• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Review Penelitian Terdahulu tentang Dukungan Sosial

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

hubungan antara dukungan sosial dan usaha menghentikan perilaku merokok.

Beberapa penelitian berfokus pada pengembangan intervensi yang tepat dalam

rangka mendukung dan membantu perokok untuk berhenti merokok salah

satunya dengan memanfaatkan dukungan sosial. Salah satu intervensi

penelitian yang dilakukan oleh Patten et al. (2008) Penelitian ini

mengembangkan intervensi berbasis telepon yang diperuntukkan bagi para

pemberi dukungan (support persons) agar dapat membantu para perokok dalam

menghentikan kebiasaan merokok mereka. Intervensi ini memanfaatkan

ketertarikan orang-orang dewasa sebagai agen perubahan untuk memberikan

dukungan bagi individu yang berniat menghentikan kebiasaannya merokok.

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah memanfaatkan motivasi dari pemberi

dukungan (support persons) untuk mengubah perilaku mereka sendiri dan

memampukan diri mereka mengaplikasikan keahlian yang sudah dipelajari

untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaannya merokok. Selain

itu, tingkat keefektifan dari pemberi dukungan (support persons) diperkuat

dengan pemberian konsep penguatan positif oleh konselor dan bagaimana hasil

usaha penguatan ini bermanfaat bagi perokok dalam usahanya berhenti

merokok. Penelitian ini melibatkan 10 wanita dewasa yang tidak merokok

sebagai partisipan. Partisipan diperoleh dari komunitas lokal dan iklan yang

dipublikasikan melalui surat kabar pegawai di klinik Mayo, Rochester, USA.

Ada 6 topik yang disampaikan dalam 6 sesi, diantaranya adalah a)

alasan utama dari tritmen (keuntungan personal dari tritmen, fokus pada

pemberi dukungan vs perokok), tujuan situasi dan penggunaan self-reward,

pendidikan tentang ketergantungan nikotin, ketersediaan pengobatan untuk

berhenti merokok, dan informasi pemberian bantuan, b) level motivasi untuk

berhenti merokok, level bantuan dari pemberi dukungan saat menghadapi

semangat) vs perilaku negatif (mengomeli), c) perilaku verbal dan non verbal

yang menguatkan dan mengurangi atau menghilangkan perilaku merokok, d)

merencanakan suatu aktivitas bebas tembakau dan pemberi dukungan (support

persons) sebagai model dan penguatan tidak merokok, e) bentuk alternatif dari

merokok, f) mengelola atau mengatur kekambuhan kembali merokok. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa intervensi berbasis telepon ini menguntungkan

dan memuaskan bagi para partisipan.

Penelitian serupa tentang peran dukungan berbasis telepon dalam

menghentikan perilaku merokok juga dilakukan oleh Solomon et al. (1996).

Pada penelitian ini, subjek menerima intervensi dukungan dari teman sebaya

yang diberikan melalui telepon yang dikhususkan bagi para wanita yang

berniat untuk berhenti merokok. Wanita sukarelawan yang sudah terlatih

dipasangkan dengan wanita yang berminat untuk menerima dukungan saat

mereka berusaha berhenti merokok. Kontak telepon dimulai dengan dukungan

dari konselor sebaya persis sebelum menunjukkan “quit day” secara mingguan

dan setelah 2-3 bulan.

Dari 72 wanita yang berpartisipasi dalam intervensi, 49 orang (68%)

mengikuti 1-2 tahun setelah mendaftar sampai pada saat evaluasi status

merokok mereka. Hasil intervensi menunjukkan bahwa 25% wanita mantan

perokok yang tidak mencapai jangka panjang untuk berhenti merokok dipilih

sebagai subjek, sedangkan sisanya yang tidak terdata langsung diklasifikasikan

sebagai perokok. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sistem pemberian

juga mantan perokok dapat mencapai penghentian merokok untuk jangka

panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Thomas, Patten, Offord, dan Decker

(2004) memperoleh penemuan awal tentang pengembangan pengukuran

perilaku suportif yang diberikan oleh para pemberi dukungan (support persons)

kepada individu yang berniat untuk berhenti merokok. Penelitian ini

menemukan bahwa meskipun studi-studi sebelumnya menunjukkan asosiasi

yang positif antara dukungan sosial dan penghentian perilaku merokok

(smoking cessation). Meskipun demikian, dalam intervensi berbasis klinik

peningkatan dukungan sosial dalam membantu penghentian perilaku merokok

masih terbatas.

