• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kabupaten Aceh Utara

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Utara

Kabupaten Aceh Utara dengan Ibukota Lhoksukon merupakan salah satu

Kabupaten dari 21 Kabupaten yang ada dalam wilayah Provinsi Pemerintah Aceh.

Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman dan 2 kelurahan serta

850 desa. Adapun jumlah penduduk sebanyak 515.974 jiwa yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 252.889 jiwa dan perempuan sebanyak 263.085 jiwa dengan laju

pertumbuhannya rata-rata 1,75%.

Secara geografis kabupaten ini terletak pada 96.52.00º - 97.31.00º Bujur

Timur (BT) dan 04.46.00º - 05.00.40º Lintang Utara (LU) dengan luas 3.296,86 Km²

dengan batasan wilayah adalah sebelah utara dengan Kota Lhokseumawe dan selat

malaka, sebelah selatan dengan Kabupaten Bener Meriah, sebelah timur dengan

Kabupaten Aceh Timur, sebelah barat dengan Kabupaten Bireuen.

Keadaan topografinya sangat bervariasi, dari dataran rendah sampai berbukit

dan sedikit pergunungan. Rata-rata ketinggian daerah ini adalah 125 M di atas

permukaan laut. Dataran rendah pada umumnya terdapat di sepanjang kawasan

pantai dan jalan negara yang memanjang dari arah Barat ke Timur, sedangkan dataran

tinggi/perbukitan dan pergunungan terdapat di sepanjang daerah pedalaman di bagian

atas permukaan laut, sementara tingkat kelerengannya sangat bervariasi, mulai datar

sampai curam.

Struktur ekonomi ditinjau dengan minyak dan gas selama tahun 2000-2006

dari peranan sektor primer terhadap pembentukan perekonomian kabupaten ini

memberikan kontribusi berkisar antara 86-90 persen. Pada tahun 2000 kontribusi

terhadap pembentukan perokonomian mencapai angka 90,98%, tahun 2001 terjadi

penurunan yaitu 89,58%, tahun 2002 kembali meningkat yaitu sebesar 89,58%,

sementara tahun 2003 dan 2004 kembali terjadi penurunan yaitu masing-masing

sebesar 89,59% dan 88,52%. Namun tahun 2005 mengalami sedikit peningkatan yaitu

sebesar 85,74%. Pada tahun 2006 hanya sebesar 88,52 (BPS, 2007)

Penduduk Kabupaten Aceh Utara pada umumnya mengandalkan sumber

pendapatannya berasal dari sektor pertanian. Untuk sub sektor pertanian tanaman

pangan, komoditas yang umumnya diusahakan masyarakat adalah tanaman padi,

kacang hijau, kedelai, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sayur-sayuran,

buah-buahan, serta tanaman lainnya. Pasca tutupnya perusahaan besar di Kabupaten

Aceh Utara seperti Mobil Oil, PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF) dan PT. Kertas Kraft

Aceh (KKA) Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara sedang gencarnya

menggalakkan di sektor pertanian, hasil pertanian tersebut diharapkan dapat menjadi

komoditi unggulan daerah, dengan demikian dapat memperkuat struktur

IV.1.1.1 Profil Kecamatan Cluster Timur 1. Kecamatan Tanah Jambo Aye

Kecamatan Tanah Jambo Aye dengan Ibukota Panton Labu terletak paling

ujung timur Kabupaten Aceh Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten

Aceh Timur dengan luas daerah 162,98 Km². Adapun jumlah kemukiman di

kecamatan tersebut sebanyak 4 kemukiman dan sebanyak 47 desa dengan jumlah

penduduk sebanyak 40.128 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 19.848 jiwa dan

perempuan sebanyak 20.280 jiwa, sementara rata-rata pertumbuhan penduduk

sebesar 2,94%.

Penduduk kecamatan tersebut pada umumnya bekerja pada sektor pertanian,

perdagangan dan jasa. Sektor perdagangan meliputi berdagang atau berjualan di toko

dan kios-kios, selebihnya berdagang di kaki lima. Di kota Panton Labu terdapat 365

toko permanen dan selebihnya mempunyai terminal bus baik yang trayek Antar Kota

Dalam Provinsi (AKDP) maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Adapun jarak

tempuh ke Ibukota Kabupaten adalah 54 Km.

