• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.2 Gambaran Mengenai Program Kampanye Earth

Menjelang akhir Maret setiap tahun, EARTH HOUR yang merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam. Di tahun ke-8 di Indonesia, EARTH HOUR 2016 akan diselenggarakan pada tanggal 19 Maret 2016, pukul 20.30 – 21.30 waktu setempat. Logo EARTH HOUR ’60+’ menunjukkan 60 menit mematikan lampu di Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup hemat energi.Tanda ‘+’ menunjukkan komitmen untuk bersama-sama mulai melakukan gaya hidup hemat energi. Angka “60” artinya 60 menit fokus pada tindakan positif mengurangi emisi CO2. Tanda “+” artinya kegiatan EARTH HOUR tidak hanya dilakukan selama 60 menit saja, tapi juga diikuti dengan perubahan gaya hidup setiap hari. Mulai dari menggunakan transportasi publik, bersepeda, hemat air, tidak buang sampah sembarangan, memilah dan daur ulang sampah, hemat kertas, hingga berkebun dan menanam pohon.

Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan

momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.

4.1.2.1Latar Belakang Program Kampanye Earth HourWorld Wildlife Fund for Nature Indonesia.

Pada pertengahan sampai dengan akhir bulan Maret, di beberapa belahan dunia mengalami transisi dari musim semi ke musim gugur sehingga cuaca tersebut paling kondusif bagi semua negara yang ingin berpartisipasi di Earth Hour, karena di beberapa negara tidak perlu menggunakan pendingin atau pemanas ruangan.

78% konsumsi listrik Indonesia terfokus di Jawa – Bali karena 68% konsumennya berada di pulau tersebut. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi lebih kecil.23% konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Distribusinya terbagi menjadi

1. Rumah tangga:33%

2. Bisnis/perkantoran serta gedung komersial: 30%

3. Sektor industri: 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang) 4. Gedung pemerintahan: 3%

4.1.2.2Tujuan Program Kampanye Earth HourWorld Wildlife Fund for Nature Indonesia.

Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia, yaitu :

1. Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan pemerintahan untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim 2. Mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai

pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi mereka

3. Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan Earth Hour baik staf mau pun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi.

4. Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di berbagai kota di Indonesia.

juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.

4.1.2.3Target Program Kampanye Earth HourWorld Wildlife Fund for Nature Indonesia.

1. Untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi,

2. Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan.

3. Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian, yaitu mengenai Audit Komunikasi Program Kampanye Earth HourWorld Wildlife Fund for Nature Indonesia. Adapun hasil penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi berupa data. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan mengacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat yaitu Perencanaan program Kampanye sebagai proses Preparation kegiatan, Pelaksanaan Program Kampanye sebagai proses Implementation kegiatan, Hasil akhir Program Kampanye sebagai proses Impact kegiatan.

4.2.1 Ketercapaian “Kampanye Earth Hour” WWF-Indonesia pada tahap proses Preparation.

Tahap preparation merupakan tahapan awal persiapan sebuah program, dimana program mulai direncanakan oleh sebuah organisasi. Menurut Cutlip and Broom dalam bukunya yang berjudul Effective Public Relations mengatakan bahwa evaluasi persiapan dilakukan untuk menilai kualitas dan kecakupan pengumpulan informasi dan perencanaan.

Dengan kata lain, tahapan preparation merupakan langkah awal untuk memulai atau merancang sebuah kegiatan atau program komunikasi yang kemudian akan dijadikan sebuah landasan atau acuan untuk melanjutkan tahap implementasi atau tahap penerapan program komunikasi tersebut.

Berdasarkan penggunaan Analysis of Existing data yang menjadi salah satu teknik dalam model Linking a Public Relations Planning Model With an Evaluation Model, maka evaluasi tahap input ini akan dikelompokkan berdasarkan bentuk data yang diperoleh yakni data dokumentasi dan data wawancara, dengan materi pembahasannya yaitu:

a. Latar Belakang Program b. Tujuan Program

4.2.1.1Latar Belakang Program Kampanye Earth Hour Tahun 2016

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dihadapi oleh seluruh negara, salah satunya Indonesia. Permasalahan perubahan iklim ini, bukan permasalahan yang harus diatasi oleh pemerintah saja. Melainkan individu-individu pun harus mengatasi permasalahan perubahan iklim tersebut, karena perubahan iklim ini dirasakan oleh seluruh mahkluk hidup yang berada dibumi.

