• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nikel Mining Impact to Sosial - Economic - Community Ecology in East Halmahera District Wasile

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nikel Mining Impact to Sosial - Economic - Community Ecology in East Halmahera District Wasile"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERTAMBANGAN NIKEL TERHADAP SOSIAL - EKONOMI - EKOLOGI MASYARAKAT DI KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

FONIIKE SAMAD

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial - Ekonomi - Ekologi Masyarakat Di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2013

(4)

RINGKASAN

FONIIKE SAMAD. Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial - Ekonomi - Ekologi Masyarakat Di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Dibimbing oleh EKA INTAN KUMALA PUTRI dan ARYA HADI. DHARMAWAN.

Pertambangan energi dan mineral di Indonesia pada 20 tahun terakhir ini mengalami kemajuan pesat, yang ditandai dengan meningkatnya volume produksi dan perkembangan usaha eksploitasi jenis sumberdaya energi dan mineral. Hasil penyelidikan dan pemetaan geologi yang telah dilakukan di sekitar 90 persen wilayah daratan Indonesia, telah mengidentifikasi wilayah dari Sabang sampai Merauke memiliki potensi kekayaan berbagai jenis mineral dan energi yang sangat diminati pasar ekspor (Ness,1999), disamping kawasan Timur Indonesia juga memiliki kekayaan sumberdaya mineral dan energi pertambangan yang sangat besar (Katili, 2002). Kontribusi pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 1996 telah mencapai 5,25 persen. Kenaikan ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan dapat menjadi sektor andalan bagi pembangunan perekonomian suatu negara (Ness,1999). Tambang dapat memberikan nilai tambah, jika deposit yang tersimpan di perut bumi dieksploitasi secara efektif (Yusgiantoro, 2000) sehingga dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi kesejahteraan rakyat, pembangunan wilayah, pertumbuhan industri dan perdagangan, serta peningkatan pendapatan nasional dan daerah, juga merupakan salah satu landasan terpenting pembangunan nasional Indonesia (Katili, 1998).

Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur salah satu kecamatan yang memiliki sumberdaya tambang nikel, dan memiliki dampak terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis dampak pertambangan nikel terhadap sosial - ekonomi - ekologi masyarakat di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, karena merupakan salah satu kecamatan yang memilki sumberdaya tambang, dan pada desa yang dekat dan jauh dari lokasi pertambangan nikel, Desa Batu Raja (desa yang dekat) dan Desa Subaim (desa yang jauh). Dengan sampling dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat lokal yang berada di sekitar dan yang berada jauh dari kawasan perusahaan pertambangan nikel, namun ikut merasakan dampak dari pertambangan dimaksud. Jumlah sampel yang diambil dari responden yaitu 80 orang yang merupakan 40 orang dari masing-masing desa. Lapangan dengan menggunakan Kuesioner, Indepth Interview dengan menggunakan analisis Change in Productivity, analisis Chi-Square, dan SWOT.

(5)

Hasil SWOT, dengan menghasilkan skor IFE sebesar 3,17 dan EFE sebesar 2,50 yang berada pada garis Grow and Buid dan Houl and Maintain, yang menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Halmahera Timur lemah dalam strategi terhadap dampak negatif dari masuknya pertambangan nikel. Sehingga rumusan kebijakan yang diusulkan adalah : (1) Tidak ada penerbitan ijin baru. (2) Posisi hold and maintain dari analisis SWOT, artinya perusahaan nikel yang sudah ada dapat tetap diteruskan operasinya, namun perusahaan harus memperhatikan dampak sosial dan ekologi yang terjadi pada masyarakat dan lingkungan. Saran kebijakan yang diajukan oleh hasil riset ini adalah memperbesar skema-skema CSR untuk memperbaiki dampak buruk operasi perusahaan tambang di bidang sosial dan ekologi.

(6)

SUMMARY

FONIIKE SAMAD. Nikel Mining Impact to Sosial - Economic - Community Ecology in East Halmahera District Wasile. Supervised by EKA INTAN KUMALA PUTRI and ARYA HADI DHARMAWAN.

Wasile, one of the East Halmahera district contained nickel mining, and a great influence on the social, economic and environmental life of the community. Thus this study refers to the theory and previous studies, researchers tried to base it on a frame of mind that the Sustainability of social, economic society strongly influenced by; carrying capacity of the environment, natural resources, human resources, facilities and infrastructure, the financial, social and cultural rights. The purpose of this study was to analyze the impact of nickel mining on socio - economic - ecological communities in the sub District Wasile, East Halmahera.

The research center is a sample of 2 (two) villages that are near and far away from the mining of nickel, the village of Batu Raja (near the village) and Subaim Desa (village far). By sampling in this study consisted of local people to be around and who are far away from the nickel mining company, yet to feel the impact of the mining question. The number of samples taken from the respondents ie 80 people consisting of 40 people from each village who are near and far away from the mine site consisting of local people actively working. Direct Observation Field Interviews In-depth interviews using questionnaires Change in Productivity analysis or can be referred to as the Productivity method, Chi-square analysis, and SWOT.

Based on the results of mining in the region contribute to the local economy are significant in terms of: (a) regional Revenue, (b) Expansion of employment opportunities, (c) Reduction of unemployment in the area. But the social and ecological impact is not profitable to society. The formulation of the proposed policy are: (1) there was no issuance of new licenses. The hold and maintain the position of the SWOT analysis, meaning that the company's existing nickel can be allowed to continue operations, but the company must pay attention to social and ecological impacts that adversely affect local communities and the environment. Suggestions policies proposed by this research is to increase CSR schemes to improve the adverse effects of mining companies operating in the fields of social and ecological.

(7)

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagaian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(8)
(9)

DAMPAK PERTAMBANGAN NIKEL TERHADAP SOSIAL - EKONOMI - EKOLOGI MASYARAKAT

DI KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

FONIIKE SAMAD

Tesis

Sebagai Salah satu Sayarat Untuk memperoleh Gelar Magister Sains Pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

Judul Tesis : Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial – Ekonomi – Ekologi Masyarakat di

Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur

Nama : Foniike Samad

NRP : P052100021

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Eka Intan Kumala Putri, MSc Dr Ir Arya Hadi Dharmawan, MScAgr

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam

Dan Lingkungan

Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS Prof Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas kasih dan penyertaanNya, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Tesis dengan judul Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial - Ekonomi - Ekologi Di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana IPB.

Penyelesaian penulisan tesis ini, tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri,M.Si dan Bapak Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, M.Si. Agr sebagai komisi pembimbing atas arahan dan bimbingannya. Ucapan terima kasih juga, kepada Bapak Dr. Ir. Basita Ginting, MA selaku penguji, dan kepada Prof. Dr.Ir. Cecep Kusmana selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan seluruh dosen dan tenaga kependidikan. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bupati Halmahera Barat, Bapak Ir. Namto Hui Roba,SH serta jajarannya dan Kepada Ketua Yayasan STKP Banau Halmahera Barat, Bapak Drs. Ismail Arifin, M.Si, beserta kepengurusannya, atas berbagai dukungannya. Apresiasi disampaikan kepada Ketua STPK Banau Halmahera Barat, Bapak Dr. Ir. Eddy Ch. Papilaya, M.Si atas kontribusi, ide, dan kebijakannya. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bupati Halmahera Timur, dan jajarannya yang telah membantu penulis dalam pemberian data-data sekunder sebagai pendukung data penelitian. Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Drs. Hasan selaku Camat Wasile, Kepala Desa Batu Raja dan Kepala Desa Subaim, buat rekan-rekan seperjuangan (Ine, Mayz, Jemmy, Ethy, Willy) serta Alin dan Ida atas kebersamaan suka dan duka selama masa studi di IPB.