2. Kecamatan Baktiya

Kecamatan Baktiya dengan Ibukota Alue Ie Puteh terletak pada batasan

wilayah timur dengan kecamatan Tanah Jambo Aye, sebelah selatan dengan

kecamatan Langkahan, sebelah utara dengan selat malaka dan sebelah barat dengan

kecamatan Baktiya Barat dengan luas daerah 158,67 Km². Jumlah kemukiman di

kecamatan tersebut sebanyak 3 kemukiman dan sebanyak 57 desa dengan jumlah

perempuan sebanyak 15.950 jiwa, rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,22%.

Sementara jarak tempuh ke Ibukota kabupaten adalah 46 km. Kecamatan Baktiya

tersebut terletak pada jalan lintas Banda Aceh Medan yang termasuk dalam katagori

daearah perkotaan.

Sumber pendapatan penduduk di kecamatan tersebut sebagian besar dari

sektor pertanian dan perdagangan. Dimana kecamatan tersebut merupakan hasil

pemekaran dari kecamatan Baktiya di tahun 2006.

3. Kecamatan Cot Girek

Ibukota kecamatan Cot Girek sama namanya dengan nama kecamatannya

yaitu Cot Girek. Di kecamatan ini pernah dibangun pabrik gula di tahun 1970-an,

namun sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Luas daerah kecamatan ini yaitu 189,00

Km² dengan jumlah kemukiman sebanyak 3 kemukiman dan 1 kelurahan, sementara

jumlah desa sebanyak 23 desa. Selanjutnya jumlah penduduk sebanyak 18.225 jiwa

yang terdiri dari laki-laki sebanyk 9.207 jiwa dan perempuan sebanyak 9.018 jiwa,

selanjutnya rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar -0.70%. Kemudian jarak tempuh

ke Ibukota kabupaten yaitu 43 Km.

Kecamatan Cot Girek merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam

katagori daerah pedalaman. Sebagian besar sumber pendapatannya diperoleh dari

sektor pertanian, dimana di kecamatan tersebut banyak terdapat lahan perkebunan.

Dilahan tersebut dimanfaatkan oleh penduduk setempat dengan bercocok tanam

juga sebagian penduduk lainnya melakukan usaha dengan berdagang termasuk

berdagang di kaki lima.

4. Kecamatan Lhoksukon

Kecamatan Lhoksukon dengan Ibukota juga Lhoksukon sekaligus menjadi

Ibukota Kabupaten Aceh Utara. Luas daerah kecamatan Lhoksukon yaitu 243,00 Km²

dengan jumlah kemukiman sebanyak 4 kemukiman dan 1 kelurahan. Kemudian

jumlah desa sebanyak 74 desa. Jumlah penduduk kecamatan tersebut sebanyak

44.212 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 21.863 jiwa dan perempuan sebanyak

22.349 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,49% .

Kecamatan Lhoksukon dengan sendirinya termasuk dalam wilayah perkotaan,

dimana di kecamatan tersebut menjadi Ibukota Kabupaten Aceh Utara. Sebagian

besar mata pencaharian penduduk yang menjadi sumber pendapatannya adalah dari

sektor pertanian, perdagangan dan jasa. Sebagian dari penduduk melakukan usahanya

dengan berdagang atau berjualan di toko dan kios-kioasnya dan selebihnya berdagang

di kaki lima, sementara usaha dibidang jasa yaitu menjadi supir angkutan, karena di

kecamatan ini terdapat terminal bus.

IV.1.1.2 Profil Kecamatan Cluster Tengah 1. Kecamatan Syamtalira Aron

Kecamatan Syamtalira Aron terletak diantara kecamatan Tanah Pasir dan

kecamatan Samudera dengan Ibukota Simpang Muling dengan luas daerah 28,13

Km². Kecamatan ini terdiri dari 4 kemukiman dan 34 desa dengan jumlah penduduk

rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 2,08%. Sementara jarak tempuh ke Ibukota

Kabupaten 19 Km.

Dulunya ditahun 1973 kecamatan ini mempunyai beberapa ladang minyak

yang dieksplorasikan oleh Mobil Oil, kemudian diolah pada kilang PT.Arun, Ngl,Co

di Blang Lancang kecamatan Muara Dua, sekarang menjadi kecamatan Muara Satu,

hasil pemekaran dari kecamatan Muara Dua. Di awal masa pecahnya konflik di

Provinsi Pemerintahan Aceh Mobil Oil tidak beroperasi lagi sampai sekarang.

Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar yang menjadi sumber

pendapatannya adalah bertani yaitu menanami padi dan sebagian besarnya lagi

berdagang.

2. Kecamatan Samudera

Dulunya dikecamatan Samudera lokasinya pusat kerajaan Samudera Pasai

yang dipimpin oleh raja yang sangat adil yaitu Sultan Malikussaleh dan di daerah ini

pula masuknya agama Islam pertama di Asia Tenggara. Nama Samudera Pasai yang

kemudian diabadikan menjadi nama kecamatan Samudera dengan Ibukota Geudong.

