• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Halmahera Timur

Kabupaten yang terbentuk sejak tahun 2003 ini, beribukota Maba dan pada tahun 2009 kabupaten ini dibagi menjadi 10 kecamatan dan 73 desa. Kecamatan di Maba Selatan, Kota Maba, Maba, Maba Tengah, Maba Utara, Wasile Utara, Wasile Tengah, Wasile Timur, Wasile dan Wasile Selatan, dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 76 desa, yang tersebar 6 desa di Kecamatan Maba Selatan, 5 desa di Kecamatan Kota Maba, 7 desa di Kecamatan Maba, 8 desa di Kecamatan Maba tengah, 7 desa di Kecamatan Maba utara, 6 desa di Kecamaatan Wasile, 14 desa di Kecamatan Wasile selatan, 6 desa di Kecamatan Wasile Timur, 8 desa di Kecamatan Wasile Tengah, dan 6 desa di Kecamatan Wasile Utara.

( i ) Letak Geografis dan Administrasi

Secara geografis wilayah Halmahera Timur berbatasan dengan sebelah utara wilayah Kabupaten Halmahera Utara dan Teluk Kao, di sebelah selatan dengan wilayah Kabupaten Halmahera Tengah (Kecamatan Patani dan Kecamatan Weda) dan Kabupaten Halmahera Barat, di sebelah barat Teluk Kao (wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan Teluk Buli, disebelah timur Laut Hamahera dan laut Samudra Pasifik.

Kabupaten Halmahera Timur terletak antara 1260 45’ BT – 1290 30’ BT dan 0030’ LU – 2000’ LS, dengan batas wilayah:

1. Sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Utara

2. Sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat

3. Sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat

4. Sebelah barat dibatasi Samudra Pasifik

Luas wilayah Halmahera Timur adalah 40.263,72 km2, terdiri dari daratan seluas 8.779,32 km2 (22 %) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km2 (78 %). Keadaan iklim di Halmahera Timur dipengaruhi oleh angin laut, terutama berasal dari laut Seram dan laut Maluku. Musim barat atau utara umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, pada bulan April terjadi masa transisi ke musim selatan atau timur tenggara yang biasanya diikuti dengan musim kemarau. Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung selama enam bulan, yang berawal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah pada bulan November dan biasanya terjadi musim hujan. Selain Pulau Halmahera, Kabupaten Halmahera Timur juga memiliki 27 buah pulau, dan pulau-pulau tersebut belum ada yang dihuni manusia.

(ii) Potensi Sumberdaya Mineral dan Migas

Halmahera adalah satu dari sekian banyak gugusan pulau yang tersebar di Maluku Utara. Pulau-pulau lain yang termasuk di wilayah ini diantaranya : Ternate, Tidore, Bacan, Taliabu, Makian, Obi, Morotai serta kepulauan-kepulauan Doi, Mala-Mala, Sula dan lainnya. Sejak tanggal 4 Oktober 1999, Maluku Utara yang juga disebut Maloku Kie Raha (gugusan empat pulau bergunung) ditetapkan

menjadi Provinsi sendiri yang terpisah dari Provinsi Maluku. Berdasarkan UU No. 46 Tahun 1999, Ibukota Provinsi ini ditetapkan di Sofifi.

Potensi sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada lampiran 1, dalam peta telah di patok tempat dan hasil sumberdaya alam yang terkandung pada lokasi tersebut. Secara keseluruhan wilayahnya dibagi menjadi dua Kabupaten dan satu kotamadya yaitu : Kabupaten Maluku Utara (22.447 Km2), Kabupaten Halmahera Tengah (19.791 Km2) dan Kota Ternate (11.438 Km2). Jenis tambang yang telah diidentifikasi terdapat di Kabupaten Halmahera Timur adalah :

1. Nikel (Ni).

2. Magnesit (Fe) di sepanjang Sungai Wayalele, Kecamatan Wasile.

3. Batu gamping (Ca) di Desa Subaim, Kecamatan Wasile dan Desa Fayaul, Kecamatan Wasile Selatan.

4. Talk (Ca) di Desa Fayaul sepanjang Sungai Wayalele, Kecamatan Wasile. 5. Minyak bumi di Desa Lolobata, Kecamatan Wasile.

