• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian ini bertempat di Kompleks Candi Gedong Songo, Sebuah kompleks candi yang berada di kaki Gunung Ungaran tepatnya di dusun Darum desa Candi, Kec. Bandungan Kab. Semarang yang berjarak 9km dari kota Ambarawa dan 12km dari kota Ungaran. Kompleks Candi Gedong Songo merupakan suatu tempat wisata yang menawarkan edukasi budaya dan wisata alam pegunungan. Wisata budaya ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah, agama, seni, dan budaya. Sebagian besar pengunjung yang datang ke Kompleks Candi Gedong Songo adalah keluarga, pelajar dan pasangan muda.

Sejarah dan Perkembangan Kompleks Candi Gedong Songo Sejarah dan Latar Belakang Kompleks Candi Gedong Songo

Kompleks Candi Gedong Songo merupakan kompleks percandian bagi penganut Hindu yang dibangun pada sekitar abad VII M. tepatnya di Desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Gedong Songo adalah nama yang diberikan oleh penduduk bagi kompleks tersebut. Berasal dari Bahasa Jawa, Gedong berarti rumah atau bangunan, Songo berarti Sembilan. Artinya Gedong Songo adalah sembilan (kelompok) bangunan. Apakah ini brarti komplesk candi Gedong Songo sejak awal terdiri dari sembilan kelompok atau memiliki arti lain, belum dapat dijawab. Tetapi pada saat ini hanya terdapat lima kompleks bangunan.

Kompleks candi ini dibangun berderet dari bawah hingga puncak perbukitan di lereng gunung Ungaran. Hal ini menunjukan karakter Candi Gedong Songo yang sangat spesifik yaitu sebuah perpaduan antara dua religi yang bersifat lokal dan global. Gunung adalah tempat persembahan kepada roh nenek moyang. Kepercayaan ini merupakan tradisi masyarakat lokal pra Hindu. Sedangkan gunung juga merupakan tempat tinggal dewa-dewa menurut tradisi Hindu yang pada saat itu sedang berkembang secara global mempengaruhi hampir separuh dunia. Tradisi lokal yang biasanya terkurangi peranya oleh tradisi global, ternyata keduanya mampu berdiri setara di Gedong Songo. Kesetaraan tersebut ditunjukkan dengan pemberian arti baru pada situs percandian Gedong Songo yaitu sebagai tempat persembahan roh nenek moyang yang telah menjadi dewa dan ritus itu dilakukan dalam candi. Kenyataan ini dapat dikatakan bahwa masyarakat lokal ternyata memiliki ketahanan budaya yang cukup kuat dalam menghadapi budaya global.

Candi-candi di kompleks Gedong Songo juga menunjukkan kekhususannya sebagai budaya campuran. Seperti pada candi Gedong 1 yang menunjukkan kecenderungannya kepada Parswadewata. Di india, tradisi Hindu lebih diutamakan kepada Tri Murti yang terdiri dari dewa Brahma, Wishnu, dan Siwa. Tetapi, di Gedong Songo berwujud kepercayaan kepada Parswadewata . Parswadewata di Jawa dapat ditafsirkan sbagai persembahan kepada ruh nenek moyang yang telah bersatu dengan Siwa dan di candi disimbolkan dengan Lingga- Yoni yang dikawal oleh dewa pengiring yaitu: Durga (istri Siwa), Ganesha (anak Siwa), dan Agastya (seorang resi yang memiliki kemampuan spiritual setara dengan dewa). Ciri kejawaannya ditunjukkan dengan adanya arca Agastya ini yang menunjukkan peran manusia. Hal ini dapat ditafsirkan dengan peran nenek

moyang seperti dijelaskan di atas. Sedangkan Parswadewata di india posisi Agastya ditempati oleh Kartikeya, anak Siwa yang berperan sebagai dewa perang. Sedangkan sebagai pengawal Dewa Siwa, dikenal Nandiswara dan Mahakala yang bertugas sebagai penjaga pintu candi Hindu. Nandiswara kadang-kadang dianggap sebagai perwujudan Siwa sendiri atau perwujudan kendaraan Siwa (nandi) dalam bentuk manusia. Mahakala sebagai dewa waktu juga merupakan aspek Siwa dalam bentuk krodha (mengerikan).

