• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Gambaran Beras pandanwang

Pandanwangi adalah beras khas Cianjur yang berasal dari padi bulu

varietas unggul lokal Javanica. Aroma yang dimiliki oleh padi dan beras ini

adalah aroma daun pandan, maka sejak tahun 1973 padi ini dikenal dengan

sebutan “pandanwangi”. Deskripsi padi pandanwangi antara lain; Varietas unggul

lokal ini ditanam di dataran sedang dengan ketinggian sekitar 700 m di atas

1.000 butir gabah adalah 30 gr, beraroma daun pandan, kadar amilose 26 persen

dan potensi hasil 6-7 Ton per Ha malai kering pungut.

Jenis padi varietas lokal asli Cianjur ini secara terbatas di tanam pada

areal pesawahan di Kecamatan Warung Kondang, Cugenang, Cianjur dan

sekitarnya dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Termasuk varietas

Javanika (varietas unggul) atau padi bulu dengan ciri-ciri tinggi tanaman rata-rata

diatas 1 meter, tidak tahan rebah, umur panjang (panen 2 kali setahun) dan kurang

respon terhadap pemupukan. Ciri-ciri lainnya adalah tidak tahan terhadap virus

kerdil, rumput dan tungro, rasanya beras enak, wangi dan tidak basi sehingga

harga beras jenis ini cukup mahal. Keunikannya apabila padi ini ditanam di luar

daerah setra produksinya di Cianjur, maka rasanya berbeda dan aroma pandannya

tidak muncul (Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur,2002). Daerah-daerah sentra

produksi padi pandanwangi di Kabupaten Cianjur tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Daerah Sentra Produksi padi pandanwangi di Kabupaten Cianjur Tahun 2002

Kecamatan Jumlah Kelompok  Tani Jumlah  Anggota  (Orang) Luas Sawah  (Ha) Jumlah  Petani  P.Wangi Total  Produksi  (Ton) Dikonsumsi 

(Ton) Dijual (Ton)

Wr.Kondang 28 2,597 2,985 760 6,298 348 5,950 Cibeber 20 818 3,200 351 2,080 216 1,864 Cugenang 14 912 2,174 357 1,874 468 1,406 Cilaku 31 412 2,574 210 1,472 143 1,329 Cianjur 14 494 1,206 183 1,088 187 901 Campaka 2 40 2,800 15 88 12 76 Jumlah 78 4,870 14,939 1,876 12,901 1,374 11,527

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur 2002

Menurut laporan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur (2001), beras

diantaranya protein, lemak, gula pereduksi, zat besi (Fe), zat tembaga (Cu) dan

kalori. Persentase kadar gula pereduksi lebih besar dibandingkan dengan kadar

protein dan lemak (Tabel 6).

Teknik usahatani padi pandanwangi hampir sama dengan menanam padi

varietas lokal lainnya. Langkah pertama adalah persiapan pengolahan tanah

dimulai dengan pembabatan jerami, pembuatan saluran air sepanjang pematang

dan perbaikan pematang yang dikerjakan dengan menggunakan cangkul dan arit.

Kemudian langkah pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mengunakan tenaga

manusia, hewan ataupun mesin. Alat yang biasa digunakan adalah bajak, garu,

papan perata tanah, singkal dan rotari. Langkah berikutnya adalah membuat

persemaian dan pemupukan persemaian. Persemaian dibuat pada bagian sawah

yang airnya terjamin terhindar dari banjir pada waktu hujan serta terhindar dari

gangguan ternak peliharaan. Luas lahan persemaian perhektar antara 450-500

meter persegi. Proses ini dikerjakan dengan tenaga manusia dan mengunakan

cangkul. Setelah itu proses selanjutnya adalah pembenihan dan perlakuan benih.

Benih yang baik adalah benih hasil pemurnian pertumbuhan di lapangan (sawah).

Benih yang diperlukan dalam satu hektar sawah adalah 30-40 kg.Waktu yang

diperlukan dalam penyemaian sehingga menjadi malai antara 160-180 hari.

Setelah berbentuk malai barulah dilakukan persiapan tanam. Proses persiapan

tanam meliputi : (1) Meratakan dan menggaris, (2) Mencabut bibit dan menanam.

Dalam proses tersebut alat yang digunakan adalah alat caplakan, tali, golok dan

koran, sebagai alat pengangkut bibit digunakan tangkai merang padi. Tenaga yang

digunakan adalah tenaga kerja manusia. Proses selanjutnya adalah pemupukan.

SP 36 100-150 kg, KCl 50-75 kg. Apabila mengunakan pupuk organik maka

bahan organik yang digunakan adalah feces atau urine hewan baik unggas

maupun hewan ternak domba, kambing atau sapi, sampah organik dapur berupa

sisa-sisa sayuran, abu hawu dan sampah dapur organik lainnya, sisa tanaman padi

(jerami), pohon pisang serta rumput-rumputan. Dosis pupuk organik yang

diberikan cukup 4-6 ton per hektarnya. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan

adalah pengendalian hama dan penyakit padi pandanwangi. Hama yang dominan

menyerang tanaman padi adalah tikus, keong mas, walang sangit, hama putih dan

Ulat Grayak. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang adalah Balst, Tungro.

Untuk menanggulanginya biasanya digunakan pestisida sesuai dengan hama atau

penyakit yang diderita. Kemudian penyiangan dan sanitasi serta pengaturan air di

sawah (irigasi) adalah hal yang harus dilakukan sebelum panen. Panen padi

pandanwangi di panen sekitar 145-155 hari setelah tanam atau 160-190 hari

semai. Alat yang digunakan adalah ani-ani. Setelah padi dipanen dilakukan

proses penjemuran secara bertahap 3-4 hari.

Dari segi tataniaganya beras pandanwangi banyak dijual di toko-toko dan

kios-kios beras di sekitar Kota Cianjur yang dijajakan dalam berbagai ukuran

kemasan mulai dari 5 kg sampai dengan 50 kg dengan berbagai grade dan

kualitas, diantaranya beras super, beras kepala ( I dan II). Harga beras di pasaran

Tabel 6. Kandungan Zat Gizi Beras pandanwangi per 100 gram

No Parameter Satuan Hasil

1. Kadar Protein % 8,97

2. Kadar Lemak % 0,32

3. Kadar Gula Pereduksi % 63,39

4. Fe Ppm 4,65

5. Cu Ppm 6,42

6. Kalori kg/g 14,81

Sumber : Institut Pertanian Bogor (IPB) (2001)

Selain pandanwangi, petani di Kabupaten Cianjur juga menanam padi

varietas IR 64, Cisadane, Way seputih, Way Apo Buru, Cibodas, Cilamaya

Muncul, Widas, Ciherang, Aromatik, Towuti, Tambleg, Cere, Hawara, Cingkrik,

Boneng dan BTN. Jenis padi non lokal yang banyak ditanam oleh petani adalah

IR 64. Pemerintah mengenalkan jenis padi non lokal pertama kali melalui

Program Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW). Berbeda dengan padi

pandanwangi, penanaman padi IR 64 menyebar diseluruh daerah Kabupaten

Cianjur. Hal itu terlihat dari realisasi penyebaran padi ini pada masa tanam

periode September 2001 sampai dengan Februari 2002 yang mencapai 29,828 Ha.

Perkiraan hasil potensial padi varietas ini mencapai 5-7 Ton per Ha dalam satu

kali panen.