Kecamatan Maba dan Desa Soa Sangaji, Kecamatan Maba Selatan, lokasi- lokasi tersebut berada di Teluk Bull, serta di Desa Subaim, Kecamatan Wasile. Penyebaran kuasa pertambangan dapat dilihat pada Lampiran 2, peta kuasa pertambangan di Kabupaten Halmahera Timur, dimana tempat perusahaan tambang beroperasi. Tabel 8, menguraikan realisasi produksi nikel dalam tahun berjalan dihitung per triwulan dalam satu tahun, dimana nikel masih menjadi bahan utama yang diproduksi keluar dari Kabupaten Halmahera Timur.

Tabel 8 Realisasi Produksi/Pengapalan Nikel Tahun 2011 di Kabupaten Halmahera Timur

Bulan/

Triwulan PT.XY PT. XX PT.YK PT. XU PT.YT PT.YM

Jumlah Tonase (MT) Januari Februari Maret 529.543,00 465.520,00 385.228,00 55.450,00 55.525,00 111.150,00 57.200,35 44.438,00 51.702,00 51.800,00 51.500,00 Trw I 1.380.291,00 222.125,00 57.200,35 44.438,00 155.002,00 1.859.056,35 April Mei Juni 361.300,00 421.202,00 366.315,00 55.507,00 52.350.00 94.463,00 119.401,75 185.801,06 103.500,95 42.744,00 52.000,00 Trw II 1.148.817,00 202.320,00 408.703,76 42.744,00 52.000,00 1.854.584,76 Juli Agustus September 443.421.00 462.674,00 413.025,00 120.780,00 60.200,00 110.150,00 72.500,00 133.552,36 115.000,00 51.500,00 57,008,00 TRW III 1.319.120,00 291.130,00 321.052,36 108.508,00 2.039.810,36 Oktober November Desember 540.145,00 423.137,00 458.058,00 116.380,00 163.410,00 121.000,00 85.100,12 71.700,00 72,200,00 52.000,00 Trw IV 1.421.340,00 400.790,00 229.000,12 0,00 0,00 2.051.130,12 Total 5.269.568,00 1.116.365,00 1.015.956,59 87.182,00 52.000,00 315.510,00 7.804.581,59

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2012

Hasil tambang yang baru dieksploitasi yaitu nikel di Pulau Gee (Tahun 1997) dan Tanjung Buli (Tahun 2001), Kecamatan Maba, di Mornopo dan desa Wailukum, Kecamatan Maba Selatan (Tahun 2004). Lokasi lainnya adalah di Pulau Pakal.

(iii) Tingkat Pendidikan

Struktur kependudukan menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas (66%) pencari kerja adalah lulusan sekolah dasar, atau tidak

1 2 3 4 5 11.214 715 786 873 3.467 7.512 240 1.099 783 197

Kategori Lapangan Pekerjaan Lelaki Perempuan

12% 22%

66%

Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Halmahera Timur 2011

SMA Keatas SMP dan Sederajat SD dan Dibawahnya

lulus sekolah dasar. Kondisi ini kurang baik karena tidak memiliki ketrampilan kerja yang cukup jenjang pendidikannya yang rendah.

(iv) Masalah Sosial

Masalah sosial yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur adalah integrasi sosial lintas agama, lintas etnis, lintas golongan, lintas penduduk setempat dengan penduduk pendatang. Pendapatan, kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia serta kesempatan lapangan pekerjaan yang minim dan terbatas bagi masyarakat lokal.

Masyarakat atau kaum muda yang belajar atau sekolah di luar daerah yang telah berhasil meraih pendidikan dan gelar kesarjanaannya jarang yang kembali ke kampung halamannya sendiri, sehingga dapat diperkirakan sebagian besar angkatan kerja yang ada tidak memiliki keterampilan (skill). Kondisi seperti ini berpengaruh terhadap posisi tawar yang lemah bagi masyarakat yang tidak memiliki skill dan pendidikan jadi rendah.

