• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

C. Saran

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama

diharapkan dapat meneliti peran dukungan sosial yang terjadi pada subjek

yang berbeda dari penelitian ini karena pemilihan subjek yang berbeda

misalnya dalam hal usia, latar belakang pendidikan, sosial dan budaya akan

turut menyumbangkan informasi baru mengenai topik ini.

b. Bagi Perokok yang Ingin Berhenti Merokok

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa semua subjek

dalam penelitian ini mendapatkan dukungan sosial dari significant

berhenti merokok kepada significant others. Oleh karena itu, bagi perokok

yang ingin berhenti merokok disarankan untuk mencari dukungan dari

significant others dengan melakukan hal yang sama seperti yang subjek

penelitian lakukan. Meskipun demikian, adanya usaha dan niat yang kuat

dari perokok untuk benar-benar berhenti merokok juga sangatlah diperlukan

bagi keberhasilan berhenti merokok.

c. Bagi Orang-orang yang Memiliki Teman Ingin Berhenti Merokok

Berdasarkan analisis data yang memperoleh temuan penelitian

tentang karakteristik lingkungan yang turut berperan bagi keberhasilan

menghentikan perilaku merokok, orang-orang yang mengetahui niat

individu untuk berhenti merokok diharapkan untuk turut serta mendukung

usaha individu berhenti merokok dengan tidak menawari rokok dan tidak

114

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. (2011). Rokok dan kesehatan. Jakarta: UI-Press.

Audifax. (2008). Re-search: Sebuah pengantar untuk “mencari ulang” metode

penelitian dalam psikologi. Yogyakarta: Jalasutra.

Barber, S.L., Ahsan. A., Adioetomo, S.M., & Setyonaluri, D. (2008). Ekonomi

tembakau di Indonesia. Paris: International Union Against Tuberculosis

and Lung Disease.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2000). Social Psychology: Understanding human

interaction (ed. Ke-9). Boston: Allyn & Bacon.

Bart, S. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo

Butcher, J., Mineka, S., & Hooley, J. (2004). Abnormal psychology (ed. Ke-12). Boston: Pearson Education, Inc.

Caan, W & Belleroche, J. (2002). Drink, drug and dependence: From science to

clinical practice. London: Taylor and Francis Group.

Cervone, D., & Pervin, L.A. (2011). Personality: Theory and research (ed. Ke-10). Singapore: John Wiley & Sons, Inc.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design choosing among

five traditions. California : SAGE Publications.

Gottlieb, B. (1988). Marshaling social support: Format, processes, and effects. California: Sage Publications, Inc.

Gottlieb, B. (1983). Social support strategies guidelines for mental health. California: Sage Publications, Inc.

Komasari, D & Helmi, A.F. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Jurnal Psikologi UGM , 1, 37-47.

Lacey, L., Manfredi, C., Balch, G., Warnecke, R., Allen, K., & Edwards, C. (1993). Social support in smoking cessation among black women in chicago public housing. Public Health Reports, 108, 387-393.

Lyons, A.C., & Chamberlain, K. (2006). Health Psychology: A critical

introduction. New York: Cambridge University Press.

Marks, D., Murray, M., Evans B., & Willig, C. (2000). Health psychology:

Theory, research, and practice. London: SAGE Publications, Inc.

May, S., West, R., Hajek, P., McEwen, A., McRobbie, H. (2007) Social support and success at stopping smoking. Journal of Smoking Cessation, 2, 47-53.

Diunduh dari

http://www.ucl.ac.uk/hbrc/tobacco/pubs/Social%20support%20and%20suc cess.74.pdf

Mermelstein, R., Cohen, S., & Lichtenstein, E. (1986) Social support and smoking cessation and maintenance. Journal of Consulting and Clinical

Psychology. 4, 447-453.

Mikail, B. (2011, 14 November). Tips untuk berhenti merokok.

regional.kompas.com. Diunduh dari:

http://regional.kompas.com/read/2011/11/14/14442012/8.Tips.Bantu.Anda .Berhenti.Merokok.

