• Tidak ada hasil yang ditemukan

orang-orang yang membutuhkan bantuan, bukan dipandang sebagai kewajiban yang bersifat ilzami 24 Penggunaan kata zakat pada ayat-ayat

B. Prinsip, Fungsi, dan Tujuan serta Hikmah Zakat

2. Fungsi Zakat

Zakat diwajibkan oleh agama, tidak semata bukti kepatuhan dan kepedulian sosial seorang muslim terhadap orang miskin. Lebih dari itu, zakat ternyata memiliki fungsi yang sangat setrategis dalam konteks sistem ekonomi Islam, yaitu sebagai salah satu instrumen untuk mengatasi kemiskinan, pemecahan masalah ekonomi umat dan mengangkat harkat dan martabat fakir miskin. Berkurangnya kemiskinan dalam masyarakat berdampak pada kurangnya tindak kriminal, pelacuran, konflik sosial dan sebagainya yang pada

117 M.A. Mannan. Islamic Ekonomics; Theory and Practice, (Sevenoaks: Hodder and Stoughton, 2008), hlm. 381-382

akhirnya membe rikan rasa aman bagi masyarakat secara luas. Atas dasar hal itu, secara aksiologis zakat, sesuai dengan tujuan hukum Islam (maqhasid

al-syari’ah).

Pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan fakir miskin, sesungguhnya tidak dapat terlepas dari peran amil,118 yang dewasa ini dikenal sebagai lembaga pengelola zakat. Pengelola zakat tidak saja sekedar membagikan dana zakat kepada orang yang berhak menerima zakat, tetapi ia dituntut oleh syari’at untuk mengembangkan kebijakan kelembagaan yang berkaitan dengan pendayagunaan zakat. Sebagai sebuah institusi, maka terhadap pengelola zakat, ada keharusan untuk mengembangkan organisasi pengelola zakat.

Zakat memiliki dimensi ganda. Disatu sisi, ia sebagai perbuatan ibadah yang bertujuan untuk menyucikan pembayarnya. Disisi lain, ia sebagai perbuatan sosial untuk meningkatkan penghasilan penerimanya. Oleh karena itu, Zysow, menilai hukum zakat dapat disebut sebagai hibrida antara unsur ibadah dan peningkatan penghasilan.119

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyah yang memiliki posisi penting, strategis dan sarat dengan muatan sosial ekonomi. Manusia yang dititipi harta berkewajiban memenuhi ketetapan yang digariskan oleh Allah sebagai pemilik harta, baik dalam pengembangan harta maupun penggunaannya. Oleh karena itu harta yang merupakan sarana dan amanah dari Allah, maka ia harus disalurkan dan dibelanjakan sesuai dengan kehendak pemiliknya, yaitu Allah swt., melalui zakat, infaq dan shadaqah, agar ia memiliki fungsi.

Fungsi zakat sebagaimana diungkap Quraish Shihab120 antara lain, (a). Mengikis habis sifat-sifat kikir di dalam jiwa seseorang, serta melatihnya memiliki sifat-sifat dermawan, dan mengantarnya mensyukuri nikmat Allah, sehingga pada akhirnya ia dapat mensucikan diri dan mengembangkan kepribadiannya, (b). Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya

118 Menurut Quraish Shihab, bahwa ayat tentang amil pada QS.9: 60 yang didalamnya terdapat kata “alaiha” mengandung arti bahwa para pengelola itu melakukan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh dan mengakibatkan keletihan karena kata” ’ala” mengandung makna penguasaan dan pemantapan atas sesuatu. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah, vol.1,( Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 597.

