5 HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Matriks EFE merupakan alat untuk mengukur seberapa baik menejemen (rating) menanggapi faktor tertentu dalam hal tingkat pentingnya bobot faktor tersebut bagi mutu wilayah, sehingga dengan demikian matriks ini membantu mengorganisir faktor-faktor strategi eksternal kedalam kategori peluang dan ancaman. Matriks EFE dikenal juga dengan nama istilah EFAS (External Faktor Analysis Summary). Matriks EFE dari penelitian ini disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Matriks EFE Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Masyarakat
Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur.
No
Faktor Strategi Eksternal
Peluang Bobot Rating Skor
Terbobot
1 Meningkatkan devisa negara, masuknya perusahaan tambang nikel
di Kabupaten Halmahera Timur
0.08 4.19 0.34
2 Mengurangi angka pengangguran dengan adanya perusahaan
tambang nikel
0.05 2.29 0.11
3 Berkembangnya usaha jasa baru, setelah adanya perusahaan
tambang nikel
0.08 3.33 0.27
4 Meningkatkan pendapatan usaha dibidang jasa, setelah ada
perusahaan tambang nikel
0.08 3.90 0.31
5 Hubungan sosial dengan masyarakat pendatang dan lokal menjadi terbuka bebas
0.03 3.90 0.12
Ancaman
1 Kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhdap masyarakat yang berada di luar Kabupaten Halmahera Timur
0.13 1.24 0.16
2 Lahan pertanian menjadi terbatas karena pengalihan lahan
(penebangan hutan),yang dapat mengakibatkan bencana alam
0.13 1.24 0.16
3 Mata pencaharian masyarakat lokal berubah 0.13 1.24 0.16
4 Kehidupan sosial, budaya masyarakat berubah (hilangnya budaya lokal)
0.12 4.48 0.54
5 Masyarakat kekurangan air bersih, (dalam jangka panjang) 0.12 1.90 0.23
6 Tanah tidak dapat diolah untuk penanaman dalam jangka panjang. 0.05 1.90 0.10
Total 1.00 2.50
Sumber : Data Primer diolah 2012
Berdasarkan matriks EFE tersebut diperoleh total skor sebesar 2.50. Nilai ini menunjukkan bahwa strategi yang dijalankan pemerintah dan perusahaan dalam pembukaan pertambangan nikel belum cukup efektif untuk meminimalisir atau menghindari pengaruh ancaman yang menghadang, dimana dengan elemen ancaman tertinggi 0.54 (kehidupan sosial, budaya masyarakat berubah), berubahnya kehidupan status sosial, budaya masyarakat menunjukkan masyarakat mulai berpikir maju dan berubah pola kehidupan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Elemen peluang tertinggi 0.34 (meningkat pendapatan daerah, masuknya tambang nikel), adanya peningkatan daerah menjawab kebutuhan masyarakat menyediakan sarana prasarana dan fasilitas yang memadai dan lebih baik dari sebelumnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Matriks Strategi SWOT
Strategi berdiri atau masuknya suatu perusahaan pertambangan nikel, data atau informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik strategi silang keempat dari faktor SWOT. Alternatif strategi dalam memanfaatkan ruang untuk mengembangkan perusahaan pertambangan nikel di kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, dirangkumkan dalam matriks SWOT, matriks alternatif strtegi hasil penelitian disajikan dalam Tabel 29.
Tabel 29 Strategi Pertambangan Nikel Yang Ramah Lingkungan Di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur
KEKUATAN (S)
1. Meningkatkan Penerimaan
devisa bagi Daerah Kabupaten Halmahera Timur.
2. Penduduk lokal dapat bekerja
sebagai tenaga kerja di
pertambangan nikel.
3. Mempunyai ijin penambangan
dari pemerintah.
4. Mendapatkan lahan
penambangan nikel yang
strategis.
5. Potensi sumberdaya alam dan mineral yang tersedia untuk tambang nikel
KELEMAHAN (W)
1. Lahan Pertanian masyarakat lokal berkurang, terpakai untuk pertambangn nikel.
2. Akibat penambangn terjadi
polusi udara (debu)
3. Penambangan nikel
menyebabkan erosi dan
sidementasi pada tanah. 4. Terjadi pengurangan sejumlah
spesies tumbuhan maupun
hewan.
5. Bekas penambangan nikel,
susah untuk dapat dihijaukan kembali.
6. Mengubah perilaku sosial
masyarakat lokal.
PELUANG (O)
1. Meningkatkan pendapatan Daerah,
masuknya perusahaan tambang nikel.
2. Menguranggi angka pengangguran
dengan adanya perusahaan tambang nikel.
3. Berkembangnya usaha jasa baru, setelah adanya perusahaan tambang nekel.
4. Meningkatkan pendapatan usaha
dibidang jasa, setelah ada perusahaan tambang nikel.
5. Hubungan sosial dengan mayarakat
pendatang, dan lokal menjadi terbuka bebas.
STRATEGI S - O
1. Memanfaatkan jasa lokal yang
tersedia di lingkungan
pertambangan.