Nevid, S., Spencer, R., & Beverly, G. (2006). Abnormal psychology in a changing

world (ed. Ke-6). London: Pearson Prentice Hall.

Ogden, Jane. (2007). Health psychology a textbook (ed. Ke-4). New York: Mc Graw Hill Open University Press.

Patten, C.A., Petersen, L.R., Brockman, T.A., Gerber, T., Offord, K.P., Ebbert, J.O….Boness, J. (2008). Development of a telephone-based intervention for support persons to help smokers quit. Psychology, Health, and

Medicine, 13, 17-28, doi: 10.1080/13548500701203458

Peter, F., & Mc Guire., M. (1991). Health, illness, and the social body a critical

sociology. New Jersey: Prentice Hall.

Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku

manusia. Jakarta: Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi UI.

Pollak, K., McBride, C., Baucom, D., Curry, S., Lando, H., Pirie, P., & Grothaus, L. (2001). Women's perceived and partners' reported support for smoking cessation during pregnancy. Annals of Behavioral Medicine, 3 , 208-214.

Diunduh dari

http://www.springerlink.com.ezproxy.ugm.ac.id/content/j6201t06h015v54 0/

Salazar, J., Becker, Samuel., Daugherty., & Virginia (1994). Social support and smoking behavior: The impact of network composition and type of support

on cessation and relapse [On-Line]. Diambil pada tanggal 10 Maret 2012

dari

http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/226929539?accoun tid=13771

Sarafino, E.P. (1994). Health psyhology, biopsychosocial interaction (ed. Ke-2). Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Setiadji, B. (2009, 12 Agustus). Pengaruh promosi kesehatan terhadap perilaku merokok pada pekerja informal: Studi kasus tukang ojek. Siaran Pers

Promosi Doktor. [On-line]. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012 dari:

www.ui.ac.id/download/siaran_pers/rilis-doktor-fkm.2.pdf.

Shahab, L. (2011). Smoking Cessation interventions involving significant others:

The role of social support [On-Line Abstract]. Diambil pada tanggal 10

Maret 2012 dari http://www.ncst.co.uk/resources/briefings/smoking- cessation-interventions-involving-significant-others-the-role-of-social-support/

Sheridan, C.L & Radmacher, S.A. (1992). Health psychology, challenging the

biomedical model. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Solomon, L., Walker, R., Flynn, B., Christ, S., Dana, G., & Dorwaldt, A. (1996). Proactive peer support by telephone to help women quit smoking. Health

Education Research, 11, 377-381.

Surjorahardjo, Siswanto & Johny. (1985). Anda dapat berhenti merokok.

Yogyakarta: Andi Offset.

Suryanto. (2009, 29 Juni). Pfizer luncurkan kompetensi berhenti merokok.

antaranews.com. Diunduh dari:

http://www.antaranews.com/print/1246265343/pfizer-luncurkan-kompetensi-berhenti-merokok.

Suwismo, A., & Fitra, S. (2011, 29 September). Pembahasan RPP pengendalian tembakau selesai pada Desember. Indonesiafinancetoday.com. Diunduh dari: http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15271/Pembahasan-RPP-Pengendalian-Tembakau-Selesai-pada-Desember

Taylor, Shelley. (1999). Health psychology (ed. Ke-4). Singapore: McGraw- Hill.

Thomas, J., Patten, C., Offord, K., & Decker, P. (2004). Preliminary findings on the development of a measure of supportive behaviors provided by support persons to help someone stop smoking. Journal of Behavioral Medicine. 27, 507-523. Diunduh dari http://www.springerlink.com.ezproxy.ugm.ac.id/content/l1141757h552070 x/

Winnubst, J.A., Marc J.S., & Carry L.C. (1996). Handbook of work and health

psychology. Dutch: John Wiley & Sons.

