• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Analisis

4.2.9 Fungsi Konteks Situasi

Berdasarkan 12 data yang telah dianalisis, peneliti menemukan lima fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara rohaniwan dengan umat. Dari lima fungsi yang telah dianalisis, peneliti menemukan fungsi konteks situasional yang dominan dalam tuturan. Fungsi elemen konteks situasi tersebut adalah memberi keterangan mengenai keadaan/ kondisi peserta tutur. Sementara itu, fungsi lain dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Jumlah Data Tuturan Berdasarkan Fungsi Konteks Situasi

No Fungsi Konteks Situasi Jumlah

1. Menyampaikan pesan kepada peserta tutur 2

2. Memberikan motivasi 4

3. Memberi informasi lanjutan 2

4. Memastikan informasi 2

4.2.9.1 Fungsi Menyampaikan Pesan kepada Peserta Tutur

Fungsi memberi menyampaikan pesan kepada peserta tutur merupakan fungsi untuk memberi penjelasan agar pendengar/ lawan bicara mendapatkan suatu informasi, pesan atau nasehat yang dibutuhkan.

80

Data Tuturan 1

Rm: Saya ingin bertanya pada Bapak Ibu yang sudah memiliki anak atau cucu. Apa yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran seorang anak? Yang perlu disiapkan apa saja, Bapak Ibu?

Um: Biaya, pakaian, bantal, kasur.

Rm: Berdoa supaya bayinya selamat, nama. Popok- popok ? Um: Hahaha

Rm: Masih ada lagi yang belum disebutkan? Ketika kita menantikan

kehadiran seorang anak, entah anak kita cucu kita. Pasti kita akan menyiapkan berbagai hal mulai dari nama. Nek anakku lanang meh tak jenengke

Bambang. Mosok anak lanang jenenge Novi. Um: Hahahahhahaha.

Rm: Nek anak wedok tak jenengane Sri. Kita mempersiapkan nama. Tidak hanya nama tapi juga pakaian, uang, mempersiapkan tempat nanti kira-kira mau dimana ya, di mbah dukun? Rumah sakit? Atau di rumah? Kita bisa memikirkan banyak hal itu. Bahkan, meskipun anaknya belum lahir, jaman sekarang itukan sudah bisa diprediksi. Kita sudah bisa melihat. Ooo besok anakku laki-laki, oo besok perempuan. Bahkan mempersiapkan mainan. Pada intinya yang akan saya katakan adalah ketika kita menantikan kehadiran seorang anak, kita mempersiapkan segala sesuatunya. Tidak hanya diam, nunggu lahir. Tapi kita mempersiapkan segala sesuatunya seperti berdoa semoga ibu dan bayi itu selamat. Saudara- saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada hari ini kita memulai Masa Adven, masa penantian. Yang kita nantikan itu sama, seorang anak. Tetapi Yeremia menegaskan disini, pada

waktu itu aku akan menumbuhkan tunas keadilan bagi Daud yang kita nantikan, sang raja adil. Tunas keadilan dan kita sering mengenalnya sebagai

Raja Damai dan itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Tentu kita lebih mempersiapkan kelahirannya, kita lebih sungguh-sungguh mempersiapkan kedatangannya.

(Konteks tuturan: tuturan terjadi pada hari Minggu, 2 Desember 2018. Pertuturan berlangsung ketika homili dalam misa Minggu pagi di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius. Situasi yang terjadi pada saat tuturan berlangsung yakni formal. Tuturan ini terjadi antara Romo (Rm) yang berusia kurang lebih 27 tahun dengan umat (Um) yang sudah memiliki anak atau cucu. Ibadat berlangsung dalam peringatan Masa Adven I atau masa untuk menyambut perayaan natal. Salah satu bacaan pada saat ibadat diambil dari Kitab Yeremia (33: 14-16) yang berbunyi “14Sesungguhnya waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa aku akan menepati janji yang telah

81

kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. 15Pada waktu itu dan pada

masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud, Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. 16Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan, dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil Tuhan keadilan kita!”. Pesan yang hendak disampaikan oleh romo yakni mengajak umat agar bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan kelahiran dan kedatangan sang Raja Damai. Pesan tersebut disampaikan dengan menganalogikan hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran seorang anak.)

