• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII SALURAN, LEMBAGA DAN FUNGSI TATANIAGA BERAS PANDANWANGI DI KABUPATEN CIANJUR

7.2 Analisis Fungsi-Fungsi Tataniaga

7.2.3 Fungsi Pelancar (Fasilitas)

Fungsi pelancar meliputi permodalnya, informasi (pasar dan harga),

grading, sortasi dan penanggungan resiko.

1. Pembiayaan

Modal mutlak diperlukan oleh semua lembaga tataniaga yang terlibat

dalam proses tataniaga pandanwangi. Petani memerlukannya untuk mengolah

menggunakan modal pribadi dan meminjam kepada sesama petani ataupun pihak

lain. Di daerah penelitian tidak ditemukan seorang petani pun yang meminjam

dari lembaga keuangan baik pemerintah maupun nonpemerintah.

Pada tingkat pedagang baik pengumpul, pedagang besar daerah per luar

daerah dan pedagang pengecer daerah per luar daerah dalam hal permodalan

usahanya sebagian besar menggunakan modal pribadi.

2. Informasi Pasar dan Harga

Dalam setiap proses tataniaga setiap lembaga yang terlibat di dalamnya

memerlukan informasi pasar dan harga. Informasi pasar diperlukan oleh mereka

untuk mengetahui tentang kondisi pasar, lokasi, jenis mutu, waktu dan harga

pasar.

Petani pandanwangi di daerah penelitian tidak melakukan fungsi fasilitas

yang berupa fungsi informasi pasar dan harga. Hal itu dikarenakan bagaimanapun

kondisi pasar, apakah kondisi harga yang terjadi sedang membaik ataukah

memburuk, tidak memiliki pengaruh apapun terhadap petani. Mereka tidak akan

mengurungkan niatnya untuk menjual hasil panen sekalipun keadaan harga di

pasaran sedang mengalami penurunan. Hal itu dikarenakan usahatani padi

merupakan mata pencaharian pokok dan saat panen tiba merupakan waktu bagi

mereka untuk menuai hasilnya. Jika dilihat dari waktu panen pandanwangi, maka

hanya terjadi dua kali setiap tahunnya. Apabila kondisi harga di pasaran

meningkat, maka petani akan mengeruk keuntungan. Sebaliknya jika harga yang

terjadi anjlok atau mengalami penurunan, maka mereka akan mengalami

kerugian.Untung ataupun rugi keduanya merupakan resiko yang harus diterima

tawar-menawar diantara dua belah pihak. Namun seringkali petani berlaku

sebagai pihak yang menerima harga (price taker) yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul maupun pedagang besar daerah.

Adapun di tingkat pedagang pengumpul informasi pasar dan harga sangat

diperlukan. Informasi pasar diperlukan untuk mengetahui secara pasti mengenai

kapan musim panen terjadi dan didaerah mana saja. Sehingga dari informasi

tersebut jauh hari sebelumnya pedagang pengumpul akan mempersiapkan segala

sesuatunya untuk mendatangi petani di daerah yang sedang panen. Informasi

tentang keberlangsungan panen di suatu daerah tertentu berasal dari mulut ke

mulut setiap pedagang pengumpul ataupun dari pihak lain, sedangkan informasi

harga diterimanya dari pedagang besar daerah. Pedagang besar daerah merupakan

pihak yang dominan dalam menentukan harga bagi pihak petani.

Pada umumnya pedagang pengecer daerah atau luar daerah tidak

memerlukan informasi pasar maupun harga dalam menjajakan Beras

pandanwangi. Hal itu dikarenakan harga yang terjadi di tingkat pedagang

pengecer cenderung tetap per stabil setiap tahunnya. Mereka menjualnya dalam

jumlah terbatas disebabkan oleh konsumen beras jenis ini hanyalah golongan

menengah ke atas.

3. Grading dan Sortasi

Grading adalah suatu proses penggolongan beras ke dalam kelompok-

kelompok khusus yang mempunyai kriteria mutu dan ukuran yang sama. Tujuan

pengkelasan tersebut adalah untuk membentuk diferensiasi harga bagi konsumen

agar memperoleh nilai jual yang lebih tinggi serta menguntungkan. Suatu proses

standar mutu tertentu sebagian besar dilakukan oleh pedagang besar. Pada tingkat

pedagang pengumpul tidak dilakukan penggradingan secara khusus.