Yun, H., Kang, Y., Lim, M., Oh, J., & Son, J. (2010). The role of social support and social networks in smoking behavior among middle and older aged people in rural areas of South Korea: A cross-sectional study. BioMed

Central Public Health. Diunduh dari:

10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbesar di Dunia (2009, 31 Mei).

NusantaraNews.com. Diunduh dari:

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara-jumlah-perokok-terbesar-di-dunia/

LAMPIRAN

1

Proses Pemberian

Dukungan Sosial untuk

Menghentikan Perilaku

Merokok pada Subjek 1

Lampiran 1. Proses Pemberian Dukungan Sosial untuk Menghentikan Perilaku Merokok pada Subjek 1 (YS)

Pasangan memberikan penilaian negatif terhadap perilaku merokok subjek

Pasangan memberikan nasehat tentang dampak negatif merokok dan pentingnya menjaga kesehatan

Pasangan memberikan penilaian positif terhadap niat subjek untuk berhenti

merokok

Pasangan mengajak subjek untuk membuat kesepakatan tentang usaha berhenti merokok

Pasangan memberikan peringatan secara berulang kepada subjek agar tidak merokok saat sedang bersama dengan perokok

Pasangan mengingatkan subjek secara berulang tentang niat berhenti merokok (saat perilaku merokok subjek kembali muncul)

Pasangan memantau perkembangan usaha subjek untuk berhenti merokok secara berulang Pre- contemplation (± 4,5 tahun) Action(± 4-6 bulan) Maintenance (± 2 tahun 7 bulan) Preparation (± 6-12 bulan) Action (± 4-6 bulan) Contemplation (± 2-4 bulan) Preparation (± 6-12 bulan) Action (± 4-6 bulan) Contemplation (± 2-4 bulan) Preparation(± 6-12 bulan)

Pasangan bersikap tegas terhadap perilaku merokok subjek Pre- contemplation (± 4,5 tahun) T A H A P A W A L T A H A P L A N J U T A N Preparation (± 6-12 bulan) Action (± 4-6 bulan) Action(± 4-6 bulan) Maintenance (± 2 tahun 7 bulan)

LAMPIRAN

2

Proses Pemberian

Dukungan Sosial untuk

Menghentikan Perilaku

Merokok pada Subjek 2

Lampiran 2. Proses Pemberian Dukungan Sosial untuk Menghentikan Perilaku Merokok pada Subjek 2 (WC)

Pasangan memberikan penilaian negatif terhadap perilaku merokok subjek

Pasangan memberikan nasehat tentang dampak negatif merokok dan pentingnya menjaga kesehatan

Pasangan mengajak subjek untuk membuat kesepakatan tentang konsekuensi jika subjek merokok Pasangan mengajak subjek untuk membuat komitmen tentang usaha berhenti merokok

Pasangan memberikan peringatan secara berulang kepada subjek agar tidak merokok saat sedang bersama dengan perokok

Pasangan memantau perkembangan usaha subjek untuk berhenti merokok secara berulang Pre- contemplation (± 5-6 tahun) Contemplation (± 6-12 bulan) Preparation (± 6-12 bulan) Action (± 6-12 bulan) Maintenance (± 4 tahun) T A H A P A W A L T A H A P L A N J U T A N Pre- contemplation (± 5-6 tahun) Action (± 6-12 bulan) Maintenance (± 4 tahun)

LAMPIRAN

3

Proses Pemberian

Dukungan Sosial untuk

Menghentikan Perilaku

Merokok pada Subjek 3

Lampiran 3. Proses Pemberian Dukungan Sosial untuk Menghentikan Perilaku Merokok pada Subjek 3 (YH)

Pasangan memberikan penilaian negatif terhadap perilaku merokok subjek

Pasangan memberikan nasehat tentang dampak negatif merokok dan pentingnya menjaga

kesehatan

Pasangan memberikan peringatan secara berulang kepada subjek agar tidak merokok saat sedang bersama dengan perokok