119 A. Zysow. “Zakat”, The Encyclopedia of Islam, jilid II (Leiden: E.J. Brill, 2001), hlm. 407.

120 Quraish Shihab. Membumikan al-Quran; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. (Bandung: Mizan, 1994), cet. ke-VII, hlm. 325.

kepada penerima, tetapi juga kepada pemberi zakat. (c) Mengembangkan harta benda. Pengembangan ini dapat dilihat dari dua aspek. Yaitu, aspek spiritual121 dan aspek ekonomis-psikologis. Aspek spiritual dimaksudkan untuk memberikan ketenangan bathin dari pemberi zakat dan akan mengantarkannya dalam pemikiran dan usaha pengem bangan harta. Sedangkan fungsi ekonomis-psikologis, zakat juga akan mendorong terciptanya daya beli dan produksi baru bagi produsen yang dalam hal ini adalah muzakki.

Pendapat yang hampir senada berkenaan dengan fungsi zakat adalah, pendapat yang diungkapkan oleh Didin Hafidhuddin.122 dan Syukri Iska’123. Menurutnya, ada enam fungsi zakat, yaitu: (a). Sebagai perwujudan iman kepada Allah swt., mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki, (b). Karena zakat merupakan hak bagi

mustahik, maka berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina mereka,

terutama golongan fakir miskin kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Pada akhirnya, mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika melihat golongan kaya yang berkecukupan hidupnya, (c). Sebagai pilar jama’i antara kelompok aghniya yang berkecukupan hidupnya, dengan para mujtahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjuang di jalan Allah, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha bagi kepentingan nafkah diri dan keluarga, (d). Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, maupun sosial ekonomi dan terlebih lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, (e). Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil. Zakat mendorong pula

121 Lihat QS.2: 176

122 Didin Hafidhuddin. Agar Harta Berkah dan Bertambah, (Jakarta, Gema Insani, 2007), cet. Ke- 1, hlm. 70-71.

123 Syukri Iska. Manajemen zakat dan wakaf dalam Peningkatan ekonomi ummat dalam Proceddings of International

umat Islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera hidupnya, dan (f). Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik dimungkinkan membangun partum buhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan(economic growth equity).

Tujuan zakat terdapat pada tiga obyek: (a). muzakky (pemberi zakat), (b). mustahiq (penerima zakat), dan (c). masyarakat umum. 124 Zakat yang di-nisbah-kan kepada muzakki bertujuan antara lain: (a). Untuk mensucikan jiwa muzakki dari sifat kikir. Kikir, merupakan salah satu tabi’at manusia yang tercela,125 dengan zakat manusia di uji dalam upaya untuk menanamkan dan menghilangkan tabi’at dan watak tercela itu, agar ia memiliki sifat pemurah dan pemberi. Makna lain, zakat berfungsi membebaskan jiwa manusia dari ketergantungan dan ketundukkan terhadap harta benda dan dari kecelakaan menyembah uang; (b). Mendidik muslim untuk mempunyai rasa ingin memberi, menyerahkan dan berinfak, (c). Zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah; (d). Zakat mengobati hati dari cinta dunia. Artinya dengan berzakat manusia terhindar dari kecintaan harta dan kepada dunia secara berlebih-lebihan. Cinta kepada harta dan dunia, dapat memalingkan jiwa dari kecintaan kepada Allah dan ketakutan kepada akhirat. Zakat yang dinisbahkan kepada mustahik zakat bertujuan antara lain: (a). membebaskan si penerima dari kebutuhan; (b). Menghilangkan sifat dengki dan benci.126

Sedangkan zakat yang dinisbahkan kepada masyarakat bertujuan, antara lain: (a). Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahhid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah. Karena zakat sebagai pilar amal bersama, maka ia merupakan salah satu bentuk konkret dari jaminan sosial yang disyari’atkan oleh Islam; (b). Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki oleh umat Islam, antara lain: sarana ibadah, sosial, pendidikan dan kesehatan.

124 Lihat Yusuf Qardlawy. Hukum Zakat; Studi Komparatip Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan

Qur’an dan Hadits. Terj. Salman Harun dkk., (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2010), cet. Ke- 11, hlm.