Tuturan di atas melibatkan seorang romo (Rm) sebagai penyapa dan umat (Um) berjenis kelamin perempuan sebagai pesapa. Tuturan berlangsung di koridor Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius. Pertuturan tersebut berisi cuplikan khotbah tentang menyambut kedatangan Sang Raja Damai. Tuturan diawali oleh seorang romo yang bertanya kepada umat yang telah memiliki anak atau cucu. Pertanyaan tersebut dijadikan romo sebagai analogi pesan/ khotbah yang akan disampaikan oleh romo yakni menyambut kelahiran atau kedatangan seorang anak dan menyambut kedatangan Tuhan harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Tuturan di atas mengandung fungsi konteks situasi untuk menyampaikan pesan kepada peserta tutur. Hal tersebut terlihat dari pertuturan umat (Um) yang menanggapi pertanyaan romo (Um) terkait hal apasaja yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran atau kedatangan seorang anak. Jawaban umat tersebut menjadi landasan bagi romo untuk menyampaikan pesan/ khotbah untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menyambut kedatangan atau kelahiran Sang Raja Damai.

82

4.2.9.2 Fungsi Memberikan Motivasi

Salah satu fungsi konteks situasi yakni memberikan motivasi. Fungsi memberikan motivasi didasarkan pada kondisi fisik, waktu, temoat dan keadaan psikologis saat tuturan berlangsung. Fungsi ini digunakan untuk membangkitkan semangat dan antusiasme peserta tutur.

Data Tuturan:

Rm: Belom, belom semuanya ya, ulangi ya. Bagaimana kabarnya?

Um: Luar biasa aku diberkati, kamu diberkati, semua diberkati! (tepuk

tangan).

Rm: Sekarang plok-ploknya diganti cup-cup muah gitu ya. Oke? Bagaimana kabarnya?

Um: Luar biasa aku diberkati, kamu diberkati, semua diberkati! Cup cup muah.

Rm: Cup-cup muahnya, cup-cup muah (gerakan tangan). Sekali lagi semuanya, sekali lagi. Bagaimana kabarnya?

Um: Luar biasa aku diberkati, kamu diberkati, semua diberkati! Cup-cup muah. (gerakan tangan)

Rm: Ya terima kasih. Adek- adek udah sarapan blm?

(Konteks pertuturan: Tuturan berlangsung pada hari Selasa, 11 Desember di Aula Ignatius Loyola Gereja Santo Petrus Kanisius, pukul 08.00. Acara ini diadakan untuk pengembangan iman anak usia TK. Rm merupakan seorang romo yang masih tergolong muda. Um merupakan umat yang masih berusia di bangku TK. Acara berlangsung dengan suasana ceria, santai dan menyenangkan. Seorang romo berhasil menghidupkan suasana dengan menanyakan kabar sekaligus meminta umat untuk melakukan tindakan seperti yang telah diperagakan oleh romo. Peserta yang awalnya kurang bersemangat menjadi sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan ini.)

Tuturan di atas berlangsung antara penyapa yakni seorang romo (Rm) dan pesapa yaitu seorang umat (Um) yang merupakan anak usia TK. Tuturan

83

berlangsung di dalam Aula Ignatius Loyola Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius pada acara pengembangan iman anak. Pertuturan terjadi dalam suasana ceria dan menyenangkan. Dalam pertuturan tersebut seorang romo hendak memberikan motivasi dengan menghidupkan suasana agar peserta yang awalnya kurang bersemangat menjadi antusias dan bersemangat dalam mengikuti rangkain kegiatan.

Pada tuturan di atas mengandung salah satu fungsi konteks situasi yaitu untuk memberikan motivasi. Hal tersebut merujuk pada tuturan romo yang menyakan kabar umat sekaligus meminta umat untuk bertindak seperti yang telah diperagakan oleh romo ”Cup-cup muahnya, cup-cup muah (gerakan

tangan). Sekali lagi semuanya, sekali lagi. Bagaimana kabarnya?”

Selanjutnya ditanggapi oleh umat dengan menjawab pertanyaan dan menirukan gerakan yang diperagakan oleh romo dengan semangat dan antusias. Tuturan romo tersebut tergolong dalam salah satu fungsi konteks situasi yakni memberi motivasi.

4.2.9.3 Fungsi Memberi Informasi Lanjutan

Fungsi memberi informasi lanjutan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara lebih lanjut mengenai suatu informasi atau pengalaman. Fungsi ini juga dimaksudkan agar mitra tutur memperoleh informasi, pemahaman dan pengetahuan secara lebih jelas.

84

Data Tuturan 29:

Rm: Saya sejak kelas 6 SD sampai AYD kemarin itu saya misdinar.