Diperlukannya aksi sebagai upaya mengatasi perubahan iklim. Tindakan kecil seperti mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak dipakai, merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh semua kalangan. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa pun dapat melakukan hal tersebut.

Masih banyaknya individu-individu yang belum melakukan tindakan tersebut, seperti halnya masih banyak individu-individu yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, selain itu, masih banyaknya individu yang membiarkan alat elektronik yang tidak terpakai masih menyala. Dengan fenomena tersebut maka dibutuhkan sebuah kampanye untuk mengajak individu-individu untuk sadar terhadap permasalahan lingkungan dengan melakukan aksi atau tindakan

kecil, seperti mematikan lampu dan mematikan alat elektronik yang tidak terpakai.

Berbagai permasalahan yang telah diungkapkan diatas adalah salah satu dari berbagai macam masalah yang dihadapi oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia. Masalah-masalah tersebut dijadikan oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia sebagai latar belakang membuat program.

Sesuai dengan data dokumentasi milik WWF- Indonesia Program kampanye Earth Hour ini merupakan salah satu kampanye global WWF, organisasi konservasi yang mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh Dunia khsusnya Indonesia untuk membantu mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam (20.30 – 21.30 waktu setempat)123. Langkah yang dilakukan oleh WWF-Indonesia untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim.

Informan memberikan informasi jawaban yang relevan dengan data yang dimiliki oleh WWF-Indonesia mengenai latar program kampanye Earth Hour 2016, yang menyebutkan bahwa masih diperlukannya kesadaran individu yang masih melakukan

123

Dokumen Pribadi Earth Hour.2016.Frequent Ask Question Earth Hour Indonesia 2016. Jakarta.

tindakan seperti tindakan tidak mematikan lampu dan barang elektronik yang tidak terpakai.

“…memikirkan sebuah aksi dan kampanye bagaimana mengajak individu melakukan hal yang dapat mengurangi perubahan iklim, maka dipilihkan aksi yang dapat dilakukan oleh semua orang, yaitu aksi mematikan lampu yang belum banyak orang menyadari bahwa mematikan lampu yang tidak terpakai dapat membantu mengurangi perubahan iklim”124.

Informan mengungkapkan dipilihkannya aksi mematikan lampu, dikarenakan semua individu dapat melakukan aksi tersebut mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

“untuk dipilihkan aksi tersebut kan karena semua orang bisa dari anak kecil hingga orang tua. Semua diseluruh Dunia tidak memiliki keterbatasan untuk mematikan lampu dengan satu jari, anak kecil bisa matikan lampu, nenek-nenek, kakek-kakek semua orang bisa melakukan mati lampu...”125.

Kampanye Earth Hour WWF-Indonesia memiliki simbol yang mengarah pada tindakan mematikan lampu yaitu simbol 60+. Sesuai dengan data yang dimiliki oleh WWF-Indonesia simbol 60 merupakan tanda sebagai tindakan mematikan lampu selama 1 jam kemudian tanda + bermakna sebagai tindakan lain yang mendukung kepedulian terhadap lingkungan. Dari simbol tersebut dapat dilihat yang melatarbelakangi program kampanye

Earth HourWWF-Indonesia.

124

Lampiran 4. Hasil Wawancara informan 1. Hal. 209

Informan memberikan jawaban yang relevan dan penjelasan yang lebih dalam mengenai simbol 60+ sebagai latar belakang dari kampanye Earth Hour.

“ ada perubahan gaya hidup ini ga cukup satu jam, bahwa kita butuh melakukan lebih dari 60 menit atau 1 jam. 60+ ngajak orang tidak hanya matiin lampu, sebagai aksi lain mengajak orang menggunakan transportasi umum, menanam pohon…”126.

Dari data hasil wawancara dengan ketua Earth Hour Indonesia, bahwa program kampanye Earth Hour Indonesia memiliki fokus pada pengurangan penggunaan energi. Sesuai dengan fenomena yang terjadi di masyarakat. Dilihat dari aksi atau tindakan yang diciptakan oleh WWF-Indonesia dalam kampanye Earth Hour dengan mematikan lampu dengan menggunakan satu jari yang dapat dilakukan oleh setiap kalangan, sebagai upaya untuk pengurangan energi.

4.2.1.2Tujuan dari Program Kampanye Earth Hour Tahun 2016

Setiap program yang telah direncanakan oleh sebuah perusahaan, instansi ataupun organisasi nirlaba tentunya memiliki tujuan yang diharapkan melalui program tersebut. Kecil

kemungkinan bahwa setiap program yang direncanakan tidak memiliki maksud ataupun tujuan yang ingin dicapai.