847-897.

125 Lihat QS. 17 : 100 dan QS. 70: 19

126 Yusuf Qardlawy. Hukum Zakat; Studi Komparatip Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan

Sedangkan hikmah yang diperoleh dari kewajiban berzakat, bagi muzakki: (a). Seseorang yang telah berzakat, secara tidak langsung, ia telah melakukan semacam tindakan preventip bagi tindakan terjadinya berbagai kerawanan sosial yang umumnya dilatarbelakangi oleh kemiskinan dan ketidak adilan, (b). Zakat yang dikeluarkan oleh orang kaya itu dapat mengurangi kemiskinan. Pengurangan jumlah angka kemiskinan di masyarakat akan sangat menguntungkan bagi orang kaya tersebut dalam mengembangkan hartanya. Sebab salah satu faktor penting dalam pengembangan harta benda adalah faktor keamanan. Dan untuk terwujudnya faktor keamanan ini, maka masyarakat perlu disejahterakan. Mensejahterakan masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatkan dana zakat yang dikeluarkan oleh orang-orang kaya. Dengan demikian segala bibit kecemburuan sosial yang melahirkan berbagai gejolak sosial akan dapat diredam, (c). Mengeluarkan zakat merupakan salah satu perjuangan melawan hawa nafsu dan melatih jiwa dengan sifat-sifat kedermawanan.127

Hikmah yang dapat dirasakan oleh mustahiq al-zakat, antara lain: (a). Mendidik jiwa fakir miskin dengan sifat sabar dan syukur. Dua sifat ini merupakan bagian dari keimanan. Ketika orang fakir miskin diberi zakat, dia akan bersyukur setelah sebelumnya dia bersabar, (b). Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin dari kehidupan yang serba kekurangan menjadi tidak berkekurangan. Perubahan status ini otomatis mengangkat harkat dan martabat masyarakat.

Sedangkan hikmah yang diperoleh dan dirasakan oleh masyarakat umum dari zakat yang dikeluarkan oleh muzakki, antara lain: (a). Berkurangnya masyarakat miskin, secara otomatis akan berkurangnya tindak kriminal, pelacuran, dan konflik sosial yang pada akhirnya akan memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat secara luas. Masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa perlu takut terganggu dan tidak nyaman, (b). Mempercepat proses pembangunan yang dilaksakan oleh pemerintah dengan cara memberdayakan dan menumbuh kembangkan

127 Abdurrahman Qadir. Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial. ( Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1998), hlm. 79-80

usaha-usaha yang di danai oleh zakat. Pengurangan ini dimaksudkan agar anak-anak yang mendapat dana zakat dapat melanjutkan sekolah untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, (c). Mencegah munculnya bencana alam atau bencana-bencana lainnya akibat murkanya Allah atas hamba-Nya yang tidak mau bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya kepada umat manusia.

M.A. Mannan128 menyatakan zakat adalah poros keuangan Negara Islam. Zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang moral zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan si kaya. Dalam bidang sosial, zakat bertindak sebagai alat yang khas yang diberikan Islam untuk menghapus kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka miliki. Sedangkan zakat dalam bidang ekonomi mencegah penumpukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan memunkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan sangat berbahaya di tangan para pemiliknya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa zakat yang dibebankan kepada muslim atau badan usaha yang dimilikinya didasarkan pada prinsip, fungsi, tujuan dan hikmah yang dirasakan tidak hanya bagi muzakki semata, melainkan juga bagi mustahik, pemerintah dan juga masyarakat umum. Selain itu, penulis dapat merumuskan pula bahwa prinsip, fungsi, tujuan dan hikmah zakat tidak hanya sebagai sebuah kewajiban dan bagian dari ibadah mahdah

fardhiyah, tetapi ia merupakan ibadah mu’amalah ijtima’iyah yang memiliki

dimensi ekonomi, hukum, sosial dan politik umat Islam.