Ungkapan terima kasih dan pengahargaan yang mendalam kepada kedua orang tuaku terkasih almarhum Papa Absalom Samad dan almarhumah Mama Martha The Wowor untuk harapan dan kasih sayangnya, buat sudara-sudaraku terkasih Ko Edy sekeluarga, Ci Eni, Ci Nona sekeluarga dan Adikku Ivan, juga suami dan kedua anakku tersayang Sammy Limahelu Adriana Allda Martha dan Daniel beserta keluaraga besar Samad The Wowor Limahelu atas doa, dukungan dan motivasinya.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk orang banyak

Bogor, Juni 2013

(13)

DAFTAR ISI

Sumberdaya Alam (Renewable dan Non Renewable Resources) Analisis Dampak Sosial-Ekonomi-Ekologi dari Pertambangan Nikel Analisis SWOT

Persepsi Masyarakat dan Konflik Sosial Penelitian Terdahulu yang Relevan 4. GAMBARAN UMUM LOKASI

Kabupaten Halmahera Timur

Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Wasile Karakteristik Responden

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Pertambangan Nikel Dalam Wilayah Kabupaten Halmahera Timur

Tambang Nikel Dan Keberadaan Di Kecamatan Wasile Produksi Dan Sistem Penjualan

(14)

Dampak Sosial-Ekonomi-Ekologi Pertambangan Nikel Analisis Dan Dampak Sosial Pertambangan Nikel Analisis Dan Dampak Ekonomi Pertambangan Nikel Analisis Dan Dampak Ekologi Pertambangan Nikel

Formulasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur

Analisis SWOT

Identifikasi Faktor-faktor SWOT Matriks SWOT

Matriks Strategi SWOT

Matriks Internal - Eksternal (IE)

Peran Stakeholder Dalam Penanganan Kerusakan Lingkungan Pertambangan Nikel

36 36 38 43 47 47 47 50 52 53

55

6. SIMPULAN DAN SARAN 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(15)

DAFTAR TABEL

1. Produksi Barang Tambang Mineral, 1996-2009 2

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Halmahera Timurdan Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun

2000-2010 (juta rupiah) 4

3. Produksi Pertambangan Menurut Jenis Tambang Kabupaten

Halmahera Timur 2006-2009 5

4. Matriks Analisis SWOT 14

5. Matriks Penelitian Sebelumnya yang Relevan 16

6. Matriks Penelitian 19

7. Matriks SWOT 21

8. Realisasi Produksi/Pengapalan Nikel Tahun 2011 di Kabupaten

Halmahera Timur 23

9. Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Wasile. 26 10. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan di Kecamatan Wasile Tahun 2011 27 11. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan di Kecamatan Wasile Tahun 2010 27 12. Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi (Padi Sawah dan Ladang)

Menurut Desa Di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur 28 13. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Pertambangan Nikel 35 14. Data Eksport Nikel Dari Tambang Di Kecamatan Wasile 35 15. Dampak Sosial dari Aktivitas Pertambangan Nikel di Desa Batu Raja

dan Subaim 36

16. Hasil Uji Chi-Square Dampak Sosial dari Aktivitas Pertambangan

Nikel 38

17. Dampak Ekonomi dari Aktivitas Penambangan Nikel di Desa Batu

Raja dan Subaim 39

18. Hasil Uji Chi-Square Dampak Ekonomi dari Aktivitas Pertambangan

Nikel 40

19. Data Rata-Rata Hasil Produksi Tanaman Padi Petani Desa Batu Raja DanSubaim Sebelum dan sesudah Penambangan Nikel 41 20. Rata-Rata Hasil Produksi Yang Hilang Adanya Pertambangan Nikel di

Desa Batu Raja dan Subaim 42

21. Dampak Ekologi dari Aktivitas Pertambangan Nikel di Desa Batu Raja

dan Subaim 43

22. Hasil Uji Chi-Square Dampak Ekologi dari Aktivitas Pertambangan

Nikel 45

23 Data Kerugian Ekologi Dengan Adanya Pertambangan 45 24. Biaya Pelaksanaan Pengelolaan dsn Pemantauan Lingkungan Di

Kabupaten Halmahera Timur 46

25. Keterangan Faktor Internal Dampak Pertambangan Nikel 47 26. Keterangan Faktor Eksternal Dampak Pertambangan Nikel 47 27. Matriks IFE Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial -

Ekonomi– Ekologi Masyarakat Kecamatan Wasile, Kabupaten

(16)

28. Matriks EFE Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Sosial - Ekonomi

– Ekologi Masyarakat Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera

Timur 51

29. Matriks SWOT Strategi Pertambangan Nikel Yang Ramah Lingkungan di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur 52 30. Peran Stakeholder Dalam Strategi Masuk, dan Eksplorasi Tambang

Nikel 56

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Penelitian 9

2. Unsur-unsur Pembangunan Berkelanjutan 10

3. Peta Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur 18 4. Persentase Penududuk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten

Halmahera Timur Tahun 2011 24

5. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jenis

Tahun 2010 25

6. Persentase Tingkat Pendidikan pada Desa Batu Raja dana Subaim 27 7. Persentase Jenis Pekerjaan Desa Batu Raja dan Subaim 28 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 29

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 30

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 30 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 30 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan 31 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal 31 14. Kontribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB ( Produk Domestik

Regional Bruto) Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2006 -2007 33 15. Persentasi Sektor Usaha Terhadap PDRB ( Produk Domestik

Regional Bruto) Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2006 -2007 33 16. Jumlah penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Di kecamatan wasile 2007 - 2011 34

17. Matriks IE Dampak Penambangan Nikel Terhadap Masyarakat Di

Kecamatan Wasile 54

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Gambar Peta Potensi Sumberdaya Alam Kabupaten Halmahera

Timur Tahun 2005 – 2015 64

2.

Gambar Peta Kuasa Pertambangan (KP) Kabupaten Halmahera

Timur Tahun 2005 -2015 64

3.

Daftar Perusahaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Kabupaten

Halmahera Timur Tahun 2009 - 2012 65

4.

Gambar Proses pengerukan Tanah yang Mengandung Nikel, Kondisi Lahan Pasca Eksplorasi Nikel dan Lahan pertanian Yang Rusak

(17)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertambangan energi dan mineral di Indonesia pada 20 tahun terakhir ini mengalami kemajuan pesat, yang ditandai dengan meningkatnya volume produksi dan perkembangan usaha eksploitasi jenis sumberdaya energi dan mineral. Pertambangan energi dan mineral pada tahun 1970 an belum banyak berkembang di Indonesia. Hasil penyelidikan dan pemetaan geologi yang telah dilakukan di sekitar 90 persen wilayah daratan Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki potensi kekayaan berbagai jenis mineral dan energi yang sangat diminati pasar ekspor (Ness,1999). Disamping itu, kawasan Timur Indonesia juga memiliki kekayaan sumberdaya mineral dan energi pertambangan yang sangat besar (Katili, 2002).

Kontribusi pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 1996 telah mencapai 5,25 persen, kenaikan ini menunjukan bahwa sektor pertambangan dapat menjadi sektor andalan bagi pembangunan perekonomian suatu negara (Ness,1999). Kontribusi ekonomi usaha pertambangan terhadap pembangunan nasional melalui penerimaan negara sangat besar, namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, baik melalui program pemberdayaan masyarakat maupun program pembangunan lainnya, belum dapat memberikan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi. Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumberdaya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal sosial.

Pandangan yang sama dikemukakan oleh Yusgiantoro (2000), bahwa tambang dapat memberikan nilai tambah jika deposit yang tersimpan di perut bumi dieksploitasi secara efektif sehingga dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi kesejahteraan rakyat, pembangunan wilayah, pertumbuhan industry dan perdagangan, serta peningkatan pendapatan nasional dan daerah, juga merupakan salah satu landasan terpenting pembangunan nasional Indonesia (Katili, 1998).

Sebagai negara penganut paham sumberdaya alam untuk kesejahteraan rakyat, Indonesia cenderung menggunakan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu mengolah kekayaan sumberdaya alam dan energi secara bijaksana agar kondisi lingkungan tetap lestari dan bermutu tinggi. Lingkungan yang lestari, menunjukkan adanya pembangunan yang tetap berlangsung dari generasi ke generasi, dan lingkungan yang lestari hanya dapat dilahirkan dari pola pikir yang memiliki rasa bijak lingkungan yang besar (Naiola,1996).

(18)

Tabel 1 Produksi Barang Tambang Mineral, 1996-2011

Sumber : Badan Statistik Republik Indonesia (BPS. Tahun 2012)

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil produksi tambang mineral Indonesia khususnya tambang nikel meningkat dari tahun ke tahun, yang memberi dampak secara ekonomi cukup signifikan tetapi secara lingkungan menimbulkan degradasi dan secara sosial menimbulkan konflik di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan berkelanjutan belum dapat terwujud di Indonesia hingga saat ini.

Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pertama pada tahun 1987 oleh The World Commission on Environment and Development (WCED) melalui laporan“Our Common Future”(Cicin-Sain et. al 1998). Substansinya, adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membatasi peluang generasi mendatang. Tidak menyebabkan penurunan kapasitas produksi ekonomi dimasa mendatang (Barry, 1997). Keberlanjutan secara ekologis, ekonomi, sosial, budaya, dan politik (Rahim, 2000). Mengandung prinsip “Justice as fairness” yang berarti manusia dari generasi yang berbeda mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap manusia lainnya seperti yang ada dalam satu generasi (Beller, 1990).

Suatu daerah tidak akan terus menerus berada dalam keadaannya sekarang, namun dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan. Perubahan ini dapat bergerak maju tetapi dapat pula mengalami kemunduran. Demikan pula halnya dengan Maluku Utara, dan lebih khusus lagi adalah Kabupaten Halmahera Timur. Adanya kegiatan penambangan nikel di Kabupaten Halmahera Timur, yang melibatkan masyarakat secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect)

Tahun Batu bara Bauksit Nikel Perak Granit Biji Besi Konsentrat Tembaga

(ton) (ton) (ton) (Kg) (ton) (ton) (tonmetrik)

1996 50,332,047 841,976 3,426,867 255,404 4,827,058 425,101 1,758,910

1997 55,982,040 808,749 2,829,936 249,392 8,824,088 516,403 1,817,880

1998 58,504,660 1,055,647 2,736,640 383,191 9,662,649 509,978 2,640,040

1999 62,108,239 1,116,323 2,798,449 361,377 8,720,155 502,198 2,645,180

2000 67,105,675 1,150,776 2,434,585 310,430 5,941,370 420,418 3,270,335

2001 71,072,961 1,237,006 2,473,825 333,561 3,976,274 440,648 2,418,110

2002 105,539,301 1,283,485 2,120,582 281,903 3,975,434 190,946 2,851,190

2003 113,525,813 1,262,705 2,499,728 272,050 3,938,915 245,911 3,238,306

2004 128,479,707 1,331,519 2,105,957 255,053 4,035,040 79,635 2,812,664

2005 149,665,233 1,441,899 3,790,896 326,993 4,302,849 87,940 3,553,808

2006 162,294,657 2,117,630 3,869,883 270,624 4,514,654 84,954 817,796

2007 188,663,068 1,251,147 7,112,870 268,967 1,793,440 84,371 796,899

2008 178,930,188 1,152,322 6,571,764 226,051 2,050,000 445,525,932 655,046

2009 228,806,887 935,211 4,863,352 359,451 na 45,610,587 973,347

2010 323,325,793 2,200,00 9,475,362 335,040 2,172,080 8,975,507 993,152

(19)

melalui penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, adanya peningkatan pendapatan daerah maka perlu dimasukkan dampak kegiatan pertambangan kedalam Perencanaan Pembangunan Daerah (RAPBD). Sebab, dampak ekonomi yang diberikan dengan adanya kegiatan ini bukan saja pada satu sektor tertentu, namun sangat kompleks yang terkait dengan kegiatan ekonomi yang ada, seperti sektor jasa dan lainnya.

Kemajuan ekonomi tidak terjadi pada waktu yang sama di berbagai wilayah dan apabila disuatu wilayah terjadi pembangunan maka akan terdapat daya tarik yang kuat dan akan menciptakan konsentrasi pembangunan ekonomi di sekitar wilayah tersebut (trickle down effect). Pembangunan tersebut bermula dari terjadinya konsentrasi pembangunan disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul di wilayah maju dan mempengaruhi pembangunan di wilayah kurang maju. Untuk tambang nikel di beberapa lokasi di Maluku Utara, kegiatannya dapat memberikan hasil yang besar maka lokasi tersebut menjadi suatu daerah aglomerasi yang dapat mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya di daerah ini.

Pertambangan nikel dapat dilakukan secara terbuka (open pit mining) dan tertutup (under ground mining) termasuk penggalian, pengerukan dan penyedotan untuk mengambil deposit nikel yang ada didalam tanah (Von Bulow, 1993). Penambangan nikel dimulai dengan penebangan pohon dan semak-semak selanjutnya dilakukan pemindahan tanah permukaan ke tempat penampungan sementara (Suhala dan Supriatna, 1995). Unit bisnis pertambangan nikel daerah operasi di Kabupaten Halmahera Timur adalah PT. Aneka Tambang Tbk, yang pekerjaan penambangannya dilaksanakan 90 persen oleh kontraktor yaitu; PT. Minerina Bakti dan PT. Yudistira Bumi Bhakti. Hasil nikel selanjutnya dipasok ke pabrik di Pomala dan sebagian besar di pasarkan ke Jepang dan Australia. Dengan

prinsip “kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat” maka bahan tambang perlu

diolah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat tetapi tetap menjaga kelestarian lingkungannya.

Menurut Undang-undang (UU) Nomor 04 tahun 2010 tentang pertambangan mineral dan batubara, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2010 tentang pembinaan dan penggunaan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan, dengan jelas dinyatakan bahwa setiap pengusahaan pertambangan harus memiliki ijin penambangan yang disebut Kuasa Pertambangan (KP), dengan tugas melakukan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan. Untuk mendapatkan KP dilakukan perjanjian Kontrak Karya (KK) antar Pemerintah Indonesia dengan perusahaan yang mengusahakan penggalian tambang. Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 28 Tahun 2009 Tentang penyelenggaraan usaha jasa pertambangan mineral dan batubara, UU Nomor 22 tahun 1999 mengatur tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 22 tahun 2010 mengatur tentang wilayah pertambangan, yang menjelaskan daerah otonomi berwenang mengelola sumberdaya yang terdapat didaerahnya, seperti memberi ijin usaha, penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

(20)

baru yang muncul dari aktivitas pertambangan nikel di Kabupaten Halmahera Timur. Illustrasinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Halmahera Timur Dasar Harga Konstan Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2009 (Juta Rupiah).

Sumber : BPS Pusat, PDRB Kabupaten Halmahera Timur, 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa sektor pertambangan nikel memberikan kontribusi ekonomi sebesar 23 persen, suatu nilai yang cukup besar jika dibandingkan dengan kontribusi sektor lainnya. Hal ini berarti bahwa tambang nikel dapat meningkatkan pendapatan daerah di Kabupaten Halmahera Timur.

Perumusan Masalah

Sumberdaya mineral dan energi beberapa tahun ini telah menimbulkan banyak permasalahan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan sekitar. Permasalahan lingkungan yang memprihatinkan bagi dunia pertambangan beberapa waktu yang lalu adalah pencemaran teluk Buyat di Minahasa Sulawesi Utara, akibat kegiatan penambangan emas oleh PT. NMR, yang limbahnya tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan merugikan masyarakat. Kejadian-kejadian seperti ini kemudian memunculkan kesan bahwa dalam hubungan dengan lingkungan hidup, tidak ada sektor lain yang lebih terpuruk dibanding sektor pertambangan. Masalah yang sering muncul adalah pencemaran terhadap sumberdaya tanah dan kualitas air yang berakibat padaturunnya produktivitas tanah dan turunnya daya dukung lingkungan. Saat ini sudah ada kebijakan untuk pengolahan lahan pasca tambang, yaitu reklamasi lahan. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum dan Keputusan Direktorat Jendral Pertambangan Umum No. 336.K/271/DDJP/1996 tentang Jaminan Reklamasi, merupakan dasar kebijakan implementasi reklamasi lahan pasca tambang.

Diberlakukannya UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan pasal 38 ayat (4) menyatakan bahwa pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola tambang terbuka (open pit mining). Pada dasarnya, dengan atau tanpa pemberlakuan UU No. 41 tahun 1999, pertambangan akan selalu bersinggungan dengan kawasan kehutanan. Pertambangan selalu dianggap sebagai penyebab kerusakan lingkungan, termasuk kerusakan hutan, jika penambangan dilakukan dengan pola tambang terbuka (open pit mining).