Pasangan memantau perkembangan usaha subjek untuk berhenti merokok secara berulang Pre- contemplation (± 1 tahun) Action (± 6-12 bulan) Maintenance (± 5 bulan) Action (± 6-12 bulan) Pre- contemplation (± 1 tahun) T A H A P A W A L T A H A P L A N J U T A N

LAMPIRAN

4

PROTOKOL WAWANCARA

Waktu wawancara (hari/tanggal/jam) : Durasi wawancara : Tempat wawancara : Nama interviewe (Inisial) : Pekerjaan : Tempat/ tanggal lahir :

Status pernikahan : Sudah / Belum Menikah Usia : tahun

Urutan kelahiran : anak ke- dari bersaudara Berhenti merokok sejak :

No. Panduan Pertanyaan bagi Subjek

1. GAMBARAN UMUM TENTANG PERILAKU MEROKOK

Sejarah Mengenal dan Kecanduan Rokok:

a. Tolong ceritakan bagaimana awal mula anda mengenal rokok? b. Dimana biasanya anda merokok?

c. Anda merokok bersama siapa saja? (saat bersama teman/sendirian/keduanya)

d. Apa yang mendorong anda untuk merokok?

e. Apakah orang tua atau orang terdekat anda mengetahui bahwa anda merokok?

f. Dalam 1 hari berapa batang rokok yang anda hisap? dalam 1 minggu berapa total bungkus rokok yang anda konsumsi?

g. Sejak kapan anda merasa bahwa anda mulai kecanduan rokok? h. Apa yang anda rasakan saat sedang merokok?

Respon Orang Lain Terhadap Perilaku Merokok:

i. Bagaimana respon orang-orang sekitar tentang perilaku merokok anda?

Pengetahuan Tentang Dampak Negatif Merokok:

j. Apakah anda mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan dari rokok?

Sejarah Keputusan Berhenti Merokok:

l. Apa yang mempengaruhi/mendorong keputusan anda tersebut? m. Apakah orang-orang disekitar anda mengetahui keputusan anda

tersebut?

n. Bagaimana respon orang-orang disekitar anda terhadap usaha anda untuk berhenti merokok?

Usaha Penghentian Perilaku Merokok:

o. Usaha seperti apa yang sudah anda lakukan untuk berhenti merokok? tolong ceritakan bagaimana prosesnya.

p. Berapa lama waktu yang anda perlukan untuk mengurangi dan akhirnya berhenti merokok secara total?

q. Saat sudah berhenti merokok, apakah masih sering muncul dorongan untuk kembali merokok?

r. Menurut anda apa/siapa yang paling mempengaruhi anda untuk kembali merokok?

s. Apa yang anda lakukan saat muncul keinginan untuk kembali merokok?

2. DUKUNGAN SOSIAL YANG DITERIMA

Bentuk Dukungan Sosial yang Diterima:

a. Apakah orang-orang di sekitar anda turut mendukung anda dalam dalam usaha berhenti merokok?

b. Siapa yang paling mendukung anda untuk berhenti merokok? c. Dukungan seperti apa yang anda terima?

Strategi Pemberian Dukungan Sosial yang Diterima:

d. Menurut anda strategi seperti apa yang sering digunakan oleh pemberi dukungan agar anda berhenti merokok?

Proses Penerimaan Dukungan Sosial:

e. Dapat dijelaskan lebih lanjut tentang bagaimana proses dukungan sosial anda terima dari orang-orang di sekitar anda? mulai dari munculnya keinginan untuk berhenti. mengurangi konsumsi rokok hingga berhasil berhenti merokok secara total?

PROTOKOL WAWANCARA

Waktu wawancara (hari/tanggal/jam) : Durasi wawancara : Tempat wawancara : Nama interviewe (Inisial) : Pekerjaan : Tempat/ tanggal lahir :

Status pernikahan : Sudah / Belum Menikah Usia : tahun

Urutan kelahiran : anak ke- dari bersaudara

No. Panduan Pertanyaan bagi Pemberi Dukungan

1.

2.

3.