Angkatan kerja sebagian besar terserap pada sektor tradisional (pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan serta kehutanan), sektor jasa (terutama jasa angkutan umum/konstruksi bangunan) atau usaha mikro (warung/pedagang kaki lima). Sedangkan untuk sektor formal, seperti PNS/ABRI/POLRI, karyawan swasta dan buruh industri sangatlah kecil. Keterbatasan kesempatan kerja berkaitan dengan tingkat pendidikan penduduk.

(v) Aspek Ekonomi

Sektor pertanian/nelayan dan penggalian/pertambangan merupakan sektor yang berperan di dalam roda perekonomian. Sektor pertanian/nelayan (pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan serta kehutanan) yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten Halmahera Timur.

Keterangan :

Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Timur 2011

Gambar 4 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2011.

1. : Petanian

2. : Industri Pengolahan

3. : Perdagangan, Hotel, Restoran 4. : Jasa Kemasyarakatan

5. : Lainnya (Pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, bangunan, pengangkutan dan

komunikasi, keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan)

Gambar 5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Kabupaten Halmahera Timur 2010 Gambar 5 menunjukkan sektor pertanian mempunyai peran besar dari sektor yang lain. Sektor pertanian merupakan pekerjaan penduduk lokal yang berada di Kabupaten Halmahera Timur. Sebesar 70% penduduk Halmahera Timur bekerja sebagai petani.

(vi) Aspek Ekologi atau Lingkungan

Aspek ekologi atau lingkungan merupakan aspek yang mencakup keseluruhan kehidupan dari makhluk hidup, dengan demikian harus dijaga jangan sampai menjadi rusak. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu minum, mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Air bersih dari sumber mata air pegunungan yang lokasinya tidak jauh dari perkampungan kemudian dialirkan melalui pipa ke tangki penampungan yang lokasinya di tengah pemukiman.

Limbah dan sampah yang menjadi masalah, berupa limbah rumah tangga, dan pasar sejauh ini belum terlihat menjadi suatu masalah khusus bagi Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur untuk menangani limbah tersebut. Namun pencemaran limbah yang berasal dari kegiatan industri pertambangan dan pembalakan telah dirasakan dampaknya oleh penduduk sekitar lokasi atau areal kegiatan. Limbah tersebut antara lain berupa :

1. Hasil proses pengangkutan (darat dan laut) dalam bentuk tumpahan bahan bakar yang digunakan yaitu solar, oli dan lain-lain seperti yang terjadi pada kawasan pembalakan hutan kayu gelondongan (ilegal logging) oleh PT. Nusapadma Corp. di Poli atau Desa Lolobata Kecamatan Wasile. Tumpahan bahan bakar menyebabkan ikan dan biota yang berada di pesisir pantai berpindah tempat dan bahkan ada yang mati.

2. Endapan lumpur dan genangan oli di lokasi penggalian/penambangan nikel PT. Aneka Tambang Tbk yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Yudistira Bumi Bhakti di Tanjung Buli Kecamatan Maba.

Perubahan tekstur tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim atau penambahan material dari luar akibat erosi dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) yang proses pembentukannya memakan waktu ratusan tahun (Bradshaw, 1983 dalam Badri, 2004), dianggap sebagai penyebab utama buruknya tingkat kesuburan tanah pada lahan pasca penambangan. Kekhasan unsur hara esensial seperti nitrogen dan fosfor, toksisitas mineral dan kemasaman tanah (pH yang rendah) merupakan kendala umum dan utama yang ditemui pada lahan pasca penambangan.