No Laporan Usaha 2008 2009

PDRB dengan MIGAS dan PERTAMBANGAN PDRB tanpa PERTAMBANGAN

219.563,33 168.058,71

(21)

Wilayah penambangan Tanjung Buli awalnya merupakan hutan produksi, namun dalam rencana pengembangan wilayah selanjutnya, lokasi tersebut diarahkan sebagai wilayah penambangan nikel. Mengingat potensi mineral nikel yang terkandung didalamnya bernilai ekonomis, karena mampu menjadi sumber PAD yang lebih besar dibandingkan hasil produksi hutan. Oleh karena perubahan atau konversi hutan menjadi tambang nikel maka kerusakan hutan di Tanjung Buli tidak dapat dihindari. Walaupun perusahaan nikel tersebut hingga Tahun 2007 terus melakukan kegiatan reklamasi pada lahan pasca penambangan.

Reklamasi lahan ini dipertegas lagi dengan UU No. 32 Tahun 2009 pasal 16 menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan, wajib melakukan kegiatan reklamasi pada lahan pasca penambangan. Pengelolaan lingkungan hidup di kawasan pertambangan merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan pertambangan yang berkualitas, yang melibatkan baik para perencana, pengambilan keputusan, penegakan hukum, dan pejabat pemerintah, ataupun dunia usaha dan masyarakat. Oleh karena itu, kesamaan persepsi dan sikap semua pihak yang terlibat dalam menghadapi persoalan lingkungan hidup perlu dibina agar pengelolaan lingkungan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999, pemerintah pusat berhak menentukan hutan negara dan merencanakan penggunaan hutan, serta hanya perlu memberi perhatian terhadap rencana tata guna lahan yang dibuat berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sementara itu, UU No 22 Tahun 1999 dan No. 32 Tahun 2004 tentang Otanomi Daerah memberikan kewenangan atas berbagai sumberdaya alam kepada pemerintah daerah sebesar 80 persen. Hal ini membuka peluang daerah untuk mengembangkan potensi sumberdaya yang dimilikinya, termasuk potensi hutan.

Tabel 3 Produksi Pertambangan Menurut Jenis Tambang Kabupaten Halmahera Timur 2006 – 2009.

Kegiatan penambangan selalu memunculkan pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif kegiatan penambangan dapat dilihat kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah, membuka isolasi wilayah, menyumbangkan devisa negara, dan daerah menyediakan kesempatan kerja, serta pengadaan barang dan jasa untuk komsumsi dan yang berhubungan dengan kegiatan produksi disamping itu dapat menyediakan peranan bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya (Mangkusubroto, 1995). Beberapa kejadian sebagai dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dilihat dari terjadinya ancaman terhadap lingkungan fisik, biologi, sosial, ekonomi dan warisan nasional ancaman terhadap ekologi dan pembangunan berkelanjutan (Barton, 1993).

Jenis Barang SatuanUnit 2006 2007 2008 2009

(22)

Dampak tambang terhadap sosial, ekonomi sangat terasa pada saat menjelang dan berhentinya operasi perusahaan penambangan, seperti pendapatan masyarakat menurun, tidak ada lapangan kerja, terjadi pemutusan tenaga kerja (Katili, 1998), sehingga menimbulkan perubahan pada lapangan kerja, tingkat dan pola pendapatan, pola produksi dan komsumsi, pendapatan dan penerimaan pemerintah dari pajak tambang dan retribusi menurun, seperti kasus yang dialami oleh PT Tambang Timah Bangka pada tahun 1990. Disana terjadi konflik antar etnis, konflik budaya, konflik tanah, kemiskinan, pengangguran, persepsi negatif terhadap perusahaan, menurunnya kualitas hidup, dan rendahnya partisipasi masyarakat.

Penambangan nikel di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur mulai berproduksi pada tahun 2006. Tidak dapat disangkal lagi telah menimbulkan beberapa dampak positif di bidang sosial dan ekonomi, seperti adanya kontribusi terhadap produksi nikel nasional, kontribusi ekonomi terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, kesempatan kerja, pendidikan, kesehatan, pengusaha kecil dan koperasi, sarana prasarana umum, serta keterbukaan wilayah. Namun, perlu juga diakui bahwa sebagai penambangan terbuka, tambang nikel juga telah menimbulkan dampak negatif. Ancaman terhadap dimensi ekologi seperti terjadinya perubahan bentang alam yang cukup luas, perubahan morfologi dan fungsi lahan, penimbunan tanah kupasan, penimbunan limbah pengolahan dan jaringan infrastrukturnya. Seperti halnya yang terjadi pada lahan bekas tambang emas di PT. Newmont Minahasa Raya (PTNMR, 2000). Dampak negatif tambang ini mempengaruhi iklim usaha dalam skala lokal seperti yang terjadi di lokasi penambangan PT. Batu Bara Bukit Asam (1996), dan sebagian mikro organisme dan horizon top soil A dan B menjadi musnah sehingga produktivitas dan stabilitas lahan menurun (Latifah, 2000).

(23)

pencarian lokal secara lebih intensif untuk kelangsungan sosial dan ekonomi masyarakat.

Sebelum tambang nikel ditemukan, Kecamatan Wasile merupakan kecamatan yang memiliki sumberdaya pertanian dan perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan dan juga tercatat sebagai pengekspor beras lokal ke kabupaten lain, bahkan dapat memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat se Kabupaten Halmahera Timur. Orang mengenal beras cap Gunung Wato-wato itu berasal dari Kecamatan Wasile. Dengan revitalisasi sektor pertanian, upaya ini dapat mengangkat kembali pendapatan masyarakat lokal yang mempunyai ketergantungan hidup dari sektor pertanian dan nelayan, dan dapat mempertahankan hidup masyarakat secara sosial ekonomi baik ada maupun tidak adanya tambang nikel di Kecamatan Wasile, bahkan di Kabupaten Halmahera Timur sekalipun. Umumnya perusahaan pertambangan kurang memperhatikan pembangunan sarana prasarana yang berada di daerah atau lokasi penghasil tambang. Akibatnya, setelah masa penambangan selesai beroperasi, daerah yang ditinggalkan diibaratkan sebagai kota mati karena jumlah penduduk berkurang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada disekitar tambang menjadi miskin karena hasil dari tambang hanya menjadi manfaat ekonomi jangka pendek (Anwar 1993). Kehidupan masyarakat secara sosial ekonomi, merupakan salah salah satu permasalahan yang selalu muncul pada saat berproduksi dan berakhirnya usaha penambangan. Berkurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan ketergantunggan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan di luar dari Kecamatan Wasile atau Kabupaten Halmahera Timur akan semakin besar. Permasalahan sosial ekonomi lain yaitu apabila perusahaan penambangan ditutup atau tidak lagi beroperasi, akan terjadinya pemutusan hubungan kerja di perusahaan, maka usaha dan jasa sektor informal juga mengalami penurunan dan dapat menimbulkan konflik sosial apabila tidak ditangani secara terpadu. Berdasarkan uraian diatas, maka muncul beberapa pertanyaan pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana peran pertambangan nikel dalam perkembangan wilayah Kabupaten Halmahera Timur ?

2. Bagaimana dampak sosial-ekonomi-ekologi masyarakat dari pertambangan nikel yang beroperasi di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur ? 3. Apa saja pilihan kebijakan pemerintah daerah untuk menciptakan tambang

nikel yang ramah lingkungan di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur ?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pertambangan nikel terhadap sosial - ekonomi - ekologi masyarakat di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, sedangkan tujuan secara spesifiknya yaitu :

1. Melihat peran pertambangan nikel dalam perkembangan wilayah Kabupaten Halmahera Timur.

(24)

3. Merumuskan kebijakan pemerintah daerah untuk menciptakan pertambangan nikel yang ramah lingkungan di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat, yaitu :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat di lokasi tambang untuk dapat memahami dan mengetahui dampak dari keberadaan suatu pertambangan. 2. Manfaat bagi penambang, untuk mengetahui bagaimana pengelolaan tambang

nikel yang ramah lingkungan dan dapat mengendalikan dampak negatif yang muncul dari usaha pertambangan.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Halmahera Timur dalam menciptakan suatu kebijakan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di daerah pedesaan.

