• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2.3 Ketercapaian Program Kampanye Earth Hour WWF

Tahapan impact merupakan tahapan dimana hasil tahapan preparation dan implementation mendapatkan dampak hasil dari proses dan penerapan dari sebuah kegiatan. Seperti yang dikatakan oleh Cutlip dan Broom , tahapan impact ini merupakan pengukuran dampak yang mencatat seberapa jauh hasil dari tujuan program tersebut tercapai. Mengevaluasi tahap impact dari sebuah program, berarti mengevaluasi tujuan besar dari program itu sendiri apakah tercapai atau tidak. Khususnya Program kampanye Earth Hour 2016 WWF-Indonesia, yang memiliki tujuan yang membutuhkan jangka waktu yang lama untuk dapat tercapainya tujuan yang telah disepakati.

Untuk mengevaluasi tahapan impact atau dampak yang dihasilkan dari program kampanye Earth Hour 2016 ini, sesuai dengan model audit komunikasi Linking a Public Relation Planning Model with an Evaluation Model menawarkan beberapa teknik yang dapat digunakan salah satunya teknik wawancara, peneliti memilih komunitas Earth Hour Serang dan Tangerang sebagai narasumber, untuk dapat mengerti bagaimana penilaian atas perubahan perilaku dan pengetahuan dari masyarakat setelah dilaksanakannya program-program kampanye Earth Hour tersebut dijalankan oleh komunitas Earth Hour.

Sejalan dengan tujuan program kampanye Earth Hour 2016 yang memiliki tujuan mengajak, mengedukasi dan menjaring individu untuk

berkomitmen terhadap penghematan energi dengan cara mematikan lampu dengan menggunakan satu jari ini dapat terlihat pencapaiannya. Tujuan tersebut tentunya membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk dapat melihat dampak yang dihasilkan dari program kampanye Earth Hour tersebut di masyarakat. Tujuan program ini menyangkut perubahan sikap dan pengetahuan masayarakat Indonesia ke arah yang diharapkan dari pihak organisasi yang berfokus pada lingkungan khususnya penghematan energi.

Dalam penelitian pada bagian tahapan impact ini , peneliti melihat perubahan perilaku dan pengetahuan masyarakat melalui komunitas Earth Hour Serang dan Tangerang yang terjun langsung dalam berkampanye mengenai penghematan energi. Program Kampanye Earth Hour ini memiliki tujuan yang diharapkan dapat dirasakan tidak hanya organisasi melainkan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan pihak lainnya seperti PLN.

Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa tujuan Kampanye Earth Hour 2016 untuk mengajak, menjaring dan mengedukasi masyarakat untuk berkomitmen mematikan lampu selama satu jam dijadikan gaya hidup belum cukup berhasil, karena masih ada masyarakat yang belum sadar terhadap bijak dalam penggunaan energi listrik, bahkan masih ada masyarakat belum memahami mengenai makna dari aksi mematikan lampu tersebut. Sehingga masih memerlukan edukasi mengenai bijak dalam menggunakan energi listrik, khususnya maksud dari aksi mematikan lampu yang diciptakan oleh tim kampanye Earth Hour. Hal ini didukung dengan pernyataan dari informan pendukung ke-1 yang menyatakan bahwa :

“Masyarakat Tangerang mengenai kesadaran lingkungan ini, khususnya dalam penghematan energi yah, hmmm ini nih yang, yang gampang-gampang susah di jawab. Sebenarnya ada beberapa orang-orang, hmmm, sadar dengan penghematan energi dan mereka kaya care dengan lingkungan kaya yaudahlah gue buang sampah di tempat sampah sendiri, gitu kan, yaudah sampah ini gue keep sendiri, yaudah gue matiin lampu nih udah terang juga, atau simplenya sih yaudah gue cabut casan yang ga dipakai. Yang kedua ada orang ahh yaudahlah nanti ada yang bersihin, yaudahlah matiin lampunya nanti aja mager. Jadi kaya menggampangkan orang yang nantinya bakal ada yang melakukan hal-hal tersebut “.152

Sejalan dengan informan pendukung ke-2 yang menyatakan bahwa masyarakat serang pun belum begitu sadar terhadap penghematan energi listrik.

“Masyarakat disini khususnya di Kota Serang memang belum terlalu paham dan sadar terhadap bijak dalam penggunaan energi, namun sedikit demi sedikit dari ajakan kecil dan seruan dari teman ke teman lainnya, kesadaran itu mulai meningkat.”.153

Sama dengan pernayataan dari informan pendukung ke-3 yang menyatakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi listrik masih kurang.

