• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli berlokasi di Jalan Prof.A.Madjid Ibrahim Sigli, yang merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Pidie.

Sebelum tahun 1980/1981 RSU Sigli berlokasi di Jalan RSU Lama Desa Benteng Kecamatan Kota Sigli yang merupakan peninggalan kolonial Belanda ANNO 1916.

Namun pada tahun 1981/1982 RSU Sigli dibangun berdasarkan Crass Program di atas tanah persawahan desa Lampeudeu Baroh seluas 29.649 m2 dan baru ditempati atau difungsikan bulan Februari 1986 dengan type kelas D. Dengan terjadinya perkembangan dimana pelayanan spesialisasi yang diberikan semakin komplit, disamping RSU Sigli dijadikan sebagai pusat rujukan kasus di Kabupaten Pidie, juga digunakan sebagai lahan praktek bagi mahasiswa kesehatan, maka dengan Keputusan Menkes R.I. No.009.A/Menkes/SK/I/1993 RSU-Sigli berubah status menjadi rumah sakit kelas C dan diresmikan oleh Menkes R.I. Dr.Adhyatma, MPH pada tanggal 11 Februari 1993.

Selanjutnya dengan pemberlakuan PP. Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah terjadi penggabungan maupun perampingan SKPD menyebabkan perubahan organisasi dan tata kerja yang diberi nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie disingkat dengan RSU Kabupaten Pidie.

Selanjutnya sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka setelah melalui proses, Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Tgk Chiek Ditiro Sigli merupakan salah satu rumah sakit di Kabupaten Pidie yang menerapkan status pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh sesuai Surat Keputusan Bupati Pidie Nomor 546 Tahun 2012.

Pada tahun 2014, BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli berubah status menjadi rumah sakit kelas B dengan penetapan Keputusan Menkes R.I. Nomor:

HK.02.03/1/2029/2014 tanggal 12 Agustus 2014.

2. Visi, Misi dan Motto BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

Dalam melaksanakan operasionalnya di wilayah Kabupaten Pidie, BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli menetapkan visi yaitu “Terwujudnya Pelayanan Yang Prima, Efektif, Profesional dengan Nurani yang Islami serta Terjangkau bagi Masyarakat Kabupaten Pidie”. Visi tersebut tertuang dalam misi sebagai berikut:

1) Menjadikan rumah sakit rujukan di Kabupaten Pidie.

2) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan standar.

3) Memberdayakan karyawan secara profesional sehingga tercapai pelayanan yang bermutu dan Islami.

4) Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pelanggan yang bisa dipertanggung jawabkan secara medik maupun secara moral dengan pelayanan yang berdasarkan hati nurani.

Motto BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli adalah “Dengan nurani mewujukan kesehatan.”

3. Tugas Pokok dan Fungsi BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

Adapun tugas pokok rumah sakit termasuk BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mendukung pelaksanaan tugas ini, rumah sakit mempunyai fungsi:

1) Pelayanan Medis

2) Pelayanan penunjang medis dan non medis 3) Pelayanan asuhan keperawatan

4) Pelayanan rujukan

5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 6) Pelaksanaan penelitian dan pelatihan 7) Pengelolaan administrasi dan keuangan.

4. Tujuan BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

Adapun tujuan BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie terangkum dalam aspek-aspek berikut:

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program peningkatan mutu pelayanan secara efektif dan efisien agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

2) Memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien melalui optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana.

3) Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.

4) Memanfaatkan teknologi, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan.