4. Menjadi suatu tolak ukur kedepan dan sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji tambang dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.

Kerangka Pemikiran

Pembangunan berkelanjutan dalam menjamin keberlanjutan pemanfaatan dan optimalisasi ruang dan sumberdaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, sangat ditentukan oleh kemampuan penduduknya untuk mempertahankan sumberdaya energi, air dan sumberdaya lain, serta keberlanjutan lingkungannya. Saint dan Knecht (1998) menyatakan bahwa perlu memperhatikan ekonomi, lingkungan dan keadaan sosial, yang berlanjut secara ekologis.

(25)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak yang terjadi dari usaha pertambangan nikel terhadap sosial - ekonomi - ekologi masyarakat yang berada di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini hanya dilakukan di kabupaten Halmahera Timur dan dikhususkan pada masyarakat yang berada di Kecamatan Wasile, yang menerima dampak positif dan negatif dari keberadaan tambang nikel tersebut.

Penelitian difokuskan pada identifikasi akibat adanya tambang di Kabupaten Halmahera Timur. Dan manfaat yang diperoleh masyarakat dihitung dari pendapatan setiap bulan dari kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pekerjaan, usaha baru dan lain sebagainya.

(26)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Sumberdaya Alam (Renewable dan Non Renewable)

Fauzi (2004), sesuatu yang dapat dikatakan sebagai sumberdaya harus: 1) ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya dan 2) harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut, dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Secara umum sumberdaya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu :

1. Kelompok Flow (Renewable)

Jenis sumberdaya ini jumlah dan kualitas fisiknya dapat berubah sepanjang waktu. Beberapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang, bisa juga mempengaruhi atau tidak bisa mempengaruhi ketersediaan sumberdaya di masa mendatang. Sumberdaya dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya tergantung dan tidaknya pada proses biologi.

2. Kelompok Stok (Non Renewable)

Sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas, sehingga eksploitasinya akan menghabisan cadangan sumberdaya. Sumber stok dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhaustible).

(27)

Analisis Dampak Sosial - Ekonomi - Ekologi dari Pertambangan Nikel

Nikel merupakan sumberdaya alam yang mengandung logam tergabung dengan tanah dan bebatuan. Nikel umumnya terdapat pada kedalaman sampai 10 meter dari top soil dan sup soil (Sukandarrumidi, 1998). Jenis nikel ekonomis yaitu nikel Saprolit dan Limonit. Nikel saprolit berada pada daerah pegunungan, dimana pembentukan zona saprolit yang berkualitas tinggi dan banyak dipengaruhi struktur batuan dibandingkan morfologinya (Darijanto, 1999). Usaha tambang dapat memberikan nilai tambah, jika deposit yang berada di perut bumi dieksploitasi secara efektif (Yusgiantoro, 2000), sehingga memberikan manfaat secara ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

Penambangan meliputi pengambilan dan persiapan pengelolaan lanjutan dari benda padat, cair dan gas (Yusgiantoro, 2000). Usaha yang dilakukan untuk mengambil bahan galian dengan tujuan pemanfaatan lanjut untuk kepentingan manusia (Boegel 1976). Penambangan nikel dimulai dengan melakukan penebangan pohon dan semak-semak, selanjutnya pemindahan permukaan tanah dengan melalui proses pengerukan dan selanjutnya dipindahkan ke tempat penampungan sementara (Suhala dan Supriatna, 1995). Penambangan nikel dilakukan dengan cara mengeruk pelapukan batuan ultra basa (peridotite), sehingga praktis seluruh tanah diambil (Sudrajat, 1999). Bagian permukaan tanah ditampung pada tempat tertentu sebagai tanah penutupan kembali saat rehabilitasi. Pengusaha pertambangan, harus mendapatkan ijin penambangan yang disebut dengan IUP (Izin Usaha Pertambangan), dengan tugas melakukan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan. Izin usaha pertambangan berisi hal-hal penting meliputi letak dan luas wilayah pengusahaan tambang, yang disertai dengan peta dan batas-batasnya (Sukandarrumidi, 1998). Pemerintah pusat menentukan kebijakan makro perencanaan, pendayagunaan sumberdaya tambang (pasal 7 ayat 2 UU. No. 22 Tahun 1999). Peran pemerintah pusat sebagai instrumen optimalisasi pendayagunaan sumberdaya tambang, Sujana (1996). Peran pemerintah pusat dalam penyusunan rencana makro pengelolaan tambang harus secara detail, efektif dan sistematik. Mangkusubroto (1995) menyatakan bahwa perlu perencanaan sistematik terhadap perusahaan pertambangan berskala operasi antara 25 – 30 tahun bahkan lebih dari 50 tahun. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Indonesia yaitu kegiatan pertambangan.

Penambangan yang dilakukan PT. Freeport di Papua telah menimbulkan pengaruh terhadap suatu wilayah yang sangat luas, mulai dari lokasi pertambangan di ketinggian sekitar 300 meter dipermukaan laut membujur ke selatan hingga ke daerah pesisir dan laut Arafura (Purwadhi, 2002).

Dampak pertambangan terhadap sumberdaya tanah seperti : 1. Kerusakan bentuk permukaan bumi.

2. Menumpuknya ampas buangan. 3. Polusi udara.

4. Erosi dan sedimentasi.

5. Terjadi penurunan permukaan bumi.

(28)

Penambangan juga menyebabkan permukaan tanah runtuh, lahan pasca penambangan menjadi gersang dan sulit untuk dihijaukan kembali (Katili, 1998), sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi, pemadatan tanah, terganggunya flora dan fauna disekitar wilayah tambang, dan terjadinya perubahan iklim. Kegiatan penambangan mengakibatkan :

1. Perubahan fisik dan kimia tanah.

2. Pengurangan sejumlah spesies tumbuhan maupun hewan.

3. Kanopi/tajuk tumbuhan menjadi terbuka, sehingga suhu tanah naik. 4. Faktor mikroklimat berubah (klimat disekitar daerah tumbuh aktif). 5. Terdorongnya water table lebih mendekati permukaan tanah.

Ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Ekonomi merupakan suatu proses yang terjadi terus-menerus dan bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan proses mencerminkan adanya terobosan yang baru, bukan gambaran ekonomi suatu saat saja. Ekonomi juga berkaitan dengan pendapatan riil, yaitu aspek penting yang saling berhubungan yaitu pendapatan total atau yang lebih banyak dikenal dengan pendapatan nasional. Orientasi ekonomi Indonesia lebih menekankan pada pertumbuhan antara desa dan kota.

Dampak ekonomi kadang-kadang tidak terduga, misalkan pembagunan irigasi, diharapkan menghasilkan manfaat berupa kenaikan produksi dan pendapatan kepada petani. Dampak ekonomi selanjutnya mungkin berupa kepemilikan lahan dan atau pendapatan para petani yang makin tidak merata. Jika pembangunan dinilai kelayakan hanya dari perbandingan manfaat langsung dan biaya langsung, seperti pada analisa finansial maka dampak sesungguhnya dari pembangunan itu tidak tergambarkan, tidak semua dampak ekonomi suatu pembangunan bersifat merugikan. Proyek irigasi dari contoh diatas, yang sama memungkinkan derajat penggunaan lahan yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan kesempatan kerja yang meningkat.

(29)

Analisis dampak lingkungan bermaksud untuk mengkaji (melalui suatu analisis), kemungkinan-kemungkinan perubahan pada lingkungan fisik, kimia, biologi, lingkungan sosial budaya, dan sosial ekonomi manusia. Namun pada penelitian dampak lingkungan, penelitian akan dipusatkan pada lingkungan sosial ekonomi, dengan demikian perlu dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan lain misalnya dengan mengkaji apa yang terjadi dengan sumberdaya, termasuk sumberdaya manusia disekitar tambang, bagaimana penggunaan tenaga kerja disana, apakah terjadi proses realokasi sumberdaya ketaraf yang lebih tinggi atau tidak, apakah terjadi perubahan menjurus kepada pemusatan penguasaan ditangan sejumlah kecil penduduk, sehingga akan menyebabkan pola pembagian pendapatan yang timpang, karena dampak sosial.