Dalam hal ini, organisasi nirlaba World Wildlife Fund for Nature-Indonesia dalam program kampanye Earth Hour tahun 2016 pun, juga memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam program tersebut. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan tujuan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua Earth Hour Indonesia.

Dari hasil wawancara dengan informan ketua Earth Hour Indonesia dan wakil ketua Earth Hour mengatakan bahwa tujuan dari program program kampanye Earth Hour 2016 adalah pencapaian pada indvidu untuk perubahan gaya hidup yang ramah lingkungan, selain individu, pertambahan komunitas Earth Hour di Indonesia bertambah sebagai upaya penyebaran kampanye Earth Hour di kota-kota di Indonesia.

“Pencapaian kita sih sebenarnya sama individu. Sama tracker dari sosial media. Berapa komunitas, ikon target di seluruh Dunia termasuk Indonesia”127.

“perubahan gaya hidup individu sih lebih kearah situ tujuan kita”128.

Adapun tujuan lain yang ingin dicapai dari program kampanye Earth Hour 2016 yaitu target kota yang menjadi ikon

127Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 1. Hal. 212 128Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 2. Hal.213

Earth Hour bertambah, kemudian dukungan dari pemerintah yang mendukung aksi dari kampanye Earth Hour di setiap kota pun bertambah.

“2009-2016 target kita adalah kota, pertambahan kota dan itu pasti tercapai. Itu kita bilang pencapaian disetiap tahunnya. Dukungan pemerintah kota bertambah, berapa komunitas, ikon target yang bergabung di kampanye Earth Hour di Indonesia. Tahun ini 180 ikon, tahun lalu 70 ikon, ikon itu semacam monas, Borobudur kaya gitu-gitu, nah ikon itu target-target”129.

Pada data dokumentasi dari WWF-Indonesia pada dokumentasi Earth Hour 2016 dijelaskan tujuan dari program kampanye tersebut yaitu mengajak sebanyak-banyaknya individu maupun pemerintah untuk ikut berkontribusi terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu , selain itu juga Earth Hour memiliki tujuan untuk mengajak masyarakat dan mengedukasi masyarakat mengenai pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi, membangun komitmen mematikan lampu baik staf maupun jejaring eksternal dan terbentuknya komunitas hijau di berbagai kota di Indonesia.

Pada setiap poin-poin dari tujuan program kampanye Earth Hour berdasarkan data dokumentasi lebih fokus kepada menjaring atau mengajak, serta mengedukasi individu-individu

untuk dapat berkomitmen dengan melakukan aksi atau tindakan mematikan lampu. Sedangkan tujuan yang diungkapkan oleh informan, tujuan program kampanye Earth Hour lebih berfokus kepada pertambahan-pertambahan jumlah ikon kota, pertambahan dukungan pemerintah dan juga pertambahan komunitas. Sehingga ada sedikit perbedaan fokus tujuan antara apa yang tertera di data dokumentasi dengan apa yang diungkapkan oleh informan.

Tabel 4.1

Tujuan Program Kampanye Earth Hour Indonesia 2016, WWF-Indonesia

No. Rancangan Tujuan (Data Dokumentasi ) Earth Hour

Indonesia 2016.

Pandangan Tujuan pelaksana Kampanye

Earth Hour Indonesia

1. Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah

tangga, dan pemerintahan untuk ikut mematikan lampu

sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan

iklim.

Pertambahan ikon kota. Dari tahun sebelumnya 700 ikon menjadi 180

2. Mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian

dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi

mereka

Pertambahan dukungan dari pemerintah untuk mendukung Earth Hour

3. Menjaring partisipasi korporasi untuk mengkomunikasikan

EARTH HOUR, baik staf mau

pun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam

penggunaan energi.

Pertambahan komunitas Earth Hour di berbagai

kota-kota di Indonesia

4. Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di

4.2.1.3Rancangan kegiatan dari Program Kampanye Earth Hour 2016

Suatu program yang telah dibuat tentunya memiliki rancangan kegiatan untuk tercapainya suatu tujuan, dan juga tentunya suatu program tersebut ingin berjalan sesuai dengan rencana. Agar dapat merealisasikan program tersebut maka diperlukannya dibuat suatu rancangan kegiatan sebagai acuan apa saja yang perlu dilakukan saat pelaksanaan program. Dengan dibuatnya rancangan kegiatan, kemungkinan program yang telah direncanakan berjalan sesuai dengan harapan.