5. Fasilitas Pelayanan di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli

Untuk tersedianya fasilitas dan terselenggaranya kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan dibentuk instalasi-instalasi yang merupakan unit-unit pelaksana pelayanan. Pembentukan instalasi ditetapkan oleh Direktur. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur serta bertanggung jawab kepada Direktur melalui Kepala Bidang. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau tenaga non medis; baik pegawai negeri sipil maupun non pegawai negeri sipil. Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas analisis organisasi dengan mengingat sumber daya yang tersedia di rumah sakit; meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Instalasi yang ada di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli:

1) Instalasi Gawat Darurat 2) Instalasi Rawat Jalan:

a) Poliklinik Anak

b) Poliklinik Penyakit Dalam c) Poliklinik Bedah

d) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan e) Poliklinik Mata

f) Poliklinik THT g) Poliklinik Saraf

h) Poliklinik Kulit dan Kelamin i) Poliklinik Endokrin

j) Poliklinik Gigi 3) Instalasi Rawat Inap

a) Ruang Rawat Kelas Utama b) Ruang Rawat PDP

c) Ruang Rawat PDW d) Ruang Rawat Saraf e) Ruang Rawat Anak f) Ruang Rawat Kebidanan g) Ruang Rawat Bedah h) Ruang Rawat Perinatologi i) Ruang Rawat Mata/THT j) Kamar Bersalin

5) Unit Haemodialisa

6) Instalasi Bedah Sentral (IBS) 7) Pelayanan Penunjang Medik

a) Instalasi Radiologi b) Instalasi Laboratorium c) Instalasi Farmasi d) Instalasi Gizi

e) Instalasi Rehabilitasi Medik

f) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit g) Instalasi Kamar Jenazah

h) UTD RS

8) Fasilitas Umum RS : Kantin, Koperasi, Tempat Parkir 9) Mushalla.

6. SDM di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari puskesmas terutama pasien JKN pemegang kartu BPJS. Rumah sakit ini termasuk besar dengan 239 tempat tidur, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Aceh yang tersedia rata-rata 83 tempat tidur inap.

Adapun SDM di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli baik tenaga medis dan tenaga non medis sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4.1. Sumber Daya Manusia di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian

Total PNS Honor Kontrak Magang

A. Tenaga Medis 42 2 1 45

1. Dokter spesialis Bedah 3 - - - 3

2. Dokter spesialis Penyakit Dalam

2 2 - - 4

3. Dokter spesialis Anak 2 - - - 2

4. Dokter spesialis Obgyn 3 - - - 3

5. Dokter spesialis Patologi Klinik

13. Dokter spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin

Sumber: Bagian Kepegawaian BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, 2015

Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian

Total

Sumber: Bagian Kepegawaian BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, 2015

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah dokter yang tersedia 45 orang terdiri dari 26 dokter spesialis, 15 dokter umum dan 4 dokter gigi. Jumlah tenaga keperawatan termasuk bidan sebanyak 281 orang. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat 30 orang. Jumlah tenaga kefarmasian 23 orang. Jumlah tenaga gizi 7 orang. Jumlah tenaga keterapian fisik 11 orang. Jumlah tenaga keteknisian medik 45 orang. Jumlah tenaga non medis sebanyak 77 orang.

Jumlah tenaga dokter di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah memenuhi dari segi jumlah untuk rumah sakit kelas B. Namun jumlah tenaga keperawatan masih kurang apalagi jika dikalkulasikan perbandingan jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur untuk rawat inap.

7. Jumlah Tempat Tidur

Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini memiliki 239 tempat tidur, 219 diantaranya termasuk di kamar kelas III. Dikaitkan dengan persyaratan rumah sakit kelas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pasal 20 bahwa pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah, maka jumlah ini sudah melebihi.

8. Kunjungan Pasien

Berdasarkan data profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie, rumah sakit ini memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam melayani pasien. Setiap tahun 152.185 pasien menjenguk rumah sakit ini. Bila dirinci jenis kunjungan pasien untuk rawat inap rata-rata sebanyak 16.018 orang/tahun, rawat jalan 122.810 orang/tahun dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 13.357 orang/tahun.

9. Tingkat Efektivitas (Kinerja Rumah Sakit)

Berdasarkan data Profil BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie (2014), rumah sakit ini memiliki tingkat efektivitas dengan indikator:

1) Bed Occupancy Ratio (BOR); yaitu angka penggunaan tempat tidur. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. BOR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 96,54%.

2) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus : BTO = Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) / jumlah tempat tidur. BTO BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli pada 239 tempat tidur 67 kali.

3) Turn Over Interval (TOI); yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli pada kisaran 0,13.

4) Gross Death Rate (GDR); yaitu angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. GDR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 4‰.

5) Net Death Rate (NDR); yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sebesar 1‰.

6) Average Length of Stay (ALOS); yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.

Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli selama 4 hari.

4.2 Karakteristik Sumber informasi

Hasil dari data sekunder yang dilakukan di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie diketahui karakteristik sumber informasi berdasarkan umur, sumber informasi memiliki rentang usia 39-51 tahun. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas sarjana strata S-1. Berdasarkan jabatan mayoritas pimpinan baik pimpinan rumah sakit, pimpinan instalasi dan pimpinan poli. Lebih jelas sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Sumber informasi No. Sumber

informasi Jabatan Umur Jenis

Kelamin Pendidikan

4.3 Penyajian Data Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan sumber informasi yang dilakukan oleh peneliti dicatat dalam bentuk transkrip dan kemudian disederhanakan dengan memilih dan memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih tajam. Selanjutnya dikelompokkan berdasarkan ketersediaan tenaga kesehatan dan kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli.

4.3.1 Ketersediaan Tenaga Kesehatan untuk Kesiapan dalam Menghadapi Era JKN di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie

Wawancara yang dilakukan kepada sumber informasi mengenai ketersediaan tenaga kesehatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu ketersediaan dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Ketersediaan Dokter Spesialis

Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter spesialis untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa ketersediaan dokter spesialis sebanyak 26 dokter.

Namun untuk dokter spesialis bedah saraf, spesialis jantung, subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis dan dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut belum ada. Kekurangan ini diatasi dengan cara

melakukan kerjasama dengan rumah sakit/instansi terkait lainnya yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Pidie seperti RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Seperti diungkapkan berikut ini:

“SDM kita untuk dokter spesialis sudah memenuhi standar Tipe B. Namun untuk subspesialis dan spesialis gigi mulut kita masih ada kekurangan. Untuk menyikapi kekurangan beberapa sub spesialis pihak manajemen RS melakukan kerjasama dengan RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Dikarenakan jarak tempuh Sigli Banda Aceh hanya 100 km, dibenarkan oleh tim dari Kemenkes untuk melakukan kerjasama tersebut.

Walaupun kita juga lagi menyiapkan spesialis kita untuk mengambil sub di setiap bidangnya.” (Sumber Informasi I)

“Memang ada beberapa kasus besar yang harus kita rujuk ke RSUZA seperti kasus trauma kepala karena kita belum punya spesialis bedah saraf dan keluhan jantung karena kita belum punya spesialis jantung”. (Sumber Informasi I)

Sumber informasi berikutnya mengungkapkan bahwa semua poli sudah dilayani oleh dokter spesialis walaupun beberapa subspesialis sebagai dipersyaratkan untuk tipe rumah sakit kelas B belum ada.

Sebagaimana diungkapkan berikut ini:

“RS kami ada Poli Penyakit Dalam, Poli Endokrin, Poli Mata, Poli THT, Poli Saraf, Poli Bedah, Poli Bedah Ortoped, poli Urologi, Poli Jiwa, Poli Kulit Kelamin, Poli Obgyn, Poli Anestesi, Poli Gigi. Semua poliklinik dilayani oleh dokter spesialis.” (Sumber Informasi III)

“Iya kebutuhan dokter spesialis di semua poli sudah terpenuhi. Walaupun ada beberapa subspesialis yang disyaratkan tipe B belum ada yang definitif. Tetapi kita sudah adakan penjanjian kerjasama dengan RSUZA dan FK Unsyiah untuk memenuhi kekurangan Sub spesialis kita.” (Sumber Informasi III)

Sumber informasi lain menegaskan bahwa jika dari segi jumlah dokter spesialis sudah mencukupi, sedangkan untuk dokter spesialis bedah saraf dan subspesialis memang belum ada. Sebagaimana diungkapkan berikut ini:

“kalau jumlahnya saya nilai sudah cukuplah… malah berlebih … tetapi untuk dokter spesialis bedah saraf belum ada…” (Sumber Informasi VII)

“dokter spesialis sudah cukup Pak… sudah ada 3 orang hanya untuk subspesialis belum ada…” (Sumber Informasi VIII).

