• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

GAMBARAN UMUM Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dua kawasan yang memiliki pemanfaatan karst yang berbeda di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan yang pertama yaitu kawasan karst yang dijadikan lokasi pertambangan, dan kawasan kedua yaitu kawasan karst yang dijadikan lokasi wisata. Kawasan pertambangan di Kabupaten Gunungkidul terletak di Desa Bedoyo, salah satu desa

yang ada di Kecamatan Ponjong. Kawasan karst yang ada di Desa Bedoyo sendiri merupakan kawasan karst yang memiliki karakteristik batu yang paling baik untuk ditambang sehingga kegiatan pertambangan terpusat disana. Desa Bedoyo memiliki luas wilayah sebesar 9,9 km2 yang terbagi menjadi sembilan pedukuhan dengan jumlah penduduk sebanyak 4.475 jiwa. Desa Bedoyo berlokasi cukup jauh dari ibukota kabupaten yaitu sekitar 18 km. Batas-batas wilayah Desa Bedoyo adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Karangasem Sebelah selatan : Desa Sidorejo Sebelah barat : Desa Sidorejo Sebelah timur : Desa Pucanganom

Gambar 4. Peta lokasi penelitian Sumber: Google Maps (2016)

Kawasan yang kedua yaitu kawasan karst yang dimanfaatkan menjadi lokasi wisata. Kabupaten Gunungkidul memiliki cukup banyak lokasi yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata, namun lokasi wisata yang memanfaatkan karst terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. Lokasi tersebut yaitu Goa Pindul, goa yang di dalamnya mengalir sungai bawah tanah yang merupakan ciri khas kawasan karst. Desa Bejiharjo memiliki luas wilayah sebesar 22,01 km2 yang terbagi dalam 15 pedukuhan dengan jumlah penduduk sebanyak 18.652 jiwa. Batas-batas wilayah Desa Bejiharjo adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Nglipar

Sebelah selatan : Desa Wiladeg dan Desa Bendungan Sebelah barat : Kecamatan Wonosari

Sebelah timur : Desa Ngawis dan Desa Wiladeg

Kedua lokasi penelitian merupakan kawasan karst, dimana daerah Gunungkidul sendiri merupakan dataran tinggi dengan topografi karst, peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Kawasan karst yang berada di Desa Bedoyo,

Desa Bejiharjo

Kecamatan Ponjong merupakan kawasan karst yang bukit-bukit karstnya tersusun oleh satu tipe batuan karbonat yang dikenal sebagai keprus atau chalky limestone

yang dalam industri gamping merupakan salah satu bahan baku yang berkualitas paling baik untuk bahan baku bangunan (cat, semen, tegel, batubata), industri kimia (insektisida, fungisida, desinfektan), industri kosmetik (bedak dan sabun), serta untuk bahan industri lem dan semir sepatu (Adji, 2015). Kualitas yang baik inilah yang menyebabkan kegiatan penambangan batu terpusat di daerah ini. Penambangan di Desa Bedoyo dilakukan dengan sistem penambangan terbuka (open pit mining) dengan cara memotong tebing. Saat ini, sudah ada satu bukit karst yang telah habis ditambang sehingga kegiatan penambangan pindah ke bukit selanjutnya. Apabila kegiatan penambangan ini dilakukan terus menerus tanpa adanya pembatasan, maka bukan tidak mungkin bukit-bukit karst di Desa Bedoyo lama kelamaan akan habis ditambang.

Lokasi kawasan karst selanjutnya terletak di Desa Bejiharjo, di desa inilah terdapat Goa Pindul yang sejak tahun 2010 menjadi tujuan utama para wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul. Goa Pindul merupakan sebuah goa yang dilewati aliran sungai bawah tanah yang mengalir menembus beberapa perbukitan karst. Sungai bawah tanah ini pula yang menjadi sumber air bagi masyarakat setempat. Sebelum dikembangkan menjadi kawasan wisata, aliran sungai bawah tanah yang melewati goa tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kegiatan seperti mandi dan mencuci. Kondisi goa juga tidak terawat dan banyak sampah-sampah rumahtangga yang terbawa aliran sungai. Goa Pindul mulai diperkenalkan sebagai kawasan wisata setelah masyarakat setempat melakukan pembukaan dan pembersihan goa dari sampah-sampah dan sarang kelelawar. Kegiatan pembukaan goa dan pengembangannya menjadi sebuah kawasan wisata tidak mengganggu aliran sungai bawah tanah yang menjadi sumber air bagi masyarakat setempat. Berkembangnya kawasan wisata diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang lebih memadai di Desa Bejiharjo sehingga masyarakat merasakan dampak yang positif dengan adanya perubahan penggunaan kawasan karst menjadi lokasi wisata.

Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden pada penelitian ini diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan terhadap 80 rumahtangga di Desa Bedoyo dan Desa Bejiharjo. Karakteristik sosial ekonomi responden sebagai berikut:

Jenis Kelamin

Sebagian besar responden dari penelitian ini adalah laki-laki. Laki-laki umumnya merupakan kepala rumahtangga yang memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan rumahtangga. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 80 rumahtangga dengan jumlah masing-masing responden di kedua desa sebanyak 40 rumahtangga. Jumlah responden laki-laki di Desa Bedoyo sebanyak 32 orang (80%) dan sisanya sebanyak delapan orang merupakan responden perempuan (20%). Sementara di Desa Bejiharjo jumlah responden laki-laki sebanyak 35 orang (87,5%) dan sisanya sebanyak 5 orang (12,5%) adalah perempuan. Persentase jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat bahwa mayoritas kepala rumahtangga responden di kedua desa berjenis kelamin laki-laki, dan hanya sebagian kecil yang

rumahtangga yang memiliki kepala rumahtangga berjenis kelamin perempuan. Rumahtangga yang dikepalai oleh perempuan biasanya karena dalam rumahtangga tersebut kepala rumahtangga laki-laki sudah meninggal dunia.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Usia

Berdasarkan hasil survey, tingkat usia responden sangat bervariasi. Sebanyak 35% responden di Desa Bedoyo berusia antara 46-55 tahun. Usia responden paling muda adalah 32 tahun dan responden paling tua berusia 78 tahun. Sementara sebanyak 30% responden di Desa Bejiharjo berusia antara 36-45 tahun dengan usia responden paling muda adalah 25 tahun dan responden paling tua berusia 88 tahun. Persentase usia responden dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan Gambar 6, dapat dilihat bahwa mayoritas responden berada pada pertengahan usia produktif karena anggota rumahtangga lainnya yang berusia lebih muda kebanyakan pergi merantau ke luar kota atau luar pulau untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan lama tempuh pendidikan formal dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Mayoritas responden di Desa Bedoyo berpendidikan SD yaitu sebesar 42,5%, sementara sebanyak 50% responden di Desa Bejiharjo berpendidikan SMP. 80% 20% Bedoyo L P 87,5% 12,5% Bejiharjo 7% 23% 35% 28% 7% Bedoyo 25-35 36-45 46-55 56-65 65-75 >75 27,5% 30% 20% 15% 2,5% 5% Bejiharjo

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat pada kedua lokasi penelitian tidak ada responden yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Mayoritas responden hanya menyelesaikan pendidikan pada tingkat SD dan SMP, bahkan di Desa Bedoyo 10% responden sama sekali tidak bersekolah. Tidak ada responden yang melanjutkan pendidikannya sampai ke tingkat perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi.

Tanggungan Keluarga

Berdasarkan hasil survey, rata-rata jumlah tanggungan keluarga di Desa Bedoyo adalah dua orang dengan persentase sebesar 37,5%. Rata-rata rumahtangga responden di Desa Bedoyo hanya memiliki tanggungan sebanyak dua orang karena kebanyakan anak-anak mereka sudah menikah dan merantau ke tempat lain. Sementara itu sebanyak 25% responden di Desa Bejiharjo memiliki tanggungan keluarga sebanyak tiga orang.

Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan tanggungan keluarga

Sumber Penghasilan

Berdasarkan hasil survey, mayoritas responden di Desa Bedoyo memiliki profesi utama sebagai petani. Meskipun seluruh responden juga merupakan pekerja di perusahaan tambang, namun mereka masih menjadikan petani sebagai profesi utamanya. Pekerjaan di perusahan tambang sebagai buruh penggilingan dan supir dilakukan setelah aktivitas di ladang selesai. Mayoritas lahan pertanian responden