Studi sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan awal terhadap

persepsi perokok sebagai penerima dukungan yang memperoleh perhatian dari

para pemberi dukungan. Batasan ini ditujukan pada laporan studi

pengembangan dan tes yang terdiri dari 22 item support interview. Diperoleh

hasil bahwa meskipun persepsi perokok terhadap pengalaman menerima

dukungan itu penting, tetapi perlu diperhatikan juga kepuasan dan kebenaran

dari relasi, variabel kepribadian, simtom depresi, serta perbedaan gender.

Dari beberapa penelitian diatas yang berfokus pada pengembangan

intervensi bagi para pemberi dukungan (support persons) ini diketahui bahwa

dukungan sosial dinilai penting bagi program berhenti merokok sehingga para

peneliti pun merasa perlu untuk mengadakan pelatihan bagi para pemberi

Penelitian lain dengan topik yang sama adalah penelitian yang

dilakukan oleh May, West, Hajek, McEwen, dan McRobbie (2007) tentang

hubungan antara dukungan sosial dengan keberhasilan perokok berhenti

merokok. Penelitian ini melakukan survei pada 928 perokok yang mengikuti

program berbasis kelompok dan hasilnya menyebutkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan berhenti merokok

selama 26 minggu. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dukungan sosial

mampunyai peran untuk tindakan jangka pendek, tetapi dalam konteks program

tritmen berbasis kelompok rupanya tidak ada hubungan antara dukungan sosial

dengan keberhasilan berhenti merokok untuk jangka panjang.

Penelitian tentang dukungan sosial untuk smoking cessation pada

wanita berkulit hitam di perumahan publik Chicago dilakukan oleh Lacey,

Manfredi, Balch, Warnecke, Allen, dan Edwards (1993). Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk memeriksa faktor-faktor yang berhubungan dengan merokok.

Penelitian ini melibatkan wanita yang berniat berhenti merokok untuk

berpartisipasi dalam program berhenti merokok.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hambatan

untuk berhenti merokok pada wanita berkulit hitam yang tinggal di perumahan

publik Chicago. Hambatan tersebut berkaitan dengan kehidupan mereka

sehari-hari yang sulit dengan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka yang tidak

kondusif, serta kurangnya dukungan sosial untuk membantu mereka untuk

berhenti merokok. Hambatan-hambatan tersebut mencakup: a) pengelolaan

lingkungan tempat tinggal, c) merokok menguntungkan untuk mencapai

kesenangan dengan sumber keuangan yang sangat terbatas, d) mereka

merasakan risiko kesehatan yang minimal dari merokok, e) dalam lingkungan

mereka, merokok merupakan hal yang wajar dilakukan, f) langkanya

ketersediaan informasi tentang proses penghentian merokok bagi mereka, g)

keyakinan bahwa yang mereka perlukan adalah keputusan atau tekad untuk

berhenti dari dalam diri mereka sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mendapatkan gambaran

bahwa hambatan-hambatan yang dialami oleh individu perlu dipertimbangkan

dalam memberikan dukungan sosial. Pemberian dukungan sosial yang

didasarkan pada kesesuaian kebutuhan dan kesulitan individu perokok akan

lebih efektif untuk membantu penghentian perilaku merokok.

Ada pula dua penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Mermelstein,

Cohen, and Lichtenstein (1986) yang menguji tentang peran dukungan sosial

untuk berhenti merokok dan bertahan untuk tidak kembali merokok

(maintenance). Terdapat tiga faktor dukungan yang diteliti yaitu 1) dukungan

dari pasangan, 2) persepsi terhadap ketersediaan sumber dukungan, serta 3)

kehadiran perokok lain dalam jaringan sosial subjek. Subjek penelitian ini

adalah perokok yang sedang mengikuti program berhenti merokok. Perokok

memperoleh dukungan selama 12 bulan pasca tritmen.

Semua perokok yang diteliti membuktikan bahwa ketiga faktor

dukungan tersebut berfungsi pada poin yang berbeda selama proses berhenti

berperan adalah dukungan dari pasangan dan kesadaran subjek atas tersedianya

dukungan yang secara umum berkorelasi positif dengan kemampuan subjek

untuk berhenti merokok dalam jangka waktu yang pendek (3 bulan

post-tritmen). Kehadiran perokok-perokok lain di sekitar subjek merupakan faktor

yang menghambat keberhasilan subjek untuk mampu bertahan tidak merokok

setelah memutuskan untuk tidak merokok. Terdapat perbedaan yang signifikan

antara subjek yang berada di lingkungan sosial dengan para perokok dan yang

tidak dalam hal kemampuan mereka untuk mempertahankan keputusan untuk

berhenti merokok dalam jangka panjang (12 bulan).