Dampak lain dari aktivitas penambangan dengan sistem tambang terbuka berupa erosi di daerah hulu dan sedimentasi di daerah hilir areal penambangan. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan pada penambangan biji nikel dengan system tambang terbuka terutama ditujukan untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi. Beberapa kegiatan pengendalian erosi dan sedimentasi yang telah dilakukan adalah pembuatan cek dam baru, pembuatan perangkap sedimen (sedimen pond), turap kayu, bronjong batu dan pemasangan gorong-gorong setiap pembukaan areal baru didahului dengan pembuatan sistem drainase dan fasilitas pengendali erosi dan sedimentasi untuk menekan erosi dan sedimentasi dilakukan pembentukan tanggul alami sehingga tidak ada aliran permukaan yang menuju daerah yang tidak terganggu. misalnya melalui penyertaan dalam kegiatan eksploitasi atau penyediaan bahan keperluan (makanan) untuk kegiatan pertambangan dan lainnya.

Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Wasile

Kecamatan Wasile terletak 0°-45° Lintang Utara dan Lintang Selatan 1°- 40° dengan luas wilayah 45.500 Km2, yang terdiri dari luas daratan 27.500 Km2 danluas lautan 18.000 Km2. Terdapat 6 desa yang tersebar diKecamatan Wasile yang masing-masing desa adalah, Desa Subaim, Cemara Jaya, Batu Raja, Bumi Restu, Mekar Sari dan Gulapapo, dengan jumlah penduduk yang mendiami Kecamatan Wasile 8.765 jiwa.

(i) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kecamatan Wasile, Kabupeten Halmahera Timur dapat dilihat pada tabel 9, dimana pada tabel 9 menunjukkan mayoritas (75,48%) pencari kerja adalah lulusan sekolah dasar.

Tabel 9 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kecamatan Wasile.

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Sekolah Dasar 1105 1067 2172 SMP Umum 711 643 1354 SMP Kejuruan 36 41 77 SMA Umum 515 475 790 SMA Kejuruan 110 97 207 Diploma I, II 141 116 257 Diploma III/Akademik 12 10 22 Diploma IV/Universitas 18 13 31 Total 2648 2462 5110

Sumber: wasile Dalam Angka Tahun 2011

Gambaran persentasi tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 6, dimana tingkat pendidikan sekolah dasar, merupakan jenjang pendidikan yang dominan sebesar 30 persen di Desa Batu Raja dan pada Desa Subaim sebesar 49 persen.

30%

28% 12%

30%

Dasa Batu Raja

Sarjana SMA SMP SD 0% 27% 24% 49% Desa Subaim Sarjana SMA SMP SD Gambar 6 Persentase Tingkat Pendidikan pada Desa Batu Raja dan Desa Subaim.

(ii) Masalah Sosial

Tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Demikian dengan angkatan yang mencari pekerjaan atau disebut dengan pengangguran. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 10, dimana pekerja dan pencari kerja menurut desa yang berada di Kecamatan Wasile diperkirakan juga sebagian besar angkatan kerja tidak memiliki ketrampilan (skill), sehingga dengan kondisi seperti ini posisi tawar mereka menjadi rendah.

Tabel 10 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja, dan Bukan Angkatan Pencari Kerja Menurut Desa di Kecamatan Wasile.

Desa Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Bekerja Mencari Kerja Jumlah

Subaim 685 147 832 210 Cemara Jaya 614 151 765 196 Batu Raja 751 129 880 171 Bumi Restu 737 134 871 235 Mekar Sari 476 81 557 148 Gulapapo 179 20 119 46 Jumlah 3442 62 4104 1006

Sumber : Wasile Dalam Angka Tahun 2011

Kesempatan kerja formal yang terbuka tidak dapat dimanfaatkan karena angkatan kerja yang ada tidak memenuhi persyaratan (kualifikasi). Disamping itu lapangan dan kesempatan kerja setiap tahunnya terbatas.

Tabel 11 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kec. Wasile Tahun 2010.