Bentuk Dukungan Sosial yang Diberikan:

a. Selama ini, apa yang sudah anda lakukan untuk membantu subjek berhenti merokok?

b. Dukungan seperti apa yang anda berikan kepada subjek untuk menghentikan perilaku merokoknya?

Strategi Pemberian Dukungan yang Diterapkan:

c. Bagaimana cara anda memberikan dukungan kepada subjek selama berusaha berhenti merokok?

d. Strategi seperti apa yang anda gunakan agar subjek berhasil berhenti merokok?

Proses Pemberian Dukungan:

e. Bisa anda ceritakan tentang bagaimana proses pemberian dukungan yang anda lakukan bagi subjek?

LAMPIRAN

5

Transkrip Verbatim

Wawancara dan Analisis

Data Subjek 1 (YS)

Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 1 (YS)

Baris VERBATIM KODING AWAL ANALISIS

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.

Tolong ceritakan bagaimana awal mula kamu mengenal rokok?

Aku ngenal rokok itu ya sejak kapan ya? Sejak SMA sih.Ya bapakku itu kan nggak ngrokok, tapi kedua kakakku itu ngrokok, tapi istilahnya itu nggak terlalu mempengaruhi aku kan buat ngrokok. Ketika aku SMA dan tinggal di sekolah yang mayoritas cowok ya itulah awal mula aku kenal rokok dan kebanyakan temen-temenku juga merokok begitu.

Awal mula kamu mengenal rokok, kamu dapet rokok itu darimana? Awalnya sih ditawari pas SMA, yah SMP juga, pas akhir-akhir SMP kakak juga sering nawarin sih. Ya tapi itu aku belum mau. Pas di lingkungan SMA temen-temenku ya kaya gitu semua, ngrokok semua ya.. ya udah.

Terus karena banyak temen-temenmu yang ngrokok kamu akhirnya mau?

Iya, istilahnya lebih terpengaruh bukan sama kakak ya atau keluarga tapi lebih ke temen-temen.

Terus temenmu itu, ya misalnya ada yang nawarin rokok, biasanya kamu ambil berapa batang?

Satu.

Satu?

Iya istilahnya kalau udah ditawarin ya nggak ambil lagi kan, nggak enak juga to.

-Awal mengenal rokok saat SMAsekolah asrama yang semua temannya cowok dan perokok.

-Bapak tidak merokok tetapi kedua kakak merokok. -Tidak terlalu terpengaruh

dengan kedua kakak yang merokok.

-Mendapat tawaran rokok dari teman-teman yang semuanya perokok.

-Menolak saat ditawari rokok oleh kakak.

- Merokok karena pengaruh teman-teman, bukan karena pengaruh kakak atau keluarga. Sejarah mengenal rokok Perilaku merokok dalam keluarga Rokok diperoleh dari teman Penyebab munculnya perilaku merokok: pengaruh dari teman-teman

41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.

Iya, dan semua temenmu itu apakah selalu nawari kamu rokok?

Ya misalnya baru kumpul gitu kan, kadang-kadang 4 sampai 5 orang misalnya temenku diantara itu perokok semua ya terkadang mereka bawa rokok masing-masing dan semuanya ya nawarin. Masalahnya kan kadang-kadang rokok yang dibawa kan beda-beda. Ya kalau misalnya rokoknya sama ya nggak, tapi misalnya rokoknya beda ya coba yang ini. Aku pilih yang sesuai dengan seleraku.

Terus dalam satu hari, berapa batang rokok yang biasa kamu hisap sejak awal?

Awal itu ya paling 1 sampai 2, terus ya maksimal sehari itu ya bisa sebungkus tapi nggak aku sendiri sih. Ada kalanya kan buat barengan sama temen-temen.

Waktu awal-awal kamu mencoba rokok, apa sensasi yang kamu dapatkan dari rokok?

Pahit, ya pahit, terus ya sakit tenggorokan, terus nggak bisa mbedain antara rasa satu rokok dengan rokok lain, semua sama-sama pahit cuman bedanya ya antara satu rokok dengan rokok lain itu asap yang dihasilkan beda, tapi di rasa aku belum bisa mbedain.