Pengkategorian Beras pandanwangi dilakukan berdasarkan jenis serta bentuk.

Hasil dari grading dan sortasi yang dilakukan oleh pedagang besar daerah berupa

beras Kepala, Super dan Jitay. Jenis Kepala adalah beras yang mengandung unsur

kepala yang bentuknya bulat tanpa ada sedikitpun patahan didalamnya, sedangkan

Super adalah jenis beras yang terdiri dari unsur kepala dan patahan. Sebaliknya

Jitay adalah beras yang secara keseluruhan berisi patahan.

Sortasi merupakan proses pemisahan beras dari bagian yang tidak dapat

dipasarkan. Sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan tangan secara manual

ataupun dengan menggunakan mesin. Tujuan melakukan sortasi terhadap Beras

pandanwangi adalah untuk memisahkan beras yang tidak memenuhi kriteria

tataniaga yang diinginkan dan memisahkan beras dari bebagai barang ataupun

produk ikutan lainnya pada saat proses penggilingan. Sortasi biasanya

memisahkan beras dari pasir, sekam, kerikil ataupun yang lainnya. Proses sortasi

itu sendiri hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul (yang mengolah gabah

hingga menjadi beras) dan pedagang besar daerah. Sedangkan lembaga-lembaga

tataniaga berikutnya tidak lagi melakukan fungsi sortasi.

4. Penanggungan Resiko

Kemungkinan terjadinya resiko dapat terjadi dalam berbagai proses

termasuk proses tataniaga Beras pandanwangi. Lembaga tataniaga yang terlibat

dalam proses tataniaga Beras pandanwangi dapat mengalami resiko. Lembaga-

lembaga tersebut adalah petani, pedagang pengumpul, pedagang besar daerah atau

Pada tingkat petani resiko tidak menjadi tanggungan mereka. Hal ini

disebakan oleh proses penjualan yang petani lakukan kepada pedagang

pengumpul ataupun pedagang besar adalah sistem ijon. Resiko kerugian yang

ditanggung pihak pedagang pengumpul atau pedagang besar akibat membeli padi

dengan sistem ijon bukanlah menjadi tanggung jawab petani. Keuntungan dan

kerugian menjadi resiko bagi pedagang pengumpul dan pedagang besar daerah.

Pedagang pengumpul biasanya menanggung resiko saat mengirimkan gabah per

beras kepada pedagang besar ataupun saat mengirimkan beras kepada pedagang

pengecer. Jika volume timbang sebelum barang tiba di tempat pedagang besar

tidak sama dengan volume timbang pada saat tiba di tempat pedagang besar, maka

resiko berupa biaya penyusutan menjadi tanggung-jawab pedagang pengumpul.

Begitu pula dalam mengirimkan beras kepada pedagang pengecer, jika kemasan

karung beras ada yang mengalami kerusakan, maka mereka juga yang harus

bertanggung jawab menggantinya dengan yang baru. Namun pada kenyataannya

beras pandanwangi jarang mengalami kerusakan pada saat proses pengirimannya

terutama output yang sudah menjadi beras. Hal ini dikarenakan proses ini sudah

dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi bila proses yang dilakukan adalah

pengiriman dalam bentuk gabah, penyusutan yang terjadi kira-kira 10 persen dari

total pengiriman.

Pada tingkat pedagang besar daerah mereka biasanya membayar resiko

pada saat penyimpanan gabah di gudang dari kemungkinan kerusakan atau

gangguan lainnya. Selain itu mereka juga harus menanggung resiko pada saat

kepada pedagang besar luar daerah. Resiko itu berupa biaya penyusutan per

kerusakan kemasan beras pada waktu pengiriman.

Sementara pedagang pengecer daerah per luar daerah harus menanggung

resiko pada saat beras yang belum habis terjual mengalami kerusakan yang

diakibatkan oleh kelalaian dalam proses penyimpanan ataupun dari gangguan hal-

VIII ANALISIS MARJIN SALURAN TATANIAGA DAN STRUKTUR PASAR