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength Weaknesses Opportunities Threats), analisis yang melihat empat faktor strategis yaitu Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman, keempat faktor tersebut digunakan secara bersamaan. Keempatnya merupakan dua faktor internal dan dua faktor eksternal. Faktor-faktor internal adalah kekuatan dan kelemahan, dan dua faktor eksternal adalah kesempatan dan ancaman. Dari sisi lain dua faktor, kekuatan dan kesempatan dipandang sebagai faktor yang positif sedangkan kelemahan dan ancaman sebagai faktor-faktor negatif. Analisis SWOT merupakan salah satu bentuk alat analisis terhadap situasi yang tengah dihadapi. Dalam pembangunan pedesaan, alat ini mampu menyediakan kerangka analisis terhadap situasi yang dihadapi, untuk menggali masukkan dari masyarakat, membangkitkan dan menggodok solusi serta kendala-kendala potensial, sekaligus mengumpulkan informasi yang berguna dalam aktivitas evaluasi nanti. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan serta sebagai perencanaan strategis.

Analisis SWOT menyediakan sebuah kerangka pikir untuk lebih fokus melihat masalah. Umumnya analisis ini banyak ditujukan untuk penerapan dalam aktivitas bisnis. Analisis SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien, serta cepat dalam menemukenali kemungkinan serta dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa depan sebuah institusi dangan pendekatan yang sistematik melalui proses introspeksi dan mawas diri ke dalam, baik yang bersifat positif dan negatif. Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisis SWOT adalah, bahwa apapun cara-cara serta tindakan yang diambil, dalam proses pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip; kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, ambil kesempatan, dan hilangkan ancaman.

(30)

generalisasi yang berlebihan. Analisis SWOT dapat dilaksanakan secara individu atau sekelompok orang. Teknik secara kelompok lebih efektif khususnya dalam menggambarkan struktur, objektivitas, kejelasan dan fokus untuk diskusi mengenai strategi, sehingga tidak akan ngelantur. SWOT sangat praktis dan tidak boros terhadap waktu serta efektif karena kesederhanaannya, dan dapat digunakan secara kreatif, sehingga dapat membentuk serta membangun fondasi, yang sehingga dapat diciptakan sejumlah rencana strategis untuk pengembangan program-program baru. Keunggulannya lain, dari Analisis SWOT adalah sebuah teknik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga dapat digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan. SWOT tidak mempunyai akhir, artinya ia akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman, karena itu analisis SWOT sering dilakukan. Beberapa keuntungan atau kelebihan menggunakan analisis SWOT adalah :

1. Analisis SWOT adalah suatu alat yang mudah untuk menerangkan, mudah dalam menggunakan, mudah pula untuk dipahami oleh anggota komunitas sampai kepada level intelegensi yang rendah sekalipun.

2. Alat ini dapat digunakan untuk membuat analisis masalah (problem analisis), memonitor, dan juga untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan. 3. Alat ini menyediakan kerangka pemahaman yang seimbang antara

faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimilki.

4. Terbuka, dan terfokus, karena kegiatan diskusi akan difasilitasi jika menerapkan metode ini.

5. Memungkinkan bahwa seluruh ide dari satu masalah didiskusikan secara seimbang.

6. Dapat merekam perubahan dalam sikap dan presepsi suatu masyarakat jika analisis dilakukan secara fokus dan konsisten.

Hasil analisis SWOT biasa berupa profil SWOT (SWOT profile), yaitu berupa sebuah tabel dengan kotak, dimana masing-masing berisi point-point yang termasuk sebagai S,W,O dan T. Alat yang biasa dipakai adalah matriks SWOT, yang menggambarkan bagaimana menggabungkan antara faktor internal dan eksternal, sehingga menghasilkan empat bentuk strategi yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Matriks Analisis SWOT

Eksternal Internal

Strenythness (S):

Tentukan faktor-faktor yang

merupakan kekuatan internal

Weaknesses (W):

Sebutkan berbagai faktor yang menjadi kelemahan organisasi

Opportunities (O):

Indikasi berbagai

faktor eksternal yang bersifat positif untuk organisasi

S-O

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia

W-O

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan organisasi sehingga mampu memanfaatkan peluang

Threats (T):

Tentukan berbagai

faktor eksternal yang bersifat negatif bagi organisasi.

S-T

Ciptakan strategi yang

menggunakan kelebihan organisasi

namun sekaligus mengurangi

pengaruh negatif dan ancaman eksternal

W-T

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(31)

Kelebihan menggunakan SWOT informal sehingga menggali partisipasi lebih baik. Partisipasi juga mendorong, karena informasi yang digunakan adalah berupa informasi kualitatif, sehingga menjadi keterlibatan semua orang. Analisis SWOT adalah tahap pertama dari perencanaan dan membantu pengambilan keputusan untuk berfokus pada isu-isu kunci dan tahap selanjutnya.

Persepsi Masyarakat dan Konflik Sosial

Persepsi merupakan suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognetif yang sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Menurut Sarwono (1999) persepsi merupakan proses pencarian informasi untuk dipahami, pandangan seseorang terhadap suatu fenomena dapat bersifat konotatif dan denotatif, menolak atau menerima, suka atau tidak suka terhadap obyek yang dihadapinya. Menyatakan persepsi masyarakat terhadap lingkungan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan pendidikan. Seseorang akan memberi persepsi positif terhadap lingkungan, apabila lingkungan tersebut memberikan kesejahteraan kepadanya, sebaliknya jika lingkungan tidak mampu meningkatkan kesejahteraan, ia cenderung memberi nilai negatif terhadap lingkungan yang dihadapinya. Kegiatan penambangan nikel di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, menimbulkan implikasi pada terjadinya perubahan lingkungan sosial masyarakat yang bersifat positif dan negatif. Faktor-faktor menyebakan munculnya konflik di dalam suatu masyarakat karena adanya perbedaan individu, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat. Perbedaan individu terjadi karena perbedaan lingkungan yang membentuk kedua belah pihak yang melahirkan prinsip-prinsip nilai kebiasaan atau tatacara yang berbeda (Soekanto, 1982).

Konflik dapat terjadi jika masing-masing pihak tidak dapat menerima atau menghormati prinsip atau sistem nilai yang dimiliki pihak lain. Bila kedua unsur yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan masyarakat ini semakin terpolarisasi antara unsur dominan dan yang dipinggirkan, maka konflik dapat mengarah menjadi tindak kekerasan (Turner, 1998). Ketidak merataan distribusi faktor-faktor produksi, umumnya dirasakan oleh masyarakat lokal yang bermukim di sekitar wilayah lingkar pertambangan, padahal penduduk asli yang bermukim disekitar wilayah lingkar tambang selalu mengharapkan program pengembangan masyarakat yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat setempat (Tomagola, 2000). Salah satu faktor terjadinya konflik di Maluku Utara tahun 1999, adalah konflik sosial akibat gap sosial antara pendatang dan penduduk asli, akibat terjadi ketimpangan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan PT. NHM.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

(32)

tentang pembukaan pertambangan emas di kawasan hutan Batang Toru dengan menggunakan korelasi Sperman Rank, jumlah sampel sebanyak 80 KK, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa belum memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang pertambangan dan hutan. Deskripsi singkat dari penelitian terdahulu yang relevan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Matriks Penelitian Sebelumnya yang Relevan

No Judul Penelitian Peneliti Hasil Penelitian Alat Analisis Yang

Gunakan

1

Persepsi Masyarakat

Terhadap Pembukaan

Pertambangan di

Kecamatan Batang Toru,

Kabupaten Tapanuli

Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Arahan strategi

Pasaribu (2010)

Kegiatan pertambangan emas berdampak positif terhadap

sosial(ketersediaan sarana pendidikan dan

kesehatan) dan

Penambangan Nikel pada Lahan Konsesi PT Aneka

Tambang, Bisnis

Perambangan Nikel

Daerah Operasi Maluku

Utara Kabupaten

Halmahera Timur.

Budi Yusuf (2008)

Diharapkan lahan bekas

pertambangan dapat

masyarkat yang berada

di lokasi areal

pertambangan.

Analytical Hierarchy

Process (AHP).