2. Memberikan kontribusi, dan perbaikan prasarana disekitar lokasi pertambangan.
3. Membantu/ikut serta dalam
kegiatan kegiatan
pertambangan
STRATEGI W - O
1. Membantu masyarakat
pertanian/nelayan dalam bentuk prasarana yang memadai.
2. Menyediakan bibit untuk
penghijauan kembali di lokasi bekas penambangan
3. Membentuk jasa pelatihan
ketrampilan untuk masyarakat untuk mengembangkan usaha
dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal berupa
budaya dan potensi yang ada di daerah lokasi pertambangan.
Internal
ANCAMAN (T)
1. Kerusakan lingkungan.
2. Lahan pertanian menjadi terbatas karena pengalihan lahan (penebangan hutan) 3. Mata pencaharian masyarakat lokal
berubah.
4. Kehidupan sosial, budaya masyarakat berubah.
5. Masyarakat kekurangan air bersih, (dalam jangka panjang).
6. Tanah tidak dapat diolah untuk
penanaman dalam jangka panjang.
STRATEGI S - T
1. Memberikan pelayanan yang
baik terhadap masyarakat pada lokasi tambang berada.
2. Membina kerjasama/hubungan
dengan masyarakat dalam
menjaga lingkungan.
3. Membantu masyarakat dalam
meningkatkan pencarian lokal.
STRATEGI W - T
1. Memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat lokal. 2. Melibatkan sepenuhnya kepada
masyarakat dalam melestarikan sumberdaya alam.
3. Berinteraksi dalam membangun
hubungan sosial, antara
perusahan tambang dan
masyarakat di lokasi tambang.
Sumber : Data Hasi Analisis Foniike Samad 2012
Matriks SWOT pembukaan perusahaan pertambangan tersebut diatas, dapat diformulasikan dalam 4 tipe strategi yang dapat ditempuh yaitu strategi S2 – O1, yaitu memanfaatkan jasa lokal, perbaikan sarana prasarana dan ikut serta dalam pengelolaan pertambangan nikel.
a) Strategi W2 – O2, yaitu Membantu masyarakat pertanian dalam meningkatkan hasil pertanian, dimana sebagian besar masyarakat lokal adalah petani. Membuka jasa pelatihan dalam membantu masyarakat dalam meningkatkan ketrampilan yang dimilki oleh masyarakat, agar dapat menambah penghasilan, dan mengurangi pengangguran (disebabkan tidak adanya keahlian/ketrampilan).
b) S3 – T2 Membina hubungan baik antar masyarakat yang berada disekitar perusahaan pertambangan nikel, mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan pelesatraian lingkungan di sekitar lokasi pertambangan dan memanfaatkan/ meningkatkan jasa yang lokal yang disediakan masyarakat yang berada dilokasi perusahaan pertambangan.
c) W1 – T1 yaitu memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat lokal dalam perusahaan pertambangan nikel, dan ikut serta dalam kehidupan sosial atau berinteraksi dalam kehidupan masyarakat lokal dalam kehidupan sosial budaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Matriks Internal - Eksternal (IE)
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dan digunakan meliputi parameter internal pemerintah dan perusahaan yang akan berkembang di suatu wilayah, serta eksternal yang dihadapi oleh pemerintah dan perusahaan tersebut.
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal pemerintah dan peruhaan pertambangan nikel dan pengaruh eksternal yang dihadapi oleh pemerintah dan perusahaan tersebut. Matriks IE ini bermanfaat untuk memposisikan suatu perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 (sembilan) sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi yaitu (a) dimensi X, menunjukkan total skor dari matriks IFE, dan (b) dimensi Y, menunjukkan total skor dari matriks EFE. Menurut David (2002), pada sumbu X dan matriks IFE menggambarkan 3 (tiga) standar skor, yaitu :
a) Skor 1.0 - 1.99 menyatakan bahwa posisi internal suatu organisasi tersebut adalah lemah.
b) Skor 2.0 - 2.99 menyatakan bahwa posisi organisasi tersebut adalah rata-rata dan
c) Skor 3.0 - 4.0 menunjukkan posisi organisasi tersebut adalah kuat.
Dengan metode yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matrik EFE, untuk 3 (tiga) standar skor yaitu :
a) Skor 1.0 - 1.99 menunjukkan posisi eksternal organisasi adalah rendah b) Skor 2.0 - 2.99 menunjukkan posisi eksternal organisasi adalah sedang dan c) Skor 3.0 - 4.0 menunjukkan posisi eksternal organisasi adalah tinggi.
selanjutnya adalah matriks IE memiliki 3 (tiga) implikasi strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya yaitu :
1) Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan Membangun (Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok dibangun adalah strategi intensif (Market Penetration, Market Development, dan Product Development) atau Strategi Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan Horizontal Integration).
2) Sel III, V, dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi Pertahanan dan Pemeliharaan (Hold and Maintain). Strategi-strategi yang umum dipakai, yaitu strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration) dan Pengembangan Produk (Product Development).
3) Sel VI, VIII, atai IX dapat menggunakan strategi Panen atau Devesture (Harvest or Devesture).
Teori dan pengertian diatas, maka disusunlah sebuah matriks IE dari dampak pertambangan nikel terhadap masyarakat di Kecamatan Wasile, yang disajikan dalam gambar 17.