42,5% 22,5% 25% 10% Bedoyo SD SMP SMA PT Tidak Sekolah 30% 50% 20% Bejiharjo 5% 10% 37,5% 20% 20% 7,5% Bedoyo 0 1 2 3 4 ≥5 17,5% 22,5% 25% 20% 2,5% Bejiharjo

ditanami dengan tanaman padi, jagung, kacang, dan umbi-umbian. Tanaman yang ditanam merupakan tanaman pangan karena selain dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasil panen juga dapat dikonsumsi sendiri. Umumnya responden menanam masing-masing tanaman hanya satu kali dalam setahun dengan masa panen setiap tiga bulan, namun beberapa responden juga ada yang melakukan sistem tumpangsari dengan menanam dua kombinasi tanaman sekaligus. Hanya ada tiga responden (7,5%) yang menjadikan pekerjaannya di perusahan tambang sebagai profesi utama, hal ini dikarenakan posisi pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka ada di kantor atau laboratorium sehingga pertanian menjadi pekerjaan sampingan yang dilakukan selain bekerja di perusahaan tambang. Selain menggarap lahan pertanian dan bekerja di perusahaan tambang, rumahtangga responden di Desa Bedoyo juga memiliki ternak, usaha sampingan seperti usaha pembuatan tempe, membuka warung, bengkel, dan jasa servis alat elektronik. Selain itu mereka juga sering pergi ke gunung untuk mengambil rumput untuk makanan ternak.

Responden di Desa Bejiharjo sedikit berbeda. Pesatnya perkembangan sektor pariwisata di desa tersebut menyebabkan mayoritas masyarakat disana beralih profesi utama, dari yang semula merupakan petani menjadi pekerja di sektor wisata. Hal ini disebabkan karena pekerjaan di sektor wisata jauh lebih menguntungkan dibandingkan sektor pertanian. Responden di Desa Bejiharjo bekerja sebagai tour guide, pekerja di kantor penyedia jasa wisata, memiliki usaha toko, warung makan, kamar mandi umum dan musola, juga homestay. Meskipun sektor pariwisata merupakan mata pencaharian utama, namun umumnya responden masih tetap melakukan kegiatan bertani. Tanaman yang biasa ditanam yaitu padi, kacang, dan jagung. Selain kegiatan bertani, responden juga masih melakukan kegiatan berternak dan sebagian memiliki pekerjaan sampingan di tambak milik pemerintah yang ada di desa tersebut. Sumber penghasilan responden dari sektor on

–farm didominasi dari kegiatan usahatani padi, jagung, kacang, dan umbi-umbian juga usaha ternak ayam, kambing, dan sapi yang dilakukan oleh rumahtangga. Penghasilan dari sektor off-farm berasal dari kegiatan sebagai buruh tani atau tambak, penjualan hasil panen, menjual sayur-sayuran di pasar, dan mengolah hasil pertanian. Penghasilan non-farm sendiri berasal dari kegiatan di sektor pertambangan, wisata, berdagang, dan PNS. Jenis-jenis sumber penghasilan responden dari sektor on-farm, off-farm, dan non-farm di masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Sumber penghasilan responden pada sektor on-farm di kedua desa tidak jauh berbeda. Rumahtangga di masing-masing desa melakukan kegiatan pertanian di lahan tegalan. Tanaman yang ditanam merupakan tanaman musiman yang ditanam secara bergantian ataupun ditanam secara tumpangsari, yaitu dikombinasikan antara dua tanaman atau lebih dalam satu waktu tanam. Tanaman tersebut diantaranya padi, jagung, kacang-kacangan, dan beberapa jenis umbi-umbian. Mayoritas hasil panen dari kegiatan pertanian tersebut digunakan untuk keperluan konsumsi sendiri, namun tidak jarang sebagian lagi dijual untuk menambah penghasilan rumahta

Tabel 5. Sumber penghasilan responden Desa Bedoyo

Responden On-farm Off-farm Non-farm

Bertani Berternak Jual hasil panen Buruh tani Pengrajin tempe Buruh tambang Karyawan tambang Warung Lain-lain

1 4.776.400 1.400.000 2.388.200 15.000.000 9.000.000 2 6.687.600 3.343.800 12.000.000 3 1.510.000 755.000 6.000.000 4 1.234.000 617.000 2.400.000 6.000.000 5 799.800 399.900 3.000.000 9.600.000 6 1.696.800 500.000 848.400 9.600.000 37.200.000 7 3.128.800 750.000 1.564.400 2.150.000 10.800.000 8 745.600 600.000 372.800 2.880.000 9.600.000 8.400.000 9 5.295.600 1.000.000 2.647.800 9.600.000 10 1.663.800 200.000 831.900 9.000.000 11 2.901.600 900.000 1.450.800 2.400.000 12 1.306.800 1.000.000 15.000.000 13 1.136.800 150.000 15.000.000 14 518.000 250.000 259.000 9.600.000 15 1.232.800 750.000 616.400 9.000.000 16 2.965.600 1.482.800 9.600.000 17 723.600 361.800 1.200.000 9.600.000 18 860.800 500.000 15.000.000 19 896.000 250.000 448.000 9.600.000 20 1.370.800 750.000 685.400 9.600.000 21 1.595.800 900.000 797.900 9.600.000 22 1.416.800 9.600.000 23 2.009.800 1.004.900 9.600.000 24 2.838.800 9.600.000 25 2.315.600 1.157.800 9.600.000 26 911.800 150.000 455.900 9.600.000 27 1.766.800 883.400 9.600.000 28 1.078.800 900.000 9.600.000 29 1.002.800 750.000 501.400 9.600.000 30 1.994.800 1.200.000 997.400 9.600.000 31 2.051.800 1.500.000 9.600.000 32 1.150.800 900.000 575.400 9.600.000 33 444.800 100.000 222.400 9.600.000 34 672.800 150.000 336.400 9.600.000 35 330.800 165.400 1.200.000 9.600.000 36 838.800 9.600.000 37 956.800 478.400 9.600.000 38 772.000 650.000 386.000 9.600.000 39 388.800 100.000 194.400 9.600.000 40 370.800 250.000 185.400 9.600.000