Ciri khas candi-candi Gedong Songo juga ditunjukkan dengan posisi candi yang berderet dari bawah hingga atas. Posisi demikian mengundang pertanyaan apakah ini dapat dikatakan sebagai hirarkhi kesucian yang berarti bahwa candi yang berada di atas lebih suci dari candi di bawahnya. Atau deretan candi ini dapat dijelaskan sebagai petunjuk adanya suatu prosesi keagamaan yang dilakukan dari candi terbawah hingga teratas. Kedua pertanyaan ini belum dapat dijawab karena belum ditemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah kepada salah satu pertanyaan tersebut.

Para pendukung budaya masa lalu ini tentu memanfaatkan potensi lingkungan yang tersedia untuk menciptakan sebuah kompleks peribadatan dikawasan perbukitan penuh pepohonan sehingga menimbulkan suasana tenang, berhawa sejuk, bahkan dilengkapi dengan sumber air panas yang mengandung belerang. Suasana hikmat yang tercipta pada tempat ibadah tersebut akan mendukung pelaksanaan ritual yang sempurna. Bangunan peribadatan yang berupa candi-candi dan lingkungan sekitarnya, bukit serta hutannya, merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian pelestarian tidak hanya ditunjukkan kepada candinya tetapi juga lanskap yang perlu dipelihara agar suasana yang dibangun oleh nenek moyang dahulu tidak hilang.

Riwayat Penelitian dan Pemugaran

Loten, tahun 1740 menemukan Kompleks Candi Gedong Songo. Tahun 1840, Rafles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Plote karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo tahun 1865, tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadap Kompleks Candi Gedong Songo dan Knebel melakukan inventarisasi temuan pada tahun 1910-1911

Penelitian oleh Dinas Purbakala Belanda baru dilakukan pada tahun 1916. Kemudian, dilanjutkan dengan pemugaran Candi Gedong I tahun 1928/1929 dan Candi Gedong II tahun 1930/1931. Sedangkan pada masa pemerintahan RI pemugaran Candi Gedong III, IV, dan V dilaksanakan oleh SPSP (sekarang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Jawa Tengah pada tahun 1977-1983. Tahun 2009 dilakukan pemugaran terhadap Candi Perwara C1 dan konsolidasi terhadap Candi Perwara C2 di Gedong IV serta pemetaan ulang.

Arsitektur candi secara umum dibagi menjadi bagian kaki, tubuh dan atap, demikian pula di Kompleks Candi Gedong Songo. Kaki candi dapat dikenali memalui profilnya yang terdiri dari sisi genta dan pelipit lurus. Pada bagian luar tubuh candi terdapat relung-relung yang dahulu berisi arca Parswadewata, namun sekarang sebagian besar dalam kondisi kosong, demikian pula bilik candi yang dahulu berisi lingga-yoni dan relung di dalam bilik. Relung bagian luar tubuh dihias dengan motifflora dan kadang ada hiasan berupa Kala. Atap candi

bertingkat tiga dengan hiasan miniatur candi dan antefix baik polos maupun berhias. Denah candi hampir seluruhnya berbentuk bujur sangkar namun terdapat pula candi dengan denah persegi panjang, sedangkan ukuran candinya sangat bervariasi, lebarnya berkisar antara 4,5m - 9,5m; panjang 4,8m – 9m dengan tinggi yang berbeda pula dari 3m – 8,9m.

Gambar 3. Candi Gedong 1 di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo

1. Gedong I

Candi Gedong I adalah salah satu candi dalam kompleks Candi Gedong Songo yang berupa 1 bangunan candi utuh. Berada pada ketinggian 1.208 m.dpl, candi ini berbentuk persegi panjang tidak terlalu besar dengan ketinggian sekitar 4-5 meter. Candi Gedong I berdiri diatas sebuah batu atau kaki candi setingi 1 meter yang dihiasi dengan pahatan relief sulur dan pahatan bunga atau Padma di sekelilingnya. Candi ini menghadap ke arah timur lengkap dengan sebuah tangga kecil dan pintu masuknya. Di bagian dalam badan candi terdapat sebuah ruangan sempit. Bagian luar badan candi terlihat polos tanpa hiasan relief. Hanya terdapat pahatan sederhana berbentuk bunga membentuk seperti bingkai yang kosong di tengahnya.