Industri Perkayuan

Daerah Trans Samarinda

Balikpapan Terhadap

Lingkungan Sosial

Ekonomi Masyarakat

Sekitarnya. A. Gaffar Hidayat

(1987)

Terjadi perubahan

positif dari sisi kualitas

lingkungan sosial

setelah adanya industri perkayuan dan perlu adanya penaganan yang sebaik mungkin dalam mempertahankan

kondisi lingkungan,

untuk peningkatan

ekonomi masyarakat.

Metode analisis yang dipakai metode matriks, dengan menyusun tiga

buah matriks secara

bertahap yaitu; evaluasi

dasar lingkungan

sebelum industri,

matriks dampak

lingkungan, dan matriks keputusan Gebe Propinsi Maluku Utara) Gebe setelah penutupan tambang nikel.

Metode USLE

(mengukur tingkat

bahaya erosi), analisis secara deskriptif dengan sistem skor dan uji statistik, metode MDS

(untuk menghitung

(33)

Pasaribu (2010) penelitian dengan judul: Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sosisal Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, penelitian ini melihat dampak pertambangan emas terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Batang Toru, dan bagaimana pengaruh dampak sosial (pendidikan, dan kesehatan) dan ekonomi (kesempatan bekerja dan berusaha) tambang emas tersebut terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pembagian kuesioner dan studi dokumentasi, sampel penelitian adalah masyarakat di 11 desa yang berdekatan dengan perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 10 orang setiap desa, dengan total 110 orang, analisis data dilakukan dengan cara uji beda rata-rata dan regresi linier.

(34)

3 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini dikonsentrasikan pada 2 (dua) desa yang dekat dan jauh dari lokasi pertambangan nikel, yaitu Desa Batu Raja (desa yang dekat) dan Desa Subaim (desa yang jauh). Tempat atau lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2012 – Agustus 2012.

Bahan dan Peralatan

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner, literatur. alat tulis, kamera dan peralatan lain pendukung penelitian

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan juga pengamatan langsung di lapangan pada masyarakat yang berada dekat dan yang berjauhan dengan tambang. Pengumpulan data sekunder berupa penelusuran berbagai pustaka yang ada di berbagai instansi Pemerintah terkait di Kabupaten Halmahera Timur.

Metode Pengambilan Data dan Sampel

Penelitian dilaksanakan di lahan pasca penambangan nikel lahan konsesi yang beroperasi di Maluku Utara tepatnya di Halmahera Timur Kecamatan Wasile, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan bersifat deskriptif korelasional yaitu berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara tepat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Pengambilan data dengan cara metode survei, wawancara dengan panduan

Kec. Wasile KECAMATAN WASILE

Kab. Halmahera Timur

(35)

kuesioner serta pengamatan langsung di lahan pertambangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan penentuan dua desa yang terdekat dan terjauh dari penambangan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah prosesive sampling, dimana sampel yang diambil secara acak disesuikan dengan latar belakang masalah dan tujuan yang diteliti, yang secara nyata mendapat pengaruh langsung terhadap penelitian yang akan berlangsung.

Sampling dalam penelitian ini adalah masyarakat lokal yang berada dekat dan jauh dari lokasi perusahaan pertambangan nikel. Jumlah responden yaitu 80 orang yang terdiri dari 40 orang dari desa dekat dan berjauhan dari lokasi pertambangan.

Dampak pertambangan nikel terhadap perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan yang terjadi pada sebelum dan pengolahaan tambang nikel berlangsung di pakai analisis Chi-Square dimana jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 orang, yang terdiri dari 40 orang dari masing-masing desa. Menganalisa secara SWOT bagian sampling responden sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 10 orang berasal dari perusahaan pertambangan nikel (pegawai/buruh) dan 5 orang responden dari PEMDA. Data diolah dengan menggunakan software Expert Choice 2000, dan penelitian ini menggunakan beberapa alat analisis seperti pada Tabel 6.

Tabel 6 Matriks Penelitian

Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan untuk menjawab masing-masing tujuan penelitian ini adalah :

Change in Productivity

Change in Productivity adalah untuk melihat hasil produksi atau kwalitas sebelum adanya aktivitas tambang dibandingkan dengan sekarang (setelah ada tambang). Untuk mengukur Change in Productivity dipakai rumus sebagai berikut:

Nilai Produktivitas SDA1 = ( ∑Produksi ton/ha X P )1– ( Biaya Input ) 1… (1)

No Tujuan Penelitian Alat Analisis Teknik

Pengumpulan Data

Responden

1 Melihat peran pertambangan

nikel dalam perkembangan wilayah Kabupaten Halmahera Timur.

3 Merumuskan kebijakan

pemerintah daerah untuk menciptakan pertambangan

nikel yang ramah

lingkungan di Kecamatan

(36)

Nilai Produktivitas SDA2 = ( ∑Produksi ton/ha X P )2 – ( Biaya Input ) 2 .... (2) Keterangan :

Nilai Produktivitas SDA1 : Nilai produktivitas dari sumberdaya alam sebelum terjadi perubahan karena adanya tambang

Nilai Produktivitas SDA2 : Nilai produktivitas dari sumberdaya alam sesudah terjai perubahan karena tambang

∑ Produksi : Jumlah produksi dari komoditi

P : Harga komoditi sekarang (Rp/kg)

Biaya Input : Biaya non-sumberdaya alam

Analisis Uji Chi-Square

Analisis ini bertujuan untuk melihat nilai dampak sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat sebelum dan sesudah kehadiran pertambangan nikel pada dua desa yang dekat dan jauh dari lokasi pertambangan nikel di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. Perhitungan dilakukan dengan rumus (Walpole, 1993).

Dimana :

X2 : Nilai chi-Square

f0 : Frekuensi yang diharapkan fe : Frekuensi yang diperoleh/diamati

Perhitungan dilakukan dengan menghitung nilai masing-masing variabel kemudian nilai tersebut dirata-ratakan, dan dimasukkan dalam tabel Chi-Square dengan cara perhitungan sebagai berikut :

1. Dampak tambang terhadap sosial masyarakat yang dekat dan jauh dari tambang

Perilaku Masyarakat Setuju Kurang setuju Tidak setuju Total

Dekat Jauh

Total 80

2. Dampak tambang terhadap ekologi masyarakat yang dekat dan jauh dari tambang

3. Dampak tambang terhadap ekonomi masyarakat yang dekat dan jauh dari tambang.

Tambang Nikel

Pendapatan masyarakat Meningkat Biasa saja Menurun Total

Dekat Jauh

Total 80

Tindakan Masyarakat Setuju Kurang setuju Tidak setuju Total

Dekat Jauh

Total 80

(37)

Setelah itu diadakan uji statistik Chi-Square dengan menggunakan komputer program SPSS 10.0 for windows, untuk mendapatkan total hasil dari dampak keberadaan tambang nikel terhadap sosial, ekonomi dan ekologi masyarakat yang berada pada lokasi yang berdekatan atau berjauhan dengan penambangan.

Analisis SWOT

Penelitian ini, di analisis menggunakan SWOT disusun dari 5 elemen kekuatan, 6 elemen kelemahan, 5 elemen peluang dan 6 elemen ancaman (Marimin 2010). Matriks SWOT yang telah disusun digunakan untuk membuat masukan-masukan terhadap kebijakan tentang pengelolaan tambang yang ramah lingkungan, di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur.

Matriks SWOT dapat membentuk suatu hasil strategis untuk pemerintah dan perusahaan tambang dalam menentukan kebijakan untuk masyarakat dan untuk perkembangan berlanjutnya suatu tambang.

Tabel 7 Matriks SWOT

KEKUATAN Streythness (S)

1.Penerimaan pendapatan bagi Daerah Halmahera Timur.

2.Penduduk lokal dapat bekerja sebaga tenaga kerja di pertambangan nikel. 3.Mempunyai ijin penambangan dar

pemerintah.

4.Mendapatkan lahan penambangan nikel yang strategis

5.Potensi sumberdaya alam dan minera yang tersedia untuk tambang nikel.

KELEMAHAN Weaknesses (W)

1.Lahan pertanian masyarakat loka berkurang, terpakai untuk pertambangan nikel.

2.Akibat penambangan terjadi polusi udara (debu)

3.penambangan nikel menyebabkan erosi dan sedementasi

4.Terjadi pengurangan sejumlah spesi tumbuhan maupun hewan.

