• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peringkat VII: Terbatas (Skor 251—325)

Y: Itu salah satu tanda kamu telah bersikap positif terhadap bahasa Indonesia

III. SIMPULAN

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultur yang artinya adalah bingkai keberagaman budaya masing-masing daerah yang tersebar dinternalisasi sebagai bagian dari diri termasuk bahasa daerah yang dipergunakan sehari-hari. Dalam proses melanjutkan pendidikan ke di perguruan tinggi, mereka diharapkan untuk menempuh berbagai rangkaian seleksi yang akan menentukan kelulusan mereka dan ketika di perguruan tinggi mereka sejatinya berinteraksi dengan berbagai macam mahasiswa dari berbagai daerah dari penjuru Indonesia yang mereka membawa lokalitasnya masing-masing yaitu bahasa daerahnya dan oleh bahasa Indonesia mereka dipersatukan secara kebahasaan. Untuk mengetahui kemahiran berbahasa Indonesia mereka perlu diadakan uji kemahiran berbahasa dalam rangka mengetahui sejauh mana predikat kemahiran berbahasa yang oleh Permendikbud ditetapkan predikat unggul maka perlu diselenggarakan Uji Kemahiran sesuai dengan amanat Permendikbud No 70 Tahun 2016. UKBI

87

telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi dan perguruan tinggi yang melibatkan mahasiswa untuk mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan status sebagai mahasiswa aktif, tetapi pemanfaatan UKBI untuk seleksi masuk perguruan tinggi belum terdapat perguruan tinggi yang menerapkan UKBI sebagai syarat administrasinya sedangkan pada seleksi masuk perguruan tinggi jenjang pascasarjana Uji Kemahiran Berbahasa telah diterapkan tetapi untuk bahasa Inggirs, adapun yang terdapat di perguruan tinggi di Papua dan disebagaian tempat lainnya penyelenggaraan UKBI sebatas kerjasama atau kolaborasi antara balai bahasa atau badan terkait.

Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mendorong UKBI sehingga mampu mendapatkan ruang untuk dimanfaatakan seleksi Perguruan Tinggi Negeri melalui sinergitas antara Kemendikbud dan Kemenristek melalui Permendikbud dan Permenristek tentang sinergitas pemanfaatan UKBI untuk seleksi masuk perguruan tinggi Uji kemahiran Berbahasa Indonesia adalah amanat Permendikbud No 70 Tahun 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Beddu, S., Akil, A., Osman, W. W., & Hamzah, B. (2014). Eksplorasi Kearifan budaya Lokal sebagai Landasan Perumusan Tatanan Perumahan dan Permukiman Masyarakat Makassar. In Temu Ilmiah IPLBI. Palembang: Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya Palembang, Lembaga Sejarah Arsitektur Indonesia (LSAI) dan IPLBI.

Hidayah, N. (2010). Masyarakat Multikultural. Yogyakarta.

http://bonebolangokab.go.id/web/berita-ukbi-terobosan-baru-di-provinsi-gorontalo.html. (2017).

http://disnakertrans.jatimprov.go.id/mau-kerja-di-indonesia-tka-harus-lulus-ukbi/. (2015).

http://po.binadarma.ac.id/hasil-uji-kemahiran-berbahasa-indonesia-ukbi/.

(2011).

http://tabloidjubi.com/artikel-6488-balai-bahasa-papua-dorong-mahasiswa-wajib-ikuti-ukbi.html. (2017).

http://um.ugm.ac.id. (2017).

http://unsoed.ac.id/id/berita/mengukur-kompetensi-berbahasa-indonesia-melalui-tes-ukbi. (2016).

http://www.snmptn.ac.id/informasi.html?1421818850#umum. (2017).

https://sbmptn.ac.id/?mid=13. (2017).

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Na’im, A., & Syaputra, H. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat

88 Statistik.

Poedjosoedarmo, S. (1979). Alih KOde dan Campur Kode. Yogyakarta:

Balai Penelitian Bahasa.

Pram. (2013). Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya. Jakarta: Cerdas Interaktif (Penebar Swadaya Grup).

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaTentang Standar Kemahiran Berbahaa Indonesia.

Permendikbud Nomor 70 Tahun 2016

Republik Indonesia. Undang-Undang Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan. UU Nomor 24 Tahun 2009

Sartini, N. W. (2009). Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan, Saloka, dan Paribasa. Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 5(1).

Singarimbun, M. (1991). Beberapa Aspek Kehidupan Masyarakat Dayak.

Humaniora, (3).

Suwarna, P. (2002). Strategi Peguasaan Bahasa. Bandung: Adicita.

Wikipedia. (n.d.). Sumatera Utara.