Tabel 6. Sumber penghasilan responden Desa Bejiharjo

Responden On-farm Off-farm Non-farm

Bertani Bertenak Jual hasil panen Jual sayuran Buruh tani Buruh tambak Tour-guide Toko Homestay KM umum (Lain-lain) 1 758.800 1.000.000 33.000.000 2 702.000 900.000 36.000.000 3 717.725 1.000.000 10.080.000 21.000.000 4 1.240.800 1.200.000 620.400 24.000.000 5 612.000 1.800.000 306.000 16.800.000 12.000.000 6 -62.875 24.000.000 7 2.669.200 24.000.000 8 508.000 6.000.000 24.000.000 9 380.109 190.055 12.000.000 10 797.000 1.200.000 398.500 9.000.000 11 552.000 13.440.000 5.760.000 12 582.000 500.000 8.400.000 13 228.871 12.000.000 14 1.764.800 192.000.000 38.400.000 15 1.163.712 16.800.000 12.000.000 16 664.800 16.800.000 12.000.000 17 1.239.800 16.800.000 12.000.000 18 320.109 16.800.000 12.000.000 19 1.453.000 16.800.000 12.000.000 20 458.000 16.800.000 12.000.000 21 351.333 16.800.000 12.000.000 22 241.333 16.800.000 24.000.000 23 1.414.800 1.500.000 707.400 12.000.000 24 359.800 1.900.000 18.000.000 7.200.000 25 236.909 118.455 12.000.000 6.000.000 26 551.200 1.000.000 18.000.000 7.200.000 27 391.309 195.655 24.000.000 4.800.000 2.400.000 28 198.109 1.200.000 900.000 12.000.000 29 520.709 1.500.000 8.400.000 30 474.725 1.900.000 36.000.000 31 2.201.800 1.100.900 30.000.000 32 608.000 1.000.000 18.000.000 33 324.109 750.000 162.055 7.200.000 3.600.000 34 534.800 900.000 267.400 12.000.000 35 299.698 1.300.000 149.849 12.000.000 36 1.980.109 1.500.000 24.000.000 37 428.925 6.000.000 38 445.898 36.000.000 39 1.066.000 1.200.000 36.000.000 16.800.000 40 850.000 750.000 36.000.000

Penghasilan dari sektor off-farm rumahtangga di Desa Bedoyo didapatkan dari melakukan kegiatan penjualan hasil panen dan mengolah hasil pertanian yaitu kacang kedelai menjadi tempe, sementara di Desa Bedoyo penghasilan off-farm

didapat responden dari hasil penjualan panen, dan bekerja menjadi buruh baik buruh tani maupun buruh tambak di tambak milik pemerintah.

Sektor non-farm sangat berbeda pada masing-masing desa karena perbedaan perubahan penggunaan kawasan karst yang terjadi. Perubahan kawasan karst di Desa Bedoyo menjadi kawasan pertambangan menyebabkan sumber penghasilan rumahtangga pada sektor non-farm didominasi oleh pekerjaan di bidang pertambangan seperti buruh tambang, buruh giling batu, supir perusahaan tambang, dan karyawan-karyawan di bidang lain di perusahaan tambang. Sementara itu sektor non-farm di Desa Bejiharjo didominasi oleh pekerjaan di sektor wisata seperti menjadi tour guide, membuka homestay dan fasilitas umum lainnya untuk para wisatawan, sampai menjadi karyawan di perusahaan/lembaga penyedia jasa wisata. Perubahan kawasan karst pada dasarnya memberikan berbagai variasi mata pencaharian bagi rumahtangga di masing-masing desa yang dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dokumen terkait