5.Bekas penambangan nikel, susah untuk dapat dihijaukan kembali.

6.Mengubah perilaku sosial masyaraka lokal.

PELUANG Opportunities (O).

1.Meningkat pendapatan Daerah masuknya tambang nikel.

2.Menguranggi angka pengangguran dengan adanya tambang nikel 3.Berkembangnya usaha jasa baru

setelah adanya tambang nikel. 4.Meningkatnya pendapatan usah

dibidang jasa, setelah ada tambang nikel

5.Hubungan sosial dengan masyaraka pendatang, dan lokal menjadi terbuk bebas

ANCAMAN Threats (T)

1.Kerusakan lingkungan. Lahan pertanian menjadi terbatas karen pengalihan lahan (penebangan hutan) 2.Mata pencaharian masyarakat loka

berubah.

3.Kehidupan sosial, budaya masyaraka berubah.

4.Masyarakat kekurangan air bersih (dalam jangka panjang)

5.Tanah tidak dapat ditanami tanaman dalam jangka panjang

Internal

(38)

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

Kabupaten Halmahera Timur

Kabupaten yang terbentuk sejak tahun 2003 ini, beribukota Maba dan pada tahun 2009 kabupaten ini dibagi menjadi 10 kecamatan dan 73 desa. Kecamatan di Maba Selatan, Kota Maba, Maba, Maba Tengah, Maba Utara, Wasile Utara, Wasile Tengah, Wasile Timur, Wasile dan Wasile Selatan, dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 76 desa, yang tersebar 6 desa di Kecamatan Maba Selatan, 5 desa di Kecamatan Kota Maba, 7 desa di Kecamatan Maba, 8 desa di Kecamatan Maba tengah, 7 desa di Kecamatan Maba utara, 6 desa di Kecamaatan Wasile, 14 desa di Kecamatan Wasile selatan, 6 desa di Kecamatan Wasile Timur, 8 desa di Kecamatan Wasile Tengah, dan 6 desa di Kecamatan Wasile Utara.

( i ) Letak Geografis dan Administrasi

Secara geografis wilayah Halmahera Timur berbatasan dengan sebelah utara wilayah Kabupaten Halmahera Utara dan Teluk Kao, di sebelah selatan dengan wilayah Kabupaten Halmahera Tengah (Kecamatan Patani dan Kecamatan Weda) dan Kabupaten Halmahera Barat, di sebelah barat Teluk Kao (wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan Teluk Buli, disebelah timur Laut Hamahera dan laut Samudra Pasifik.

Kabupaten Halmahera Timur terletak antara 1260 45’ BT – 1290 30’ BT dan 0030’ LU – 2000’ LS, dengan batas wilayah:

1. Sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Utara

2. Sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat

3. Sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat

4. Sebelah barat dibatasi Samudra Pasifik

Luas wilayah Halmahera Timur adalah 40.263,72 km2, terdiri dari daratan seluas 8.779,32 km2 (22 %) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km2 (78 %). Keadaan iklim di Halmahera Timur dipengaruhi oleh angin laut, terutama berasal dari laut Seram dan laut Maluku. Musim barat atau utara umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, pada bulan April terjadi masa transisi ke musim selatan atau timur tenggara yang biasanya diikuti dengan musim kemarau. Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung selama enam bulan, yang berawal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah pada bulan November dan biasanya terjadi musim hujan. Selain Pulau Halmahera, Kabupaten Halmahera Timur juga memiliki 27 buah pulau, dan pulau-pulau tersebut belum ada yang dihuni manusia.

(ii) Potensi Sumberdaya Mineral dan Migas

(39)

menjadi Provinsi sendiri yang terpisah dari Provinsi Maluku. Berdasarkan UU No. 46 Tahun 1999, Ibukota Provinsi ini ditetapkan di Sofifi.

Potensi sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada lampiran 1, dalam peta telah di patok tempat dan hasil sumberdaya alam yang terkandung pada lokasi tersebut. Secara keseluruhan wilayahnya dibagi menjadi dua Kabupaten dan satu kotamadya yaitu : Kabupaten Maluku Utara (22.447 Km2), Kabupaten Halmahera Tengah (19.791 Km2) dan Kota Ternate (11.438 Km2). Jenis tambang yang telah diidentifikasi terdapat di Kabupaten Halmahera Timur adalah :

1. Nikel (Ni).

2. Magnesit (Fe) di sepanjang Sungai Wayalele, Kecamatan Wasile.

3. Batu gamping (Ca) di Desa Subaim, Kecamatan Wasile dan Desa Fayaul, Kecamatan Wasile Selatan.

4. Talk (Ca) di Desa Fayaul sepanjang Sungai Wayalele, Kecamatan Wasile. 5. Minyak bumi di Desa Lolobata, Kecamatan Wasile.

Kecamatan Maba dan Desa Soa Sangaji, Kecamatan Maba Selatan, lokasi-lokasi tersebut berada di Teluk Bull, serta di Desa Subaim, Kecamatan Wasile. Penyebaran kuasa pertambangan dapat dilihat pada Lampiran 2, peta kuasa pertambangan di Kabupaten Halmahera Timur, dimana tempat perusahaan tambang beroperasi. Tabel 8, menguraikan realisasi produksi nikel dalam tahun berjalan dihitung per triwulan dalam satu tahun, dimana nikel masih menjadi bahan utama yang diproduksi keluar dari Kabupaten Halmahera Timur.

Tabel 8 Realisasi Produksi/Pengapalan Nikel Tahun 2011 di Kabupaten

Trw I 1.380.291,00 222.125,00 57.200,35 44.438,00 155.002,00 1.859.056,35 April

Trw II 1.148.817,00 202.320,00 408.703,76 42.744,00 52.000,00 1.854.584,76 Juli

TRW III 1.319.120,00 291.130,00 321.052,36 108.508,00 2.039.810,36 Oktober

Trw IV 1.421.340,00 400.790,00 229.000,12 0,00 0,00 2.051.130,12 Total 5.269.568,00 1.116.365,00 1.015.956,59 87.182,00 52.000,00 315.510,00 7.804.581,59

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2012

Hasil tambang yang baru dieksploitasi yaitu nikel di Pulau Gee (Tahun 1997) dan Tanjung Buli (Tahun 2001), Kecamatan Maba, di Mornopo dan desa Wailukum, Kecamatan Maba Selatan (Tahun 2004). Lokasi lainnya adalah di Pulau Pakal.

(iii) Tingkat Pendidikan

Gambar

Gambar Peta Potensi Sumberdaya Alam Kabupaten Halmahera
Tabel 1 Produksi Barang Tambang Mineral, 1996-2011
Gambar 1 Diagram Alir Kerangka Penelitian
Tabel 5  Matriks Penelitian Sebelumnya yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses awal masuknya perusahaan di Desa Sitimulyo dimusyawarahkan oleh pemerintah desa dengan pihak-pihak terkait (BPD) dan termasuk dalam hal ini adalah masyarakat

Walaupun tanda larangan merokok sudah dipasang disetiap kawasan yang ditetapkan, iklan rokok yang sudah tidak ada lagi ditemukan,dan sanksi sudah dijelaskan dalam

Aktivitas siswa secara klasikal dapat dikatakan bahwa siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran Matematika khususnya tentang penjumlahan bilangan bulat dengan

Pada siswa Madrasah Ibtidaiyah, terjadi dilema dalam penggunaan bahasa pengantar pembelajaran, di samping karena masih kentalnya bahasa ibu yang mereka miliki, mereka

Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan bentuk lukisan yang terinspirasi dari atlet tinju populer sebagai inspirasi penciptaan lukisan bergaya

sehingga peran dari pada lag leverage terhadap variasi leverage, dengan implikasinya adalah kurang berperan, Ini mengindikasikan bahwa penyesuaian ke target struktur

Hasil penelitian pada siklus II menunjukan bahwa hasil belajar aspek kognitif mencapai persentase ketuntasan belajar 89,47%, aspek afektif mencapai persentase ketuntasan

Namun demikian, dalam penulisan skripsi penulis menggunakan model kedua, yaitu baik kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ataupun huruf al-Qamariah tetap menggunakan