89

UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) SEBAGAI WUJUD AKSI BELA NEGARA DI TENGAH ARUS

SIBERNITAS BAHASA Rozali Jauhari Alfanani

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Mataram zalipasca15@gmail.com

Abstrak

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) merupakan salah satu bentuk komitmen bersama yang diprakarsai oleh Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan apresiasi dan pengujian terhadap kemampuan berbahasa Indonesia yang dimiliki oeh masyarakat. Dalam hal apresiasi, UKBI diharapkan menjadi komponen yang dianggap penting oleh masyarakat sebagai pengguna bahasa Indonesia tersebut sehingga akan memunculkan minat dan kecintaan yang baik terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik pada tataran formal maupun non formal dan dalam ragam lisan maupun tulisan. Kemudian, pada aspek pengujian terhadap kemapuan berbahasa, UKBI dijadikan sebagai salah satu tolok ukur kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku.

Namun demikian, lebih dari itu UKBI sesuangguhnya dapat menjadi bagian penting pula dalam kaitannya sebagai wujud dari aksi bela negara di tengah arus sibernitas bahasa yang tanpa batas seperti saat ini. Hal tersebut disebabkan bahwa bahasa merupakan salah satu komponen utama yang dimiiki suatu negara di dunia.

Kata kunci: UKBI, Bela Negara, Sibernitas Bahasa I. Pendahuluan

Era global saat ini telah menciptakan persaingan bebas antarbangsa.

Pada zaman yang seolah-olah tiada batas antarnegara, bahasa Indonesia harus lebih ‘bertaji’ untuk memperkokoh budaya Indonesia di tengah pengaruh budaya-budaya lain di dunia. Setakat ini, segala upaya untuk lebih memartabatkan bahasa Indonesia terus dilakukan, termasuk dengan

90

menciptakan sebuah sarana pengukur kemahiran berbahasa Indonesia, yaitu Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Sebagai bangsa yang memiliki bahasa modern yang multifungsi dan memiliki jumlah penutur yang besar, bangsa Indonesia memang harus memiliki sarana evaluasi mutu penggunaan bahasa Indonesia. Tanpa menafikan peran wahana lain, UKBI memiliki fungsi yang amat strategis, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia serta penggunaan dan pengajarannya, tetapi juga untuk memupuk sikap positif dan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap bahasanya.

Bahasa Indonesia telah disepakati berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pemersatu berbagai suku bangsa dan sebagai sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah (Mahsun, 2011). Sementara itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia berfungsi, antara lain, sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, bahasa komunikasi tingkat nasional, bahasa media massa, serta bahasa pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kondisi seperti itu, bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dan strategisdalam memfasilitasi proses kemajuan bangsa Indonesia.

Seiring dengan itu, perkembangan bahasa Indonesia harus pula beriringan jalan dengan perkembangan bahasa-bahasa lain di dunia (Alisjahbana, 1957).

Perkembangan bahasa Indonesia saat ini telah mencapai era baru dengan dikukuhkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Di dalam undang-undang tersebut diuraikan peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Selain itu, disebutkan pula tentang penggunaan bahasa Indonesia, pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa Indonesia.

Undang-undang tersebut diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.

Dalam pergaulan internasional, Indonesia memiliki posisi tawar yang cukup tinggi mengingat negara Indonesia merupakan destinasi investasi dan industri. Posisi tawar tersebut berimplikasi kepada penggunaan bahasa Indonesia oleh penutur asing, baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri. Berkembangnnya lembaga penyelenggara BIPA di dalam negeri dan di 70 negara menunjukkan hal itu. Perkembangan itu harus ditangkap sebagai peluang dan sebagai tantangan. Peluang bagi bangsa Indonesia untuk berdiplomasi dalam berbagai ranah dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sehingga negara Indonesia lebih memiliki nilai dalam hubungan regional dan

91

internasional. Tantangan bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan kualitas bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mudah dipelajari dan mampu menjadi bahasa pengetahuan bagi penuturnya (Burhan, 1976).

Dalam hal ini, guna menyetarakan bahasa Indonesia agar sejajar dengan bahasa-bahasa besar di dunia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan makin mengembangkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI merupakan tes standar untuk mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia, baik penutur jati maupun penutur asing. UKBI sendiri telah menjadi tes berbahasa Indonesia yang berstandar nasional dan berpeluang internasional. Walaupun demikian, kebakuannya akan terus ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengujian, ilmu bahasa, budaya, dan zaman.

Harapannya, melalui perwujudan tes UKBI tersebut akan tercipta rasa cinta tanah air, khususnya dalam aspek bahasa yang secara realitas dapat menjadi wujud aksi bela negara bagi tiap warga negara Indonesia di tengah arus sibernisasi.

Dalam dokumen DATA PENGUJIAN UKBI TAHUN 2005--2017 (Halaman 94-99)