Gambar 4. Candi Gedong 2 di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo

2. Gedong II

Candi Gedong II juga merupakan 1 buah bangunan candi utuh yang berdiri sendiri di kompleks Candi Gedong Songo ini. Berada pada ketinggian 1.274 m.dpl, candi ini berdiri pada sebuah batu berbentuk bujur sangkar seluas 2,2m2 dan dengan tinggi 1 meter. Bagian atas batu membentuk selasar selebar 0,5m yang mengelilingi candi. Tangga dan pintu masuk Candi Gedong II yang berada di sisi timur menandakan bangunan candi yang menghadap ke arah timur. Pada bagian pintu masuk membentuk sebuah penampil yang menjorok keluar sepanjang 1 meter dengan hiasan Kalamakara yang dipahat di atas pintu masuk. Pada tubuh candi di bagian sisi luar ketiga dinding candi terdapat relung atau ceruk kecil untuk meletakkan arca. Relung ini dihiasi dengan 2 kepala naga di bagian bawahnya dan Kaamakara dibagian atas. Pahatan pola kertas temple terlihat menghiasi bagian luar masing-masing relung. Sedangakan atap bagian atas candi terlihat hanya tinggal reruntuhan saja. Di depan candi ini terdapat sebuah reruntuhan bangunan candi kecil atau bias disebut dengan Candi Perwara yang berfungsi seakan sebagai penjaga.

Gambar 5. Candi Gedong 3 di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo

3. Gedong III

Candi Gedong III ini merupakan sebuah kelompok candi yang terdiri dari 3 buah candi besar. Berada pada ketinggian 1.297 m.dpl, berdasarkan susunannya terlihat 2 buah candi besar berada dalam satu deret yang menghadap ke timur. Sedangkan 1 buah candi lainnya menghadap ke barat berukuran lebih kecil. 2 candi besar yang menghadap ke timur terlihat seperti candi kembar, hanya saja yang disebelah utara sepertinya adalah candi utama yang mempunyai ukuran lebih besar dan lebih tinggi. Sedangkan candi di sebelahnya meskipun mirip, namun berukuran lebih kecil dan diperkirakan berfungsi sebagai candi perwara. Kedua candi ini mempunyai bentuk yang enyerupai Candi Gedong II. Hanya saja di candi ini di samping pintu masuk terdapat relung yang berisi arca Siwa dengan posisi berdiri dengan sebuah gada panjang di tangan kanannya. Pada dinding candi utama terdapat relung-relung yang berisi arca Ganesha dan Durga bertangan 8. Candi ketiga yang berdiri di depan 2 candi besar diperkirakan dulunya berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Candi ini memiliki bentuk yang sangat mirip dengan Candi Semar di Candi Dieng. Bentuknya persegi panjang dengan atap seperti limas an. Candi ini berdiri menghadap ke arah barat dengan bentuk yang sangat sederhana sekali.

Gambar 6. Candi Gedong 4 di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo

4. Gedong IV

Candi Gedeong IV terdiri dari 1 buah candi utama dan sejumlah bangunan candi yang berupa reruntuhan di sekelilingnya, yang kemungkinan besar adalah sebuah candi perwara. Berada pada ketinggian 1.295 m.dpl, candi utama ini mempunyai bentuk seperti Candi Gedong II dengan batu setingi 1 meter lengkap dengan selasar selebar 0,5 meter mengelilingi. Candi menghadap timur lengkap dengan tangga dan pintu masuknya yang memiliki bilik penampil menjorok sepanjang 1 meter. Bilik penampil di samping pintu masuk terlihat kosong tanpa arca di dalamnya. Di ketiga sisi dinding luar candi juga terdapat bilik penampil dengan relung yang berisi arca yang sudah rusak.

Gambar 7. Candi Gedong 5 di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo

5. Gedong V

Candi Gedong V mirip dengan Candi Gedong IV yang terdiri dari 1 bangunan candi utama dan sejumlah reruntuhan candi di dekatnya yang diduga adalah sebuah candi perwara. Candi Induk Gedong Songo V dibangun pada ketinggian 1.308 m.dpl, bangunan utaa Candi Gedong IV ini bentuknya juga sangat mirip dengan bangunan Candi Gedong II. Hampir keseluruhan bentuk candi menyerupai Candi Gedong II, hanya saja pada relung dinding luar Candi Gedong V terdapat sebuah Arca Ganesha yang masih tersisa, dengan posisi duduk bersila.