Um1: Oo ya. Ternyata Romo itu seorang misdinar waktu kemarin AYD. Siapa yang kemarin ikut AYD?

Um2: Ada yang ikut pas AYD?

Um1: Saya ikut lho. Itu romo yang mana, Mo?

Rm: Karena saya paling pendek ya, karna paling pendek ya saya yang bawa salib.

Um1: Ooo jadi kemaren yang inget, yang inget bawa salib AYD, kemarin salib misdinar waktu AYD kemarin itu Romo Novi.

(Konteks tuturan: Pertuturan berlangsung pada saat acara Temu OMK di Aula Ignatius Loyola Gereja Santo Petrus Wonosari Gunungkidul pukul 19.30. Peserta yang hadir merupakan anak usia SMA, suasana menyenangkan, akrab dan santai. Rm merupakan seorang romo, sedangkan Um1 merupakan umat yang bertugas menjadi MC dan berjenis kelamin laki-laki dan berusia 18 tahun. Um2 merupakan seorang umat yang menjadi rekan MC Um1 berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 17 tahun.)

Konteks tuturan di atas melibatkan seorang romo (Rm) dan dua umat yakni (Um1 dan Um2) yang merupakan MC dari acara Temu Orang Muda Katolik (OMK) Peserta yang hadir pada acara tersebut rata-rata merupakan OMK yang berusia SMA. Pada pertuturan tersebut seorang romo memberikan informasi bahwa ia merupakan misdinar pada misa AYD (Asian Youth Day). Tuturan tersebut kemudian ditanggapi oleh umat yang berperan sebagai MC,

“Itu romo yang mana, Mo?” Setelah pertanyaan tersebut kemudian romo

memberikan informasi tambahan mengenai posisinya yaitu sebagai misdinar yang membawa salib.

85

Tuturan di atas mengandung fungsi memberikan informasi tambahan, hal tersebut diawali ketika romo memulai pertuturan bahwa ia merupakan misdinar pada misa AYD dan ketika romo memberikan informasi untuk menanggapi pertanyaan dari umat,“Karena saya paling pendek ya, karna

paling pendek ya saya yang bawa salib.” Tuturan tersebut memberikan

informasi tambahan pengetahuan peserta tutur yang hadir dan yang mengikuti misa AYD.

4.2.9.4 Memastikan Informasi

Fungsi memberi memastikan informasi dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara lebih detail dan rinci mengenai suatu informasi untuk memastikan pemahaman atau pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya.

Data Tuturan 21:

Rm: Ini nanti yang jadi Maria dan Yusup. majunya paling depan. Um: Ya, Mo. Berarti ada di belakang penari?

Rm: Iya betul.

Um: Lalu nanti saya langsung menuju ke goa ya?

Rm: Iya nanti saya yang memberkati bayi Yesus lalu menaruhnya di palung. Um: Oh ya, Mo (sambil mengacungkan jempol).

(Konteks tuturan: pertuturan terjadi di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius pada hari Kamis, 20 Desember 2018 dalam acara gladi kotor perayaan misa malam natal di Gereja. Situasi santai dan akrab. Penutur (Rm) merupakan seorang romo yang akan memimpin misa malam natal. Mitra tutur (Um) adalah seorang umat berjenis kelamin perempuan berusia sekitar 20 tahun yang akan menjadi Maria)

86

Dari data tersebut terlihat partisipan tutur yakni seorang umat (Um) yang berjenis kelamin perempuan dan seorang romo (Rm). Pertuturan berlangsung di dalam Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius pada acara gladi kotor perayaan misa malam natal 2018. Suasana pertuturan akrab dan santai. Tuturan diawali dengan pernyataan dari seorang romo (Rm) untuk memastikan pengetahuan umat “Ini nanti yang jadi Maria dan Yusup

majunya paling depan.” Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi oleh umat

(Um) berupa pertanyaan-pertanyaan lain untuk memastikan informasi yang dimilikinya, yakni “Ya, Mo. Berarti ada di belakang penari?”

Data di atas mengandung salah satu fungsi konteks situasi yaitu memastikan suatu informasi. Hal tersebut terlihat pada jawaban yang disampaikan oleh romo (Rm) ketika menanggapi pertanyaan umat (Um). Seorang romo (Rm) pun mencoba untuk memastikan pemahaman umat. Hal tersebut terlihat pada tuturan awal yang disampaikan oleh romo.