Adapun luas daerah ini yaitu 43,28 Km² yang terdiri dari 3 kemukiman dan 40

desa dengan jumlah penduduk 22.508 jiwa yaitu 10.977 jiwa laki-laki dan 11.531

jiwa perempuan dan rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,63% serta jarak

tempuh ke Ibukota Kabupaten 15 Km.

Sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk yang menjadi andalan

pendapatannya adalah dari sektor pertanian, perdagangan dan jasa. Dimana

dalam bahasa Aceh disebut labi-labi yang menghubungkan dengan kota

Lhokseumawe.

IV.1.1.3 Profil Kecamatan Cluster Barat 1. Kecamatan Syamtalira Bayu

Kecamatan Syamtalira Bayu dengan Ibukotanya Bayu yang terletak pada

batas wilayah timur dengan kecamatan Samudera, wilayah selatan dengan kecamatan

Meurah Mulia, sebelah utara dengan selat malaka dan sebelah barat dengan

Pemerintahan Kota Lhokseumawe.

Adapun luas daerah 75,36 Km² dan mempunyai 4 kemukiman dan 38 desa

dengan jumlah penduduk 17.903 jiwa yang terdiri dari laki-laki 8.921 jiwa dan

perempuan 8.982 jiwa. Kemudian rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar

2.02% dan jarak tempuh ke Ibukota kabupaten 12 Km. Adapun sumber pendapatan

penduduk sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian dan perdagangan.

2. Kecamatan Dewantara

Kecamatan Dewantara di era tahun 1990an maju sangat pesat dan roda

perekonomian penduduk berjalan dengan lancar dikarenakan di kecamatan ini

berdirinya perusahaan besar seperti PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT. Asean

Aceh Fertilizer (AAF). Kemudian ditambah dengan perusahaan Kertas Kraft Aceh

(KKA) walaupun perusahaan ini tidak termasuk dalam wilayah kecamatan

Dewantara, akan tetapi dekat dengan kecamatan ini. Pusat kota kecamatan ini

merupakan yang terbesar dari pusat kota kecamatan disekitarnya. Oleh karena

kebutuhannya sehari-hari di pusat kota kecamatan Dewantara. Akan tetapi sekarang

ini kedua perusahaan yang terbesar tersebut yaitu PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF)

dan PT. Kertas Kraft Aceh (KKA) tidak beroperasi lagi sejak Aceh dilanda konflik.

Sekarang ini perusahaan yang masih beroperasi hanya PT. Pupuk Iskandar Muda

(PIM).

Kecamatan Dewantara dengan Ibukota Krueng Geukueh dengan luas daerah

39,47 Km² yang mempunyai 2 kemukiman dan 15 desa dengan jumlah penduduk

sebanyak 45.263 jiwa yaitu 22.489 jiwa laki-laki dan 22.774 jiwa perempuan, dan

rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,15%. Kemudian jarak tempuh ke

Ibukota kabupaten 16 Km.

Sekarang ini sebagian besar mata pencarian penduduk kecamatan ini sebagai

sumber pendapatannya adalah berasal dari sektor perdagangan dan jasa. Mereka pada

umumnya melakukan usahanya dengan berdagang baik ditoko-toko maupun di kaki

lima, dan juga banyak dari mereka menjadi supir angkutan kota dan juga tukang

becak. Kecamatan ini termasuk dalam katagori daerah perkotaan.

3. Kecamatan Muara Batu

Kecamatan ini merupakan kecamatan paling ujung diwilayah barat yang

terletak dengan batas wilayah barat dengan kabupaten Bireuen, dan wilayah utara

dengan selat malaka, wilayah timur dengan kecamatan Dewantara dan wilayah

selatan dengan kecamatan sawang. Adapun Ibukota kecamatan Muara Batu adalah

Krueng Mane dengan batas daerah 33,34 Km², dan mempunyai 2 kemukiman serta 24

jiwa laki-laki dan 12.703 jiwa perempuan dengan rata-rata laju pertumbuhan

penduduk sebesar 4,28% dan jarak tempuh ke Ibukota kabupaten 31 Km.

Sumber mata pencaharian penduduk sebagai pendapatannya sebagian besar

diperoleh dari perdagangan dan hasil melayan, karena kecamatan ini terletak

dipinggir laut selat malaka. Disamping itu pula mereka melakukan usaha dagang

dengan menjual ditoko-toko dan juga dikaki lima.