“Hmmm, mungkin Earth Hour Serang harus lebih giat lagi untuk berkampanye tentang bijak dalam penggunaan energi listrik, soalnya hmmm, belum mencapai harapan. Jadi, mungkin ada yang sudah, sudah berperilaku bijak dan ramah lingkungan , cuman masih ada beberapa yang masih acuh tak acuh dengan lingkungan , itu tentang lingkungan”.154

Dari hasil wawancara dengan informan, mengenai kesadaran masyarakat, informan menyatakan bahwa tingkat kesadaran sudah jauh

152Lampiran 4. Hasil Wawancara Informan Pendukung 1. Hal.238

153 Lampiran 4. Hasil Wawancara Informan Pendukung 2. Hal.233 154 Lampiran 4. Hasil Wawancara Informan Pendukung 3. Hal.243

lebih baik dari sebelumnya hanya saja tindakan atau aksi yang dilakukan masih kurang.

“tingkat kesadaran udah lebih baik, tapi aksinya yang masih kurang. Orang tau apa yang kemudian mesti dilakukan, akibatnya apa jika membuang sampah sembarangan tapi kadang masih belum melakukan apa-apa…”.155

Peneliti melihat antusias masyarakat terhadap kampanye Earth Hour cukup tinggi. Terlihat dari pesan-pesan yang disampaikan oleh pengguna media sosial twitter kepada akun Earth Hour Indonesia. Isi pesan tersebut ada yang mengandung pesan yang bersifat positif dan ada pula yang negatif. Dari data yang peneliti temukan saat penelitian, ada pengguna sosial media yang mendukung program kampanye Earth Hour dan ada pula yang tidak mendukung program kampanye Earth Hour, dengan pernyaataan bahwa kegiatan tersebut hanya sekedar mematikan lampu yang sebenarnya mereka sudah merasakan dengan pemadaman listrik yang PLN lakukan, sehingga mereka merasa bahwa kampanye Earth Hour tidak diperlukan. Peneliti melihat bahwa dalam program kampanye Earth Hour esensi dari aksi mematikan lampu selama satu jam dengan menggunakan satu jari belum berjalan maksimal, karena belum semua masyarakat memahami maksud dari aksi tersebut. Berikut pesan-pesan yang menunjukan antusias masyarakat terhadap program Kampanye Earth Hour.

Gambar 4.7

Pesan-pesan yang Dikrimkan Pengguna Twitter Kepada Akun Earth Hour

Indonesia

Gambar 4.8

Karakter Pesan-pesan yang Dikrimkan Pengguna Twitter Kepada Akun

Sumber : Dokumentasi Earth Hour Indonesia

Melihat perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat, peneliti melihat belum semua perubahan perilaku terjadi di masyarakat. Secara garis besar tujuan dari Kampanye yang mengajak, menjaring, hingga mengedukasi untuk dapat berkomitmen, belum tercapai. Hal ini dikarenakan, masih ada masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungannya. Melihat perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat, peneliti melihat belum semua perubahan perilaku terjadi di masyarakat. Informan ke-1 yang mengatakan :

“Untuk yang mematikan lampu, masyarakat sih paham mengenai hal tersebut cuma belum diterapin di kehidupan sehari-hari yah masih ada aja sih yang belum melakukan tidakan mematikan lampu yang tidak terpakai, masa ada aja yang boros dalam menggunakan energi listrik ini“.156

Informan pendukung ke-3 pun merasakan bahwa masyarakat belum semua melakukan perubahan perilaku, atau paham mengenai aksi mematikan lampu tersebut informan pendukung ke-3 mengatakan bahwa :

“Masih ada yang belum memahami maksud dan tujuan mematikan lampu tersebut. Masih ada yang menyamakannya dengan pemadaman listrik. Padahal bukan itu maksud dari mematikan lampu selama satu jam.”.157

Informan pendukung ke-2 pun turut mengatakan bahwa dalam mengubah perilaku masyarkat untuk peduli terhadap lingkungan masih menjadi salah satu target yang masih diupayakan.

“Belum semuanya paham mengenai aksi mematikan lampu, namun ada sebagian masyarakat yang memahami aksi tersebut. namun belum semua untuk di Serang. Kami masih mengupayakan untuk menyadarkan.”.158

Secara keseluruhan, Dilihat garis besar tujuan yang ingin dicapai oleh Kampanye Earth Hour 2016 mengajak, menjaring dan mengedukasi masyarakat untuk berkomitmen terhadap aksi mematikan lampu selama satu jam sebagai gaya hidup ramah lingkungan belum tercapai. Masyarakat belum semuanya sadar terhadap bijak energi listrik, namun ada masyarakat yang sudah mengetahui, apa yang sudah dikampanyekan oleh Earth Hour mengenai hemat energi. Hanya saja untuk perubahan perilaku belum terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dalam bijak penggunaan energi listrik, seperti mematikan lampu yang tidak terpakai . Disamping itu, masih ada masyarakat yang belum memahami makna dibalik aksi mematikan lampu selama satu jam tersebut, masih banyak

157Lampiran 4. Hasil Wawancara Informan Pendukung 3. Hal. 243

masyarakat yang salah paham terhadap aksi tersebut. Sehingga belum terciptanya sebuah komitmen yang diharapkan oleh program Kampanye Earth Hour 2016.

Dokumen terkait