Jenis Pekerjaan 2008 2009 2010

Pertanian 1312 1354 1362

Pertambangan 102 107 107

Industri Pengolahan 329 340 343

Listrk, Gas, dan Air 2 2 4

Bangunan 71 71 76 Perdagangan 431 436 437 Angkutan 309 312 315 Keuangan 14 15 17 Jasa Kemasyarakatan 702 710 715 Lainnya 60 61 60 Jumlah 3332 3408 3442

Sumber : Kecamatan Wasile Dalam Angka Tahun 2011

Aspek positif dari karakter sosial masyarakat Kecamatan Wasile adalah semangat kerja dan optimisme yang tinggi. Karakter sosial positif ini menjadi modal untuk mensejahterakan masyarakat dan memajukan daerahnya. Tabel 11 menunjukkan rata-rata penduduk yang tinggal di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur bekerja sebagai petani, dan pendapatan utama adalah dari hasil

2% 6%

73% 19%

Desa Batu Raja

Buruh Pengusaha Petani PNS 4% 1% 95% 0% Desa Subaim Buruh Pengusaha Petani PNS

pertanian. Untuk itu, apabila lahan pertanian yang dimiliki petani Desa Batu Raja dan Subaim tidak tergarap disebabkan pertambangan nikel, maka perekonomian kedua desa tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat di desa tersebut.

Gambar 7 Persentase Jenis Pekerjaan Desa Batu Raja dan Desa Subaim.

Gambar 7 menunjukkan bahwa penduduk Desa Batu Raja 73 persen adalah petani, dan 95 persen petani berada di Desa Subaim, dengan angka presentasi ini menunjukkan rata-rata masyarakat yang berada di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur bekerja sebagai petani.

(iii) Masalah Ekonomi

Sektor pertanian/nelayan dan penggalian/pertambangan merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam roda perekonomian. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian penduduk yang berada di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. Hasil usaha pertanian di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi (Padi Sawah & Ladang) Menurut Desa di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur.

Desa Luas Panen Produksi Produktivitas

(ha) (Ton) (Ton/ha)

Subaim Cemara Jaya 355 1242.5 3.5 Bumi Restu 450 1575 3.5 Batu Raja 340 1190 3.5 Mekar Sari 357 1213.8 3.4 Gulapapo 0 0 0 Jumlah 1502 5221.3 3.5

Sumber : Data Wasile dalam Angka 2011

Sejauh ini sektor pertanian belum berkembang secara optimal, baik pada tahap proses produksi, pengolahan dan pemasaran, sehingga perlu adanya dukungan bagi pengembangan sektor ini agar tingkat kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Dukungan yang dibutuhkan yaitu berupa langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan investasi pada sektor-sektor tersebut diatas

Produksi petani menurun seiring dengan maraknya tambang yang masuk di Kecamatan Wasile, dimana pada Desa Batu Raja luas areal atau lahan yang tergarap adalah sebesar 57 ha dan hasil produksi 684/ton dan produktivitas sebesar 1,2 ton/ha. Sedangkan untuk Desa Subaim dengan luas lahan yang tergarap sebesar 58 ha dengan hasil produksi 812/ton dan produktivitas 1,4 ton/ha. Hasil

81%

19% Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

pengamatan di lapangan terlihat bahwa petani sudah berkurang mengolah lahan pertanian, disebabkan besarnya biaya pengolahan, sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden Desa Batu Raja dan Subaim Kabupaten Halmahera Timur ini diperoleh berdasarkan survey yang dilakukan langsung terhadap 80 orang. Karakteristik responden sangat bervariasi, dan karakteristik umum responden ini dilihat dari beberapa variabel, meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan formal terakhir, pendapatan, dan lama tinggal.

Jenis Kelamin

Sebahagian responden ditemui adalah laki-laki, yaitu sebanyak 65 orang (81 persen) dan berkelamin perempuan sebanyak 15 orang (19 persen). Hal ini disebabkan lelaki yang banyak sebagai pekerja dibandingkan perempuan. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang berada di dua desa dapat di lihat pada gambar 8.