Program kampanye Earth Hour ini memiliki tema keseluruhan dari WWF pusat yang berada di Glend, Swiss yaitu

“Climate Change”. Untuk WWF- Indonesia pada program

kampanye Earth HourIndonesia 2016 memiliki tema “Hijaukan Hutan dan Birukan Laut”. Dipilihkannnya tema tersebut karena Indonesia memiliki hutan dan laut yang luas. Tema tersebut ditentukan berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh tim WWF-Indonesia bersama para komunitas dalam acara Kumpul Belajar Bareng yang disingkat menjadi Kumbang.

Berdasarkan wawancara dengan informan tersebut didapat pernyataan bahwa pemilihan tema sebagai rancangan kegiatan kampanye Earth Hour 2016 berikut :

“Itu dari global, dari Kumbang dilihat, dari hasil diskusi misalnya kaya hijaukan hutan, karena kita omongin tentang tema.”.130

Berdasarkan tema tersebut maka dihasilkan kegiatan yang dilakukan dalam program kampanye Earth Hour, berupa kegiatan penanaman mangrove, adopsi coral, penanaman pohon di sumber mata air, dan juga ada berupa petisi “beli yang baik”.

Hasil wawancara dengan informan tersebut didapat bentuk kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan tema tersebut.

“Ngomongin isu lingkungan di Indonesia itu ada 2 yaitu hutan dan laut. Hutan yang luas dan kita juga punya laut yang luas juga. Mulai ada program penanaman mangrove, adopsi coral, penanaman pohon di sumber mata air” Untuk kegiatan lain ada petisi”beli yang baik”131. Penemuan yang peneliti temukan bahwa kegiatan yang dari dilakukan oleh tim kampanye WWF-Indonesia, kurang ada kesesuaian antara latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai. Pada latar belakang dinyatakan bahwa permasalahan yang terjadi adalah penggunaan emisi yang harus dikurangi, sehingga dihasilkan suatu tindakan mematikan lampu, tujuan yang hendak dicapai adalah mengajak, mengedukasi, dan menjaring masyarakat untuk berkomitmen mematikan lampu, namun kegiatan yang dilakukan

130Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 1. Hal.220 131Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 1. Hal.210

berupa kegiatan yang mengarah kepada kelestarian lingkungan di laut dan di hutan.

Setelah penentuan tema oleh tim kampanye Earth Hour dari WWF-Indonesia berdasarkan latar belakang sebagai langkah pertama pada tahapan preparation, selanjutnya langkah kedua menentukan target sasaran, pesan yang akan disampaikan dan juga media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Berdasarkan hasil temuan peneliti menemukan bahwa yang menjadi target sasaran dalam program kampanye tersebut adalah seluruh lapisan masyarakat semua umur seperti yang dijelaskan oleh informan.

“ Tahun 2009 semua orang membicarakan perubahan iklim lalu memikirkan sebuah aksi dan kampanye yang bagaimana mengajak individu untuk melakukan hal yang mengurangi perubahan iklim. Untuk itu dipilihkan aksi mematikan lampu yang semua orang bisa dari anak kecil hingga orang tua, jadi targetnya seluruh lapisan masyarakat”.132

Target yang telah ditetapkan oleh WWF-Indonesia untuk program kampanye Earth Hour yaitu seluruh lapisan masyarakat . setelah target sasaran yang ditetapkan, pembentukan pesan berupa tagline yang dilakukan oleh tim kampanye Earth Hour Indonesia dengan berdiskusi di acara Kumbang. Dalam kampanye Earth Hour 2016 ini menggunakan tagline “iniaksiku”. Informan mengatakan bahwa pembentukan tagline ini dapat digunakan dalam berbagai

Bahasa sesuai dengan daerah masing-masing, namun maknanya harus tetap sama.

“masalah tagline, ini aksiku, itu dibahas di Kumbang, jika di daerah iniaksiku dipakai Bahasa masing-masing daerah. Tapi masih maknanya sama boleh. Yang masih kita sepakat yah itu ini aksiku”133.