Yun, Kang, Lim, Oh, dan Son (2010) melakukan penelitian yang

berjudul “Peran dukungan sosial dan jaringan sosial pada perilaku merokok di

kalangan orang-orang yang berusia setengah baya dan usia lanjut di area

pedesaan Korea Selatan”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

mengeksplorasi peran dukungan sosial dan jaringan sosial untuk perilaku

merokok khususnya di kalangan orang-orang yang berusia setengah baya dan

berusia lanjut yang tinggal di area pedesaan. Subjek yang berpatisipasi dalam

penelitian ini berjumlah 1.057 orang dewasa.

Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur yang dibagikan

kepada para subjek untuk memperoleh informasi tentang penggunaan

tembakau, stres, dukungan sosial, dan jaringan sosial dari para subjek. Secara

keseluruhan, ditemukan bahwa perempuan lebih banyak mengalami stres

daripada laki-laki dan perempuan mendapatkan dukungan sosial yang lebih

bersifat melindungi dari level jaringan sosial yang terbatas terjadi pada wanita

dan terdapat hubungan yang tinggi antara dukungan sosial yang dengan

perilaku merokok di area pedesaan.

Pengembangan suatu pemahaman yang menyeluruh tentang perilaku

merokok dengan mempertimbangkan konteks sosial (fungsi dan karakteristik

dari faktor-faktor sosial kontekstual yang mencakup dukungan sosial dan

jaringan sosial) dalam melakukan intervensi anti merokok sangatlah diperlukan

bagi penghentian perilaku merokok yang lebih efektif terutama di area

pedesaan.

Penelitian lain yang masih terkait dengan dukungan sosial dan smoking

cessation adalah penelitian tentang dukungan yang diberikan pasangan kepada

wanita yang berhenti merokok selama kehamilan. Penelitian tentang pengaruh

dukungan sosial pada keberhasilan smoking cessation ini hanya didasarkan

pada persepsi perokok. Penelitian yang dilakukan oleh Pollak et al. (2001) ini

melibatkan 58 pasangan untuk studi awal, wanita hamil yang merokok selama

30 hari sebelum kehamilan dan pasangan mereka dilaporkan memberikan

dukungan positif maupun negatif terhadap penghentian merokok. Level antara

persepsi dukungan dari para wanita dan pasangannya dibandingkan dan

korelasi dari dua laporan dianalisis sewaktu kontrol terhadap efek status

merokok pasangan. Laporan dari para wanita dan pasangannya sama kecuali

pasangan yang dilaporkan berkeinginan agar wanita berhenti merokok lebih

dari yang wanita rasakan. Subjek (wanita hamil) yang merasakan dukungan

berhenti merokok. Laporan dari pasangan menunjukkan adanya keterkaitan

antara dukungan positif dan dukungan negatif yang dirasakan oleh subjek

(wanita hamil) dalam penghentian perilaku merokok mereka. Hubungan ini

tetap signifikan setelah adanya kontrol pada pasangan dan status merokok

wanita. Secara umum, pasangan dilaporkan lebih banyak memberikan

dukungan positif dan sedikit dukungan negatif bagi subjek (wanita hamil).

Pada akhir penelitian, disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut pada persepsi

pasangan terhadap dukungan yang diberikan dan dampaknya bagi penghentian

merokok selama kehamilan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sherry (dalam Setiadji 2009)

menyatakan bahwa dukungan sosial mempunyai hubungan dengan

keberhasilan untuk menghentikan kebiasaaan merokok. Selama ini, intervensi

yang sudah banyak dilakukan terhadap upaya penanggulangan masalah

merokok masih bersifat konvensional yang hanya memfokuskan pada dampak

penyakit akibat rokok.

Beberapa penelitian terdahulu tentang keterkaitan antara dukungan

sosial dan usaha berhenti merokok menunjukkan hasil bahwa tidak semua

dukungan sosial berperan secara signifikan bagi keberhasilan program berhenti

merokok. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial hanya

berperan untuk jangka waktu yang pendek dalam menghentikan perilaku

merokok, sedangkan peran dukungan untuk jangka waktu panjang masih

Penelitian yang sebagian besar merupakan penelitian kuantitatif ini

lebih memfokuskan penelitian pada keefektifan pemberian dukungan bagi

keberhasilan berhenti merokok ditinjau dari pemberi dukungan yang meliputi

keluarga, pasangan, sahabat, serta lingkungan tempat tinggal subjek. Para

peneliti terdahulu menilai bahwa dukungan sosial berperan dalam usaha

Dokumen terkait