Pengelolaan Kompleks Candi Gedong Songo dilaksanakan baik Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah maupun Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Semarang. Pelestarian Benda Cagar Budaya yang berkaitan dengan pemeliharaan candid an lingkungan, pemugaran serta keamanannya ditangani oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.

Pengelola dan Struktur Organsasi

Pengelola adalah pihak yang mengelola keberlangsungan suatu obyek. Pada Kompleks Candi Gedong songo ini memiliki 3 pengelola sesuai dengan wilayahnya masing-masing. 65% Pemda (Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata), 20% Perhutani, dan 15% BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya). Pemda mengelola bagian depan kawasan wisata Kompleks Candi Gedong Songo. Seperti, kantor informasi dan pemasaran, tiket dan lain-lain. Pihak BPCB mengelola bagian kawasan candi, dan Perhutani mengelola kawasan hutan yang ada di sekitar kawasan Kompleks Candi Gedong Songo.

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Pada Kompleks Candi Gedong Songo struktur organisasi dipegang langsung oleh pemerintah daerah

setempat, yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang memiliki kepala dinas. Kepala dinas memiliki tangan kanan yaitu Sekretaris untuk mengurusi bagian internal organisasi dan UPTD obyek wisata untuk memantau dan mengurusi kinerja di lapang. Selain itu juga ada Kelompok Jabatan Funsional. Sekretaris memiliki kaki tangan, Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan untuk mengurusi perencaan dan keuangan di organisasi dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian untuk mengurusi pegawai yang lain. Dalam struktur organisasi terbagi menjadi berbagai berbagai bidang. Bidang Pemuda dan Olahraga, Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Bidang Pemasaran. Pada Bidang Pemuda dan Olahraga memiliki dusa Sub Bagian, yaitu Bagian Pemuda dan Bagian Olahraga. Pada Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata memiliki dua Sub Bagian, yaitu Bagian Daya Tarik Wisata dan Bagian Sarana dan Usaha Jasa Pariwisata. Pada Bidang Pemasaran terbagi juga menjadi dua Sub Bagian, yaitu Bagian Ekonomi Kreatif dan Promosi dan Bagian Kemitraan.

Konsep Wisata dan Fasilitas di Kompleks Candi Gedong Songo

Kompleks Candi Gedong Songo memiliki 3 konsep, yaitu alam; yang berupa letak wilayah geografis yang baik dan memiliki pemandangan dan suasana yang indah dan sejuk. Kemudian budaya; konsep budaya ini berupa bangunan candi yang menjadi wisata inti di Kompleks Candi Gedong Songo, dan religi; karena bangunan candi juga merupakan bangunan religi, Kompleks Candi Gedong Songo memiliki bangunan candi yang sedikit beda dengan kebanyakan candi, biasanya bangunan candi mewakili agama budha, namun candi Gedong Songo merupakan candi agama hindu.

Wisata dan Fasilitas yang terdapat di Komples Candi Gedong Songo menawarkan berbagai macam wisata edukasi mengenai seni, budaya, agama serta hiburan. Antara lain:

Macam-Macam Wisata: 1. Wisata Alam

Pada wisata ini Kompleks Candi Gedong Songo menawarkan wisata alam yang indah. Karena letak geografis Kompleks Candi Gedong Songo yang tidak seperti letak candi kebanyakan, di dataran rendah, Kompleks Candi Gedong Songo memiliki letak geografis di dataran tinggi. Sehingga Kompleks Candi Gedong Songo memiliki pemandangan alam yang indah, dan hawa sejuk dari hawa dataran tinggi pegunungan. Kompleks Candi Gedong Songo juga memiliki keunggulan memiliki aliran ari yang dingin karena letaknya di daerah pegunungan. Kompleks Candi Gedong Songo memiliki berbagai pemandangan di seputar wilayah Kompleks Candi Gedong Songo, seperti pemandangan hutan, pegunungan, bukit, dan perkebunan sayuran dan bunga yang ditanam oleh penduduk sekitar kawasan. Harga parkir kendaraan dikawasan Kompleks Candi Gedong Songo sebesar Rp 15 000 untuk kendaraan truk/bis, Rp 5000 untuk kendaraan mobil pribadi, dan Rp 3000 untuk kendaraan motor.

