gramedia. Yusuf L. N. S. (2009).

William H. DuBay , “The Principles of Readability”, Impact Information, California, USA, 2004.

116

Dalam dokumen DATA PENGUJIAN UKBI TAHUN 2005--2017 (Halaman 117-124)