Rokok jenis apa yang kamu coba untuk pertama kalinya?

Jenis mild yang ringan terus ketika aku ditawarin rokok yang berbeda katakanlah Malborl atau rokok-rokok putih itu ya ketika udah menetap dengan satu rokok

-Teman-teman menawarkan rokok dengan jenis yang berbeda.

-Dalam 1 hari1-2 batang, maksimal menghabiskan 1 bungkus tetapi untuk barengan dengan teman-teman.

-Pertama kali mencoba rokokmerasakan pahit, sakit tenggorokan, dan tidak bisa membedakan rasa rokok yang berbeda.

-Pertama kali mencoba jenis rokok yang ringan.

Rokok diperoleh dari teman

Merokok bersama teman-teman

Rasa pahit dan sakit tenggorokan merupakan efek negatif yang muncul saat pertama kali merokok. Sejarah mengenal rokok

85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128.

katakanlah yang tadi mild terus pindah ke rokok yang lain nah itu aku bisa mbedain rasanya.

Kamu tadi kan bilang kalau merokok itu rasanya pahit, membuat sakit tenggorokan,

Iya.

Tapi kenapa kamu masih meneruskan merokok?

Ya ketika dihadapkan pada lingkungan yang semua temen-temenku ngrokok, ya kadang-kadang hal itu terabaikan.

Lama-lama menjadi terbiasa ya?

He’em terbiasa, nggak ada rasa pahit lagi.

Terus kamu beli rokok itu pakai uang apa?

Uang jajan untuk beli rokok.

Bagaimana pembagian uang jajanmu antara untuk membeli rokok dan jajan?

Kalau dulu pas SMA sehari itu aku beli setengah bungkus sampai satu bungkus itu ya bisa habis sehari tapi bukan karena aku yang habisin sendiri bareng-bareng sama temenku. Ya kadang-kadang ya aku nggak ada rokok ya temenku, ya istilahnya gentian gitu lah.

Kalau boleh tau, berapa uang jajanmu saat itu?

Dulu berapa ya? (sambil berpikir, mengingat-ingat).

Kira-kira berapa dalam sehari, uang jajanmu dikasih harian, mingguan, atau bulanan?

Bulanan. Dulu itu aku punya uang jajan bersih itu ya 200 ribu, itu uang

-Saat berada di lingkungan perokok rasa pahit dan sakit tenggorokan terkadang menjadi terabaikan.

-Lama merokok menjadikan terbiasa dengan rasa pahit rokok dan tidak lagi merasakan pahit.

- Membeli rokok dengan uang jajan

- 1 hari membeli ½ - 1 bungkus rokok, dihabiskan

bersama

teman-temanbergantian dalam membeli rokok. Berada di lingkungan perokok menjadi penyebab menetapnya perilaku merokok Sejarah kecanduan rokok (kebiasaan merokok yang menetap) Rokok diperoleh dari usaha membeli sendiri.

Perilaku merokok muncul karena adanya dorongan sosial dari teman-teman

129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172.

jajan bersih istilahnya udah bayar SPP, uang makan segala macem, uang laundry, dulu aku kan dilaundry’in kan. Uang untuk seragam dilaundry’in, istilahnya ya itu 200 ribu udah bersih.

Terus dalam sehari itu kamu mengalokasikan uangmu untuk beli rokok itu berapa?

Sehari itu 5 sampai 10 ribu, soalnya kan aku nggak selalu beli rokok itu sebungkus, kadang-kadang setengah bungkus. Dulu setengah bungkus itu masih murah. Ketika awal-awal kuliah itu ya baru berapa ya? Dua ribu empat ratus atau tiga ribu untuk rokok-rokok Sampoerna Mild gitu.

Berarti kalau dietung-etung uang untuk beli rokok sama uang untuk jajan per harinya lebih banyak yang mana?