Gambar 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Umur

Berdasarkan tingkat umur responden yang bekerja usia produktif pada Desa Batu Raja dan Subaim bervariasi, mulai dari usia muda sampai lanjut usia. Distribusi umur responden berkisar antara 15 - 60 tahun dan jumlah responden tertinggi terdapat pada umur 26 - 36 tahun yaitu sebanyak 32 orang (40 persen dari total responden), serta dari usia 37 - 47 tahun sebanyak 20 orang (25 persen dari total responden). Responden yang berumur 48 - 58 tahun berjumlah 17 orang (21 persen dari total responden), responden yang berumur 15 - 25 tahun berjumlah 8 orang (10 persen dari total responden) dan yang berumur ≥ 60 tahun berjumlah sebanyak 3 orang (4 persen dari total responden). Dengan demikian usia produktif adalah umur 26 - 36 tahun yang bekerja. Persentase berdasarkan umur responden di Desa Batu Raja dan Subaim, pada penelitian tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 9.

22% 36% 19% 15% 8% Jenis Pekerjaan Buruh Tani Wira PNS Swsta 55% 21% 14% 10% Jenjang Pendidikan SD SMP SMA PT

Gambar 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Pendidikan

Tingkat pendidikan responden Desa Batu Raja dan Subaim mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD), hingga perguruan Tinggi (PT). Responden lulusan Sekolah Dasar memiliki jumlah terbanyak sebanyak 44 orang (55.00 persen), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 17 Orang (21 persen), Sekolah Menegah Atas (SMA) sebanyak 11 orang (14 persen) dan Perguruan Tinggi 8 Orang (10 persen). Rincian menurut tinggkat pendidikan, jumlah pendidikan Pergurauan Tinggi yang paling sedikit. Ini menujukkan rata-rata penduduk yang berada di dua desa adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) yang dapat dilihat pada Gambar 10.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden mulai dari petani, buruh, wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS. Berdasarkan pekerjaan responden petani sebanyak 30 orang (36 persen), diikuti buruh 18 orang (22 persen), wirausaha 15 orang (19 persen), pegawai swasta 5 orang (7 persen) dan PNS sebanyak 12 orang (15 persen). Perbandingan persentasi jumlah responden menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

10% 40% 25% 21% 4% Umur 15-25 26-36 37-47 48-58 ≥ 60

72% 14% 11% 3% Selang Penghasilan Rp 300.000 - Rp 1.000.000 Rp 1.200.000 - Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000 ≥ Rp 6.000.000 7% 18% 21% 54% Lama Tinggal 1 - 10 Tahun 11 - 20 tahun 21 - 30 Tahun ≥ 32 Tahun Tingkat Penghasilan

Berdasarkan tingkat penghasilan responden pada selang Rp 300.000 - Rp 1.000.000 per bulan yaitu sebanyak 58 orang (72 persen) dari keseluruhan responden. Hal ini menjukkan responden yang berkerja sebagai petani dan buruh yang memilki rata-rata Rp 30.000/hari. Sebanyak 11 orang responden (14 persen) berpengahasilan berada pada selang Rp 1.200.000 - Rp 1.500.000 dari keseluruhan responden. Responden yang berpengahasilan dalam selang Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000 terdapat 9 orang (11 persen) dari jumlah responden

yang ada, dan selang ≥ Rp 6.000.000 terdapat 2 orang (3 persen) dari total

responden yang bekerja sebagai pegawai swasta pertambangan. Distribusi tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengahasilan

Lama Tinggal (Penduduk Asli/Pendatang)

Penduduk pendatang, yang merupakan transmigran dari Pulau Jawa, rata- rata lama tinggal di Deasa Batu Raja diatas 20 tahun. Penduduk yang yang menetap selama 32 tahun sudah dianggap sebagai penduduk tetap Desa Batu raja. Adapun perbandingan penduduk asli dan penduduk pendatang yang berada di kedua desa tersebut tidaklah terlalu jauh.

Jumlah responden terdiri dari penduduk asli sebanyak 80 orang. Lama tinggal responden di kategorikan 1 - 10 tahun terdapat 5 orang (7 persen dari total responden) 11 - 20 tahun terdapat 14 orang (18 persen dari total responden) 21 - 30 tahun terdapat 8 orang (21 persen dari total responden)dan lebih dari 32 tahun sebanyak 43 orang (54 persen dari total responden). Karatersitik berdasarkan lama tinggal dari responden dapat dilihat pada Gambar 13.

Dokumen terkait