2. Wisata Candi

Pada wisata ini, wisata candi menjadi wisata inti pada Kompleks Camdi Gedong Songo. karena banyaknya candi pada kawasan lebih dari satu,

melainkan 5 banngunan candi sehingga disebut kompleks candi. Pengunjung dapat berwisata candi dengan berjalan mengelilingi kompleks candi yang ada, dari bangunan Candi Gedong Songo 1- Candi Gedong Songo 5, berjalan atau naik kuda melewati jalur pejalan kaki dan jalur kuda yang ada di kawasan Kompleks Candi Gedong Songo. Candi Gedong Songo merupakan candi hindu, pengunjung juga dapat beribadah di kawasan candi. Pada peringatan hari keagamaan hindu, kawasan Candi Gedong Songo biasa dipakai untuk upacara peringatan hari keagamaan hindu. Harga tiket masuk kawasan Kompleks Candi Gedong Songo, pada weekdays sebesar Rp 6000/orang. Sedangkan pada weekend sebesar Rp 7500/orang. Khusus untuk wisatawan asing, harga tiket masuk kawasan sebesar Rp 25 000/orang.

3. Wisata Pemandian Air Panas

Pada wisata ini, Kompleks Candi Gedong Songo memiliki pemandian air panas. Karena letak Kompleks Candi Gedong Songo berada pada kawasan pegunungan aktif. Sehingga Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo memiliki sumber mata air panas dari belerang gunung yang masih aktif. Pengunujung juga dapat wisata sumber air panas selain adanya pemandian air panas. Harga tiket masuk pemandian air panas sebesar Rp 5000/orang. Kedalaman kolam air panas 1-1.5 meter.

4. Wisata Berkuda

Pada wisata ini, Kompleks Candi Gedong Songo memiliki wisata berkuda, untuk membantu pengunjung untuk mengelilingi kawasan Kompleks Candi Gedong Songo. kawasan Kompleks Candi Gedong Songo lumayan luas. Dengan jarak Candi 1-Candi 2; 482 meter, Candi 2-Candi 3; 148 meter, Candi 3-Candi 4; 446 meter, Candi 4 -Candi 5; 60 meter. Pada Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo terdapat dua jalur. Jalur pejalan kaki dan jalur wisata berkuda. Harga tiket wisata berkuda untuk wisata desa; wisatawan lokal sebesar Rp 30 000/orang dan wisatawan asing Rp 40 000, untuk wisata berkuda hingga candi 1; wisatawan lokal sebesar Rp 30 000/orang dan wisatawan asing Rp 40 000, untuk wisata berkuda hingga candi 2; wisatawan lokal sebesar Rp 50 000/orang dan wisatawan asing Rp 60 000, untuk wisata berkuda hingga candi 3; wisatawan lokal sebesar Rp 60 000/orang dan wisatawan asing Rp 70 000, untuk wisata berkuda hingga pemandian air panas; wisatawan lokal sebesar Rp 70 000/orang dan wisatawan asing Rp 80 000, dan untuk paket wisata berkuda keseluruh candi; wisatawan lokal sebesar Rp 80 000/orang dan wisatawan asing Rp 100 000. Pengunjung yang memiliki berat badan lebih dari 80kg, harga paket berkuda menjadi Rp 100 000/orang.

5. Wisata Perkemahan

Pada wisata ini, Kompleks Candi Gedong Songo memiliki lahan yang disediakan untuk wisata berkemah. Biasanya wisata berkemah digunakan sekolah- sekolah atau universitas untuk mengadakan acara sekolah atau kampus. Serta acara kemah-kemah yang dilakukan antar sekolah atau universitas. Harga tiket wisata berkemah ini sebesar Rp 6000/6 hari.

Macam-Macam Fasilitas: 1.Pendopo

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola memfasilitasi dengan mendirikannya 3 buah pendopo untuk tempat pengunjung bersantai dan berteduh, atau biasanya dipakai para rombongan berkumpul.