Rokok, jadi istilahnya apa ya, walaupun nggak tiap hari aku beli rokok. Ya sekarang aku beli besoknya nggak. Kadang-kadang ya temenku nawarin, jadi banyak nawarin sering nawarin jadinya ya nggak beli, tapi misalnya udah ditawarin hari ini besoknya beli. Istilahnya nggak tentu tergantung

mood aja sih nggak perlu harus beli tapi ketika ya bener-bener pengen terus nggak mau beli yang satu bungkus atau istilahnya kira-kira rokok yang aku suka nggak ada ya paling aku beli 1 batang 2 batang.

Oh jadi 1 bungkus rokok yang kamu beli nggak habis untuk kamu sendiri ya, tapi buat barengan sama temenmu?

Iya, kan dulu aku kan deket sama

- 1 harimenghabiskan uang sebesar 5-10 ribu untuk membeli rokok ½ - 1 bungkus.

-Tidak setiap hari membeli rokoksering ditawari teman Pengeluaran uang sengaja dialokasikan untuk membeli rokok. Lingkungan pertemanan perokok mendukung menetapnya perilaku merokok.

173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216.

temenku, deket lah, ketika aku maen ke rumahnya ibunya pasti ngasih satu bungkus rokok buat aku. Itu ya sahabat baikku sendiri, ya istilahnya aku tu udah dianggap anak sama ibu temenku. Jadi misalnya anaknya ngrokok apa kau juga dibeliin sama gitu lho. Bukan satu untuk berdua tapi 1 bungkus 1 bungkus. Misalnya diliat aku ganti rokok, rokoknya apa ya istilahnya aku dibeliin sesuai dengan rokok yang aku punya atau yang aku rokok.

Oh gitu ya, terus apakah orang-orang terdekat misalnya orang-orang tua, saudara kandung mengetahui kalau kamu merokok?

Kalau ibu tau, kalau bapak saya nggak tau, kalau kakak saya jelas tau. Soalnya kan ya kalau bapak saya itu.. istilahnya ibu saya juga berusaha menyembunyikan dari bapakku kan. Kalau ibuku udah tau kalau aku ngerokok. Aku kan nggak enak, segan sama bapakku soalnya bapakku itu kan istilahnya cari uang, istilahnya ya kok anaknya ngrokok padahal bapakku sendiri yang cari uang nggak ngrokok. Istilahnya lebih menjaga perasaan bapak aja.

Bagaimana respon ibu dan kakakmu saat tau kamu merokok?

Kalau ibuku itu mengusahakan agar aku tidak merokok, ya istilahnya sekali-kali ngrokok ya nggak papa asal nggak jadi candu. Kalau kakakku sih mungkin karena sama-sama cowok ya biasa aja, nggak ada teguran “kamu jangan merokok, masih kecil”, itu nggak.

Biasanya kamu merokok dimana?

-Ibu teman dekat pasti membelikan 1 bungkus rokok saat sedang datang ke rumah teman.

-Ibu dan kakak mengetahui kalau YS merokok, bapak tidak tahu.

-Ibuberusaha

menyembunyikan perilaku merokok YS dari bapaknya -Merasa segan pada

bapakbapaknya yang mencari uang tidak merokokingin lebih menjaga perasaan bapaknya.

-Ibu mengusahakan agar YS tidak merokok sesekali merokok masih ditoleransi.

-Kakakbersikap biasa saja, tidak menegur atau melarang YS agar tidak merokok. Lingkungan sebagai faktor pendukung untuk tetap merokok. Respon keluarga yang cenderung permisif terhadap perilaku merokok

Muncul rasa segan pada ayah karena menghabiskan uang untuk rokok. Respon keluarga yang cenderung permisif terhadap perilaku merokok

217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260.

Aku tu SMA kalau ngrokok ya setelah jam sekolah, ya saat di asrama ngrokok.

Itu secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi?

Ya kaya apa ya? Ya ketika aku di

Dokumen terkait