Khusus untuk Poli Gigi sumber informasi memberitahukan belum ada dokter gigi spesialis dan juga subspesialis.

Sebagaimana diungkapkan berikut ini:

“kalau jumlah tenaga secara keseluruhan saya kurang tahu tapi kalau di Poli ini ya sudah cukuplah… dokter gigi ada 4 orang, perawat gigi 9 orang….

… Ohhh kalau dokter gigi spesialis dan subspesialis belum ada Pak”.

(Sumber Informasi IX) 2. Ketersediaan Dokter Umum

Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa jumlah dokter umum ada sebanyak 15 orang. Seperti diungkapkan berikut ini:

“untuk dokter umum kita sudah cukup apalagi bila dibandingkan dengan rumah sakit yang sekelas di wilayah ini.”

(Sumber Informasi I)

“kalau dokter umum sudah sangat mendukung.” (Sumber Informasi III)

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa ketersediaan dokter umum untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah sangat mendukung.

3. Ketersediaan Dokter Gigi

Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan dokter gigi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh informasi bahwa ketersediaan dokter gigi sebanyak 4 dokter gigi. Seperti diungkapkan berikut ini:

“untuk dokter gigi sudah cukup namun untuk spesialis gigi dan subspesialis masih belum ada. Maka pihak manajemen RS bekerjasama dengan RSUZA Banda Aceh dan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. ” (Sumber Informasi I)

Informasi yang sama diungkapkan:

“kebutuhan dokter gigi sudah terpenuhi, hanya subspesialis yang belum ada.

Sehingga bila ada kasus pasien yang membutuhkan penanganan subspesialis dilakukan kerjasama dengan RSUZA dan FK Unsyiah.” (Sumber Informasi III).

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan dokter gigi untuk pelayanan dasar sudah memadai di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli di era JKN, namun dari jenis spesialisasi dan sub spesialis masih kurang.

4. Ketersediaan Tenaga Keperawatan

Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan tenaga keperawatan mencakup perawat dan bidan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, diperoleh pernyataan bahwa ketersediaan

tidur, sehingga masih sebagian perawat masih honor dan magang. Begitu juga dari segi kualitas sebagian besar perawat masih perlu peningkatan melalui berbagai pelatihan. Seperti diungkapkan berikut ini.

“Jumlah tenaga keperawatan belum memenuhi standar rumah sakit kelas B.

Namun pendidikan perawat rata-rata S1, D3 dan sebagian ada sedang melanjutkan pendidikan S2 di Australia. Sebagian besar perawat dimaksud sudah berstatus PNS dan beberapa masih honorer dan magang sehingga tidak tercantum jumlahnya dalam profil rumah sakit ini. Hanya bagi sebagian perawat apalagi yang muda perlu peningkatan kualitas jadi perlu diadakan pelatihan-pelatihan terutama dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.”

“Dari segi jumlah bidan di rumah sakit ini sudah memenuhi kebutuhan.

Namun terhadap bidan-bidan muda perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani masalah kebidanan”

(Sumber Informasi I)

Hal senada diungkapkan sumber informasi lain berikut ini.

“Kalau Bicara SDM tenaga keperawatan secara jumlahnya belum memenuhi standar rumah skait kelas B. Namun strata pendidikan perawat sudah rata-rata S1 dan D3. Bahkan ada yang lagi pendidikan S2 di Australia. Begitu juga untuk kualitasnya masih perlu banyak pelatihan-pelatihan penanganan pasien khusus. Memang sesudah tsunami banyak perawat yang sudah mengikuti pelatihan khusus misalnya BCLS untuk perawat ICU dan NICU, BTLS untuk perawat Bedah dan IGD serta APN untuk perawat bidan di ruang bersalin.