Dari hasil penemuan peneliti menemukan adanya perubahan

tagline pada kampanye Earth Hour. Sebelumnya tagline

berisikan”ini aksiku, mana aksimu”, yang sekarang berubah menjadi “ini aksiku”. Perubahan yang dilakukan oleh tim kampanye WWF -Indonesia berdasarkan pernyataan dari informan bahwa menggunakan kata aksimu untuk menantang individu , namun melihat tujuan dari kampanye Earth Hour yang mengajak, mengedukasi dan menjaring individu untuk berkomitmen dalam mematikan lampu tidak sejalan dengan tagline.

“ masalah perubahan ini aksiku dibahas dikumbang, kenapa ini pakai “ini aksiku”, kan padahal dulu ini “ini aksiku, mana aksimu”, sebenarnya ini menantang individu, karena kita mengarah pada individu-individu, kaya istilahnya “ kalau gue udah melakukan ini, lu berani gak melakukan hal yang sama?”, tapi kan kalau kita langsung complete begitu Bahasa itu Jelek, kaya kita yang nantangin orang, makanya kita hilangin, kita lebih kepada komitmen individu aja deh, jadi kita lebih ke “ini aksiku”.134

Peneliti melihat bahwa tagline yang digunakan dalam kampanye Earth Hour sudah sesuai dengan tujuan yang telah

133Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 1. Hal.216 134Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 1. Hal.216

ditetapkan. Perubahan makna dari tagline tersebut menyamakan apa yang telah ditetapkan pada tujuan dari kampanye Earth Hour. Tagline tersebut juga dapat masuk ke dalam seluruh rangkaian kegiatan kampanye Earth Hour. Pesan dari tagline yang telah ditetapkan tersebut mampu menjadi landasan atau acuan untuk mengajak masyarakat, dengan masyarakat mengucapkan tagline tersebut sudah dapat menjaring masyarakat untuk terlibat dalam aksi atau tindakan mematikan lampu.

Penyampaian isi pesan tentunya diperlukan untuk penyebarluasan apa yang dikampanyekan. Dalam hal ini berdasarkan temuan peneliti yang dilakukan dengan cara wawancara dengan informan, informan mengatakan bahwa media yang digunakan tidak hanya menggunakan media sosial saja, namun ada aksi yang offline atau tanpa menggunakan media sosial :

“Ga cuma media sosial, ada juga aksi offline. Tidak bisa kalau hanya menggunakan media sosial tanpa ada aksi, jadi gitu dibalik logikanya karena orang, kemudian rame di media sosial, ngoceh-ngoceh untuk ngumpulin orang, kalau kita, kita balik logikanya karena kita melakukan aksi dulu, kita upload di media sosial untuk mengajak orang melakukan hal yang sama kaya kita…”135.

Berdasarkan pernyataan informan, dalam kegiatan kampanye Earth Hour media sosial yang digunakan dalam berkampanye menggunakan media sosial twitter yang paling aktif

digunakan. Media sosial lain yang digunakan dalam kampanye tersebut yaitu Facebook, Instagram, youtube. Pertimbangan penggunaan media twitter sebagai media sosial yang digunakan berkampanye karena twitter sudah memiliki kerja sama dengan WWF-Indonesia dan juga masih banyak pengguna yang berpotensi untuk membuka twitter dan juga interest dari pengguna twitter yang masih ada, sesuai dengan yang disampaikan oleh informan :

“pemilihan media sosial dalam kegiatan kampanye Earth Hour tahun 2016 ini, kita menggunakan twitter karena kita sudah kerja sama dengan twitter. Potensi twitter kalo kata orang sebenarnya range content nya menurun. Tetapi, interest individunya ada tiap hari, Facebook lebih banyak kontennya, jadi kalau ada konten kampanye lebih banyak mungkin foto, video atau artikel yang panjang. Instagram lebih kepada foto-foto, poster segala macem. Kalau video kita make youtube karena itu media sosial yang menampung visual”.136

Informan mengatakan bahwa penggunaan media sosial twitter digunakan dari pertama kampanye Earth Hour 2009 :

“iya dari pertama kampanye di media sosial. Dari awal kita media kampanye di media sosial twitter-Facebook, twitter-Facebook. Baru ke youtube dan Instagram”.137

Dalam pemilihan media dalam berkampanye, peneliti melihat bahwa tim kampanye Earth Hour sudah

136Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 2. Hal.215 137Lampiran 4. Hasil Wawancara Key Informant 2. Hal.215

tepat dalam mempertimbangkan sebuah media kampanye yang digunakan. Pemilihan media sosial seperti twitter, Facebook, Instagram dan youtube, tim kampanye Earth

Dokumen terkait