2.Panggung

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola juga memfasilitasi dengan membuat pangung di kawasan depan Kompleks Candi Gedong Songo dekat dengan pintu masuk kawasan Kompleks Candi Gedong Songo, untuk tempat pementasan tarian-tarian daerah saat ada acara di kawasan candi.

3.Tong Sampah

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola juga memfasilitasi dengan menyediakan tong sampah sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga pengunjung tidak dapat membuang sampah sembarangan di kawasan Kompleks Candi Gedong Songo. 60 unit tong sampan dari Pemda, 20 unit tong sampah dari kerjamasa dengan Coca-Cola, dan 25 unit tong sampah dari Hotel Grand Valley.

4.Toilet

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola juga memfasilitasi dengan membuat toilet untuk pengunjung yang membutuhkan toilet dikawasan outdoor Kompleks Candi Gedong Songo.

5.Mushola

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola juga memfasilitasi dengan membangun mushola untuk pengunjung yang beragama islam beribadah.

6.Jalur Kusi Roda

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola juga memfasilitasi dengan membuat jalur kursi roda hingga kawasan candi 1. Untuk mempermudah pengunjung yang memakai kursi roda berwisata, walau hanya hingga kawasan candi 1.

7.Kios untuk Pedagang

Pada Kompleks Candi Gedong Songo, pihak pengelola tidak hanya memfasilitasi pengunjung, tapi juga memfasilitasi warga sekitar kawasan untuk berdagang makanan atau oleh-oleh khas kawasan Kompleks candi Gedong Songo. terdapat 30 kios yang disediakan pengelola untuk warga setempat berdagang.

Tabel 3 Jenis-Jenis Wisata dan Fasilitas yang ada di Kawasan Kompleks Candi Gedong Songo No Jenis Wisata Keterangan No Jenis Fasilitas Keterangan 1 Wisata Alam Harga Parkir Kendaraan: -Truk/Bis (Rp.15000) -Kendaraan Pribadi (Rp.5000) -Motor (Rp.3000)

1 Pendopo Terdapat 3 buah pendopo

2 Wisata Candi

Harga Tiket Masuk: -Weekdays (Rp.6000) -Weekend (Rp.7500) -Wisatawan Asing (Rp.25000)

2 Panggung Biasa digunakan Untuk Pementasan tarian tradisional dan acara-acara tradisional setempat

3 Wisata Pemandian Air Panas

Harga Tiket Masuk: Per-orang (Rp.5000)

3 Tong Sampah

Terdapat 105 unit tong sampah yang tersebar di seluruh kawasan 4 Wisata

Berkuda

Harga Tiket Berkuda: -Wisata Desa Lokal (Rp.30000) Asing (Rp.40000) -Candi 1 Lokal (Rp.30000) Asing (Rp.40000) -Candi 2 Lokal (Rp.50000) Asing (Rp.60000) -Candi 3 Lokal (Rp.60000) Asing (Rp.70000) -Pemandian Air Panas Lokal (Rp.70000) Asing (Rp.80000) -Seluruh Candi Lokal (Rp.80000) Asing (Rp.100000)

4 Toilet Terdapat tpilet di kawasan outdoor Kmpleks Candi Gedong Songo

5 Wisata Berkemah

Harga Tiket Kemah: Per 6 Hari (Rp.6000)

5 Mushola Mushola untuk beribadah umat islam 6 Jalur Kursi

Roda

Dibangun dari depan gerbang masuk hingga kawasan candi 1 7 Kios untuk

Pedagang

Terdapat 30 kios pedagang untuk menjual makanan dan cendramata.

Media Komunikasi Pemasaran Kompleks Candi Gedong Songo

Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kompleks Candi Gedong Songo bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai Kompleks Candi Gedong Songo, baik informasi produk wisata, fasilitas, maupun alamat dan kontak yang dapat dihubungi. Jenis-jenis media komunikasi pemasaran ini saling melengkapi informasi satu sama lain dan semuanya tentu bersifat persuasif. Hal ini bertujuan untuk menarik minat calon pengunjung untuk mengunjungi dan menggunakan paket wisata Kompleks Candi Gedong Songo. Media komunikasi pemasaran yang digunakan Kompleks Candi Gedong Songo antara lain, Media Penyiaran, Media Cetak, Media Internet, Media Ruang Publik, dan Media Word