Namun itu sudah lama dan sekarang di diklat juga telah mengajukan ke bidang perencanaan terkait pelatihan perawat.” (Sumber Informasi IV)

“Menurut saya kualitas yang paling perlu ditingkatkan khususnya tenaga keperawatan…. Perlu dikirim mengikuti pelatihan… (Sumber Informasi VI) Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga keperawatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli masih kurang begitu juga dari segi kualitas.

5. Ketersediaan Apoteker dan Tenaga Kefarmasian

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah apoteker sebanyak 5 orang dan asisten apoteker sebanyak 23 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan apoteker dan tenaga kefarmasian (asisten apoteker) untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, bahwa jumlah apoteker masih kurang karena belum memenuhi standar kebutuhan rumah sakit, namun untuk tenaga asisten apoteker sudah melebihi kebutuhan. Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini:

“untuk SDM Apoteker kita sudah ada 5 orang, namun jumlah ini masih kurang. Untuk tenaga asisten apoteker malah sudah berlebih. Kondisi ini memberi dampak pelaksanaan system depo di setiap ruangan belum memadai.” (Sumber Informasi V)

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan apoteker untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli masih sangat kurang, namun untuk asisten apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya sudah mencukupi.

6. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Masyarakat

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 30 terdiri dari 26 tenaga kesehatan masyarakat berstatus PNS dan 4 status sedang magang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang ketersediaan tenaga kesehatan masyarakat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, sudah memenuhi standar kebutuhan rumah sakit.

Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini:

“Tenaga kesehatan masyarakat sudah tersedia 30 orang, namun belum diberdayakan secara maksimal.” (Sumber Informasi II)

“Tenaga kesehatan masyarakat ada 30 orang, dan jumlah ini sudah melebihi kebutuhan.” (Sumber Informasi IV)

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga kesehatan masyarakat untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah memadai, namun pemberdayaannya masih kurang maksimal.

7. Ketersediaan Tenaga Gizi

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga gizi sebanyak 7 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang tenaga gizi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli, jumlah tenaga gizi masih kurang karena belum memenuhi standar kebutuhan rumah sakit.

Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini:

“Tenaga gizi di rumah sakit ini hanya sebanyak 7 orang, jumlah ini masih kurang tapi kami sudah mengajukan pengambahan ke atasan.” (Sumber Informasi I)

“Tenaga gizi di rumah sakit ini hanya sebanyak 7 orang, jumlah ini masih kurang.” (Sumber Informasi III)

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah ketersediaan tenaga gizi untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli di era JKN masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan kebutuhan rumah sakit yaitu 9 tenaga gizi.

8. Ketersediaan Tenaga Keterapian Fisik

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga keterapian fisik sebanyak 11 orang. Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang tenaga keterapian fisik untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli Pidie, bahwa jumlahnya sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit.

Sebagaimana diungkapkan oleh sumber informasi berikut ini:

“Tenaga keterapian fisik di rumah sakit sebanyak 11 orang, jumlah ini sudah memenuhi kebutuhan rumah sakit.” (Sumber Informasi I)

“Tenaga keterapian fisik di rumah sakit ini ada 11 orang, sampai saat ini jumlah ini sudah mencukupilah.” (Sumber Informasi III)

Hasil wawancara di atas memberi makna bahwa dari segi jumlah tenaga keterapian fisik untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD RSU Tgk Chiek Ditiro Sigli sudah memenuhi kebutuhan.

9. Ketersediaan Tenaga Keteknisian Medis

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga keteknisian medis sebanyak 45 orang terdiri dari 32 PNS dan 13 magang. Hasil wawancara dengan

Hasil dari data sekunder diketahui bahwa jumlah tenaga keteknisian medis sebanyak 45 orang terdiri dari 32 PNS dan 13 magang. Hasil wawancara dengan